Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari keadaan cuaca dan iklim sangat mempengaruhi segala
aktivitas manusia. Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang
paling panas, tetapi tanpa atmosfir manusia hanya dapat bertahan beberapa menit saja.
Atmosfir terutama biosfir yang berada di sekeliling manusia mempunyai karakteristik tertentu
dalam hal suhu, kelembaban, kecepatan dan arah angin, curah hujan dan sebagainya. Cuaca
merupakan keadaan udara pada saat tertentu dan wilayah tertentu yang relatif sempit dan
jangka waktu singkat. Cuaca terbentuk dari gabungan unsur-unsur cuaca yang hanya
beberapa jam saja. Misalnya keadaan udara pada pagi hari dapat berubah pada siang hari,
sore hari, dan malam hari. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif
lama dan meliputi wilayah luas. Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari
variabel-variabel atmosfir yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Iklim beserta unsurnya
adalah hal penting untuk diperhatikan, dipelajari, diantisipasi efeknya, karena pengaruhnya
sering menimbulkan masalah bagi manusia serta mahluk hidup lainnya. Banyak metode yang
dapat digunakan untuk melihat pengaruh kondisi cuaca dan iklim serta pola (pattern) dan
kecenderungan (trend) berdasarkan unsur-unsur yang mempengaruhi maupun
signifikansinya. Salah satu metode untuk melihat hal tersebut adalah uji Mann-Kendall
Multivariat (parsial), yang menjadi fokus dalam

1.2 Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui kondisi cuaca pada waktu tertentu dalam waktu yang singkat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Cuaca adalah keadaan atau kelakuan atmosfir pada waktu tertentu yang sifatnya
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Udara mempunyai sifat yang sangat dinamis. Suhu dan
kelembaban udara akan berubah dari waktu ke waktu. Intensitas cahaya yang diteruskan ke
permukaan bumi setelah melalui lapisan atmosfir akan selalu berubah pula, tergantung
keadaan penyebaran dan ketebalan awan. Demikian pula halnya dengan kecepatan dan arah
angin. Kondisi atmosfir yang dinamis, berubah dalam waktu singkat (dalam jam atau hari)
disebut cuaca.

Cuaca adalah keadaan atau kelakuan atmosfir pada waktu tertentu yang sifatnya
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Udara mempunyai sifat yang sangat dinamis. Suhu dan
kelembaban udara akan berubah dari waktu ke waktu. Intensitas cahaya yang diteruskan ke
permukaan bumi setelah melalui lapisan atmosfir akan selalu berubah pula, tergantung
keadaan penyebaran dan ketebalan awan. Demikian pula halnya dengan kecepatan dan arah
angin. Kondisi atmosfir yang dinamis, berubah dalam waktu singkat (dalam jam atau hari)
disebut cuaca.

Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi cuaca yaitu :

a. Suhu udara

Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu. Satuan
suhu digunakan derajat celcius (ºC), di Inggris dan beberapa negara lainnya dinyatakan ºF
yang menetapkan titik didih air dalam 212ºF dan titik lebur es 32ºF. Dalam skala perseratusan
(skala Celcius) ditetapkan titik didih air 100º dan titik lebur es 0º. Kedua skala tersebut
menunjukkan suhu yang sama pada -40º. Suhu Fahrenheit dapat diubah menjadi derajat
Celcius: F 32 (9 / 5)C.

b. Tekanan udara

Berat sebuah kolom udara per satuan luas di atas sebuah titik menunjukkan tekanan
atmosfir (tekanan udara) pada titik tersebut. Distribusi tekanan horizontal dinyatakan oleh
isobar; garis yang menghubungkan tempat yang mempunyai tekanan atmosfir sama pada
ketinggian tertentu. Tekanan atmosfir berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Tekanan
udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu. Satuannya
atmosfir (atm) atau mm Hg atau mbar, dimana tekanan udara 1atm = 760mmHg =
1.013mbar. Tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau
altitud). Tekanan udara umumnya menurun sebesar 11mbar untuk setiap bertambahnya
ketinggian tempat sebesar 100 m.

