Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai tenaga pendidik, guru berkewajiban menyukseskan pembangunan
yang pada prinsipnya merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan menuju ke arah yang lebih baik. Pembangunan yang
berkesinambungan tersebut meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional seperti yang
termaktub di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut, terutama dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa, merupakan tugas dan kewajiban semua tenaga kependidikan.
Tugas dan kewajiban yang terkait dengan upaya untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional tersebut tidaklah ringan, dan perlu dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab. Dengan tugas dan tanggungjawab tersebut guru
memegang peranan penting dan strategis. Oleh karena itu, usaha peningkatan
kualitas profesional guru selalu diupayakan oleh pemerintah melalui berbagai
cara. Namun demikian diakui pula bahwa peningkatan kualitas pendidikan di
sekolah tidak hanya tergantung dari guru saja, tetapi juga faktor lain, dalam hal ini
termasuk adanya pengembangan sarana prasarana yang memadai untuk
menunjang proses pembelajaran.

Dalam konteks pendidikan, upaya peningkatan mutu dapat mengacu pada


dua hal, yaitu; “proses pendidikan” dan “hasil pendidikan”. “Proses pendidikan”
meliputi aspek pelaksanaan KBM, penciptaan suasana kondusif, pemberian
layanan, bahan ajar, metodologi, sarana pra sarana, dukungan administrasi dan
sumber daya lainnya. “Hasil belajar” meliputi aspek prestasi yang dicapai sekolah

1
(baik intra maupun ekstra), suasana disiplin, keakraban, kekeluargaan,
kenyamanan, kebersihan dan lain-lain.

Upaya peningkatan mutu dan sarana prasarana di sekolah tidak bisa


dibebankan sepenuhnya pada sekolah. Memang, sekolah adalah ujung tombak dan
pemilik kuasa terbesar dalam peningkatan mutu ini. Karenanya, diperlukan
kemandirian, kemauan kuat, dan kerja keras bagi sekolah untuk meningkatkan
mutu pendidikannya. Tetapi, kalau kita mengacu pada konsep “Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah” maka diperlukan sinergi dan kerjasama
antara beberapa komponen (stakeholders) yang melingkupi sekolah.

Kesemua stakeholders ini tentunya memiliki proporsi peran dan kontribusi


masing-masing bagi peningkatan mutu sekolah. Peran dan kontribusi itu dapat
dirumuskan secara tertulis/konkrit dalam kerangka acuan sekolah atau dapat pula
dilakukan secara alami/natural, terutama terkait peran dan kontribusi dari unsur
komite, masyarakat atau alumni yang ada.

Dalam lembaga pendidikan formal, proses belajar mengajar di sekolah


yang berlangsung selama separuh hari akan berjalan lancar apabila didukung oleh
beberapa faktor diantaranya adalah tersedianya ruang kelas yang memadai sesuai
standar pendidikan yaitu kelas dengan ukuran 7x8x4 meter dengan standar
kualitas memadai, memiliki halaman yang cukup untuk para siswa dapat
berinteraksi dan bermain bersama pada saat jam istirahat, memiliki sanitasi
lingkungan yang baik, sumber air bersih yang cukup, layanan khusus yang
menunjang serta lingkungan sekolah berpagar dan terlindungi dari bahaya
gangguan yang mengancam keselamatan dan keamanan selama proses belajar
mengajar. Namun yang sering terjadi, sekolah masih belum memenuhi standar
pelayanan dan sarana-prasarana yang memadai sesuai dengan minat bakat dan
tumbuh kembang anak didik.
Seperti yang terjadi di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang; selain karena kurangnya sarana dan prasarana yang
dibutuhkan, kemungkinan juga disebabkan karena kurangnya komunikasi dan

