Atresia Ductus Hepaticu1 New
Atresia Ductus Hepaticu1 New
Atresia Ductus Hepaticu1 New
Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Anak II yang dibina oleh :
Kelompok 3
Ayu Puspita Sari (Nim: 1714314201004)
Ovrina Sintya Putri (Nim: 1714314201019)
Tria Ajeng Lestari (Nim: 1714314201007)
Rani Wahyu Siswati (Nim: 1714314201021)
Karina Indana Zulfa (Nim: 1714314201033)
Nurrahmi (Nim: 1714314201031)
Vania Wahyu M (Nim: 1714314201039)
Winny Lifeline (Nim: 1714314201039)
Yidronis (Nim: 1714314201039)
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
STIKES MAHARANI MALANG
TAHUN AJARAN 2018 / 2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
makalah dengan judul “Atresia Ductus Hepaticus ” tanpa halangan apapun. Selama
proses penyusunan makalah ini saya banyak memperoleh dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
1. Ns. Lila Maria, M.Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak II yang
telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan
2. Bapak dan Ibu dosen STIKES Maharani Malang yang telah memberikan
berbagai ilmu dan keterampilan kepada kami sebagai bekal masa depan.
Tugas ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II di
STIKES Maharani Malang. Saya menyadari bahwa tiada hal yang sempurna di dunia
ini. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga tugas ini dapat
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
3.1 Pathway.................................................................................................................. 16
ii
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Atresia bilier merupakan penyakit yang jarang terjadi dan penyababnya
belum diketahui secara pasti. Karakteristik dari penyakit ini adalah terjadinya
inflamasi progresif pada duktus bilier sehingga terjadi obstruksi ekstrahepatal yang
akhirnya dapat menyebabkan fibrosis dan sirosis hepar. Atresia bilier akan
berakibat fatal tanpa penanganan yang cepat. Kelainan ini dapat ditangani dengan
metode operasi Kasai prosedure yang dapat mengalirkan kembali aliran empedu
hampir 80% jika dilakukan secepatnya, gold periode >60 hari. Diagnosis dini sangat
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi Atresia Billiaris
kandung empedu, dan struktur terkait) yang terlibat dalam produksi dan transportasi
empedu. Ketika sel-sel hati mengeluarkan empedu, yang dikumpulkan oleh system
saluran yang mengalir dari hati melalui duktus hepatica kanan dan kiri. Saluran ini
empedu untuk membentuk saluran empedu umum, yang berlangsung dari hati ke
duodenum (bagian pertama dari usus kecil). Namun, tidak semua berjalan empedu
langsung ke duodenum. Sekitar 50% dari empedu yang dihasilkan oleh hati adalah
disimpan dikantog empedu, organ berbentuk buah pir yang terletah tepat di bawah
hati. Kemudian, ketika makanan dimakan, kontra kandung empedu dan melepaskan
limbah, kolesterol, dan garam empedu) yang dieksresi oleh sel-sel hati
3
Garam empedu adalah komponen actual yang membantu memecahkan dan
menyerap lemak. Empedu, yang dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk kotoran,
Atresia biliaris adalah keadaan ketika saluran empedu tidak terbentuk atau
didalam pipa atau saluran saluran yang membawa cairan empedu (bille) dari liver
pada akhirnya akan terjadi obstruksi saluran tersebut. Atresia billiaris merupakan
suatu keadaan dimana bayi tidak memiliki lumen pada traktus ekstrahepatik yang
menyebabkan hambatan aliran empedu atau karena adanya proses inflamasi yang
Faktor penyebab dari Atresia Bilier ini belum jelas. Namun, sebagian besar
berpendapat bahwa Atresia Bilier disebabkan oleh suatu proses inflamasi yang
merusak duktus bilier, terkena paparan lingkungan (disebabkan oleh virus) selama
4
periode kehamilan dan perinatal dan adanya perkembangan saluran empedu yang
paten.
kehilus.
