PENDAHULUAN
1
(baik intra maupun ekstra), suasana disiplin, keakraban, kekeluargaan,
kenyamanan, kebersihan dan lain-lain.
2
kurang terjalinnya hubungan yang kondusif antara pihak sekolah dengan
masyarakat/komite serta alumni yang ada. Kemungkinan yang lain adalah karena
sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang masa kerjanya sudah
mendekati pensiun yang memiliki kondisi fisik yang kurang baik, yang
menyebabkan kepemimpinan di sekolah dilanjutkan oleh kepala sekolah yang
merangkap tugas, sehingga kerjanya kurang maksimal. Selain memegang peranan
penting dan strategis dalam usaha peningkatan layanan dan peningkatan sarana
prasarana yang memadai, Kepala Sekolah juga dituntut untuk mampu melakukan
analisis SWOT tentang kondisi sekolah yang dipimpinnya. Dengan begitu, Kepala
Sekolah mengetahui titik-titik kelemahaan dan kekuatan yang dimiliki untuk
menentukan langkah strategis yang harus ditempuh.
Kondisi SD Negeri Gebugan 01 pada awal tahun pelajaran 2009/2010
sangatlah memprihatinkan, di mana lahan yang dimiliki sangat sempit dan
keadaan ruang kelas tidak memenuhi standar yang diharapkan. Bangunan sekolah
tidak mempunyai pagar, padahal berada di lokasi tanah di atas jalan raya yang
sarat dengan lalu lalang kendaraan. Pada jam istirahat, anak didik sering berlarian
ke jalan untuk mengejar bola atau alat permainan mereka yang jatuh ke jalan raya.
Selain itu, kelas untuk proses belajar mengajar hanya berukuran 5x6x3 meter, juga
tidak memiliki ruang guru. Halamannya masih tanah sehingga ketika musim
hujan, anak-anak bermain di tanah yang becek dan berlumpur. Hal ini sangatlah
menjadi beban bagi kita semua. Bagaimana guru mampu memberikan layanan
yang baik bila kondisi sekolah masih sangat kurang?
Pendidik merupakan tenaga profesional yang harus mampu mendidik,
membimbing, mengasuh dan memberi layanan pendidikan kepada anak didik
untuk mampu mengembangkan kompetensi sesuai minat dan bakat yang
dimilikinya. Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah, merupakan
tenaga kependidikan yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, pelayanan, memberikan bimbingan teknis dan
pelatihan untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan yang
dipimpinnya (UU RI Nomor 20 tahun 2003 Bab XI pasal 39).
3
Selain harus didukung oleh kompetensi manajemen Kepala Sekolah yaitu
mengelola, membimbing, membina dan mengarahkan para guru agar dapat
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, kompetensi Kepala Sekolah
dalam mengembangkan kewirausahaan sangat dibutuhkan. Konsep manajemen
aktivitas kepala sekolah harus mampu melaksanakan berbagai kegiatan sekolah
secara terencana dan terorganisasi dengan baik. Tidak hanya sebagai penyalur
informasi, tetapi juga harus diikuti dengan kemampuan untuk mengembangkan
sekolah dengan menjalin kemitraan lingkungan masyarakat, komite dan seluruh
alumni yang ada.
Di era sekarang ini di mana pemerintah menetapkan UU berupa
permendikbud No.60 Tahun 2011 yang melarang bagi setiap sekolah untuk
melakukan pungutan atau menarik iuran kepada orang tua, disusul dengan
kemdikbud melalui surat edarannya Nomor 1356/H/TU/2016 tertanggal 5
Pebruari 2016 telah mengeluarkan sebuah peraturan tentang larangan untuk tidak
mengadakan pungutan biaya apapun yang membebani pihak yang berkaitan
dengan pelaksanaan ujian, maka sekolah dalam hal ini kepala sekolah harus
cerdas dan mampu membaca peluang yang ada tanpa harus mengambil resiko
kedinasan.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas,
memperlihatkan bahwa SD Negeri Gebugan 01 menghadapi permasalahan
sehingga perlu dicarikan solusinya. Untuk memberi panduan dalam pemecahan
masalah, permasalahan dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hasil upaya menjalin kemitraan melalui pelacakan alumni
sebagai upaya peningkatan pengembangan sekolah di SD Negeri Gebugan
01 Kecamatan Bergas?
4
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka best practice ini bertujuan :
1. Memaparkan hasil upaya menjalin kemitraan melalui pelacakan alumni
sebagai upaya peningkatan pengembangan sekolah di SD Negeri
Gebugan 01 Kecamatan Bergas.
2. Memaparkan dampak dari upaya menjalin kemitraan melalui pelacakan
alumni sebagai upaya peningkatan pengembangan sekolah di SD Negeri
Gebugan 01 Kecamatan Bergas.
