Anda di halaman 1dari 4

Ma’had Aly

ppwahidhasyim.com Madrasah

Latar Historis Kajian Keilmuan PP Wahid Hasyim

Cikal bakal Ma’had Aly PP Wahid Hasyim adalah Madarasah Diniyah (Madin) Wahid Hasyim (untuk
mahasiswa). Karena mayoritas santri Madin itu mahasiswa maka sistem pengajarannya pun banyak
menerapkan metode pendidikan perguruan tinggi, meskipun juga tidak meninggalkan sama sekali
metode pengajaran pesantren salafi, seperti sorogan dan bandongan.

Sejak tahun 1976 sampai sekitar tahun 2000, kurikulum Madin lebih banyak menggunakan kitab-
kitab salafi atau sering dikenal dengan sebutan ‘kitab kuning’ dari pada kitab-kitab kontemporer
(‘ashriyyah). Demikian juga, metodenya pun masih cenderung qauli dari pada manhaji.

Beriring dengan perjalanan waktu dan dinamika kajian keislaman di pesantren, lebih-lebih sebagian
dari staf pengajar di Madin ini adalah para dosen perguruan tinggi yang sudah familiar dengan kajian
metodologi dan mayoritas santrinya adalah mahasiswa yang juga lebih cenderung kepada kajian
metodologi (ilmiah), di samping juga tuntutan untuk membangun tradisi keilmuan yang dinamis,
akomodatif terhadap perkembangan baru, dan lebih aktif-kreatif dalam merespon masalah-masalah
sosial yang muncul, maka kajian metodologi keislaman menjadi pilihan dan warna baru dalam
pengkajian ilmu-ilmu keislaman di Madin Wahid Hasyim, terutama dalam kajian hukum Islam (fiqh
dan ushul al-fiqh) dan tafsir, meskipun tidak begitu saja meninggalkan keluhuran tradisi dan tsarwah
ulama. Prinsip pengembangan yang dipegangi adalah:

‫المحافظة عىل القديم الصالح و األخذ بالجديد األصلح‬

“Al Muhafadloh ‘Alal Qodimish Sholih Wal Akhdzu Bil Jadidil Ashlah” ( Mempertahankan metodologi
klasik yang masih relevan dan mengadopsi metodologi modern yang lebih produktif).

Kurikulum Madin pun disempurnakan terus dan yang paling signifikan adalah penyempurnaan
kurikulum pada tanggal 14 Agustus 2000 dengan mendatangkan para ustadz dari dalam dan luar
pesantren, yaitu: Ir. H. Djawahir Fahrurrazi, M.Sc. (Fakultas Teknik UGM); Drs. Khoiron Nahdhiyyin,
M.A. (Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga); Drs. Mahmud Arif, M.Ag. (Fakultas Tarbiyyah IAIN Sunan
Kalijaga); Moh. Khojir Adnan, S.Ag., Toha Hasan, S.Ag., Hasan Basri, S.Ag., Miftahuddin, S.Ag., Moh.
Ulwan, S.Ag., Khoirul Anwar, S.Ag., Abdul Basith AW., Abdul Mughits, S.Ag., M.F. Hidayatullah, dll.
Dalam sharing itu banyak masukan kontributif dari mereka, walhasil tersusunlah kurikulum Madin
yang lebih bercorak metodologis (manhaji).

Awal Pendirian Ma’had Aly


Ketika Peringatan Haul ke-3 Almaghfurlah K.H. Abdul Hadi asy-Syafi’i (Pendiri PP. Wahid Hasyim)
pada bulan Mei 2002, Direktur Pekapontren Departemen Agama RI, yaitu Dra. Hj. Faiqoh, M.Hum.
yang menyempatkan hadir dan memberikan sambutan dalam acara tersebut, mengusulkan kepada
Pengasuh untuk mendirikan Ma’had Aly dengan melihat potensi sumber daya manusia (SDM) yang
cukup memadai, lebih-lebih posisi pesantren yang sangat strategis di antara tujuh perguruan tinggi
ternama di Yogyakarta.