(correctable), sedangkan tipe III adalah bentuk yang tidak dapat dioperasi (non-
correctable). Sayangnya dari semua kasus atresia bilier, hanya 10% yang tergolong
Pada bayi dengan atresia bilier biasanya tampak sehat ketika baru lahir. Gejala
penyakit ini biasanya muncul dalam dua minggu pertama setelah lahir. Gejala yang
5
2. Feses berwarna pucat
Feses berwarna lebih pucat daripada yang perkirakan atau berwarna putih
atau coklat muda karena tidak ada empedu atau pewarnaan bilirubin yang
3. Ikterus
Terjadinya kekuningan pertama kali akan terlihat pada sklera dan kulit
karena tingkat bilirubin yang sangat tinggi (pigmen empedu) dalam aliran
darah. Mungkin terdapat sejak lahir. Biasanya tidak terlihat sampai usia 2
4. Pembesaran hati.
6. Sulit untuk menenangkan bayi karena bayi merasa tidan nyaman dengan
perutnya.
7. Distensi abdomen
8. Plenomegali
tekanan darah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang mengangkut
9. Gangguan metabolisme
10. Letargi
6
12. Asites
Kondisi dimana terdapat cairan pada rongga perut tepatnya dinding perut
13. Jaundice
Disebabkan oleh hati yang belum dewasa adalah umum pada bayi baru
lahir. Ini biasanya hilang dalam minggu pertama sampai 10 hari dari
kehidupan. Seorang bayi dengan atresia bilier biasanya tampak normal saat
lahir, tapi ikterus berkembang pada dua atau tiga minggu setelah lahir
14. Anoreksia
15. Lambat saat makan, kadang-kadang tidak ada nafsu untuk makan
16. Kekeringan
menyebabkan hambatan aliran empedu, dan tidak adanya atau kecilnya lumen pada
sebagian atau keseluruhan traktus bilier ekstra hepatik juga menyebabkan obstruksi
ekstrahepatik dapat total maupun parsial. Obstruksi total dapat disertai tinja yang
alkoholik. Penyebab tersering obstruksi bilier ekstra hepatik adalah: sumbatan batu
empedu pada ujung bawah ductus koledokus, karsinoma kaput pancreas, karsinoma
7
Obstruksi pada saluran empedu ekstra hepatik menyebabkan obstruksi
aliran normal empedu dari hati ke kantong empedu dan usus. Akhirnya terbentuk
sumbatan dan menyebabkan cairan empedu balik ke hati ini akan menyebabkan
peradangan, edema, degenerasi hati. Dana pabila asam empedu tertumpuk dapat
merusak hati. Bahkan hati menjadi fibrosis dan cirrhosis. Kemudian terjadi
Jika cairan empedu tersebar kedalam darah dan kulit, akan menyebabkan
rasa gatal. Bilirubin yang tertahan dalam hati juga akan dikeluarkan kedalam aliran
darah, yang dapat mewarnai kulit dan bagian putih mata sehingga berwarna kuning.
hepatomegaly. Karena tidak ada aliran empedu dari hati kedalam usus, lemak dan
vitamin larut lemak tidak dapat diabsorbsi, kekurangan vitamin larut lemakyaitu
sehingga memerlukan lemak agar dapat diserap oleh tubuh. Kelebihan vitamin-
vitamin tersebut akan disimpan dalam hati dan lemak didalam tubuh, kemudian
menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, dan masalah hati dan jantung.
1. Gastrointestinal
c. Varises esofagus.
8
d. Asites.
e. Anoreksia.
3. Neurologi ( ensefalopati )
5. Mata, telinga, hidung dan tenggorokan. Sklera ikterik pada usia 2-3 minggu.
1. pemeriksaan labolatorium
fungsi hati, dan gamma-GT. Kadar bilirubin direk < 4 mg/dl tidak
kolestasis ekstrahepatik.