2
kurang terjalinnya hubungan yang kondusif antara pihak sekolah dengan
masyarakat/komite serta alumni yang ada. Kemungkinan yang lain adalah karena
sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang masa kerjanya sudah
mendekati pensiun yang memiliki kondisi fisik yang kurang baik, yang
menyebabkan kepemimpinan di sekolah dilanjutkan oleh kepala sekolah yang
merangkap tugas, sehingga kerjanya kurang maksimal. Selain memegang peranan
penting dan strategis dalam usaha peningkatan layanan dan peningkatan sarana
prasarana yang memadai, Kepala Sekolah juga dituntut untuk mampu melakukan
analisis SWOT tentang kondisi sekolah yang dipimpinnya. Dengan begitu, Kepala
Sekolah mengetahui titik-titik kelemahaan dan kekuatan yang dimiliki untuk
menentukan langkah strategis yang harus ditempuh.
Kondisi SD Negeri Gebugan 01 pada awal tahun pelajaran 2009/2010
sangatlah memprihatinkan, di mana lahan yang dimiliki sangat sempit dan
keadaan ruang kelas tidak memenuhi standar yang diharapkan. Bangunan sekolah
tidak mempunyai pagar, padahal berada di lokasi tanah di atas jalan raya yang
sarat dengan lalu lalang kendaraan. Pada jam istirahat, anak didik sering berlarian
ke jalan untuk mengejar bola atau alat permainan mereka yang jatuh ke jalan raya.
Selain itu, kelas untuk proses belajar mengajar hanya berukuran 5x6x3 meter, juga
tidak memiliki ruang guru. Halamannya masih tanah sehingga ketika musim
hujan, anak-anak bermain di tanah yang becek dan berlumpur. Hal ini sangatlah
menjadi beban bagi kita semua. Bagaimana guru mampu memberikan layanan
yang baik bila kondisi sekolah masih sangat kurang?
Pendidik merupakan tenaga profesional yang harus mampu mendidik,
membimbing, mengasuh dan memberi layanan pendidikan kepada anak didik
untuk mampu mengembangkan kompetensi sesuai minat dan bakat yang
dimilikinya. Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah, merupakan
tenaga kependidikan yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, pelayanan, memberikan bimbingan teknis dan
pelatihan untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan yang
dipimpinnya (UU RI Nomor 20 tahun 2003 Bab XI pasal 39).

3
Selain harus didukung oleh kompetensi manajemen Kepala Sekolah yaitu
mengelola, membimbing, membina dan mengarahkan para guru agar dapat
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, kompetensi Kepala Sekolah
dalam mengembangkan kewirausahaan sangat dibutuhkan. Konsep manajemen
aktivitas kepala sekolah harus mampu melaksanakan berbagai kegiatan sekolah
secara terencana dan terorganisasi dengan baik. Tidak hanya sebagai penyalur
informasi, tetapi juga harus diikuti dengan kemampuan untuk mengembangkan
sekolah dengan menjalin kemitraan lingkungan masyarakat, komite dan seluruh
alumni yang ada.
Di era sekarang ini di mana pemerintah menetapkan UU berupa
permendikbud No.60 Tahun 2011 yang melarang bagi setiap sekolah untuk
melakukan pungutan atau menarik iuran kepada orang tua, disusul dengan
kemdikbud melalui surat edarannya Nomor 1356/H/TU/2016 tertanggal 5
Pebruari 2016 telah mengeluarkan sebuah peraturan tentang larangan untuk tidak
mengadakan pungutan biaya apapun yang membebani pihak yang berkaitan
dengan pelaksanaan ujian, maka sekolah dalam hal ini kepala sekolah harus
cerdas dan mampu membaca peluang yang ada tanpa harus mengambil resiko
kedinasan.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas,
memperlihatkan bahwa SD Negeri Gebugan 01 menghadapi permasalahan
sehingga perlu dicarikan solusinya. Untuk memberi panduan dalam pemecahan
masalah, permasalahan dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hasil upaya menjalin kemitraan melalui pelacakan alumni
sebagai upaya peningkatan pengembangan sekolah di SD Negeri Gebugan
01 Kecamatan Bergas?

2. Bagaimanakah dampak dari upaya menjalin kemitraan melalui pelacakan


alumni sebagai upaya peningkatan pengembangan sekolah di SD Negeri
Gebugan 01 Kecamatan Bergas?

4
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka best practice ini bertujuan :
1. Memaparkan hasil upaya menjalin kemitraan melalui pelacakan alumni
sebagai upaya peningkatan pengembangan sekolah di SD Negeri
Gebugan 01 Kecamatan Bergas.
2. Memaparkan dampak dari upaya menjalin kemitraan melalui pelacakan
alumni sebagai upaya peningkatan pengembangan sekolah di SD Negeri
Gebugan 01 Kecamatan Bergas.

D. Strategi Pemecahan Masalah


1. Deskripsi Strategi Pemecahan Masalah yang Dipilih
Dalam hal ini, kepala sekolah segera melakukan analisis SWOT
berkaitan dengan situasi dan kondisi sekolah, sehingga akan ditemukan
kelemahan/kekurangan yang ada di sekolah, kekuatan yang dimiliki,
peluang serta ancaman yang mungkin ada untuk segera menentukan strategi
apa yang harus segera ditempuh.
Dari hasil analisis yang dilakukan, berhasil disusun rumusan faktor
internal dan eksternal yang berkaitan dengan tingat kekuatan, kelemahan
dan peluang serta ancaman yang ada, juga langkah strategis yang harus
dilakukan untuk menutup kelemahan dengan menggunakan kekuatan yang
ada sebagai berikut:

5
Tabel.1
Perhitungan IFAS SD Negeri Gebugan 01

Faktor – Faktor Total


Bobot Skor Komentar
strategi Internal Skor
KEKUATAN (S)
1. Etos kerja guru dan 0,25 5 1,25 - Etos kerja guru yang baik
motivasi siswa dapat memotivasi siswa
lebih giat belajar
- Guru yang baik mampu
memfasilitasi siswa dalam
mengembangkan minat dan
bakatnya

