Anda di halaman 1dari 4

Nama : Natasya Oktavia Sari

NIM : 22003256

Disleksia
a. Konsep Disleksia
Disleksia merupakan gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan anak dalam
membaca yang ditandai dengan sulitnya membedakan bunyi dari huruf, kesulitan dalam
membaca sebuah kalimat ataupun kata, dan memahami makna dari bacaan. Anak dengan
disleksia memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau bahkan di atas rata-rata dan dapat
belajar namun harus melalui proses yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan anak
tanpa disleksia. Anak dengan disleksia rentan mengalami frustasi dalam menjelaskan
kesulitan yang dialaminya jika lingkungan di sekitarnya tidak dapat memahami
dikarenakan disleksia merupakan gangguan yang tidak terlihat secara fisik pada anak.
Disleksia tidak hanya memberikan dampak pada kegiatan akademis. Namun, dapat
berdampak pada kegiatan harian yang dilalui anak seperti kesulitan dalam mengikuti
instruksi dan petunjuk jalan.

b. Gejala Disleksia
Anak yang memiliki gejala disleksia dari segi penampilan dan IQ normal, tetapi mereka
memerlukan stimulus yang berbeda dengan anak yang tidak bergejala disleksia, hal ini
terjadi karena anak yang bergejala disleksia memiliki gangguan pada syaraf batang otak
yang menyerang syaraf yang berhubungan dengan kemampuan membaca
● Perilaku
Perilaku siswa dengan gejala disleksia beragama yaitu pendiam (pemalu),
pemarah, sulit berinteraksi sosial, dan membutuhkan perilaku lebih dari guru
(motivasi dari guru). Siswa yang kesulitan membaca biasanya memiliki perilaku
yang cenderung pendiam, hal ini dapat terjadi dikarenakan anak malu dengan
dengan sebayanya yang sudah bisa membaca dengan lancar sedangkan ia masih
mengalami kesulitan.
● Membaca dan menulis
Ditemukan hasil bahwa siswa bergejala disleksia sangat kesulitan dalam hal
membaca. Bentuk gejala disleksia yang mudah dilihat yaitu dalam pengucapan
siswa ketika membaca. Ketika membaca suatu paragraf siswa sering
meloncat-loncat kalimat yang ia baca. Siswa bergejala disleksia terlihat
membolak-balikan huruf yang mereka baca dan mereka tulis (misalnya b dan d, m
dan w. n dan u, dan p dan q), serta menghilangkan kata. Anak bergejala disleksia
membaca kata demi kata secara ragu, lamban dan intonasi naik turun.
● Susunan atau teknik penulisan
Teknik penulisan anak-anak yang didiagnosis disleksia terkesan kurang rapi
karena besar kecil hurufnya tidak teratur, terkadang mereka menggunakan huruf
kapital di tengah kata, selain itu jarak tulisan dari mereka juga tidak teratur.
Ketika menulis, terkadang mereka menghilangkan kata, seperti kata “berperan”
menjadi “berpran”, kata “makin” menjadi “maki”.
● Mengeja
Dalam mengucap kata yang memiliki banyak konsonan, mereka terkadang
kesulitan dalam mengejanya, kadang pula bisa menghilangkan salah satu
konsonannya, atau posisi huruf tertukar. Seperti kata ”gajah” ducapkan menjadi
”gagah”. kata ”ibu” ducapkan menjadi ”ubi
● Tanda baca
Anak disleksia mengabaikan tanda baca merupakan salah satu ciri-ciri dari
anak-anak bergejala disleksia. Ketika menulis kata yang tidak muat dalam satu
baris anak tidak memanfaatkan tanda baca di tulisan.

