Disusun oleh :
KELOMPOK IV
Fegi A 241 17 003
Zaitun A 241 17 028
Dewinta A 241 17 034
Hasniar A 241 17 040
Moh. Rifki Gunawan A 241 17 091
Idilham A 241 17 109
Puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “pengembangan kompetensi sebagai tujuan pembelajaran”
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.
Kelompok IV
2
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
pengajaran. Mampu mempresentasikan dan memperkaya dengan bacaan-
bacaan bermutu.[1]
Tujuan khusus pengembangan kompetensi adalah sebagai jaminan
dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang
bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina
secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan
terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya.
Komponen tujuan memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran sebab tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan
siswa. Oleh karena itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang
harus dilakukan dalam merancang sebuah perencanaan program pembelajaran.
Merumuskan tujuan pembelajaran diperlukan dalam merancang program
pembelajaran sebab:
a. tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan jelas akan dapat digunakan
untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran
b. tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan
kegiatan belajar siswa
c. tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem
pembelajaran
d. tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan
batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Tujuan umum pengembangan kompetensi adalah sebagai acuan
pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun
acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk
melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga
kependidikan.
6
Komponen tujuan memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran sebab tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan
siswa. Oleh karena itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang
harus dilakukan dalam merancang sebuah perencanaan program pembelajaran.
Merumuskan tujuan pembelajaran diperlukan dalam merancang program
pembelajaran sebab:
a. tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan jelas akan dapat digunakan
untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran
b. tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan
kegiatan belajar siswa.
c. tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem
pembelajaran
d. tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan
batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan yang bersifat paling
umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap
usaha pendidikan. Artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan
harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik
pendidikan formal, informal, maupun non formal.
Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, fungsi
Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Seadngkan tujuan dari Pendidikan Nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan atau kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah
mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga
7
pendidikan tertentu. Tujuan institusional berkaitan dengan visi dan misi
lembaga pendidikan tertentu.
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi
atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler juga dapat diartikan sebagai kualifikasi
yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang
studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran adalah kemampuan yang
harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajarai bahasan tertentu
daalm bidang studi tertentu pula. Ada dua jenis tujuan pembelajaran, yaitu
tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
Menurut Bloom, bentuk perilaku sebagai tujuan pembelajaran yang harus
dirumuskn dapat diklasifikasikan menjadi 3 domain, yaitu: domain kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
a. Domain kognitif
Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual atau berpikir, dan kemampuan memecahkan masalah.
Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu: pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah tingkatan tujuan kognitif yang paling rendah.
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat informasi
yang sudah dipelajarinya (recall). Pengetahuan mengingat fakta
semacam ini sangat bermanfaat dan penting untuk mencapai tujuan
berikutnya yang lebih tinggi.
2) Pemahaman
Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan. Pemahaman
berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menafsirkan, menangkap
makna atau arti suatu konsep.
3) Aplikasi
Penerapan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi tingkatannya
dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman. Tujuan ini
8
berhubungan dengan kemampuan menaplikasikan suatu bahan pelajaran
yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru yang kongkrit, misalnya
kemampuan memecahkan masalah atau persoalan dengan menggunakan
rumus, dalil, atau hukum tertentu.
4) Analisis
Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu
bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta
hubungan antara bagian bahan tersebut. Kemampuan ini hanya mungkin
dapat dipahami dan dikuasai oleh siswa yang telah dapat menguasai
kemampuan memahami dan menerapkan.
5) Sintesis
Sintesis adalah kemampuan untuk menghim[pun bagian-bagian ke
dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema,
rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang
tersedia.
6) Evaluasi
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif,
dan berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu
berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.
b. Domain afektif
Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Domain
ini merupakan kelanjutan dari tujuan pendidikan dari domain kognitif, sebab
seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap sesuatu ojek jika telah
memiliki kemampuan kognitif tingkt tinggi.
Menurut Krathwohl, domain afektif memiliki 3 tingkatan, yaitu
penerimaan, merespon, dan menghargai.
1) Penerimaan
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap
gejala, kondisi, keadaan, atau suatu masalah. Seseorang memiliki
perhatian yang positif terhadap gejala tertentu jika mereka memiliki
9
kesadaran tentang gejala, kondisi, atau objek yang ada, kemudian
mereka menunjukkan kerelaan uantuk menerima, bersedia untuk
memperhatikan gejala, dan akhirnya memiliki kemauan untuk
mengarahkan segla perhatiannya terhadap objek itu.
2) Merespon
Merespon atau menanggapi ditunjukkan oleh kemauan untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti kemauan untuk
meyelesaikan tugas tepat waktu, mengikuti diskusi, membantu orang
lain, dan lain-lain.