2. Ruang kelas yang 0,10 3 0,30 - Anak dapat belajar di


tersedia jumlahnya ruang kelas masing-masing
cukup
3. Kondisi Harmonis - Tidak ada kendala
antar warga 0,20 3 0,60 komunikasi antar seluruh
sekolah warga sekolah

4. Pendekatan, - Guru menggunakan


metode mengajar 0,20 3 0,60 pendekatan, metode
guru yang pembelajaran yang
bervariasi bervariasi

5. Memiliki web 0,10 3 0,30 - Masyarakat dapat


yang bisa di akses mengakses profil SD
oleh siapapun NEGERI Gebugan 01
melalui IT

6. Prestasi sekolah 0,15 5 0,75 - Banyak prestasi yang


non akademik diraih siswa baik bidang
sangat baik akademik maupun
kesiswaan

Jumlah Kekuatan (S) 1,00 3,80

6
KELEMAHAN
(W)
1. Alokasi dana 0,25 4 1,00 Sumber dana BOS
untuk GTT/ PTT sebagian besar di
dan peruntukan untuk
Ekstrakurikuler membayar honor
cukup tinggi GTT/PTT dan
ekstrakurikuler
2. Kurangnya sarana 0,25 5 1,25 Sarana Prasarana
prasarana pembelajaran masih
pembelajaran kurang untuk proses
pembelajaran dan lokasi
sekolah yang sempit
membatasi anak untuk
proses pembelajaran di
luar kelas
3. Mayoritas guru Banyak guru belum bisa
lemah di bidang IT 0,25 4 1,00 menguasai IT

4. Halaman sekolah Halaman sekolah yang


sempit 0,10 3 0,30 sempit mengakibatkan
sempitnya ruang gerak
anak di sekolah
5. Rawan keamanan 0,20 3 0,60 Karena belum ada pagar
sekolah bumi sekolah rawan
dengan pencurian,
jaminan keamanan anak
saat jam istirahat tidak
terjamin.
Jumlah Kelemahan 1,00 4,15
(W)

Kesimpulan :
Dilihat dari bobot masing-masing butir kekuatan dan kelemahan yang ada
pada matrik di atas, dilihat dari skor dan rating, dapat disimpulkan bahwa antara
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki SD Negeri Gebugan 01 ini tidak imbang.
Kelemahan lebih menonjol dibandingkan kelebihan. Hal ini bisa dijadikan
pelajaran untuk pihak sekolah bahwa kekuatan yang dimiliki kurang dapat

7
menutup kelemahan yang ada. Dengan adanya analisis ini, diharapkan sekolah
dapat terus berusaha untuk meningkatkan kekuatan sekolah dengan seoptimal
mungkin agar kelemahan yang ada dapat teratasi dan tertutupi.

Tabel 2
Perhitungan EFAS SD Negeri Gebugan 01

Faktor-Faktor Strategi Total


Bobot Skor Komentar
Eksternal Skor
PELUANG (O)
1. Dukungan pemerintah 0,30 5 1,50 - Sekolah dapat mengajukan
daerah dalam prososal ke Pemerintah
melengkapi sarana dan Daerah Tingkat I dan
prasarana Tingkat II perlu dilakukan
untuk melengkapi sarana
dan prasarana sekolah

2. Perkembangan IPTEK 0,20 3 0,60 - Dunia teknologi yang


serta IMTAK semakin maju
memungkinkan sebagai
sarana prasarana untuk
majunya pendidikan
dengan dilandasi iman dan
taqwa.

3. Sponsor dari Dinas - Hasil pengajuan proposal


terkait 0,20 3 0,60 sekolah mampu mengetuk
hati Dinas terkait di sekitar
sekolah dengan
memberikan bantuan /
donatur

4. Kepedulian orang tua - Kepedulian orang tua siswa


dan alumni 0,30 5 1,50 dan alumni dapat
membantu guna
pengembangan dan
kemajuan sekolah.

Jumlah Peluang (O) 1,00 4,20

8
Faktor-Faktor strategi Total
Bobot Skor Komentar
Eksternal Skor
ANCAMAN (T)
1. Lembaga pendidikan 0,30 4 1,20 - Banyak SD Negeri – SD
sejenis Negeri lainnya yang juga di
favoritkan di sekitar
lingkungan SD Negeri
Gebugan 01

2. Banyak siswa dari 0,20 3 0,60 - Siswa menjadi tidak


keluarga broken home konsentrasi dalam
pembelajaran karena kondisi
lingkungan keluarga juga
dapat mempengaruhi

3. Persaingan lomba 0,25 3 0,75 - Semakin ketatnya persaingan


tingkat kecamatan antar SD pada tingkat
ketat kecamatan

4. Kemajuan Teknologi 0,25 4 1,00 - Belum terlalu maksimal


Komputer dan karena belum ada guru
Informatika Khusus mengajar TIK di
sekolah ini jadi kemapuan
dalam bersaing dengan SD
Negeri lainnya akan sulit.

