Disusun Oleh :
HADI KURNIAWAN, S.Farm.
NIM. 12811090
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lebaran adalah nama lain dari Hari Raya umat Islam. Salah satu hari raya umat Islam
adalah hari raya Idul Adha. Lebaran Idul Adha biasa disebut “Lebaran Haji”, karena memang
pada saat itu orang Islam umumnya menunaikan ibadah Haji. Seusai shalat ied biasanya
dilaksanakan pemotongan hewan Qurban. Daging hasil sembelih itu kemudian dibagikan kepada
warga di daerah yang bersangkutan atau kepada warga yang kurang mampu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Polisman Sitanggung menghimbau agar
masyarakat mewaspadai kemungkinan terkena penyakit yang bersumber dari makanan/minuman
saat lebaran. Berbagai makanan disajikan saat lebaran terutama lebaran Idul Adha. Saat Idul
Adha sebagian besar warga masyarakat mendapatkan daging kurban sehingga setiap harinya
masyarakat selalu mengkonsumsi daging hewan kurban tersebut, gulai, gorengan dan makanan
berlemak lainnya serta kurang serat seperti sayur dan buah-buahan. Kondisi seperti ini dapat
menyebabkan berbagai penyakit akibat konsumsi daging, makanan berminyak, berlemak yang
berlebihan. Apalagi bagi seseorang yang memiliki penyakit yang bisa kambuh akibat memakan
sesuatu yang seharusnya tidak boleh dimakan. Sehingga penyakit-penyakit dapat muncul setelah
lebaran akibat pola makan yang berlebihan dan tidak teratur. Penyakit yang dapat muncul
diantaranya hiperkolesterol, hipertensi, dan konstipasi.
Apotek sebagai tempat pelayanan kesehatan dan tempat praktik profesi apoteker perlu
menyediakan perbekalan yang diperlukan masyarakat. Apoteker bertugas merencanakan dan
mengadakan obat-obatan yang diperlukan. Proses perencanaan dan pengadaan ini dapat
diprediksi dan disesuaikan dengan momen, even, musim yang akan terjadi kedepan. Ini
merupakan peluang sekaligus tantangan bagi seorang apoteker bagaimana memanajemen
pengelolaan obat di apotek. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas bagaimana
pengelolaan obat khususnya pasca lebaran Hari Raya Idul Adha.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan menganalisis bagaimana Siklus Manajemen Obat terutama perencanaan obat di
apotek pasca Idul Adha.
2. Mengetahui dan merencanakan langkah/cara mengelola tahap-tahap dan kegiatan dalam
memanajemen/mengelola obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Pengadaan (Procerement)
Pengadaan adalah suatu pelaksanaan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang
telah ditetapkan di dalam fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan, penentuan sistem
pengadaan/tender, menjaga kestabilan penganggaran, menjamin kualitas obat, mengadakan
penganggaran. Pengadaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan berdasarkan
epidemiologi, konsumsi atau gabungan keduanya dan disesuaikan dana/budget yang ada untuk
menghindari stock out yang menumpuk.
Pengadaan obat merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan dibutuhkan melalui:
1. Pembelian, secara tender/secara langsung dari pabrik.
2. Produksi/pembuatan sediaan farmasi.
3. Donasi/hibah.
Tujuan pengadaan adalah memperoleh obat yang dibutuhkan dengan harga layak, mutu
baik, pengiriman obat terjamin tepat waktu, proses berjalan lancar tidak memerlukan waktu dan
tenaga yang berlebihan. Pengadaan memegang peranan yang penting, karena dengan pengadaan
akan mendapatkan obat dengan harga, mutu dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan Apotek.
Prinsip pengadaan barang/jasa yaitu efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil,
akuntabel.
Adapun metode-metode pembelian obat di apotek diantaranya:
1. Kredit, yaitu pembayaran pembelian yang biasanya dilakukan 21 hari setelah barang datang.
2. COD (Cash On Delivery), yaitu pembayaran secara langsung. Biasanya dilakukan pada
pembelian obat narkotik/psikotropik ataupun pembelian obat-obatan yang memberikan bonus.
3. Konsinyasi, yaitu obat yang dititip jual oleh distributor dan pembayaran dilakukan setelah
barang sudah laku di jual di apotek.
Pembelian dengan penawaran yang kompetitif merupakan suatu metode penting untuk
mencapai keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga, apabila ada dua atau lebih pemasok
yang memenuhi syarat memasarkan suatu produk tertentu yang memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan apoteker. Dalam memilih pemasok, apoteker harus mendasarkan pada kriteria berikut:
harga, berbagai syarat, ketepatan waktu pengiriman, mutu pelayanan, dapat dipercaya, kebijakan
tentang barang yang dikembalikan, dan pengemasan. Akan tetapi, kriteria yang paling utama
harus selalu ditempatkan pada mutu obat dan reputasi pemanufaktur. Selain dengan pembelian,
pengadaan obat di apotek dapat pula dilakukan dengan cara produksi (contoh produksi apotek
babarsari: Alkohol dan Rivanol).