5
Tabel.1
Perhitungan IFAS SD Negeri Gebugan 01
6
KELEMAHAN
(W)
1. Alokasi dana 0,25 4 1,00 Sumber dana BOS
untuk GTT/ PTT sebagian besar di
dan peruntukan untuk
Ekstrakurikuler membayar honor
cukup tinggi GTT/PTT dan
ekstrakurikuler
2. Kurangnya sarana 0,25 5 1,25 Sarana Prasarana
prasarana pembelajaran masih
pembelajaran kurang untuk proses
pembelajaran dan lokasi
sekolah yang sempit
membatasi anak untuk
proses pembelajaran di
luar kelas
3. Mayoritas guru Banyak guru belum bisa
lemah di bidang IT 0,25 4 1,00 menguasai IT
Kesimpulan :
Dilihat dari bobot masing-masing butir kekuatan dan kelemahan yang ada
pada matrik di atas, dilihat dari skor dan rating, dapat disimpulkan bahwa antara
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki SD Negeri Gebugan 01 ini tidak imbang.
Kelemahan lebih menonjol dibandingkan kelebihan. Hal ini bisa dijadikan
pelajaran untuk pihak sekolah bahwa kekuatan yang dimiliki kurang dapat
7
menutup kelemahan yang ada. Dengan adanya analisis ini, diharapkan sekolah
dapat terus berusaha untuk meningkatkan kekuatan sekolah dengan seoptimal
mungkin agar kelemahan yang ada dapat teratasi dan tertutupi.
Tabel 2
Perhitungan EFAS SD Negeri Gebugan 01
8
Faktor-Faktor strategi Total
Bobot Skor Komentar
Eksternal Skor
ANCAMAN (T)
1. Lembaga pendidikan 0,30 4 1,20 - Banyak SD Negeri – SD
sejenis Negeri lainnya yang juga di
favoritkan di sekitar
lingkungan SD Negeri
Gebugan 01
Kesimpulan:
Dapat dilihat dari butir peluang dukungan pemerintah daerah dalam
melengkapi sarana prasarana dan kepedulian orang tua dan alumni adalah peluang
yang paling besar yang dimiliki oleh SD Negeri Gebugan 01. Peluang ini harus
dimanfaatkan secara maksimal dengan kerjasama yang baik antara pihak sekolah
dengan pihak luar sekolah, di mana peluang ini akan memperkecil ancaman pada
butir empat yaitu persaingan dalam bidang TIK yang belum begitu baik. Ancaman
ini dapat diminimalisir dengan memanfaatkan peluang tersebut, dengan cara tidak
9
hanya infrastruktur saja yang di pehatikan tetapi juga harus memenuhi tenaga
pengajar yang mumpuni.
10
3. Tahap Perhitungan Analisis SWOT SD Negeri Gebugan 01
PELUANG
1
-0,35 ; 0,65
1
KELEMAHAN KEKUATAN
-
-1
-1
ANCAMAN
Penjelasan:
a. Dari perhitungan di atas, dapat diuraikan beberapa hal yang berhubungan
dengan SWOT di SD Negeri Gebugan 01 dapat dikatakan memiliki
kekuatan yang masih kurang baik. Hal ini terbukti dari AFI (Analisis
11
Faktor Internal) berupa kekuatan dengan poin 3,80 dari skala 1 s/d 4
(3,80) adalah angka yang cukup untuk kategori kekuatan.
b. Poin kelemahan 4,15 adalah angka yang sangat besar untuk kategori
kelemahan. Selisih S dan T ini tidak jauh, hanya –0,35. Hal ini dapat
dijadikan acuan bagi pihak sekolah untuk menetapkan kebijakan-
kebijakan yang baru dan kreatif, guna meningkatkan poin kekuatan
sekolah agar berada jauh di atas poin kelemahan sekolah.
c. Pada analisis AFE (Analisis Faktor Eksternal) SD Negeri Gebugan 01 ini
mempunyai poin peluang 4,20. Angka ini jika dilihat dari skala 1-4 d
dapat dikatakan sudah sangat baik. Hal ini dapat dijadikan pelajaran bagi
sekolah untuk lebih cerdas dalam memanfaaatkan peluang dan mencari
peluang yang lain dalam rangka memajukan sekolah.
d. Pada poin ancaman 3,55 poin ini adalah angka yang masih dibawah
skala 4 untuk kategori ancaman, yaitu jika poin 1 maka ancaman tersebut
besar. Dengan demikian, antara peluang dan ancaman hanya beselisih
0,65. Masih banyak hal-hal yang harus diusahakan sekolah agar poin
peluang bisa lebih selalu di atas poin ancaman.
e. Keadaan SD Negeri Gebugan 01 ini belum bisa dikatakan baik. Setelah
dilakukan analisis SWOT, masih banyak hal-hal yang harus diperbaiki
guna memperoleh keadaan yang stabil sehingga dapat mengambil
keputusan yang tepat untuk kemajuan sekolah dengan menutupi
kelemahan dengan peluang yang ada di SD Negeri Gebugan 01.
12
misi dan tujuan sekolah dapat terwujud, dengan cara menggali dana dari
para alumni.
13
BAB II
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan sekolah untuk selanjutnya segera
mensosialisasikan kepada forum rapat sekolah untuk melakukan pengecekan dan
verifikasi untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. Melalui forum rapat
sekolah bisa segera menyusun rancangan kegiatan yang akan dilakukan seperti
mengundang pengurus komite, para tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan
desa serta alumni yang paling dekat dan peduli pada perkembangan sekolah.
Berbagi tugas antara pihak sekolah dan komite bersama-sama melakukan
pelacakan alumni sekolah yang ada di desa Gebugan dan sekitarnya termasuk
yang berada di luar daerah seperti di Jakarta, Mojokerto, dan Surabaya untuk
berkoordinasi menyampaikan kebutuhan-kebutuhan sekolah yang menjadi bagian
dari tugas komite dan para alumni untukk ikut berperan di dalamnya. Kami
menemukan alumni yang cukup potensial yang peduli dengan sekolah, dengan
dasar itu sekolah berusaha memberikan yang terbaik buat mereka bangga akan
sekolahnya, sebaliknya mereka juga mulai memperhatikan hal-hal yang
dibutuhkan sebagai sarana penunjang keberhasilan sekolah. Ini dibuktikan dengan
analisis SWOT yang kami lakukan.
Untuk meningkatkan tupoksi masing-masing elemen yang ada kepala
sekolah dituntut mampu melakukaan bimbingan arahan dan motifasi kepada
semua pihak untuk upaya pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama yaitu upaya
menjalin kemitraan melalui pelacakan alumni sebagai upaya peningkatan
pengembangan sekolah di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas.
14
B. Tahapan Operasional Pelaksanaannya
2. Hasil kedua yang didapat pada tahun 2011 adalah dana untuk
pembangunan pondasi sebelah utara batas sekolah yang berbatasan
15
langsung dengan jalan besar berukuran panjang 20 meter dengn tinggi 3
meter. Dana diperoleh dri bantuan alumni atas nama Bapak Emanuel
Budiyanto yang berdomisili di Jakarta sebesar Rp. 10.000.000; melalui
transfer ke rekening pribadi kepala sekolah ditambah bantuan dari Bapak
Kombes Eko Puji Nugroho SIK yang waktu itu menjabat sebagai Kapolres
Mojokerto yang kebetulan ada acara di rumah orangtuanya di Desa
Gebugan melihat sekolah sedang membangun maka beliau memberikan
bantuan berupa uang tunai kepada kepala sekolah sebesar Rp. 10.000.000;
Dana sebesar Rp. 20.000.000 diserahkan kepada ketua komite pada forum
rapat berupa uang tunai untuk kegiatan pembangunan pondasi tebing
sekolah sebelah utara. Segala bentuk laporan pelaksanaan dan
pertanggungjawaban kegiatan sepenuhnya dilaksanakan oleh komite.
Sekolah hanya diminta mengirimkan via email kwitansi tanda terima yang
di tandatangani oleh kepala sekolah mengetahui ketua komite.
3. Hasil setrategi ketiga kami peroleh tahun 2012 ketika sekolah menerima
DAK rehab berat 3 ruang kelas sebesar Rp.230.036.000; dimana harus
membangun tiga ruang kelas yang semula berukuran 5 x 6 x 3 meter
menjadi ukuran standar 7 x 8 x 4 meter. Kondisi saat itu apabiala
pelebarannya kearah halaman sekolah kami kehilangan halaman dan harus
membongkar satu ruang atau kehilangan jalan masuk kelas, berbagai
upayaa untuk melebarkan ke belakang dengan mengajukaan bantuan ke
tanah warga tidak berhasil. Ketua komite bersama beberapa tokoh
masyarakat juga belum diijinkan. Akhirnya bersama kepala sekolah kepala
desa mengajak menemui pemilik tanah yang sebenarnya yang berdomisili
di semarang justru langsung mengijinkan dan menghibahkan tanah
sawahnya kepada sekolah seluas 23 x 2 meter untuk mensetandarkan kelas
yang akan dibangun tentunya dengan surat keterangan hibah yang ditanda
tangani oleh seluruh akhli warisnya.