c. Kelembaban udara

Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Dalam kelembaban
dikenal beberapa istilah. Kelembaban mutlak adalah massa uap air yang berada dalam satu
satuan udara, yang dinyatakan gram/m3. Kelembaban spesifik merupakan perbandingan
massa uap air di udara dengan satuan massa udara, yang dinyatakan gram/kg. Kelembaban
relatif merupakan perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air
yang dikandung udara pada temperatur tertentu, dinyatakan dalam %. Angka kelembaban
relatif dari 0–100%, dimana 0% artinya udara kering, sedang 100% artinya udara jenuh
dengan uap air dimana akan terjadi titik-titik air. Besaran yang digunakan untuk menyatakan
kelembaban udara adalah kelembaban nisbi, dimana kelembaban tersebut berubah sesuai
dengan tempat dan waktu. Menjelang tengah hari kelembaban nisbi berangsur turun,
kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar.

d. Curah hujan

Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air berasal dari awan yang terdapat
di atmosfir. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. Untuk dapat terjadinya hujan
diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu, dan asam belerang. Titik-titik kondensasi ini
mempunyai sifat dapat mengambil uap air dari udara. Jumlah curah hujan dicatat dalam inci
atau millimeter (1inci = 25.4mm). Jumlah curah hujan 1mm menunjukkan tinggi air hujan
yang menutupi permukaan 1mm, jika air tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau
menguap ke atmosfir.

e. Angin

Angin merupakan gerakan atau perpindahan massa udara dari satu tempat ke tempat
lain secara horizontal. Massa udara adalah udara dalam ukuran yang sangat besar yang
mempunyai sifat fisik (temperatur dan kelembaban) seragam dalam arah yang horizontal.
Gerakan angin berasal dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Kecepatan
angin dibagi atas kelas atau tingkatan berdasarkan kerusakan yang diakibatkan angin dan
kecepatan angin, sebagaimana yang diperlihatkan pada Tabel 1 berikut. Angin mempunyai
arah yaitu arah dari mana angin bertiup biasanya dinyatakan dalam 16 titik kompas (U, UTL,
TL, TTL dan sebagainya) untuk angin-angin permukaan, untuk angin di atas dinyatakan
derajat atau 1/10 derajat dari utara, searah jarum jam. Kecepatan angin km/jam,mil/jam,
m/det, knot, dimana 1km/jam = 0.621mil/jam = 0.278 knot, 1knot = 1.852km/jam =
1.151mil/jam = 0.514m/det.

f. Radiasi Matahari

Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang
terjadi di Matahari. Energi radiasi Matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik.
Spektrum radiasi Matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan sinar
bergelombang panjang. Sinar yang termasuk gelombang pendek adalah sinar x, sinar gamma,
sinar ultra violet, sedangkan sinar gelombang panjang adalah sinar infra merah.

g. Suhu Tanah

Suhu tanah merupakan suatu konsep yang bersifat luas, karena dapat digunakan untuk
menggolongkan sifat-sifat panas dari suatu sistem. Selain itu, suhu tanah merupakan faktor
penting dalam menentukan proses-proses físika yang terjadi di dalam tanah, serta pertukaran
energi dan massa dengan atmosfer, termasuk proses evaporasi dan aerasi. Suhu tanah juga
mempengaruhi proses biologi seperti perkecambahan biji, pertumbuhan benih dan
perkembangannya, perkembangan akar, maupun aktivitas mikrobia di dalam tanah.
BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Oktober 2019 pukul 09.00 WIB sampai
dengan selesai di laboratorium Agroklimatologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : ATK, Handphone, Lux
meter, Thermohygro, Soil Thermometer

