Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah penanganan AKB

”DISLEKSIA”
Dosen Pengampu : Nur Rohmatillah

Kelompok 1 :
- Aas Asiyah (20211021001)
- Ana Hasanah (20211021012)
- Eva Silvia Andriani (20211021013)
- Intan (20211021018)
- Nurul Agustin (20211021003)
- Totih Apriyanti (20211021020)
PENGERTIAN DISLEKSIA

● Dalam Bahasa Inggris, disleksia disebut dengan dyslexia.

● Secara umum disleksia diartikan sebagai suatu keadaan seseorang yang tidak mampu belajar, dimana
kondisi tersebut karena penderita disleksia sulit untuk melakukan aktivitas membaca dan menulis
(Arif, 2019: 19).

● Istilah disleksia/ Kata disleksia diambil bahasa yunani, Dys yaitu berarti sulit dalam, dan lex yang
berasal dari legian, yang artinya berbicara. Jadi menderita disleksia yaitu menderita kesulitan yang
berhubungan dengan kata atau simbol-simbol tulis (Pratiwi, Hapsari, dan Argo: 156).

● Disleksia merupakan salah satu jenis kesulitan belajar pada anak berupa ketidak mampuan membaca.
Gangguan ini bukan disebabkan ketidak mampuan penglihatan, pendengaran, intelegensia, atau
keterampilannya dalam berbahsa, melainkan lebih kepada gangguan dalam proses otak ketika
mengolah informasi yang diterimanya (Rofiah, 2015: 118).
DISLEKSIA MENURUT BEBERAPA AHLI

Lyon dalam Hanifa, Mulyadiprana, Reynold, dkk dalam Saadah


dan Respati 2020 : 24 dan Hidayah 2013 : 41

Disleksia : Sesuatu kesulitan dalam


memecahkan simbol atau kode,
A B Disleksia adalah hambatan belajar dalam
bahasa yang dapat mempengaruhi
termasuk pengucapan (fonologi) kemampuan dalam mengenal huruf,
seperti membaca, menulis dan mengeja

Glabura dalam Olivia Bobby


Hermijanto 2016 : 37 D C Abigail dalam Munawarah
dan Anggraini 168

Manusia memiliki dua belahan otak yang tidak Disleksia merupakan kesulitan belajar primer
simetris belahan kiri-lebih besar, sedangkan pada yang berkaitan dengan bahasa tulisan seperti,
penderita disleksia belahan otaknya simetris, atau membaca, menulis, mengeja, dan pada
dengan kata lain belahan otak kanan penderita beberapa kasus kesulitan dengan angka, yang
disleksia menjadi lebih besar dari pada otak disebabkan oleh kelainan neurologis yang
kanan pada umumnya, sedangkan belahan kirinya kompleks, kelainan struktur dan fungsi otak.
lebih kecil dari pada manusia pada umum nya.
CIRI-CIRI DISLEKSIA

 Disleksia pada pra sekolah :  Disleksia pada usia sekolah dasar :

1. Suka mencampur adukkan kata-kata dan frasa 1. Sulit membaca dan mengeja

2. Kesulitan mempelajari pengulangan bunyi (rima) dan 2. Sering tertukar huruf dan angka
irama (ritme)
3. Sulit mengingat alfabet atau mempelajari
3. Sulit mengingat nama tabel

4. Perkembangan dalam berbahasa yang terlambat 4. Sulit mengerti tulisan yang ia baca

4. Senang dibacakan buku, tetapi tidak tertarik dengan 5. Lambat dalam menulis
kata-kata atau huruf
6. Sulit konsentrasi
6. Sulit untuk berpakaian
7. Susah membedakan kanan dan kiri, atau urutan
dalam sepekan

8. Percaya diri yang rendah

9. Masih tetap kesulitan dalam berpakaian.


TIPE-TIPE DISLEKSIA

Disleksia Visual Disleksia Auditori Disleksia Visual-Auditori

Pada disleksia tipe ini, gangguan Pada disleksia auditori, Tipe yang ketiga adalah tipe
utamanya berupa kesulitan yang penderitanya mengalami kombinasi, visual auditori.
berkaitan dengan penglihatan seperti kesulitan untuk mengingat bunyi Penderitanya mengalami kesulitan
abjad atau huruf serta perkataan. untuk mendengar dan melihat yang
kesulitan dalam mengingat dan
Penderita disleksia tipe ini juga disebabkan oleh kelemahan dalam
mengenal angka dan huruf. akan mengalami kesulitan dalam memproses tulisan secara audio
membedakan bunyi huruf vocal dan visual.
dan konsonan.
PENYEBAB DISLEKSIA
1. Keturunan
Penelitian John Bradford (1999) di Amerika menemukan indikasi, bahwa 80 persen dari
seluruh subjek yang diteliti oleh lembaganya mempunyai sejarah atau latar belakang
anggota keluarga yang mengalami learning disabilities, dan 60% di antaranya punya
anggota keluarga yang kidal. Berdasarkan penelitian, sekitar 70 persen terjadinya disleksia
merupakan genetis (keturunan). Sisanya, 30 persen berasal dari non genetis yang hingga
saat ini belum diketahui apa itu penyebab pastinya

2. Gangguan pendengaran sejak dini


Jika kesulitan pendengaran terjadi sejak dini dan tidak terdeteksi, maka otak yang sedang
berkembang akan sulit menghubungkan bunyi atau suara yang didengarnya dengan huruf
atau kata yang dilihatnya. Padahal, perkembangan kemampuan ini sangat penting bagi
perkembangan kemampuan bahasa yang akhirnya dapat menyebabkan kesulitan jangka
panjang, terutama jika disleksia ini tidak segera ditindaklanjuti.
3. Trauma Otak
Trauma otak adalah terjadinya cedera pada
daerah otak yang mengontrol membaca dan
menulis.