Jumlah Ancaman (T) 1,00 3,55

Kesimpulan:
Dapat dilihat dari butir peluang dukungan pemerintah daerah dalam
melengkapi sarana prasarana dan kepedulian orang tua dan alumni adalah peluang
yang paling besar yang dimiliki oleh SD Negeri Gebugan 01. Peluang ini harus
dimanfaatkan secara maksimal dengan kerjasama yang baik antara pihak sekolah
dengan pihak luar sekolah, di mana peluang ini akan memperkecil ancaman pada
butir empat yaitu persaingan dalam bidang TIK yang belum begitu baik. Ancaman
ini dapat diminimalisir dengan memanfaatkan peluang tersebut, dengan cara tidak

9
hanya infrastruktur saja yang di pehatikan tetapi juga harus memenuhi tenaga
pengajar yang mumpuni.

2. Tahap Analisis Data SWOT

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap


sekolah, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut ke
dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Dalam best practice ini,
penulis akan menggunakan matriks SWOT, karena matriks ini akan
menggambarkan secara jelas bagaimana kelemahan dari internal (IFAS) yang
dihadapi sekolah dapat ditutupi dengan peluang dari eksternal (EFAS) yang
dimilikinya.
Tabel.3
Matrik SWOT

(S) WEAKNESSES (W)


1. Alokasi dana untuk GTT/ PTT dan Ekstrakurikuler cukup
IFAS tinggi
2. Kurangnya sarana prasarana pembelajaran
EFAS 3. Mayoritas guru lemah di bidang IT
4. Halaman sekolah sempit
5. Rawan keamanan sekolah
OPPORTUNITY (O) STRATEGI WO
1. Dukungan pemerintah 1. Mengajukan bantuan/dukungan dari pemerintah dengan
daerah dalam mengajukan proposal bantuan.
melengkapi sarana dan 2. Adanya kegiatan tutorial IT terhadap sesama guru atau
prasarana melalui kegiatan kursus.
2. Perkembangan 3. Menjalin kerjasama dengan dinas-dinas terkait untuk
IPTEK dan IMTAK mengembangkan sarana prasarana sekolah.
3. Sponsor dari Dinas 4. Melakukan pelacakan alumni dan berbagi tugas bersama
terkait komite sekolah dalam upaya peningkatan sarana
4. Kepedulian orang prasarana sekolah
tua dan alumni
THREATS (T)

10
3. Tahap Perhitungan Analisis SWOT SD Negeri Gebugan 01

Penentuan Posisi SD Negeri Gebugan 01


Dengan mempergunakan tabel Faktor Internal-Eksternal, dan skala sangat
sedang, tinggi, dan rendah, kedudukan SD Negeri Gebugan 01 apabila dianalisis
dengan diagram Cartesius, maka posisinya dapat diketahui sebagai perhitungan
berikut:

IFAS 7,95 EFAS 7,75


Total Skor Kekuatan (S) 3,80 Total Skor peluang (O) 4,20
Total Skor Kelemahan 4,15 Total Skor Ancaman (T) 3,55
(W)
S – W (3,80 – 4,15) - 0,35 O – T (4,20 – 3,55) 0,65

PELUANG

1
-0,35 ; 0,65
1
KELEMAHAN KEKUATAN
-
-1
-1

ANCAMAN

Penjelasan:
a. Dari perhitungan di atas, dapat diuraikan beberapa hal yang berhubungan
dengan SWOT di SD Negeri Gebugan 01 dapat dikatakan memiliki
kekuatan yang masih kurang baik. Hal ini terbukti dari AFI (Analisis

11
Faktor Internal) berupa kekuatan dengan poin 3,80 dari skala 1 s/d 4
(3,80) adalah angka yang cukup untuk kategori kekuatan.
b. Poin kelemahan 4,15 adalah angka yang sangat besar untuk kategori
kelemahan. Selisih S dan T ini tidak jauh, hanya –0,35. Hal ini dapat
dijadikan acuan bagi pihak sekolah untuk menetapkan kebijakan-
kebijakan yang baru dan kreatif, guna meningkatkan poin kekuatan
sekolah agar berada jauh di atas poin kelemahan sekolah.
c. Pada analisis AFE (Analisis Faktor Eksternal) SD Negeri Gebugan 01 ini
mempunyai poin peluang 4,20. Angka ini jika dilihat dari skala 1-4 d
dapat dikatakan sudah sangat baik. Hal ini dapat dijadikan pelajaran bagi
sekolah untuk lebih cerdas dalam memanfaaatkan peluang dan mencari
peluang yang lain dalam rangka memajukan sekolah.
d. Pada poin ancaman 3,55 poin ini adalah angka yang masih dibawah
skala 4 untuk kategori ancaman, yaitu jika poin 1 maka ancaman tersebut
besar. Dengan demikian, antara peluang dan ancaman hanya beselisih
0,65. Masih banyak hal-hal yang harus diusahakan sekolah agar poin
peluang bisa lebih selalu di atas poin ancaman.
e. Keadaan SD Negeri Gebugan 01 ini belum bisa dikatakan baik. Setelah
dilakukan analisis SWOT, masih banyak hal-hal yang harus diperbaiki
guna memperoleh keadaan yang stabil sehingga dapat mengambil
keputusan yang tepat untuk kemajuan sekolah dengan menutupi
kelemahan dengan peluang yang ada di SD Negeri Gebugan 01.

4. Rencana Setrategi (Renstra) yang diterapkan adalah (WO)

1. Menggunakan kelemahan di mana sarana prasarana di SD Negeri


Gebugan 01 yang serba terbatas untuk menangkap peluang yang ada,
yaitu menjalin jejaring kerjasama dengan dinas terkait dan sponsor.
Dalam hal ini, potensi alumni untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita
bersama yang disusun oleh tim pengembang sekolah berupa rumusan visi

12
misi dan tujuan sekolah dapat terwujud, dengan cara menggali dana dari
para alumni.

2. Berusaha mencari berbagai bentuk bantuan dari pihak luar/swasta dengan


sarana website yang dimiliki sekolah untuk menarik minat para alumni
untuk menciptakan SD Negeri Gebugan 01 menjadi sekolah yang ramah
anak dengan kondisi yang kecil, hijau, aman, bersih, nyaman, sejuk dan
sejahtera.

3. Berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan cita-cita dan harapan


masyarakat terhadap prestasi siswa, baik dalam bidang akademik maupun
non akademik agar masyrakat semakin yakin dan tidak sia-sia telah
menitipkan putra-putrinya di SD Negeri Gebugan 01.

13
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alasan Pemilihan Strategi Menjalin Kemitraan dengan Alumni

Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan sekolah untuk selanjutnya segera
mensosialisasikan kepada forum rapat sekolah untuk melakukan pengecekan dan
verifikasi untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. Melalui forum rapat
sekolah bisa segera menyusun rancangan kegiatan yang akan dilakukan seperti
mengundang pengurus komite, para tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan
desa serta alumni yang paling dekat dan peduli pada perkembangan sekolah.
Berbagi tugas antara pihak sekolah dan komite bersama-sama melakukan
pelacakan alumni sekolah yang ada di desa Gebugan dan sekitarnya termasuk
yang berada di luar daerah seperti di Jakarta, Mojokerto, dan Surabaya untuk
berkoordinasi menyampaikan kebutuhan-kebutuhan sekolah yang menjadi bagian
dari tugas komite dan para alumni untukk ikut berperan di dalamnya. Kami
menemukan alumni yang cukup potensial yang peduli dengan sekolah, dengan
dasar itu sekolah berusaha memberikan yang terbaik buat mereka bangga akan
sekolahnya, sebaliknya mereka juga mulai memperhatikan hal-hal yang
dibutuhkan sebagai sarana penunjang keberhasilan sekolah. Ini dibuktikan dengan
analisis SWOT yang kami lakukan.
Untuk meningkatkan tupoksi masing-masing elemen yang ada kepala
sekolah dituntut mampu melakukaan bimbingan arahan dan motifasi kepada
semua pihak untuk upaya pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama yaitu upaya
menjalin kemitraan melalui pelacakan alumni sebagai upaya peningkatan
pengembangan sekolah di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas.

14
B. Tahapan Operasional Pelaksanaannya

Dari hasil strategi, langkah pertama yang dilakukan adalah:


1. Kepala sekolah berkoordinasi dengan seluruh guru dan karyawan untuk
mensosialisasikan analisis yang dilakukan kepala sekolah sehingga
seluruh guru dan karyawan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman untuk menentukan strategi yang akan dilakukan.

2. Mengumpulkan sisa-sisa kepengurusan komite yang sudah lama vakum


dan melengkapi kepengurusan yang kosong, sekaligus menetapkan
kepengurusan komite masa bhakti 2009-2012.

3. Mengundang pengurus komite yang terbentuk untuk rapat bersama dan


mengkoordinasikan langkah-langkah yang harus dikerjakan.

4. Membagi tugas untuk melalukan pelacakaan alumni dan menentukan


langkah nyata oleh komite sekolah yang baru, yaitu membenahi ruang
bekas rumah dinas penjaga sekolah yang ‘mangkrak’ dengan separuh
dinding tanpa atap dan menjadi tempat sampah, dengan solusi
mengaktifkan kegiatan amal jumat bagi anak.

Dari langkah-langkah yang dilakukan, hasil yang dapat dirasakan


sebagai awal strategi adalah:
1. Sekolah mendapat pinjaman lunak dari komite sebesar Rp. 20.000.000
untuk membenahi rumah dinas untuk menjadi ruang guru, ruang UKS,
ruang Perpustakaan dan dapur sekolah. Proses dan prosedur pengembalian
dana kami lakukan dari hasil infak yang terkumpul setiap bulannya. Berkat
kegigihan seluruh warga sekolah beserta jajaran pengurus komite SD
Neger Gebugan 01 program pembangunan selesai dilaksanakan dan
pembayaran pinjaman lunas dalam waktu tiga tahun. Semua kegiatan ini
diprakarsai, dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan oleh pengurus
komite kepada masyarakat dan seluruh waali murid yang ada.

2. Hasil kedua yang didapat pada tahun 2011 adalah dana untuk
pembangunan pondasi sebelah utara batas sekolah yang berbatasan

15
langsung dengan jalan besar berukuran panjang 20 meter dengn tinggi 3
meter. Dana diperoleh dri bantuan alumni atas nama Bapak Emanuel
Budiyanto yang berdomisili di Jakarta sebesar Rp. 10.000.000; melalui
transfer ke rekening pribadi kepala sekolah ditambah bantuan dari Bapak
Kombes Eko Puji Nugroho SIK yang waktu itu menjabat sebagai Kapolres
Mojokerto yang kebetulan ada acara di rumah orangtuanya di Desa
Gebugan melihat sekolah sedang membangun maka beliau memberikan
bantuan berupa uang tunai kepada kepala sekolah sebesar Rp. 10.000.000;
Dana sebesar Rp. 20.000.000 diserahkan kepada ketua komite pada forum
rapat berupa uang tunai untuk kegiatan pembangunan pondasi tebing
sekolah sebelah utara. Segala bentuk laporan pelaksanaan dan
pertanggungjawaban kegiatan sepenuhnya dilaksanakan oleh komite.
Sekolah hanya diminta mengirimkan via email kwitansi tanda terima yang
di tandatangani oleh kepala sekolah mengetahui ketua komite.

3. Hasil setrategi ketiga kami peroleh tahun 2012 ketika sekolah menerima
DAK rehab berat 3 ruang kelas sebesar Rp.230.036.000; dimana harus
membangun tiga ruang kelas yang semula berukuran 5 x 6 x 3 meter
menjadi ukuran standar 7 x 8 x 4 meter. Kondisi saat itu apabiala
pelebarannya kearah halaman sekolah kami kehilangan halaman dan harus
membongkar satu ruang atau kehilangan jalan masuk kelas, berbagai
upayaa untuk melebarkan ke belakang dengan mengajukaan bantuan ke
tanah warga tidak berhasil. Ketua komite bersama beberapa tokoh
masyarakat juga belum diijinkan. Akhirnya bersama kepala sekolah kepala
desa mengajak menemui pemilik tanah yang sebenarnya yang berdomisili
di semarang justru langsung mengijinkan dan menghibahkan tanah
sawahnya kepada sekolah seluas 23 x 2 meter untuk mensetandarkan kelas
yang akan dibangun tentunya dengan surat keterangan hibah yang ditanda
tangani oleh seluruh akhli warisnya.

4. Tahun 2013 ketika sekolah membangun mushola dari hasil infaq yang ada
sedikit demi sedikit kami belanjakan dan dimulailah proses pembangunan,
dan ketika dana habis kepala sekolah kembali menghubungi Bapak
Kombes Eko Puji Nugroho, SIK via telpon yang kebetulan belaiaunya

16
sedang berada di Cina kemudian mengirimkan melalui adiknya yang ada di
Desa Gebugan bantuan sebesar Rp. 5.000.000;

5. Karena kondisi SD Negeri Gebugan 01 saat itu memang sangat


memprihatinkan sehingga kami kepala sekolah bersama dengan komite dan
seluruh dewan guru bekerja sama bahu membahu untuk menjalin
kerkasama dan kemitraan dengan alumni dalam upaya pembenahan dan
erbaikan sarana prasarana. Dan pada tahun 2014 karena pagar sekolah
kami masih berupa pagar bambu bantuan dari Bapak Purnomo anggota
komite sebanyak 78 batang dan dipasang bersama-sama oleh komite lain
untuk menjadi pagar bumi sekolah. Saat itu Bapak Emanuel Budiyanto
mamberi bantuan yang semula merencanakan membuatkan pagar sekolah
memberi bantuan tambahan dana sebesar Rp. 10.000.000; kepada komite
untuk diteruskan kepada panitia pembangunan.

Dari beberapa bentuk kepedulian dan bantuan dari beberapa pihak di


atas, sekolah hanya mengalokasikaan dana perawatan yang bersumber dari
bantuan Operasional sekolah (BOS). Semua pelaksanaan pembangunan,
pelaporan, dan pertanggungjawaban dilakukan oleh komite sekolah. Selain itu,
semua pengurus komite yang kebetulan tidak dapat memberikan bantuan secara
fianansial,ikut serta menyumbangkan tenaganya untuk memasang paving di
halaman sekolah. Ada yang membantu 1 rit pasir, membantu pengawasan
pelaksanaan pekerjaan, dan lain-lain.

