Anda di halaman 1dari 7

UJI PERIODONTAL

BUKU: Ilmu Endodontik Dalam Praktek


Oleh: Louis I. Grossman
Seymour oliet
Carlos E. Del rio

1. Pemeriksaan Visual Dan Taktil

Uji klinis yang paling sederhana adalah pemeriksaan berdassarkan


penglihatan. Hal ini terlalu sering hanya dilakukan sambil lalu selama
pemeriksaan, dan sebagai hasilnya, banyak informasi penting hilang. Suatu
pemeriksaan visual dan taktil jaringan keras dan lunak yang cermat mengandalkan
pada pemeriksaan "three Cs":color, contour, dan consistency (warna, kontur, dan
konsistensi). Pada jaringan lunak , seperti gusi, penyimpangan dari warna merah
muda sehat dapat dengan mudah dikenal bila terdapat inflamasi. Suatu perubahan
kontur yang timbul dengan pembengkakan, dan konsistensi jaringan yang lunak,
fluktuan, atau seperti bunga karang yang berbeda dengan jaringan normal, sehat
dan kuat adalah indikatif dari keadaan patologik.

Dengan cara yang sama, gigi harus diperiksa secara visual dengan
menggunakan "Three Cs". Suatu mahkota yang berpenampilan normal
mempunyai translusensi dan kehidupan yang tidak dipunyai gigi tanpa pulpa. Gigi
yang berubah warna, opak, dan kurang menunjukkan kehidupan harus dinilai
secara hati-hati karena pulpanya mungkin telah mengalami peradangan,
degenerasi, atau sedah nekrotik. Tidak semua gigi, yang berubah warna
memerlukan perawatan endodontik; penodaan (staining) mungkin deisebabkan
karena restorasi amalgam lama, bahan pengisi saluran akar, atau obat-obatan
sistemik, seperti penodaan tetrasiklin. Namun kebanyakan perubahan warna,
disebebkan oleh penyakit yang biasanya berhubungan dengan pulpa nekrotik,
pulpa gangren, resorpsi internal dan eksternal, dan terbukanya pulpa karena
karies.
Kontur mahkota harus diperiksa. Oleh karena fraktur, bekas-bekas abrasi
dan restorasi dapat merubah kontur mahkota, klinisi harus siap mengevaluasi
pengaruh perbahan tersebut pada pulpa.

Teknik pemeriksaan visual dan taktil adalah sederhana. Pemeriksa


menggunakan mata, jari-jari tangan, eksplorer, dan prob (probe) periodontal.
Gigi-gigi dan periodonsium pasien harus diperiksa dibawah sinar terang dalam
keadaan kering . Misalnya suatu saluran sinus (fistula) dapat terlepas dari dteksi
bila tertutup ludah, atau dapat juga suatu kavitas interproksimal luput dari
perhatian bila terisi dengan sisa makanan. Kehilangan translusensi sedikit
perubahan warna, dan keretakan mungkin tidak terlihat dengan penerangan yang
tidak memadahi. Sebenarnya suatu traslominator dapat menolong mendeteksi
email yang retak atau fraktur pada makhkota.

Pemeriksaan visual harus menyertakan jaringan lunak dekat gigi yang


terlibat untuk mendeteksi adanya pembengkakan.

2. Perkusi

Uji ini memungkinkan seseorang mengevaluasi status periodonsium


sekitar suatu gigi. Gigi diberi pukulan cepat dan tidak keras, mula-mula dengan
jari dengan intensitas renda, kemudian intensitas ditingkatkan dengan
menggunakan tangkai suatu instrumen, untuk menentukan apakah gigi merasa
sakit. Suatu respon sensitif yang berbeda dari gigi disebelahnya biasanya
menunjukkan adanya perisementitis(periodontitis). Walaupun perkusi adalah
suatu cara sederhana menguji, tetapi dapat menyesatkan bila digunakan sebagai
alat tunggal.

Perkusi digunakan bersama-sama dengan tes periodontal lain, yaitu


palpasi, mobilitas dan depersibilitas. Tes ini membantu menguatkan adanya
periodontitis. Bagaimanapun , adanya gangguan ini bukan merupakan indikasi
pulpitis irreversibel atau nekrosis pulpa yang sebenarnya. Mungkin periodontitis
adalah suatu respon terhadap nekrosis pulpa, dapat juga timbul disekitar gigi vital
yang secara klinis normal, sebagai pada abses periodontal akut.
3. Palpasi

Tes sederhana ini dilakukan dengan ujung jari menggunakan tekanan


ringan untuk memeriksa konsistensi jaringan dan respon rasa sakit meskipun
sederhana, tetapi merupakan suatu tes yang penting. Nilainya terletak dalam
menemukan pembengkakan yang meliputi gigi yang terlibat dan menentukan hal-
hal berikut:
1. Apakah jaringan fluktuan dan cukup membesar untuk insisi dan drainase.
2. Adanya intensitas dan lokasi rasa sakit.
3. Adanya dan lokasi adenopati.
4. Adanya krepitus tulang.

4. Tes Mobilitas-Depresibilitas

Tes mobilitas digunakan untuk mengevaluasi integritas aparatus pengikat


(attachment apparatus) disekeliling gigi. tes terdiri dari menggerakkan suatu gigi
kearah lateraldalam soketnya dengan menggunakan jari atau lebih diutamakan ,
menggunakan tangkai dua instrumen. Tujuan tes ini adalah untuk menentukan
apakah gigi terikat kuat atau longgar pada alveolusnya. Jumlah gerakan
menunjukkan kondisi periodonsium. Makin besar gerakannya makin jelek status
periodontalnya.

Demikian pula, tes untuk depresibilitas adalah dengan menggerakkan gigi


kearah vertikal dalam soketnya. Tes in dapat dilakukan dengan jari atau dengan
instrumen. Bila dijumpai depresibilitas, kemungkinan untuk mempertahankan gigi
berkisar antara jelek dan tidak ada harapan.

Satu klasifikasi mobilitas menetapkan mobilitas derajat pertama sebagai


gerakan gigi yang nyata dalam soketnya, mobilitas derajat kedua adalah gerakan
gigi dalam jarak 1mm; dan mobilitas derajat ketiga adalah gerakan lebih besar
daripada 1mm atau bila gigi dapat ditekan.

5. Radiografi
Radiografi adalah salah satu alat klinis paling penting untuk membuat
diagnosis. Alat ini memungkinkan pemeriksaan visual struktur mulut yang tidak
mungkin dapat dilihat dengan mata telanjang.

Radiograf dapat berisi informasi mengenai adanya karies yang dapat melibatkan/
mengancam melibatkan pulpa. Radiograf dapat menunjukkan jumlah, bagian,
bentuk, panjang dan lebar saluran akar, adanya material mengapur di dalam
rongga pulpa atau saluran akar, resorpsi dentin yang mulai dari dalam saluran
akar(resoprsi internal) atau dari permukaan akar(resorpsi eksternal), klasifikasi
atau penyumbatan kavitas pulpa, penebalan ligamen periodontal , resorpsi
sementum , dan sifat serta perluasan kerusakan periapikal dan tulang alveolar.

UJI KARIES

Cara Mendeteksi Karies

1. Gigi harus bersih dan kering, karang gigi dibersihkan.

2. Lakukan isolasi agar gigi – gigi tidak terkena saliva.

3. Pengeringan gigi dengan semprotan udara secara perlahan – lahan.

4. Untuk mengetahui tanda awal diperlukan penglihatan yang tajam


(VISUAL)

Beberapa cara yang dipakai :

a. Dengan semprotan udara :

• Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak


menggunakan karies untuk menemukan karies

• Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai
untuk demineralisasi namun belum membentuk lubang,
tekanan engan eksplorer dapat merusak dan membuat lubang
• Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal
yang belum berlubang adalah dengan tiupan udara

• Transluminasi serat optik direkomendasikan untuk


mendiagnosa karies kecil

b. Dengan eksplorer

• Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata


telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dengan
menemukan daerah lunak pada gigi dengan eksplorer.

c. Dengan rontgen foto

• Untuk membantu menegakkan diagnosa karies interproksimal


yang sulit dilihat dengan mata telanjang maupun dengan
eksplorer.
d. Dengan fluorescense

• Intstrument diagnostic ini bekerja pada dasar fluorescense yang


berbeda di antara substansi gigi sehat dan sakit

• Alat ini dpaat mendeteksi bahakan lesi-lesi terkecil tanpa


mengekspos radiasi terhadapa pasien

• Tidak ada probing ata scraping, sehingga tidak merusak


kesehatan substansi gigi

• Bentukan tongkat yang terdiri dari laser linght emitting diode


dan probe yang dilewatkan pada region tertentu

• Alat ini menstimulasi substansi modifikasi gigi, menyebabkan


fluorescense. Secara langsung mengeluarkan fluorescense
kembali terhadap analisis fotoselm yang kemudian
menunjukkan secara visual dan memancarkan suara

e. Spectra

• Adalh instrumen yang tidak menginvasi seperti instrumen lain


yang mendeteksi secara visual seperti sonde.

• Mengidentifikasi bakteri kariogenik dg prinsip fluorescense,


sinar biru LED energi tinggi masuk ke dalam permukaan gigi

• Bila terdapat bakteri maka akan bersinar merah. Jika sehat akan
bersinar biru

Anda mungkin juga menyukai