1, FEBRUARI 2018
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian “Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bunga Tahi Kotok
(Tagetes erecta L.) dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrihidrazil)” menggunakan
spektrofotometri UV-VIS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari
ekstrak bunga tahi kotok. Proses ekstraksi sampel dilakukan dengan metode sokletasi
menggunakan tiga jenis pelarut secara bertingk at yaitu, N-heksan, etil asetat dan metanol. Dari
35 gram sampel kering didapatkan ekstrak N-heksan sebanyak 4,36 gram, ekstrak etil asetat 2,5
gram dan ekstrak metanol 5,4 gram. Aktivitas antioksidan diberikan oleh ekstrak etil asetat dan
metanol dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar 53,40 ppm dan 181 ppm.
ABSTRACT
200 ppm, 150 ppm,100 ppm dan 50 2. Dari uji skrining fitokimia didapatkan
ppm. bunga tahi kotok mengandung senyawa
4. Pembuatan Konsentrasi Vitamin C flavonoid dan terpenoid.
Konsentrasi vitamin C dibuat dengan 3. Proses ekstraksi sampel kering bunga
cara yang sama untuk konsentrasi 60 tahi kotok sebanyak 45 gram
ppm, 50 ppm, 40 ppm, 30 ppm dan 20 menggunakan metoda sokletasi dengan
ppm. tiga pelarut n-heksan, etil asetat dan
5. Uji Antioksidan metanol, diperoleh ekstrak masing-
Masing-masing konsentrasi sampel dan masing sampel sebanyak 4.36 gram, 2.5
konsentrasi vitamin C dipipet sebanyak gram, dan 5.4 gram.
0,2 ml ditambahkan dengan larutan 4. Pengukuran panjang gelombang serapan
DPPH 20 µg/ml sebanyak 3,8 ml. maksimum DPPH pada konsentrasi 20
Campuran didiamkan selama 30 menit µg/ml adalah 516 nm dengan nilai
ditempat yang gelap. Larutan ini absorbansi 0,458.
kemudian diukur absorbansinya pada 5. Hasil pengujian aktivitas antioksidan
panjang gelombang maksimum. ekstrak n-heksan menunjukkan aktivitas
6. Penentuan persentase inhibisi antioksidan lemah dimana konsentrasi
% Inhibisi = 1000 ppm memiliki inhibisi 21,23 %.
6. Ekstrak etil asetat bunga tahi kotok
A1 = Absorbansi kontrol didapat nilai IC50 sebesar 53,40 ppm
A2 = Absorbansi sampel sedangkan ekstrak metanol bunga tahi
Nilai 0% berarti tidak mempunyai kotok didapat nilai IC50nya 181 ppm.
aktivitas antiradikal bebas atau 7. Hasil pengujian aktivitas antioksidan
antioksidan, sedangkan nilai 100% vitamin C didapat nilai IC50 adalah
berarti dilanjutkan dengan pengenceran 30.30ppm.
larutan uji untuk melihat batas
konsentrasi aktivitasnya (Molyneux, Pembahasan
2004).
7. Penetapan IC50dengan persamaan regresi Pada penelitian ini sampel yang
Setelah didapatkan persentase inhibisi, digunakan adalah bunga tahi kotok yang
lalu dilakukan perhitungan secara diambil didaerah Tigo Baleh sebanyak 500
regresi linier (x,y) untuk mendapatkan gram. Bunga tahi kotok dikering anginkan
nilai IC50. dan dirajang hingga berbentuk masa yang
Persamaan regresi y = a + bx lebih kecil. Sampel dikeringkan untuk
y = persentase inhibisi mengurangi kadar air dengan cara dikering-
x = konsentrasi (ppm) anginkan untuk menghindari teroksidasinya
a = besarnya nilai y bila x = 0 sampel dengan sinar matahari langsung.
b = perubahan nilai y bila x berubah Setelah proses pengeringan didapat bunga
sebesar uni satuannya tahi kotok kering sebanyak 280 gram.
Nilai IC50 didapatkan dari nilai x setelah Ekstraksi dilakukan dengan metode
mengganti y dengan 50. sokletasi, metode ini dipilih karena pelarut
yang digunakan relatif sedikit dan proses
HASIL DAN PEMBAHASAN penyarian dapat lebih sempurna (Djamal,
2010). Walaupun demikian proses ini
Hasil memiliki kelemahan dimana selama proses
Dari penelitian mengenai uji aktivitas ekstraksi menggunakan panas sehingga
antioksidan ekstrak bunga tahi kotok dapat merusak senyawa yang bersifat
dengan metode DPPH maka diperoleh hasil termolabil. Pelarut yang digunakan yaitu n-
sebagai berikut : heksan, etil asetat dan metanol. Pelarut
1. Sampel bunga tahi kotok segar sebanyak yang digunakan sebelumnya telah
500 gram setelah dikering anginkan didestilasi untuk mengurangi kemungkinan
diperoleh bunga kering sebanyak 280 cemaran atau senyawa-senyawa lain dari
gram.