C. Hasil atau Dampak yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih


1. Hasil Penerapan Strategi Pelacakan Alumni
Hasil penerapan strategi pelacakan alumni dapat memperoleh hasil
sebagai berikut:
a. Sekolah memiliki ruang guru, ruang UKS , ruang dapur dan ruangan
untuk kantin yang layak, yang terpisah dari ruangan yang lain dengan
luas 7 x 8 meter persegi.

b. Tebing batas sekolah yang besebelahan dengan jalan raya sudah


berpondasi permanen sepanjang 20 x 3 meter.

17
c. Sekolah sudah berpagar tembok; sebelah utara sekolah berukuran 20 x
1.8 meter, di sebelah barat sekolah 32 x 1.8 meter, dan sebelah timur
berukuran 20 x 1.8 meter sehingga keamanan anak didik terjaga dan
bebas beraktivitas tanpa khawatir jatuh dari tebing ke jalan yang
memiliki ketinggian kurang lebih tiga meter.

d. Sekolah memiliki ruang kelas sesuai dengan standar yang ditetapkan


pemerintah tanpa harus kehilangan halaman dan akses untuk masuk
kelas lain.

e. Sekolah memiliki sarana tempat ibadah (Mushola) kecil berukuran 5 x 6


meter dengan selasar seluas 1,6 x 10 meter, yang layak digunakan untuk
kegiataan peningkatan iman dan taqwa anak didik selama berada di
sekolah.

2. Dampak Penerapan Strategi pelacakan alumni


Dampak yang dapat dirasakan secara langsung oleh siswa sangatlah
banyak diantaranya adalah:
a. Anak didik lebih nyaman dalam belajar karena suasana di sekolah jauh
lebik bersih, hijau, sejuk dan rindang.
b. Mereka leluasa bermain dihalaman tanpa khawatir dengan adanya
kendaraan yang lalu lalang di jalan.
c. Kegiatan belajar mengajar tidak terganggu oleh aktifitas masyarakat
sekitar.
d. Siswa kelas rendah yang menunggu kakaknya pulang dapat bermain
dengan aman di sekolah karena akses orang luar (pedagang keliling,
sales produk, dan orang asing) di sekolah dibatasi.
Sedangkan dampak positif yang dirasakan guru dan tenaga
pendidik serta komite adalah:
a. Guru mampu mengajar dengan tenang tanpa adanya gangguan dari luar
sekolah.

18
b. Ketika ada kegiatan yang menuntut guru untuk meninggalkan kelas,
anak didik yang titinggal dapat dipastikan dalam keadaan aman.
c. Segala aktifitas pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan aman.

D. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Strategi yang


Dipilih
1. Bagi anak didik.
SD Negeri Gebugan 01 memiliki halaman yang kurang luas sehingga
pada jam pelajaran olahraga yang membutuhkan tempat luas seperti sepak
bola, voli, basket dan lain-lain harus dilakukan dengan hati-hati karena di
halaman sekolah juga terdapat beberapa kendaraan parkir dan bagian
depan kelas menggunakan ventilasi dari bahan kaca. Jika tidak dilakukan
dengan hati-hati, bola atau peralatan olahraga yang digunakan dapat
merusak kaca jendela atau mengenai kendaraan-kendaran yang parkir di
halaman sekolah.
2. Bagi Pendidik
Guru dituntut untuk kreatif memodifikasi pembelajaran yang
dilaksanakan di luar, khususnya untuk mata pelajaran olagraga yang
membutuhkan arena luas seperti sepak bola, voli, basket dan cabang-
cabang lainnya.
3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah, luas halaman masih dirasa kurang memadahi, terutama
ketika sekolah mengadakan kegiatan kolosal seperti upacara bendera,
kegiatan wasana warsa, pesantren kilat, dan kegiatan persami.

E. Faktor-faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung sebagai penguat penerapan stretegi
pelacakan alumni, di antaranya :
1. Para alumni yang peduli akan perkembagan dunia pendidikan semakin
apresiatif terhadap kemajuan sekolah, karena sekolah selalu memberikan

19
informasi/laporan setiap kemajuan yang terjadi kepada seluruh wali
murid dan alumni.
2. Komite sekolah sangat mendukung setiap program yang dibuat sekolah
sehingga memudahkan sekolah dalam mengembangkan sumber daya
secara optimal, serta ringan tangan dalam membantu hal-hal yang
diperlukan sekolah.
3. Dinas pendidikan memberi kesempatan bagi pendidik dalam mengikuti
pendidikan dan pelatihan.
4. Pemerintah pusat memberikan bantuan operasional dan bantuan sarana
prasarana yang lain seperti sarana IT, alat perlengkapan KIT Atletik dan
lainya untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah.
Untuk mewujudkan keberhasilan pembelajaran, dukungan berbagai
pihak sangat diharapkan, sebagaimana yang tercantum dalam PP No. 19
tahun 2005. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar,
tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,
bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta
sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