3.3 Langkah kerja

A. Dibawah Naungan

 Pengukuran Radiasi

1. Siapkan alat yang akan digunakan untuk mengukur radiasi matahari (Lux meter)

2. Masukkan baterai kedalam lux Meter

3. Letakkan Lux Meter di bawah pohon yang rindang

4. Buka tutup Lux Meter

5. Hidupan kan Lux Meter

6. Amati angka yang muncul pada Lux Meter

7. Ambil dokumentasi pengamatan dengan handphone

8. Catat hasilnya pada buku

9. Lakukan 3 kali pengulangan

 Suhu Udara

1. Siapakan alat pengukur suhu udara

2.Gantung alat pengukur suhu di salah satu ranting pohong


3. Tunggu selama 10 menit

4. Amati pergerakan raksa di dalam thermometer suhu udara

5. Catat hasil pengamatan

6. Ambil dokumentasi kegiatan dengan handphone

 Suhu Tanah

1. Siapkancalat yang akan digunakan untuk mengukut suhu tanah

2. Gali tanah yang terlindungi sedalam 5 cm

3. Masukkan alat pengukur suhu dan tunggu selama 10 menit

4. Catat hasil dan ambil dokumentasi

5. Lakukan seluruh kegiatan diatas namun pada kedalaman tanah yang berbeda yaitu 10 cm
dan 15 cm.

 Kelembaban

1. Siapakan alat yang akan digunakan untuk mengkuru kelembaban (Thermohygrometer)

2. Nyalakan thermohygrometer terlebih dahulu

3. Tekan tombol mode lalu tekan tombol maks untuk mengamati kelembaban maksimum

4. Tunggu selama 15 menit.

5. Cata hasil pengamatan

6. Ambil dokumentasi kegiatan dengan handphone

7. Lakukan 3 kali pengulangan

B. Tanpa Naungan

 Pengukuran Radiasi

1. Siapkan alat yang akan digunakan untuk mengukur radiasi matahari (Lux meter)

2. Masukkan baterai kedalam lux Meter


3. Letakkan Lux Meter di atas permukaan tanah

4. Buka tutup Lux Meter

5. Hidupan kan Lux Meter

6. Amati angka yang muncul pada Lux Meter

7. Ambil dokumentasi pengamatan dengan handphone

8. Catat hasilnya pada buku

9. Lakukan 3 kali pengulangan

 Suhu Udara

1. Siapakan alat pengukur suhu udara

2. Gantung alat pengukur suhu

3. Tunggu selama 10 menit

4. Amati pergerakan raksa di dalam thermometer suhu udara

5. Catat hasil pengamatan

6. Ambil dokumentasi kegiatan dengan handphone

 Suhu Tanah

1. Siapkan alat yang akan digunakan untuk mengukut suhu tanah

2. Gali tanah yang terpapar sinar marahari langsung sedalam 5 cm

3. Masukkan alat pengukur suhu dan tunggu selama 10 menit

4. Catat hasil dan ambil dokumentasi

5. Lakukan seluruh kegiatan diatas namun pada kedalaman tanah yang berbeda yaitu 10 cm
dan 15 cm.

 Kelembaban

1. Siapakan alat yang akan digunakan untuk mengkur kelembaban (Thermohygrometer)


2. Nyalakan thermohygrometer terlebih dahulu

3. Tekan tombol mode lalu tekan tombol maks untuk mengamati kelembaban maksimum

4. Tunggu selama 15 menit.

5. Cata hasil pengamatan

6. Ambil dokumentasi kegiatan dengan handphone

7. Lakukan 3 kali pengulangan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

NO. Data pengukuran dibawah naungan Data pengukuran tanpa naungan

1. Suhu udara: Suhu udara:


1. 27˚C 1. 28˚C
2. 30˚C
3. 32˚C

2. Intensitas radiasi maatahari: Intensitas radiasi matahari:


1. 218 x 100 Lux 1. 268 x 100 Lux
2. 1341 x 100 Lux 2. 212 x 100 Lux
3. 0,15 x 100 Lux 3. 218 x 100 Lux
Rata-rata : Rata-rata:
1.559,15 x 100 Lux 698 : 3 = 232,66 x 100 Lux

3 Suhu tanah: Suhu tanah:


1. Kedalaman 5 cm = 27˚C 1. Kedalaman 5 cm = 28,5˚C
2. Kedalaman 10 cm = 26˚C 2. Kedalaman 5 cm = 28˚C
3. Kedalaman 15 cm = 25˚C 3. Kedalaman 5 cm = 29˚C

4 Kelembaban udara: Kelembaban udara:


1. Maksimum 1. Maksimum
Suhu = 29,1˚C Suhu = 31,8˚C
Kelembaban = 80% Kelembaban = 66%
2. Minimum 2. Minimum
Suhu = 27,3˚C Suhu = 26,6˚C
Kelembaban = 79% Kelembaban = 65%

5 Kecepatan angin
1. 0,5 m/s 10 detik 4 putaran
2. 1 m/s 38 detik 21 putaran
3. 1 m/s 8 detik 6 putaran
4.2 Pembahasan

Praktikum dilakukan agar kita dapat mengetahui perbedaan kodisi cuaca pada waktu
tertentu dalam kurun waktu yang singkat antara dibawah naungan dan yang tidak dinaungi.
Pada praktikum ini kita mengukur perbandingan suhu udara, intensitas cahaya matahari, suhu
tanah dan kelembaban udara. Dari data yang diperoleh perbandingan antara dibawah naungan
dan yang tidak dinaungi tidak terlalu signifikan atau tidak terlalu berbeda jauh.

Anda mungkin juga menyukai