Anda di halaman 1dari 8

DISPHASIA

BENI BASTIAN
1701011009
DEFINISI DISPHASIA
DISPHASIA adalah gangguan pada bahasa
yang terjadi ketika seseorang mengalami cedera
pada bagian otak yang mengontrol kemampuan
berbahasa. DISPHASIA bisa mempengaruhi
kemampuan berbahasa dengan berbagai cara
termasuk produksi (kemampuan untuk
berbicara) dan komprehensi (kemampuan untuk
memahami ujaran), juga kemampuan lain yang
berhubungan dengan kemampuan berbahasa
seperti membaca dan menulis. Lebih dari 20%
penderita stroke mengalami DISPHASIA.
JENIS JENIS DISPHASIA
 DISPHASIA Broca
 DISPHASIA Wernicke
 DISPHASIA Global
 DISPHASIA Transkortikal Motorik
 DISPHASIA Transkortikal Sensorik
 DISPHASIA Transkortikal Campuran
PENYEBAB
 Cedera dan kerusakan di bagian pemrosesan
bahasa pada otak merupakan penyebab utama.
DISPHASIA Penyakit ini umumnya menyerang
orang dewasa penderita stroke. Studi
menunjukkan bahwa sebanyak 25-40 persen
pasien stroke yang sembuh berlanjut menderita.
DISPHASIA Dalam kasus tertentu, DISPHASIA
merupakan gejala dari penyakit epilepsi atau
kelainan neurologis. Cedera atau kerusakan
pada otak yang mengakibatkan afasia dapat
dipicu oleh sejumlah kondisi
GEJALA DISPHASIA
Berdasarkan gejala yang dialami oleh penderitanya, DISPHASIA bisa dibagi menjadi beberapa
jenis, di antaranya:
 DISPHASIA reseptif. Pada jenis ini, penderita akan kesulitan dalam memahami maksud
perkataan lawan bicara meskipun bisa mendengarnya secara jelas. Alhasil, respons
komunikasi dari si penderita pun akan kacau dan sulit dipahami.Afasia ekspresif. Pada jenis
ini, penderita tahu apa yang ingin dia katakan kepada lawan bicara, namun dia kesulitan
dalam mengutarakannya.
 DISPHASIA progresif primer. Kondisi ini menyebabkan penurunan kemampuan membaca,
menulis, berbicara, dan pemahaman mengenai percakapan dari waktu ke waktu. Afasia
progresif primer cukup sulit ditangani. Meski demikian, kondisi ini jarang terjadi.
 DISPHASIA anomik. Penemuan kata menjadi makin sulit bagi penderita DISPHASIA
anomik. Kondisi ini umumnya diistilahkan dengan anomia. Penderita afasia anomik cukup
kesulitan dalam memilih dan menemukan kata-kata yang tepat ketika menulis dan berbicara.
 DISPHASIA global. Kondisi ini tergolong DISPHASIA paling berat dan biasanya terjadi
ketika seseorang baru saja mengalami stroke. Penderita afasia global tidak mampu membaca,
menulis, serta kesulitan memahami percakapan orang lain.
 Pada kasus yang umum terjadi, afasia lambat laun dapat menyebabkan gangguan kecemasan,

depresi, dan perasaan terisolasi pada penderitanya.


 
DIAGNOSIS DISPHASIA
 Pemeriksaan tingkat keparahan DISPHASIA biasanya akan
dilakukan oleh dokter atau terapis wicara dan bahasa.
Rangkaian pemeriksaan bertujuan untuk memperoleh hasil
dari usaha pasien dalam menulis, membaca, memahami
pendengaran, komunikasi fungsional, dan ekspresi
verbal.Penilaian berkomunikasi. Tes ini dapat dilakukan
secara sederhana, misalnya dengan menyebutkan benda-
benda yang berada di dalam ruangan dan menanyakan nama
keluarga atau kerabat yang dimulai dari huruf
tertentu.Pengamatan citra otak. Pengamatan bertujuan dalam
melihat seberapa parah kerusakan yang terjadi di otak. Alat
yang digunakan secara umum ialah magnetic resonance
imaging (MRI), CT scan, dan dalam beberapa kasus memakai
tomografi emisi positron.
PENANGANAN DISPHASIA
 Penanganan DISPHASIA bergantung pada faktor-
faktor seperti jenisDISPHASIA, usia, penyebab,
serta ukuran dan posisi kelainan di otak.
Penderita DISPHASIA yang terserang stroke
dianjurkan mengikuti sesi terapi wicara dari ahli
terkait. Sesi terapi yang akan berlangsung secara
rutin ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan berkomunikasi dan berbicara
penderita DISPHASIA . Dalam sesi terapi,
penderita juga akan diajarkan cara berkomunikasi
yang tidak harus melibatkan percakapan
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai