Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN


FISIKA (P3F)
Dosen Pengampu : Dr. I Komang Werdhiana, M.Si

“PENGEMBANGAN KOMPETENSI SEBAGAI TUJUAN


PEMBELAJARAN”

Disusun oleh :
KELOMPOK IV
Fegi A 241 17 003
Zaitun A 241 17 028
Dewinta A 241 17 034
Hasniar A 241 17 040
Moh. Rifki Gunawan A 241 17 091
Idilham A 241 17 109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “pengembangan kompetensi sebagai tujuan pembelajaran”
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa


masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk
masyarakat luas.

Palu, 8 Oktober 2019

Kelompok IV

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 4

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4

1.3. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 5

2.1. Pengertian Kompetensi ........................................................................................... 5

2.2. Pengembangan Kompetensi Sebagai Tujuan Pembelajaran ................................... 6

2.3. Upaya Peningkatan Kompetensi dan Kinerja Guru .............................................. 11

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 14

3.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi
komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan
secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status
awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan
merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi.
Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji
secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau
dalam latar berbasis komunitas. Hasil dari pembelajaran ini dapat diamati
secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah atau benar-benar tersembunyi
dan hanya berupa asumsi.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka masalah
dalam penulisan makalah ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana
pengembangan kompotensi sebagai tujuan pembelajaran?”

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penulisan makalah ini yaitu
untuk mengetahui pengembangan kompotensi sebagai tujuan pembelajaran.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kompetensi


Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku
tugas yang harus dimiliki seorang guru. Seteah dimiliki, tentu harus dihayati,
dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran. Kompetensi
guru meliputi :
a. Kompetisi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengolahan
pembelajaran untuk kepentingan peserta didik. Paling tidak harus meliputi
pemahaman wawasan atau landasan kepemimpinan dan pemahaman
terhadap peserta didik.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian mencakup kepribadian yang baik, stabil, dewasa,
arif dan bijaksana. Tentu saja berakhlak mulia, serta menjadi teladan bagi
peserta didik dan masyarakat. Secara objektif mampu mengevaluasi
kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi agar mampu
berkomunikasi lisan, tulisan atau secara isyarat. Mampu pula memilih,
memilah dan memanfaatkan alat telekomunikasi yang sesuai secara
fungsional dan bergaul ecara efektif dengan berbagai kalangan serta
lapisan.
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan wujud nyata kemampuan penguasaan
atas materi pelajaran secra luas dan mendalam. Mengerti tujuan
diajarkanya materi dan acuan hasil yang akan didapat setelah proses

5
pengajaran. Mampu mempresentasikan dan memperkaya dengan bacaan-
bacaan bermutu.[1]
Tujuan khusus pengembangan kompetensi adalah sebagai jaminan
dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang
bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina
secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan
terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya.
Komponen tujuan memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran sebab tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan
siswa. Oleh karena itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang
harus dilakukan dalam merancang sebuah perencanaan program pembelajaran.
Merumuskan tujuan pembelajaran diperlukan dalam merancang program
pembelajaran sebab:
a. tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan jelas akan dapat digunakan
untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran
b. tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan
kegiatan belajar siswa
c. tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem
pembelajaran
d. tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan
batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Tujuan umum pengembangan kompetensi adalah sebagai acuan
pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun
acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk
melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga
kependidikan.

2.2. Pengembangan Kompetensi Sebagai Tujuan Pembelajaran


Tujuan ibaratnya adalah komponen jantung dalam tubuh manusia. Tujuan
merupakan pengikat segala aktivitas guru dan siswa. Perumusan tujuan adalah
langkah pertama.

6
Komponen tujuan memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran sebab tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan
siswa. Oleh karena itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang
harus dilakukan dalam merancang sebuah perencanaan program pembelajaran.
Merumuskan tujuan pembelajaran diperlukan dalam merancang program
pembelajaran sebab:
a. tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan jelas akan dapat digunakan
untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran
b. tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan
kegiatan belajar siswa.
c. tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem
pembelajaran
d. tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan
batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan yang bersifat paling
umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap
usaha pendidikan. Artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan
harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik
pendidikan formal, informal, maupun non formal.
Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, fungsi
Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Seadngkan tujuan dari Pendidikan Nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan atau kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah
mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga

7
pendidikan tertentu. Tujuan institusional berkaitan dengan visi dan misi
lembaga pendidikan tertentu.
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi
atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler juga dapat diartikan sebagai kualifikasi
yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang
studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran adalah kemampuan yang
harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajarai bahasan tertentu
daalm bidang studi tertentu pula. Ada dua jenis tujuan pembelajaran, yaitu
tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
Menurut Bloom, bentuk perilaku sebagai tujuan pembelajaran yang harus
dirumuskn dapat diklasifikasikan menjadi 3 domain, yaitu: domain kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
a. Domain kognitif
Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual atau berpikir, dan kemampuan memecahkan masalah.
Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu: pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah tingkatan tujuan kognitif yang paling rendah.
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat informasi
yang sudah dipelajarinya (recall). Pengetahuan mengingat fakta
semacam ini sangat bermanfaat dan penting untuk mencapai tujuan
berikutnya yang lebih tinggi.
2) Pemahaman
Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan. Pemahaman
berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menafsirkan, menangkap
makna atau arti suatu konsep.
3) Aplikasi
Penerapan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi tingkatannya
dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman. Tujuan ini

8
berhubungan dengan kemampuan menaplikasikan suatu bahan pelajaran
yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru yang kongkrit, misalnya
kemampuan memecahkan masalah atau persoalan dengan menggunakan
rumus, dalil, atau hukum tertentu.
4) Analisis
Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu
bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta
hubungan antara bagian bahan tersebut. Kemampuan ini hanya mungkin
dapat dipahami dan dikuasai oleh siswa yang telah dapat menguasai
kemampuan memahami dan menerapkan.
5) Sintesis
Sintesis adalah kemampuan untuk menghim[pun bagian-bagian ke
dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema,
rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang
tersedia.
6) Evaluasi
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif,
dan berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu
berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

b. Domain afektif
Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Domain
ini merupakan kelanjutan dari tujuan pendidikan dari domain kognitif, sebab
seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap sesuatu ojek jika telah
memiliki kemampuan kognitif tingkt tinggi.
Menurut Krathwohl, domain afektif memiliki 3 tingkatan, yaitu
penerimaan, merespon, dan menghargai.
1) Penerimaan
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap
gejala, kondisi, keadaan, atau suatu masalah. Seseorang memiliki
perhatian yang positif terhadap gejala tertentu jika mereka memiliki

9
kesadaran tentang gejala, kondisi, atau objek yang ada, kemudian
mereka menunjukkan kerelaan uantuk menerima, bersedia untuk
memperhatikan gejala, dan akhirnya memiliki kemauan untuk
mengarahkan segla perhatiannya terhadap objek itu.
2) Merespon
Merespon atau menanggapi ditunjukkan oleh kemauan untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti kemauan untuk
meyelesaikan tugas tepat waktu, mengikuti diskusi, membantu orang
lain, dan lain-lain.
3) Menghargai
Menghargai berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau
kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu yang terdiri dari
penerimaan suatu nilai dengan keyakinan tertentu, mengutamakan nilai, serta
komitmen akan kebenaran yang diyakininya dengan aktivitas.

c. Domain psikomotorik
Domain psikomotorik meliputi semua tingkah laku yang menggunakan
syaraf dan otot badan dan berhubungan dengan kemampuan ketrampilan atau
skill seseorang. Ada 5 tingkatan dalam domain psikomotor, yaitu: ketrampilan
meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan, dan ketrampilan naturalisasi.
Dalam KTSP, tujuan pendidikan dirumuskan dalam bentuk kompetensi.
Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Terdapat
beberapa aspek dalam setiap kompetensi sebagai tujuan yang ingin dicapai,
yaitu:
1) Pengetahuan, yaitu kemampuan dalam bidang kognitif
2) Pemahaman, yaitu kedalaman penegtahuan yang dimiliki setiap
individu
3) kemahiran, yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara
praktik tentang tugas yang dibebankan kepadanya.
4) Nilai, yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu.

10
5) Sikap, yaitu pandangan individu terhadap sesuatu
6) Minat, yaitu kecnderungan individu untuk melakukan sesuatu
perbuatan.

2.3. Upaya Peningkatan Kompetensi dan Kinerja Guru


Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja
guru adalah sebagai berikut:
a. Upaya oleh guru sendiri berupa melanjutkan tingkat pendidikan,
mengikuti berbagai kegiatan MGMP/KKG, pelatihan, penataran,
workshop, seminar, dan meningkatkan kinerja. Mayoritas guru SD telah
memiliki kualifikasi pendidikan D2-PGSD, dan sebagian telah
menyelesaikan S1. Sedangkan mayoritas guru SMP/SMA/SMK telah
berpendidikan S1, dan sebagian sedang dan telah menempuh pendidikan
S2. Biaya pendidikannya ada yang melalui beasiswa pemerintah dan
banyak juga yang menggunakan biaya sendiri. Dengan adanya program
sertifikasi guru yang menuntut pendidikan minimal guru adalah S1,
menjadi motivasi sendiri bagi guru untuk melanjukan pendidikannya.
b. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam membina dan meningkatkan
kompetensi dan kinerja guru, antara lain berupa:
 Mengirim guru untuk mengikuti pelatihan, penataran, lokakarya,
workshop, dan seminar
 Mengadakan sosialisasi hasil pelatihan dan berbagai kebijakan
pemerintah dengan mendatangkan narasumber
 Mengadakan pelatihan komputer dan bahasa InggriS
 Mendorong guru untuk melanjutkan studi agar sesuai dengan tuntutan
pemerintah
 Mengadakan studi banding ke sekolah lain yang dianggap lebih maju
 Mengirim guru untuk magang ke sekolah lain
 Melengkapi sarana dan berbagai media penunjang kegiatan
pembelajaran
 Memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi

11
 Meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan tambahan
pendapatan yang bersumber dari komite sekolah dan orang tua Siswa
 Memberikan keteladanan, dorongan, dan menggugah hati nurani guru
agar menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
c. Upaya oleh masyarakat. Peran masyarakat yang terwadahi dalam komite
sekolah maupun paguyuban kelas berupa penggalangan dana untuk
membantu kelancaran proses pembelajaran, seperti pengadaan gedung,
peralatan sekolah, dan dana untuk membiayai kegiatan sekolah, termasuk
di dalamnya untuk kegiatan pelatihan guru, seminar, lokakarya, dan
membantu guru yang melanjutkan studi. Upaya tersebut secara tidak
langsung telah menunjukkan peran masyarakat dalam membantu
peningkatan kompetensi guru.
d. Peran MGMP dan KKG. Pada dasarnya, MGMP bagi guru
SMP/SMA/SMK dan KKG bagi guru SD, merupakan wadah bagi guru
untuk bekerja sama mengatasi berbagai kesulitan dan meningkatkan
kompetensi. Namun realitas menunjukkan, MGMP dan KKG kurang
berperan sebagaimana mestinya.
e. Upaya peningkatan kompetensi dan kinerja guru dari pemerintah daerah
dan pemerintah pusat, antara lain berupa bantuan dana, beasiswa studi
lanjut bagi guru, peralatan dan media pembelajaran, serta berbagai
kegiatan pembinaan, pelatihan, penataran, dan workshop.
f. Pembinaan oleh lembaga swasta. Pembinaan bagi guru yang dilakukan
oleh lembaga swasta tampak lebih berhasil daripada yang dilakukan
pemerintah. Hal ini karena pembinaan yang dilakukan lembaga swasta
lebih efektif, yaitu bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan, akan
tetapi sampai tingkat merubah kinerja guru.
Pembinaan dan peningkatan kompetensi dan kinerja guru yang dilakukan
melalui kegiatan pelatihan akan lebih efektif dan berhasil guna apabila
dilakukan atas prakarsa dan keinginan guru sendiri. Dalam pelatihan atas
prakarsa guru sendiri, dilandasi kesadaran atas peran dan tanggung jawab serta
dorongan untuk meningkatkan kinerja. Program pelatihan seperti ini jarang

12
terjadi, karena biasanya dilakukan atas prakarsa atasan (kepala sekolah atau
dinas pendidikan).
Dengan demikian, faktor yang paling dominan dalam upaya peningkatan
kompetensi dan kinerja guru adalah komitmen guru dan kepala sekolah.
Upaya untuk memajukan pendidikan yang berasal dari pemerintah daerah
maupun pusat, masyarakat, atau kepala sekolah, bila tidak didukung oleh
komitmen seluruh guru akan kurang membawa hasil secara optimal.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku
tugas yang harus dimiliki seorang guru. Seteah dimiliki, tentu harus dihayati,
dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran.
Komponen tujuan memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran sebab tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan
siswa. Oleh karena itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang
harus dilakukan dalam merancang sebuah perencanaan program pembelajaran.
Faktor yang paling dominan dalam upaya peningkatan kompetensi dan
kinerja guru adalah komitmen guru dan kepala sekolah. Upaya untuk
memajukan pendidikan yang berasal dari pemerintah daerah maupun pusat,
masyarakat, atau kepala sekolah, bila tidak didukung oleh komitmen seluruh
guru akan kurang membawa hasil secara optimal.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nurdiansah, Andi. (2011). Pengembangan Kompetensi Sebagai Tujuan


pembelajaran. [Online], tersedia: https://andinurdiansah.blogspot.com/
2011/11/pengembangan-kompetensi-sebagai-tujuan.html. [4 Oktober
2019].

Sugianto. (2018). Pengembangan Kompetensi Sebagai Tujuan Pembelajaran.


[Online], tersedia: https://anthogoodwill.blogspot.com/2012/05/
pengembangan-kompotensi-sebagai-tujuan.html. [4 Oktober 2019].

15

Anda mungkin juga menyukai