Kerusakan otak: Cedera otak, stroke, tumor otak, atau infeksi otak
dapat merusak area otak yang bertanggung jawab untuk bahasa.
Kondisi genetik: Beberapa kondisi genetik, seperti sindrom Down dan
sindrom Williams, dapat meningkatkan risiko disfasia.
Komplikasi kelahiran: Kelahiran prematur, berat badan lahir
rendah, dan kekurangan oksigen saat lahir dapat meningkatkan risiko
disfasia.
Gangguan neurologis: Disfasia juga dapat terjadi sebagai gejala dari
gangguan neurologis lainnya, seperti epilepsi dan cerebral palsy.
Jenis-jenis disfasia:
Disfasia didiagnosis melalui tes dan evaluasi oleh ahli medis, seperti dokter
anak, ahli saraf, atau terapis wicara. Diagnosis dini sangat penting untuk
mendapatkan pengobatan yang tepat.
https://www.topdoctors.es/doctor/