9
Pemeriksaan urine
Pemeriksaan feces
Fungsi hati
2. Pencitraan
pada keadaan puasa, saat minum dan sesudah minum. Bila pada saat
distal.
Sintigrafihati
10
Sebelum pemeriksaan dilakukan, kepada pasien diberikan feno
pihak, pada kolestasis intra hepatik yang berat juga tidak akan
LiverScan
Pemeriksaan kolangiografi
11
untuk membedakan antara atresia bilier dengan kolestasi sintra
3. Biopsi hati
duktus bilie ryang paten didaerah hilus hati. Bila diameter duktus100 200
keperawatan .
12
Diagnosa keperawatan telah diterapkan di berbagai
keperawatan yang diberikan kepada klien (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
13
00113 Risiko pertumbuhan tidak proporsional b/d penyakit kelainan
kongenital
Definisi: rentan mengalami pertumbuhan di atas persentil ke-97 atau
di bawah persentil ke-3 untuk usia, yang melewati dua jalur persentil,
yang dapat mengganggu kesehatan.
00112 Risiko keterlambatan perkembangan b/d penyakit kelainan
kongenital
Definisi: rentan mengalami keterlambatan 25% atau lebih pada satu
atau lebih area social atau perilaku regulasi-diri, atau keterampilan
kognitif, bahasa, motoric kasaratau halus, yang dapat mengganggu
kesehatan.
00046 Kerusakan integritas kulit b/d ikterus
Definisi: kerusakan pada epidermis dan/ atau dermis
00007 Hipertermia b/d inflamasi progresif
Definisi: suhu inti tubuh di ataskisaran normal diurnal karena
kegagalan termoregulasi.
1. Terapi medikamentosa
14
2. Melindungi hati dari zat toksik, dengan memberikan: Asam
yang hepatotoksik.
3. Terapi nutrisi
triglycerides(MCT).
vitamin A,D,E,K
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pathway
16
3.2 3.2 Analisis Data
No Diagnosa MasalahKeperawatan Etiologi
1. 00032 Ketidakefektifan Ketidakefektifan Pola Proses peradangan pada
pola napas b/d distensi Napas hati
abdomen dan kebutuhan ↓
o2 meningkat Hepatomegaly
Definisi: inspirasidan/ atau ↓
ekspirasi yang tidak Distensi abdomen dan
memberi ventilasi yang kebutuhan O2 ↑
adekuat. ↓
KetidakefektifanPolaNapas
2. 00134 Mual b/d Mual Ekskresi bilirubin ↑
malnutrisi ↓
Definisi: suatu fenomena Gangguan penyerapan
subjektif tentang rasa tidak lemak dan vitamin larut
nyaman pada bagian ↓
belakang tenggorokan atau Malnutrisi
lambung, yang dapat atau ↓
tidak dapat mengakibatkan Mual
muntah.
3. 00027 Kekurangan Kekurangan Volume Gangguan penyerapan
volume cairan b/d mual Cairan lemak dan vitamin larut
muntah ↓
Definisi: penurunan cairan Malnutrisi
intravascular, interstitial, ↓
dan/ atau intraselular. Ini Mual
mengacu pada dehidrasi, ↓
kehilangan cairan saja Muntah
tanpa perubahan kadar ↓
natrium. Kekurangan volume cairan
17
4. 00002Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan Ekskresi bilirubin ↑
nutrisi: kurang dari Nutrisi: Kurang dari ↓
kebutuhantubuh b/d Kebutuhan Tubuh Gangguan penyerapan
malnutrisi lemak dan vitamin larut
Definisi: asupan nutrisi ↓
tidak cukup untuk Malnutrisi
memenuhi kebutuhan ↓
metabolic. Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
5. 00113 Risiko Risiko Pertumbuhan Obstruksi saluran empedu
pertumbuhan tidak Tidak Proporsional ekstra hepatik
proporsional b/d ↓
penyakit kelainan Saluran empedu tidak
kongenital terbentuk
Definisi: rentan mengalami ↓
pertumbuhan di Obstruksi aliran dari hati
ataspersentil ke-97 atau di ↓
bawah persentil ke-3 untuk Lemak dan vitamin larut
usia, yang melewati dua lemak tidak dapat di
jalur persentil, yang dapat absorbsi
mengganggu kesehatan. ↓
Kekurangan vitamin larut
lemak (A, D, E, dan K)
↓
RisikoPertumbuhan Tidak
Proporsional
6. 00046 Kerusakan Kerusakan Integritas Gangguan suplai darah
integritaskulit b/d ikterus Kulit pada sel hepar
Definisi: kerusakan pada ↓
epidermis dan/ atau dermis. Kerusakan ductus empedu
sel hepatic
18
↓
Kerusakan selekskresi
↓
Bilirubin ↑
↓
Keluar ke aliran darah dan
kulit
↓
Priuritis
↓
Ikterus
↓
Kerusakan integritas kulit
7. 00007 Hipertermia b/d Hipertermia Atresia bilier
inflamasi progresif ↓
Definisi: suhu inti tubuh di Infeksi
atas kisaran normal diurnal ↓
karena kegagalan Kerusakan progresif pada
termoregulasi. ductus bilier
↓
Inflamasi progresif
↓
Hipertermia
19
3.3 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Status pernafasan Manajemen jalan nafas
pola nafas b/d Definisi: proses keluar masuknya udara Definisi:fasilitasi kepatatenan
dengan distensi ke paru-paru serta pertukaran jalan nafas
abdomen dan karbondioksida dan oksigen di alveoli. Kode : 3140
kebutuhan O2 Kode: 0415 Aktivitas – aktifitas
meningkat. Dipertahankan:2 Ditingkatkan ke : 4 Posisikan pasien untuk
Indikator memaksimalkan
041501 Frekuensi 1 2 3 4 5 ventilasi
pernafasan Identifikasi kebutuhan
041502 Irama 1 2 3 4 5 aktual/potnsial pasien
pernafasan untuk memasukkan alat
041504 Suara 1 2 3 4 5 membuka jalan nafas
auskutasi Motivasi pasien untuk
nafas bernafas pelan, dalam,
041532 Kepatenan 1 2 3 4 5 berputar dan batuk
jalan nafas Intuksikan bagaimana
041505 Volume 1 2 3 4 5 agar bisa melakukan
tidal batuk efektif
041507 Kapasitas 1 2 3 4 5 Regulasi asupan cairan
vital untuk mengoptimalkan
041508 Saturasi 1 2 3 4 5 keseimbangan cairan
oksigen Monitor status
041509 Tes faal 1 2 3 4 5 oernafasan dan
paru oksigenasi
i
2:Devisi yang cukup berat dari Posisikan untuk
kisaran normal meringankan sesak
3: Devisi sedang darikisaran normal nafas
4: Devisi ringan dari kisaran normal
5: Tidak ada devisi dari kisaran
normal.