Dukungan tersebut kemudian direspon oleh Pengasuh (Bapak K.H. Drs. Jalal Suyuthi, S.H.) yang
kemudian ditindaklanjuti oleh Ketua I (bidang Pendidikan) Yayasan PP. Wahid Hasyim, yakni Bapak
Kyai Sunhaji, S.Ag. bersama para pengurus Madin dengan mengadakan kunjungan ke beberapa
pesantren besar yang sudah mu’tabar dalam kajian kitab kuningnya, seperti Ma’had Aly li al-‘Ulum
al-Islamiyyah Qism al-Fiqh PP. Salafiyyah Syafi’iyyah Sukorejo Situbondo dan PP. Miftahul ‘Ulum
Kraton Pasuruan pada tanggal 25-27 Februari 2003 dalam rangka memperkaya referensi dan
mencari format yang ideal dalam kajian keislaman di pesantren. Yang ikut dalam acara muhibah
tersebut adalah Bapak Kyai Sunhaji, S.Ag. (Ketua I Yayasan PP. Wahid Hasyim), Abdul Basith AW.,
S.Ag. (Kepala Madin), Ahmad Zaenal Fanani (Waka Kurikulum Madin), Hadi Eksanto (Sekretaris
Madin), Abdul Mughits, S.Ag., Abdul Mu’thi Fitriyanto, dan Junaidi. Hasil muhibah itu kemudian
dijadikan bahan diskusi dan musyawarah pengurus untuk mencari format Ma’had Aly yang ideal
untuk PP. Wahid Hasim sembari melihat potensi yang dimiliki pesantren. Kunjungan itu dilanjutkan
ke PP. Al-Falah Ploso dan PP. Lirboyo Kediri pada tanggal 1-2 Agustus 2003 oleh Abdul Mughits,
M.Ag.

Musyawarah pun dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2005 yang dihadiri beberapa ustadz dari dalam
dan luar pesantren, diantaranya Bapak Dr. Phil. H. Nurkholish Setiawan, M.A. (alumni Leiden
University dan Bohn University Jerman), Abdul Mughits, M.Ag. (fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga),
Abdul Basith AW., S.Ag., M.F. Hidayatullah, S.Ag., Arifin, S.H.I., Abdul Jalil, S.H.I., Hayatul Maqi, S.H.I.,
dll. Dalam musyawarah itu disepakati draft Statuta dan Kurikulum Ma’had Aly. Nama yang dipilih
oleh forum adalah Ma’had Aly li al-‘Ulum al-Islamiyyah Qismi al-Fiqh wa at-Tafsir Pondok Pesantren
Wahid Hasyim Yogyakarta.

Akhirnya, Ma’had Aly itu diresmikan pada tanggal 20 Juni 2005 bertepatan dengan acara Haul ke-6
Almaghfurlah K.H. Abdul Hadi asy-Syafi’i. Sedianya yang akan meresmikan itu Direktur Pekapontren,
yakni Bapak Drs. H. Amin Haidari, tetapi karena saat itu berhalangan hadir maka diwakilkan oleh
Kabid Pekapontren Kantor Wilayah Depag DIY, yakni Bapak Drs. H. Mahmudi AF.

Setelah peresmian kemudian langsung dibentuk kepengurusan yang bertanggungjawab dalam


pengelolaan lembaga Ma’had Aly untuk masa khidmah 2005-2006 dan telah membuka mahasiswa
Angkatan I (Pertama) pada Tahun Akademik (TA) 2005/2006 dengan jumlah 20 mahasiswa.
Kemudian pada TA 2006/2007 menerima 20 mahasiswa dan TA 2007/2008 berjumlah 46 mahasiswa.

