( serangan Jantung)
Dalam istilah sehari-hari, Infark Miokard (Myocard Infarction) sering disebut juga serangan jantung.
Infark miokard sendiri dalam istilah medis berarti ada kerusakan jaringan otot jantung menetap karena
kurangnya pasokan oksigen. Ketika otot-otot jantung rusak maka tidak dapat kembali ke fungsi semula,
dan kemampuan jantung untuk memompa darah menjadi berkurang.
Penyebab Infark Miokard
Penyebab utama dari terjadinya infark miokard adalah ketidakseimbangan antara pasokan dan
kebutuhan oksigen di jaringan otot jantung. Kebutuhan oksigen di jaringan otot jantung yang tinggi,
tetapi pasokan (supply) oksigen ke daerah tersebut kurang.
Otot-otot jantung membutuhkan pasokan oksigen agar dapat terus memompa darah ke seluruh tubuh.
Apabila aktivitas otot jantung meningkat, maka kebutuhan akan oksigen juga meningkat. Jika tidak
mendapatkan oksigen dalam waktu yang cukup lama, lama kelamaan jaringan otot jantung dapat rusak
dan bersifat menetap.
Pembuluh darah jantung yang memasok darah ke otot-otot jantung disebut dengan arteri koroner.
Merurunnya pasokan oksigen ke jaringan otot jantung dapat disebabkan oleh sumbatan pada arteri
coroner yang disebut atherosclerosis, yaitu adanya plaque di dalam lubang pembuluh darah jantung.
Sehingga darah yang membawa oksigen tidak dapat mencapai otot jantung. Infark miokard yang lebih
sering terjadi karena disebabkan sumbatan pembuluh darah jantung atau ischemia.
Akan tetapi ada banyak faktor resiko lain yang masih dapat dikontrol agar terhindar dari infark miokard,
seperti :
1. Merokok
4. Hipertensi
5. Obesitas
6. Stress
7. Kurang berolahraga
9. Kecanduan alcohol,dll.
1. Lemas
3. Gelisah
4. Nafas pendek-pendek
5. Mual
6. Pusing
Pada saat terjadi serangan jantung, rasa nyeri di dada sangat khas dengan
karakteristik sebagai berikut :
Nyeri dada yang hebat dan tidak berkurang selama 30 – 60 menit
Lokasi nyeri dirasakan di belakang tulang dada dan seringkali menjalar ke daerah leher, bahu, rahang dan
juga lengan kiri.
Sensasi dada seperti tertekan, sakit, panas atau terbakar, dan tertusuk-tusuk
Pada beberapa pasien dapat timbul keluhan pada ulu hati, seperti kembung dan banyak gas di dalam
lambung.
Kondisi umum pasien pada saat serangan, dapat ditemukan pemeriksaan tanda-tanda vital sebagai
berikut :
Penegakan Diagnosis
Pada saat pasien mengalami serangan jantung, pasien akan merasa sangat kesakitan sehingga tidak
memungkinkan untuk dilakukan anamnesa untuk mengetahui riwayat penyakitnya. Dokter dapat
melakukan anamnesis singkat ke keluarga pasien, kemudian melakukan pertolongan pertama untuk
menstabilkan kondisi pasien.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membantu menegakan diagnose antara lain :
Pemeriksaan laboratorium darah. Komponen yang diperiksa antara lain kadar troponin, creatinine kinase
(CK), myoglobin, kadar lemak darah, penanda inflamasi, dan juga pemeriksaan darah lengkap.
Elektrokardiografi (EKG). EKG berfungsi merekam aktivitas listrik di jantung. Merupakan pemeriksaan
utama yang penting dilakukan untuk menegakan diagnosis serangan jantung.
Cardiac imaging. Pemeriksaan rontgen atau CT scan jantung dapat dilakukan setelah kondisi pasien
stabil.
Memberikan bantuan oksigen tambahan dan pantau saturasi oksigen dengan bantuan alat pulse
oximetry. Kadar oksigen yang rendah apabila saturasi oksigen kurang dari 90%.
Pasien yang memiliki riwayat alergi aspirin, harus tetap diberikan aspirin sebagai pertolongan pertama.
Karena aspirin berguna untuk mengencerkan darah.
Pemberian obat nitrogliserin yang diletakan dibawah lidah (sublingual) untuk mengatasi nyeri.
Nitrogliserin berfungsi untuk melebarkan diameter pembuluh darah (vasodilatasi), sehingga kebutuhan
oksigen di jaringan otot berkurang. Nitrogliserin tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki
tekanan darah rendah atau denyut nadi lemah.
Memberikan obat penahan sakit golongan morfin. Obat penahan sakit biasa yang dijual bebas, tidak
mampu untuk mengatasi nyeri dada akibat serangan jantung.
Tindakan-tindakan pengobatan infark miokard tersebut tidak dapat dilakukan sendiri oleh orang awam,
harus diberikan oleh dokter dengan pengawasan ketat.
Setelah kondisi pasien stabil, dapat dilakukan tindakan reperfusi aliran darah. Prinsip utama dari
pertolongan yang diberikan adalah mengembalikan aliran darah pembuluh darah ke jantung sesegera
mungkin, agar jangan sampai terjadi nekrosis atau kerusakan otot jantung yang menetap. Tindakan
intervensi yang dapat dilakukan adalah Percutaneous Coronary Intervention (PCI) atau dengan operasi
Coronary Artery Bypass Graft (CABG).
Prognosis
Prognosis dari infark miokard pada setiap orang bervariasi, tergantung dari seberapa luas jaringan otot
jantung yang rusak dan juga seberapa cepat penanganan yang diberikan. Pada serangan jantung yang
hebat, pasien dapat meninggal seketika. Akan tetapi dalam kasus lain, penanganan yang cepat sebelum 6
jam dari gejala yang muncul pertama kali dapat memberikan prognosis yang baik.