4. Faktor Hormonal

Disleksia bisa terjadi disebabkan oleh pembentukan


hormon yang kurang sempurna pada saat perkembangan
awal janin. Disleksia yang disebabkan faktor hormonal ini
bisa membaik seiring bertambahnya usia anak, serta
lebih sering terjadi juga pada anak laki-laki
PENANGANAN DISLEKSIA

 Penanganan disleksia bukan bertujuan mengobati gangguan. Tidak ada pengobatan untuk disleksia. Penanganan dilakukan
dengan pendampingan secara khusus kepada anak disleksia dalam belajar. Penanganan untuk anak disleksia memerlukan kerja
sama yang intensif antara orangtua, guru, sikolog dan profesional kesehatan lainnya.

 Hal pertama yang dilakukan terhadap anak disleksia adalah dengan terlebih dahulu menentukan diagnosis dengan benar. Jika hal
ini telah mendapatkan keputusan final, langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi lengkap mengenai kelemahan dan
kelebihan anak yang menderita disleksia. Setelah itu, dilakukan pertemuan antara orang tua, guru dan profesional untuk
menentukan langkah-langkah berikutnya dalam memperbaiki cara belajar anak secara individual. Dalam tahap ini, biasanya
orangtua ataupun orang-orang yang terlibat dalam proses belajar anak, guru misalnya. akan diberi petunjuk bagaimana
membantu anak di rumah.

 Salah satu poin dalam penanganan anak disleksia adalah upaya untuk menggali apa saja kelebihan yang dimiliki seorang anak
disleksia. Upaya ini bertujuan untuk membangun rasa percaya diri anak, mengajak mereka mengevaluasi dan memahami diri
sendiri, disertai kelebihan serta kekurangan yang dimiliki. Tujuannya agar mereka dapat melihat secara objektif dan tidak hanya
terfokus pada kekurangannya sebagai anak dengan gangguan disleksia.

 Secara prinsip, tidak ada satu pola penanganan yang baku yang betul-betul cocok untuk semud anak penyandang disleksia.
Misalnya, ada anak disleksia yang bermasalah dengan kemampuan mengingat jangka pendeknya, sebaliknya ada puld yang
ingatannya justru baik sekali. Lalu, ada yang punya kemampuan matematis yang baik, tapi ada pula yang parah. Untuk itulah
bantuan ahli sangat diperlukan untuk menemukan pemecahan yang tepat.
PERAN GURU DALAM PENANGANAN ANAK DISLEKSIA
 Penanganan anak disleksia membutuhkan kerjasama antara beberapa pihak. Guru adalah satu
pihak yang cukup vital dalam upaya penanganan disleksia ini. Oleh karenanya, selain melakukan
upaya penanganan sendiri, orangtua wajib bekerjasama dengan guru dan sekolah dalam merawat
anak disleksia. Orangtua harus sering berkomunikasi dengan guru untuk memastikan anak tidak
tertinggal pelajaran, bila memungkinkan orangtua bisa meminta salinan bahan pelajaran hari itu
untuk dipelajari nanti sepulang sekolah atau les khusus untuk membantunya belajar. Selain itu,
orangtua juga perlu memastikan apakah guru yang mengajari anaknya memiliki pemahaman yang
memadai tentang disleksia.

 Namun bila ternyata sang guru belum memiliki pemahaman itu, orangtua bisa mendiskusikan hal-
hal berikut ini :
1) Sebisa mungkin anak penyandang disleksia mendapatkan tempat duduk di barisan paling depan
di kelas.
2) Sebaiknya guru senantiasa mengawasi dan mendampingi saat anak diberikan tugas, misalnya
guru meminta dibuka halaman 15, maka harus pastikan anak tidak tertukar dengan membuka
halaman lain, misalnya halaman 51.
3.) Guru dapat memberikan toleransi pada anak disleksia saat menyalin soal di papan tulis sehingga mereka
mempunyai waktu lebih banyak untuk menyiapkan latihan (guru dapat memberika soal dalam bentuk tertulis di
kertas

4.) Guru perlu melakukan pendekatan yang berbed ketika belajar matematika dengan anak disleksid
kebanyakan mereka lebih senang menggunakan sistem belajar yang praktikal.

5.) Anak disleksia dapat menjadi sangat sensitif terutama jika mereka merasa bahwa mereko berbeda
dibanding teman-temannya dar mendapat perlakuan yang berbeda dari gurunya Oleh karena itu, penting
memastikan bahwa guru tidak memperlakukan anak disleksia secara negatif.

6.) Sebagaimana orangtua, guru adalah orang 'dekat' bagi anak. Sebagai orang dekat, guru bisa memberi
pengaruh besar pada mental anak. Untuk itu guru juga perlu memiliki kemampuan dalam membangkitkan
semangat, memberikan motivasi dan mendukung setiap langkah usaha yang diperlihatkan anak disleksia.

7.)Bukanlah sikap yang bijak jika seorang guru membanding- bandingkan anak disleksia dengan temannya.
Selain tugas orangtua, guru juga memiliki peran dalam melihat dan menemukan adanya kelebihan pada anak-
anak disleksia. Setelah itu orangtua dan guru bisa mendiskusikan hal itu lebih lanjut untuk mendapatkan
kesepakatan bersama bagaimana menyikapi kelebihan-kelebihan sang anak.
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

~ KELOMPOK 1 ~

Anda mungkin juga menyukai