Ma’had Aly, dalam perjalanannya telah mengalami banyak dinamika yang konstruktif, terutama
dalam kepengurusan dan kurikulum setelah mengakomodir masukan-masukan dari berbagai pihak
dan insya Allah penyempurnaan dan penyesuaian akan terus dilakukan dengan melihat konteks dan
kebutuhan dalam kajian keislaman yang sangat dinamis.

Direktur (Mudir ‘Amm) Ma’had Aly yang pertama adalah Abdul Mughits, M.Ag. (Fakultas Syari’ah
UIN Sunan Kalijaga/Alumni PP. Wahid Hasyim) untuk periode 2005-2006. Demikian juga pada
periode II tahun 2006-2008.

Ma’had Aly adalah pendidikan nonformal pesantren setingkat dengan perguruan tinggi dengan
kurikulum ilmu-ilmu ke-Islaman yang terdapat pada Kutubut Turats (Kitab Kuning) ataupun pada
Kitab Ashriyah.

Ma’had Aly Wahid Hasyim menekankan pada kajian tiga cabang ilmu, yakni :

Tafsir

Fiqih

Tasawuf

Dengan pola kegiatan metodologis dari ketiga cabang ilmu tersebut, diharapkan terwujudnya santri-
santri yang mempunyai penguasaan terhadap metodologi pengembangan di bidang tafsir, fiqh, dan
penjiwaan tasawuf.

6. Madrasah Diniyah

Pendidikan khusus ilmu keagamaan, Madrasah Diniyah Ali Maksum ini didasarkan atas kebutuhan
spiritual masyarakat untuk memperoleh dasar pendidikan agama Islam. Sasaran lembaga ini adalah
para pelajar SD, SLTP/ SLTA yang ada di Yogyakarta ini yang bermaksud menimba ilmu agama. Oleh
karena itu diselenggarakan madrasah Diniyah dengan pengelolaan khusus yang merupakan
konsumsi untuk masyarakat di luar pondok pesantren.

Madrasah Diniyah Ali Maksum memulai tahun ajaran barunya bersamaan dengan tahun ajaran baru
di sekolah-sekolah umum dengan menyelenggarakan jenjang pendidikan sebagai berikut :

a. Tingkat Awwaliyah (Dasar), 4 tahun ( kelas 1 – 4 )

b. Tingkat Wustho (Menengah), 2 tahun .


c. Tingkat Ulya (Atas), 2 tahun .

Telepon: 0274 386 236

7. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Plus

TPQ Plus ini merupakan salah satu lembaga di bawah Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren
Krapyak dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat umum akan pentingnya pendidikan dan
pengajaran al-Qur’an bagi anak dengan cara cepat dan tepat. Lembaga ini karenanya dikhususkan
bagi anak usia TK/ SD yang berada di lingkungan pondok pesantren. Selain memperhatikan aspek
psikologi anak dan penambahan pelajaran praktek ibadah, TPQ ini memiliki kekhasan, yaitu
digunakannya pola pengajaran baca tulis al-Qur’an yang disesuaikan dengan kaidah Bahasa Arab.
Peserta didik karenanya selain mampu membaca al-Qur’an dengan baik, juga dapat memiliki
pengetahuan dasar Bahasa Arab.

TPQ Plus Ali Maksum dengan sistem tersebut dimaksudkan agar anak/siswa :

a. Dapat membaca al-Qur’an dengan fasih.

b. Bebas dari buta baca tulis huruf Arab.

c. Mampu mengamalkan ajaran ibadah dengan baik dan benar.

d. Memiliki akhlaqul karimah dan budi pekerti

Materi Pendidikan TPQ Plus Ali Maksum meliputi : penguasaan buku pegangan Qiro’ah Muyassaroh,
hafalan surat-surat pendek, do’a sehari-hari, praktek ibadah, belajar, cerita, bermain dan menyanyi
lagu-lagu Islami.

Telepon: 0274 386 236

Anda mungkin juga menyukai