SKRIPSI
OLEH :
YUSRI RAMADHANI
NIM : 08C10104148
PENDAHULUAN
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib
daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Indikator SPM
adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
SPM tertentu berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan.
Namun demikian mengingat kondisi masing- masing daerah yang terkait dengan
sumber daya yang tidak merata maka diperlukan pentahapan dalam pelaksanaan
SPM oleh masing- masing daerah sejak ditetapkan pada tahun 2007 sampai dengan
SPM sebagai hak konstitusional maka seyogyanya SPM menjadi prioritas dalam
Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
1
standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan mas yarakat
Jenis – jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh
rumah sakit salah satunya adalah Pelayanan di Unit Gawat Darurat (UGD) yang
memiliki peran sebagai gerbang utama jalan masuknya penderita gawat darurat.
kesiapan dalam perannya sebagai pusat rujukan penderita dari pra rumah sakit
(Advanced Trauma Life Support) / BTLS (basic trauma life support) / ACLS
ini terindikasi dengan tingginya minat masyarakat berobat ke luar negeri seperti
2
umum disebabkan faktor kelengkapan fasilitas dan kualitas pelayanan yang
Desember 2004, setiap tahun sekitar 5.000 pasien berobat ke luar negeri dan
devisa yang dikeluarkan mencapai 400 juta dolar atau 3,6 triliun. Rata-rata pasien
yang berobat ke Malaysia dan Singapura berasal dari Jakarta, Medan Riau dan
rumah sakit belum memenuhi standar dan harapan masyarakat (Puspita, 2009).
di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh terdapat berbagai keluhan karena pelayanan
yang diberikan belum sesuai dengan standar pelayanan minimal yang sudah
BTLS/ ACLS/ PPGD apalagi sebagian dari mereka sudah dipindahkan ke unit
bagian lain dan juga masih kurangnya fasilitas atau ruangan seperti triase di UGD.
dengan masalah dana. Berdasarkan hasil data laporan atau dokumentasi di ruang
UGD kematian pasien dibawah 24 jam pada tahun 2010 sebanyak 40 jiwa dan
bahwa pelayanan yang diberikan RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh belum sesuai
3
1.2. Rumusan Masalah
Pelayanan Minimal di Unit Gawat Darurat RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
di Ruang Unit Gawat Darurat secara riil yang ada di wilayah penelitian
4
penulis, hal ini nantinya akan dapat bermanfaat untuk menyusun
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
diselenggarakan.
c) Menurut Wolper dan Pena (1987) Rumah Sakit adalah tempat dimana orang
Sakit adalah :
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
Sakit Pusat.
pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini ada emapat macam
PUSKESMAS.
Rumah Sakit kelas D adalah Rumah Sakit transisi kerena pada satu saat
Sakit kelas C, Rumah Sakit kelas D ini juga mena mpung pelayanan
2008).
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
Standar pelayanan adalah suatu tolok ukur yang dipergunakan untuk acuan
penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari pihak penyedia
(LAN, 2003).
pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus
2003) :
luas. Hal ini disebabkan tugas dan fungsi utama pemerintah adalah
jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga Negara secara minimal. Ayat 7 menjelaskan indikator SPM
adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk
SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan. Dalam
dengan standar pelayanan minimal adalah tolak ukur kinerja dalam menentukan
capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah.
Standar pelayanan minimal adalah ketentuan jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga Negara
secara minimal.
ukuran/satuan, rujukan, target nasional untuk tahun 2007 sampai dengan tahun
yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat sehingga dapat diketahui apakah
sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan atau masih sangat jauh dibawah
standar.
Jenis-jenis pelayanan Rumah Sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah
sakit meliputi :
6. Pelayanan Intensif
7. Pelayanan Radiologi
terkait dari unsur-unsur kesehatan dan departemen terkait yang secara rinci
dipahami.
4. Terukur, seluruh indikator dan standar di dalam SPM dapat di ukur baik
5. Terbuka, SPM dapat di akses oleh seluruh warga atau lapisan masyarakat.
6. Terjangkau, SPM dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya dan dana
yang tersedia.
1. Diterapkan pada urusan wajib. Oleh karena itu SPM merupakan bagian integral
2. Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. SPM harus
masyarakat miskin) dalam bentuk, jenis, tingkat dan mutu pelayanan yang
Ekternality).
sumberdaya.