c. Jenis-jenis Disleksia
● Letter position dyslexia
Letter position dyslexia adalah suatu kondisi ketika seseorang mengalami
kesulitan dalam membaca kata-kata karena sulit dalam memproses urutan posisi
huruf-huruf dalam kata tersebut.
● Attentional dyslexia
Attentional dyslexia adalah kesulitan membaca akibat ketidakmampuan untuk
memusatkan perhatian pada satu kata secara menyeluruh.
● Letter identity dyslexia
Letter identity dyslexia adalah sebuah jenis disleksia perkembangan yang
menyebabkan kesulitan pada individu dalam mengakses identitas huruf abstrak
dari bentuk visual huruf.
● Neglect dyslexia
Neglect dyslexia adalah kondisi di mana seseorang kesulitan membaca huruf atau
kata yang terletak di satu sisi dokumen atau halaman karena mereka mengabaikan
sisi tersebut.
● Visual dyslexia/ orthographic input buffer dyslexia.
Visual dyslexia atau disleksia visual adalah gangguan pada tahap analisis
ortografis-visual yang menyebabkan pembacaan kata target sebagai kata yang
mirip secara visual, dengan kesalahan substitusi, penghilangan, migrasi, dan
penambahan huruf.
● Surface dyslexia
Disleksia permukaan adalah gangguan membaca di mana pembaca mengalami
kesulitan mengenali kata-kata yang tidak beraturan, yang menyebabkan mereka
mengandalkan konversi grafem-ke-fonem alih-alih rute leksikal.
● Phonological dyslexia
Phonological dyslexia adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami
kesulitan dalam membaca kata-kata yang tidak familiar, terutama kata-kata yang
memiliki pola bunyi yang tidak lazim.
● Vowel dyslexia
Vowel dyslexia adalah jenis kesulitan membaca yang terjadi karena adanya
masalah pada jalur subleksikal dalam memproses huruf vokal pada kata. Orang
yang mengalami dyslexia huruf vokal dapat salah membaca kata dengan
menghilangkan, mengganti, mengurutkan ulang, atau menambah huruf vokal pada
kata.
● Deep dyslexial
Deep dyslexia adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan membaca
yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada dua jalur otak yang terlibat dalam
membaca: jalur grafem-fonem dan jalur leksikal.
● Access to semantics dyslexia
Access to semantics dyslexia adalah jenis disleksia yang terjadi ketika seseorang
dapat membaca dengan lancar dan akurat namun tidak dapat memahami makna
dari kata-kata yang dibacanya.

d. Penyebab Disleksia
● Dalam faktor pendidikan, disleksia bisa terjadi disebabkan oleh metode yang
digunakan dalam mengajarkan membaca
● Beberapa penelitian memasukkan disleksia kedalam gangguan psikologis atau
emosional sebagai akibat dari tindakan kurang disiplin, tidak memiliki orangtua,
sering pindah sekolah, kurangnya kerja sama dengan guru, atau penyebab lainnya.
● Faktor genetik juga diperkirakan turut berperan. Hasil temuan beberapa penelitian
mengungkapkan bahwa 50 persen atau lebih anak disleksia memiliki riwayat
orangtua yang disleksia atau gangguan lain yang berkaitan.

e. Strategi Layanan Pendidikan bagi Disleksia


● Metode eja adalah suatu metode untuk mengajarkan cara membaca yang
menggunakan teknik asosiasi antara huruf dengan bunyi atau suara.
● Metode Fernaid adalah suatu metode pengajaran untuk mengajar membaca multi-
sensoris atau metode VAKT (visual, auditory, kinesthetic, and tactile) dan pada
umumnya menggunakan materi bacaan dari cerita atau kata-kata yang dipilih oleh
anak tersebut, dan pembelajarannya tiap kata diajarkan dengan seluruh dan utuh.
● Metode Gillingham adalah suatu metode yang sangat terstruktur dan berorientasi,
lalu berfokus pada kaitannya huruf dan bunyi.
● Metode Modifikasi Abjad adalah suatu metode yang sering digunakan untuk
anak-anak yang mengalami kesulitan dalam membaca pada bahasa yang
hubungan antara huruf dan suaranya tidak selalu tetap
● Metode kesan neurologis adalah suatu metode yang melibatkan proses atau terdiri
dari membaca bersama-sama dengan cepat antara guru dan murid.
● Metode Analisis Glass adalah suatu metode pengajaran yang digunakan atau
diterapkan melalui pemecahan sandi kelompok huruf dalam kata.

Anda mungkin juga menyukai