2. Mual b/d Malnutrisi Mual dan muntah: Efek yang Manajemen mual
Menganggu Definisi: Pencegahan dan
Definisi: Keparahan efek yang penaggualangan mual
menganggu dari mual kronis, muntah Kode: 1450
muntah serta muntah yang menganggu Aktivitas- aktivitas
fungsi hidup sehari hari Dorong pasien untuk
Kode: 2106 belajar strategi
mengatasi mual
Dipertahankan ke : 3 Ditingkatkan ke: 5 Identifikasi faktor faktor
Indikator: penyebab mual
21060 Perubahan 1 2 3 4 5 Kendalikan faktor
7 status nutrisi lingkunagn yang
21060 Penurunan 1 2 3 4 5 membangkitkan mual
8 berat bdan Identifikasi strategi yang
21061 Intoleransi 1 2 3 4 5 berhasil dalam upaya
1 gerakan mengurangi mual
21061 Gangguan 1 2 3 4 5 Dorong pola makan
2 aktivitas fisik dengan porsi sedikit
21061 Tidur 1 2 3 4 5 makan yang menarik
3 gangguan bagipasien yang mual
21061 Ansietas 1 2 3 4 5 Berikan informasi
9 mengenai mual
ii
21062 Stress 1 2 3 4 5
1 emosional
21062 Ketidakberday 1 2 3 4 5
3 aan
1: Parah
2: Banyak
3: Cukup
4: Sedikit
5: Tidak ada
3. Kekurangan volume Keseimbangan cairan Menejemen Elektolit/ cairan
cairan b/d mual Definisi : keseimbangan cairan di Definisi: Pengaturan dan
muntah dalam ruang intraseluler dan pencegahan komplikasi dari
ekstraseluler perubahan cairan dan
Kode: 0601 elektrolit
Dipertahankan pada: 4 Ditingkatkan ke Kode: 2080
5 Aktivitas –aktivitas:
Indikator: Pantau kadar elektolit
060 Tek 1 2 3 4 5 yang abnormal
101 ana Pantau adanya tanda dan
n gejala dehidrasi yang
dara memburuk
h Timbang berat badan
060 Den 1 2 3 4 5 harian dan pantau gejala
102 yut Berikan cairan yang
nadi sesuai
060 Kes 1 2 3 4 5 Tingkatkan intrake /
107 eim asupanm yang sesuai
ban
iii
gan Berikan air melaui
inta selang, sesuai indikasi
ke Minimalkan asupan
dan makan dan minuman
outp dengan deuretik atau
ut pencahar
dala Monitor hasil
m laboratorium yang
24 relavan dengan
jam keseimbangan cairan
060 Ber 1 2 3 4 5 Pantau adanya tanda dan
109 at gejala retensi cairn
bad Monitor manifestasi dari
an ketidak seimbangan
060 Tur 1 2 3 4 5 elekrtolit
116 gor
kulit
060 Kel 1 2 3 4 5
111 emb
7 apa
n
me
mbr
an
muk
osa
060 He 1 2 3 4 5
119 mto
krit
iv
060 Seru 1 2 3 4 5
118 m
elek
tolit
1: Sangat terganggu
2: Banyak terganggu
3: Cukup terganggu
4: Sedikit terganggu
5: Tidak terganggu
4. Kerusakan integritas Integrtas jaringan : kulit & Perawatan luka
kulit membran mukosa Definisi:pencegahan
Definisi: keutuhan struktur &fungsi komplikasi luka &
biologis kulit & selaput lendir secara peningkatan penyembuhan
normal luka
Kode: 1101 Kode : 3660
Dipertahankan:2 Ditingkatkan ke : 4 Aktivitas – aktifitas
Indikator Monitor karakteristik
110101 Suhu kulit 1 2 3 4 5 luka, termasuk drenase,
110104 Hidrasi 1 2 3 4 5 warna, ukuran, dan bau
110106 Kringat 1 2 3 4 5 Ukur luas luka, yg
110108 tekstur 1 2 3 4 5 sesuai
110113 Intregitas 1 2 3 4 5 Berikan balutan yg
kulit sesuai
110116 Lesi 1 2 3 4 5 Dorong cairan yg
mukosi sesuai
memberan Anjurkan anggota
110123 Nikrosis 1 2 3 4 5 keluarga mengenal
tanda dan gejala infeksi
v
110125 Abrasi 1 2 3 4 5 Dokumentasikan lokasi
kornea luka, ukuran, dan
tampilan
1: Devisi berat dari kisaran normal
2:Devisi yang cukup berat dari
kisaran normal
3: Devisi sedang darikisaran normal
4: Devisi ringan dari kisaran normal
5: Tidak ada devisi dari kisaran
normal.