3. Distribusi (Distribution)
Merupakan kegiatan mendistribusikan obat untuk pelayanan individu dalam proses
terapi bagi pasien serta untuk menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi dirancang atas dasar
kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas
sumber daya yang ada, pabrik yang memproduksi dan menurut khasiat.
Distribusi obat adalah tanggung jawab Apoteker dengan bantuan AA (Asisten
Apoteker) atau tenaga teknis kefarmasian untuk memberikan kebijakan dan prosedur yang
lengkap, untuk distribusi yang aman dari semua obat. Distribusi obat bertujuan agar ketersediaan
obat tetap terpelihara dan mutu obat tetap stabil. Sistem distribusi obat di apotek yaitu:
1. Distribusi langsung (Individual Praescription (IP), yaitu resep individu perorangan).
2. Distribusi panel
4. Penggunaan (Use)
Penggunaan obat merupakan proses yang meliputi peresepan oleh dokter, pelayanan
obat oleh farmasi serta penggunaan obat oleh pasien. Penggunaan obat dikatakan rasional apabila
memenuhi kriteria obat yang benar, indikasi yang tepat, obat yang manjur, aman, cocok untuk
pasien dan biaya terjangkau, ketepatan dosis, cara pemakaian dan lama yang sesuai, sesuai
dengan kondisi pasien, tepat pelayanan, serta ditaati oleh pasien. Penggunaan obat rasional
diharapkan dapat mengurangi angka kejadian medication error (ME) dan dapat membuat biaya
yang harus ditanggung pasien jadi seminimal mungkin khususnya terkait dengan biaya obat.
Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu upaya untuk terus mempertahankan
mutu pengelolaan perbekalan farmasi. Sebagai masukan dalam penyusunan perencanaan dan
pengambilan keputusan serta kolekting data untuk bahan evaluasi. Administrasi Perbekalan
Farmasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan manajemen perbekalan farmasi
serta penyusunan laporan yang berkaitan dengan perbekalan farmasi secara rutin atau tidak rutin
dalam periode bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan. Pelaporan adalah kumpulan catatan
dan pendataan kegiatan administrasi perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan
yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan. Tujuannya yaitu agar tersedia data yang
akurat sebagai bahan evaluasi, tersedianya informasi yang akurat, arsip yang memudahkan
penelusuran surat dan laporan, mendapat data/laporan yang lengkap untuk membuat
perencanaan, dan agar anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan perbekalan farmasi dapat
dikelola secara efisien dan efektif.
Pengelolaan obat di apotek tersebut juga tidak lepas dari manajemen pendukung yang
meliputi organisasi, finansial, sistem informasi dan manusia bersumber daya yang bekerja
dengan baik hingga tercipta pengelolaan obat yang efektif, efisien dan saling mendukung.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses seleksi dan perencanaan obat pasca Idul Adha adalah metode kombinasi konsumsi dan
epidemiologi berdasarkan pola penyakit dan data konsumsi obat Idul Adha periode lalu.
B. Saran
1. Hasil perencanaan berupa daftar obat segera dilakukan pengadaan.
2. Penggunaan jumlah obat dan pola penyakit pasien pasca Idul Adha periode ini
didokumentasikan untuk dasar seleksi dan perencanaan lebaran tahun depan.
DAFTAR PUSTAKA
Quick, et al., 1997, Managing Drug Suply, 2nd Edition, Amerika: Kumarin Press.
Siregar, C.J.P, L. Amalia, 2003, Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan, Jakarta: EGC.
Tim Penyusun, 2007, Farmakologi dan Terapi edisi 5, Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
LAMPIRAN
Rencana Daftar Obat Pasca Idul Adha
Antiemetik dan
Suplemen
Kolesterol Hipertensi Konstipasi Motion
/ Vitamin
Sickness
Cholesatyrami HCT tab Dulcolax Imbost syr Vometa syr
ne (sachet) supp
Gemfibrozil Valsartan 5 mg Dulcolax Vit K Domperidon tab
300 mg (tab) (tab) tab
Simvastatin Amlodipine 5 Mycrolax Vit A Ondansentron 4
10 mg (tab) mg (tab) mg
Simvastatin Amlodopine Vegeta Vit B6 Salonpas
20 mg (tab) 10 mg (tab) herbal
Lipira Captopril Vit B1 Minyak Angin
12,5 mg
Captopril 25 Stimuno Save Care
mg
Clonodin 0,15 Vitalong C Fisher ment
mg
Diltiazem 30 Cartos Wood’s
mg
Losartan 50 Promuno Dimenhidrinat
mg
Nifedipin 10 Protecol Dramamin
mg
Propanolol 10 Supradyn Antimo
mg
CDR
Vitacimin
Enervon C
Neurodex
Dolo
Neurobion
Neurosanbe
Neurobion
5000
Hadi Kurniawan Apt di 07.32
Berbagi
Poskan Komentar
‹
›
Beranda
Lihat versi web
Mengenai Saya