3) Menghargai
Menghargai berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau
kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu yang terdiri dari
penerimaan suatu nilai dengan keyakinan tertentu, mengutamakan nilai, serta
komitmen akan kebenaran yang diyakininya dengan aktivitas.
c. Domain psikomotorik
Domain psikomotorik meliputi semua tingkah laku yang menggunakan
syaraf dan otot badan dan berhubungan dengan kemampuan ketrampilan atau
skill seseorang. Ada 5 tingkatan dalam domain psikomotor, yaitu: ketrampilan
meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan, dan ketrampilan naturalisasi.
Dalam KTSP, tujuan pendidikan dirumuskan dalam bentuk kompetensi.
Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Terdapat
beberapa aspek dalam setiap kompetensi sebagai tujuan yang ingin dicapai,
yaitu:
1) Pengetahuan, yaitu kemampuan dalam bidang kognitif
2) Pemahaman, yaitu kedalaman penegtahuan yang dimiliki setiap
individu
3) kemahiran, yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara
praktik tentang tugas yang dibebankan kepadanya.
4) Nilai, yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu.
10
5) Sikap, yaitu pandangan individu terhadap sesuatu
6) Minat, yaitu kecnderungan individu untuk melakukan sesuatu
perbuatan.
11
Meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan tambahan
pendapatan yang bersumber dari komite sekolah dan orang tua Siswa
Memberikan keteladanan, dorongan, dan menggugah hati nurani guru
agar menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
c. Upaya oleh masyarakat. Peran masyarakat yang terwadahi dalam komite
sekolah maupun paguyuban kelas berupa penggalangan dana untuk
membantu kelancaran proses pembelajaran, seperti pengadaan gedung,
peralatan sekolah, dan dana untuk membiayai kegiatan sekolah, termasuk
di dalamnya untuk kegiatan pelatihan guru, seminar, lokakarya, dan
membantu guru yang melanjutkan studi. Upaya tersebut secara tidak
langsung telah menunjukkan peran masyarakat dalam membantu
peningkatan kompetensi guru.
d. Peran MGMP dan KKG. Pada dasarnya, MGMP bagi guru
SMP/SMA/SMK dan KKG bagi guru SD, merupakan wadah bagi guru
untuk bekerja sama mengatasi berbagai kesulitan dan meningkatkan
kompetensi. Namun realitas menunjukkan, MGMP dan KKG kurang
berperan sebagaimana mestinya.
e. Upaya peningkatan kompetensi dan kinerja guru dari pemerintah daerah
dan pemerintah pusat, antara lain berupa bantuan dana, beasiswa studi
lanjut bagi guru, peralatan dan media pembelajaran, serta berbagai
kegiatan pembinaan, pelatihan, penataran, dan workshop.
f. Pembinaan oleh lembaga swasta. Pembinaan bagi guru yang dilakukan
oleh lembaga swasta tampak lebih berhasil daripada yang dilakukan
pemerintah. Hal ini karena pembinaan yang dilakukan lembaga swasta
lebih efektif, yaitu bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan, akan
tetapi sampai tingkat merubah kinerja guru.
Pembinaan dan peningkatan kompetensi dan kinerja guru yang dilakukan
melalui kegiatan pelatihan akan lebih efektif dan berhasil guna apabila
dilakukan atas prakarsa dan keinginan guru sendiri. Dalam pelatihan atas
prakarsa guru sendiri, dilandasi kesadaran atas peran dan tanggung jawab serta
dorongan untuk meningkatkan kinerja. Program pelatihan seperti ini jarang
12
terjadi, karena biasanya dilakukan atas prakarsa atasan (kepala sekolah atau
dinas pendidikan).
Dengan demikian, faktor yang paling dominan dalam upaya peningkatan
kompetensi dan kinerja guru adalah komitmen guru dan kepala sekolah.
Upaya untuk memajukan pendidikan yang berasal dari pemerintah daerah
maupun pusat, masyarakat, atau kepala sekolah, bila tidak didukung oleh
komitmen seluruh guru akan kurang membawa hasil secara optimal.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku
tugas yang harus dimiliki seorang guru. Seteah dimiliki, tentu harus dihayati,
dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran.
Komponen tujuan memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran sebab tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan
siswa. Oleh karena itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang
harus dilakukan dalam merancang sebuah perencanaan program pembelajaran.
Faktor yang paling dominan dalam upaya peningkatan kompetensi dan
kinerja guru adalah komitmen guru dan kepala sekolah. Upaya untuk
memajukan pendidikan yang berasal dari pemerintah daerah maupun pusat,
masyarakat, atau kepala sekolah, bila tidak didukung oleh komitmen seluruh
guru akan kurang membawa hasil secara optimal.
14
DAFTAR PUSTAKA
15