F. Alternatif Pengembangan
Alternatif pengembangan pelacakan alumni yang dilakukan antara lain
sebagai berikut:
1. Alternatif pengembangan di sekolah (Internal)
a. Pengembangan Kemampuan Guru dalam Menguasai Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), agar proses belajar mengajar
lebih menarik karena berbasis komputer.
b. Pengembangan sarana prasarana berupa alat pelajaran dan alaat
peraga ataupun alat praktikum terpenuhi sehingga penanaman
konsep kepada siswaa jauh lebih kuat.

20
2. Alternatif pengembangan di luar sekolah (Eksternal)
a. Memberi kesempatan pendidik untuk mengikuti palatihan dan
kegiatan kolektif yang ada di tingkat gugus, kecamatan, kabupaten
atau propinsi.
b. Memberikan fasilitas kepada pendidik untuk berkarya dan
mengkaryakan anak didik dalam proses belajar mengajar dengan
mengembangkan jiwa wirausaha sehingga harapannya anaak didik
dapat belajar dengan media dan aalaat pelajaraan buatan merekaa
sendiri sehingga anak memiliki rasa rasa memiliki dan kepedulian
yang tinggi.
Alternatif pengembangan tersebut selaras dengan pendapat
Badru Zaman, bahwa proses pembelajaran yang efektif,
menyenangkan, menarik, dan bermakna bagi anak dipengaruhi oleh
berbagai unsur.

21
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL

A. Kesimpulan

1. Hasil Penerapan Strategi kemitraan melalui pelacakan alumni


Hasil penerapan strategi kemitraan melalui pelacakan alumni oleh
sekolah bersama komite yang dapat dirasakan secara langsung oleh siswa
sangatlah banyak ,
diantaranya adalah:
a. Anak didik lebih nyaman dalam belajar karena Susana di sekolah jauh
lebik bersih, hijau, sejuk dan rindang
b. Mereka leluasa bermain dihalaman tanpa khawatir dengan adanya
kendaraan yang lalu lalang di jalan.
c. Kegiatan belajar mengajar tidak terganggu oleh aktifitas masyarakat
sekitar.
d. Siswa kelas rendah yang menunggu kakanya pulang bisa aman bermain
di sekolah karena akses orang luar (pedagang keliling, sales produk, dan
orang asing) di sekolah dibatasi.
Sedangkan yang dirasakan guru dan tenaga pendidik serta komite adalah:
a. Guru mampu mengajar dengan tenang tanpa adanya gangguan dari luar
sekolah.
b. Ketika ada kegiatan yang menuntut guru untuk meninggalkan kelas
anak didik yang titinggal dalam keadaan aman.
c. Segala aktifitas pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan aman.
B. Rekomendasi
Berdasarkan berbagai kegiatan strategi kemitraan melalui
pelacakan alumni, dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kepada Sekolah
Kepala sekolah dalam upaya mengembangkan sekolah mampu
melakukan analisis sehingga dapat menginventarisir kekuatan,

22
kelemahaan, peluang dan ancaman yang ada sehingga langkah-langkah
strategi yang diambil tepat sasaran dan tepat guna.
2. Kepada Dinas Pendidikan
Untuk UPTD, sebagai tangan panjang pemerintah tingkat kabupaten
harus mampu malakukan pendataan tepat dan cermat sesuai peta
kebutuhan sehingga tidak ada sekolah yang sarananya lebih sebaliknya
ada sekolah yang sama sekali tidak memiliki sarana memadai.
3. Kepada Pemerintah Kabupaten
Untuk Pemerintah Kabupaten, diharapkan dapat mengalokasikaan
anggaran pendidikan sesuai kebutuhan untuk peningkatan kualitas mutu
pendidikan.
4. Kepada Pendidik
Pendidik hendaknya selalu meningkatkan profesionalismenya. Pendidik
harus selalu meningkatkan kualitas dirinya, baik yang menyangkut
tentang kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi
sosial maupun kompetensi kepribadianya, dan juga meningkatkan
kemampuanya dalam penguasaan teknologi pembelajaran yang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi sehingga mampu mendorong
tercapainya keterampilan belajar siswa yang berkualitas yang akan
berdampak pada prestasi dan hasil belajar yang memuaskan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003. Undang-Undang Nomor 20


Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Semarang : Media Wiyata.

Murtie, Afin. 2012. Menciptakan SDM Yang Handal. Jakarta: Laskar Aksara.

Peraturan Pemerintah Nomor. 19 tahun 2005 tentang Standard Nasional


Pendidikan

Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standard Proses

Zaman, Badru. 2013. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka

24

Anda mungkin juga menyukai