vi
08000 Mengantuk 1 2 3 4 5Selimuti bayi segera
6 seteleh lahir untuk
08000 Perubahan warna 1 2 3 4 5mencegah panas
7 kulit Berikan topi stockinette
08001 deidrasi 1 2 3 4 5untuk mencegah
4 kehilangan panas BBL
1: Parah Tempat kan BBL di
2: Banyak bawah penghangat, jika
3: Cukup di perlukan
4: Sedikit Sesuakan suhu
5: Tidak ada lingkungan untuk
kebutuhan px
6 Kerusakan integritas Integrtas jaringan : kulit & Perawatan luka
kulit membran mukosa Definisi:pencegahan
Definisi: keutuhan struktur &fungsi komplikasi luka &
biologis kulit & selaput lendir secara peningkatan penyembuhan
normal luka
Kode: 1101 Kode : 3660
Dipertahankan:2 Ditingkatkan ke : 4 Aktivitas – aktifitas
Indikator Monitor karakteristik
110101 Suhu kulit 1 2 3 4 5 luka, termasuk drenase,
110104 Hidrasi 1 2 3 4 5 warna, ukuran, dan bau
110106 Kringat 1 2 3 4 5 Ukur luas luka, yg
110108 tekstur 1 2 3 4 5 sesuai
110113 Intregitas 1 2 3 4 5 Berikan balutan yg
kulit sesuai
110116 Lesi 1 2 3 4 5 Dorong cairan yg
mukosi sesuai
vii
memberan Anjurkan anggota
keluarga mengenal
110123 Nikrosis 1 2 3 4 5 tanda dan gejala infeksi
110125 Abrasi 1 2 3 4 5 Dokumentasikan lokasi
kornea luka, ukuran, dan
tampilan
1: Devisi berat dari kisaran normal
2:Devisi yang cukup berat dari
kisaran normal
3: Devisi sedang darikisaran normal
4: Devisi ringan dari kisaran normal
5: Tidak ada devisi dari kisaran
normal.
viii
08001 Hipertemia 1 2 3 4 5Monitor suhu dan warna
9 kulit
08000 Mengantuk 1 2 3 4 5Tingkatkan intake cairan
6 & nutrisi adekuat
08000 Perubahan warna 1 2 3 4 5Selimuti bayi segera
7 kulit seteleh lahir untuk
08001 deidrasi 1 2 3 4 5mencegah panas
4 Berikan topi stockinette
1: Parah untuk mencegah
2: Banyak kehilangan panas BBL
3: Cukup Tempat kan BBL di
4: Sedikit bawah penghangat, jika
5: Tidak ada di perlukan
Sesuakan suhu
lingkungan untuk
kebutuhan px
ix
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Atresia billiaris merupakan suatu keadaan dimana bayi tidak memiliki
lumen pada traktus ekstrahepatik yang menyebabkan hambatan aliran empedu atau
karena adanya proses inflamasi yang berkepanjangan sehingga menyebabkan
kerusakan progresif pada duktud billiaris ekstra hepati sehingga terjadi hambatan
aliran empedu (kolestatis) yang mengakibatkan penumpukan garam empedu dan
peningkatan bilirubin direk dalam hati dan darah.
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather. (2015). Herdman, T. Heather. (2015). NANDA
International Inc. DiagnosaKeperawatan: Definisi&NANDA International Inc.
DiagnosaKeperawatan: Definisi& Klasifikasi 2015-2017.Jakarta:
PenerbitBukuKedokteran EGC.
Sodikin, M.Kes. ( 2011 ). Asuhan Keperawatan Anak : Gangguan Sistem
Gastrointestinal dan Hepatobilier. Jakarta : Salemba Medika.
Tando, Naomy Marie, S.SiT, M.Kes. ( 2016 ). Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi dan Anak Balita. Jakarta: EGC
10
Julinar, Yusri Dianne Jurnalis, Yorva Sayoeti. ( 2009 ). Atresia Bilier.
Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RS Dr. M. Djamil.
11