4. Tahun 2013 ketika sekolah membangun mushola dari hasil infaq yang ada
sedikit demi sedikit kami belanjakan dan dimulailah proses pembangunan,
dan ketika dana habis kepala sekolah kembali menghubungi Bapak
Kombes Eko Puji Nugroho, SIK via telpon yang kebetulan belaiaunya
16
sedang berada di Cina kemudian mengirimkan melalui adiknya yang ada di
Desa Gebugan bantuan sebesar Rp. 5.000.000;
17
c. Sekolah sudah berpagar tembok; sebelah utara sekolah berukuran 20 x
1.8 meter, di sebelah barat sekolah 32 x 1.8 meter, dan sebelah timur
berukuran 20 x 1.8 meter sehingga keamanan anak didik terjaga dan
bebas beraktivitas tanpa khawatir jatuh dari tebing ke jalan yang
memiliki ketinggian kurang lebih tiga meter.
18
b. Ketika ada kegiatan yang menuntut guru untuk meninggalkan kelas,
anak didik yang titinggal dapat dipastikan dalam keadaan aman.
c. Segala aktifitas pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan aman.
E. Faktor-faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung sebagai penguat penerapan stretegi
pelacakan alumni, di antaranya :
1. Para alumni yang peduli akan perkembagan dunia pendidikan semakin
apresiatif terhadap kemajuan sekolah, karena sekolah selalu memberikan
19
informasi/laporan setiap kemajuan yang terjadi kepada seluruh wali
murid dan alumni.
2. Komite sekolah sangat mendukung setiap program yang dibuat sekolah
sehingga memudahkan sekolah dalam mengembangkan sumber daya
secara optimal, serta ringan tangan dalam membantu hal-hal yang
diperlukan sekolah.
3. Dinas pendidikan memberi kesempatan bagi pendidik dalam mengikuti
pendidikan dan pelatihan.
4. Pemerintah pusat memberikan bantuan operasional dan bantuan sarana
prasarana yang lain seperti sarana IT, alat perlengkapan KIT Atletik dan
lainya untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah.
Untuk mewujudkan keberhasilan pembelajaran, dukungan berbagai
pihak sangat diharapkan, sebagaimana yang tercantum dalam PP No. 19
tahun 2005. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar,
tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,
bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta
sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
F. Alternatif Pengembangan
Alternatif pengembangan pelacakan alumni yang dilakukan antara lain
sebagai berikut:
1. Alternatif pengembangan di sekolah (Internal)
a. Pengembangan Kemampuan Guru dalam Menguasai Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), agar proses belajar mengajar
lebih menarik karena berbasis komputer.
b. Pengembangan sarana prasarana berupa alat pelajaran dan alaat
peraga ataupun alat praktikum terpenuhi sehingga penanaman
konsep kepada siswaa jauh lebih kuat.
20
2. Alternatif pengembangan di luar sekolah (Eksternal)
a. Memberi kesempatan pendidik untuk mengikuti palatihan dan
kegiatan kolektif yang ada di tingkat gugus, kecamatan, kabupaten
atau propinsi.
b. Memberikan fasilitas kepada pendidik untuk berkarya dan
mengkaryakan anak didik dalam proses belajar mengajar dengan
mengembangkan jiwa wirausaha sehingga harapannya anaak didik
dapat belajar dengan media dan aalaat pelajaraan buatan merekaa
sendiri sehingga anak memiliki rasa rasa memiliki dan kepedulian
yang tinggi.
Alternatif pengembangan tersebut selaras dengan pendapat
Badru Zaman, bahwa proses pembelajaran yang efektif,
menyenangkan, menarik, dan bermakna bagi anak dipengaruhi oleh
berbagai unsur.
21
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL
A. Kesimpulan
22
kelemahaan, peluang dan ancaman yang ada sehingga langkah-langkah
strategi yang diambil tepat sasaran dan tepat guna.
2. Kepada Dinas Pendidikan
Untuk UPTD, sebagai tangan panjang pemerintah tingkat kabupaten
harus mampu malakukan pendataan tepat dan cermat sesuai peta
kebutuhan sehingga tidak ada sekolah yang sarananya lebih sebaliknya
ada sekolah yang sama sekali tidak memiliki sarana memadai.
3. Kepada Pemerintah Kabupaten
Untuk Pemerintah Kabupaten, diharapkan dapat mengalokasikaan
anggaran pendidikan sesuai kebutuhan untuk peningkatan kualitas mutu
pendidikan.
4. Kepada Pendidik
Pendidik hendaknya selalu meningkatkan profesionalismenya. Pendidik
harus selalu meningkatkan kualitas dirinya, baik yang menyangkut
tentang kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi
sosial maupun kompetensi kepribadianya, dan juga meningkatkan
kemampuanya dalam penguasaan teknologi pembelajaran yang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi sehingga mampu mendorong
tercapainya keterampilan belajar siswa yang berkualitas yang akan
berdampak pada prestasi dan hasil belajar yang memuaskan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Murtie, Afin. 2012. Menciptakan SDM Yang Handal. Jakarta: Laskar Aksara.
Zaman, Badru. 2013. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka
24