5. Bersifat dinamis.
Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007, proses penyusunan SPM bidang kesehatan di
1. Mengkaji standar jenis pelayanan dasar yang sudah ada dan/atau standar teknis
internasional.
3. Menganalisa dampak, efisiensi, dan efektivitas dari pela yanan dasar terhadap
5. Mengkaji status pelayanan dasar saat ini, termasuk tingkat pencapaian tertinggi
(dampak keuangan ).
ditetapkan target pelayanan yang akan dicapai (minimum service target), yang
tetap berpedoman pada standar teknis yang ditetapkan guna mencapai status
kesehatan yang diharapkan. Dalam urusan wajib dan SPM, nilai indikator yang
dan komitmen nasional yaitu target Tahun 2010 dan Tahun 2015.
2.2.6. Krite ria SPM
1. Pengorganisasian
2. Pembinaan
Pelayanan Minimal.
SPM.
3. Pengawasan
masing- masing
pemerintah.
2.3. Unit Gawat Darurat (UGD)
Unit Gawat Darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang
dari rangkaian yang perlu diorganisir. Tidak semua rumah sakit harus mempunyai
bagian gawat darurat yang lengkap dengan tenaga memadai dan peralatan
canggih, karena dengan demikian akan terjadi penghamburan dana dan sarana.
Oleh karena itu pengembangan unit gawat darurat harus memperhatikan dua
dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem medis akut. Pelayanan
unit gawat darurat harus mampu mencegah kematian dan cacat, melakukan
penanganan gawat darurat mulai dari tingkat pra rumah sakit sampai tingkat
rumah sakit dan rujukan antara rumah sakit dengan pendekatan lintas program dan
suatu sistem terpadu yang dipersiapkan mulai dari IGD, HCU, ICU dan kamar
untuk penanganan efektif (pasca gawat darurat) disesuaikan dengan Kelas Rumah
Sakit.
2.3.2. Tujuan Unit Gawat Darurat
Pelayanan pada unit gawat daruratuntuk pasien yang datang akan langsung
(live saving). Bagi pasien yang tergolong tidak akut dan gawat akan dilakukan
pengobatan sesuai dengan kebutuhan dan kasus masalahnya yang setelah itu akan
dipulangkan kerumah.
Kriteria Unit Gawat Darurat adalah : a) unit gawat darurat harus buka 24 jam,
sedangkan “definative care” dilakukan ditempat lain dengan cara kerja sama yang
lokasinya.
3. Alat dan instrument harus berkualitas baik dan selalu bersedia untuk
dipakai.
1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa digawat darurat, standar
100%.
Tabel 2.1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa digawat darurat,
standar 100%
Pengumpulan Data
Standar 100%
Pengumpul Data
adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam
segera yaitu cepat, tepat, dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan.
Pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat penting (time
keselamatan pasien
Pengumpulan Data
Standar 100%
Pengumpul Data
Jam buka pelayanan unit gawat darurat dilakukan selama 24 jam. Hal ini
disebabkan karena pasien yang datang untuk berobatat di unit ini jumlahnya lebih
banyak dan silih berganti setiap hari, serta unit pelayanan ini bersifat penting
hari dalam 1 minggu secara terus menerus dalam melaksanakan tugas, meski pada
malam hari jumlah staf yang ada di sana akan lebih sedikit (Depkes RI, 2006).
Pengumpulan Data
darurat
Standar 100%
Pengumpul Data
ATLS (Advanced Trauma Life Support) adalah salah satu nama pelatihan
atau kursus tentang penanganan terhadap pasien korban kecelakaan. Pelatihan ini
semacam review praktis yang bertujuan agar peserta (khusus dokter) dapat
melakukan diagnosa secara tepat dan akurat terhadap pasien trauma, dapat
mengerjakan pertolongan secara benar dan sistematis serta mampu menstabilkan
pasien untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Sertifikat course ATLS saat ini
semakin dicari karena sebagian besar klinik atau rumah sakit dan instansi layanan
dokter. Dari Depkes pun telah menetapkan sertifikasi pelatihan ini sebagai
standard dalam penilain akreditasi rumah sakit. BTLS adalah bagian awal dari
pelayanan awal pasien trauma. Tujuan dari pelatihan BTLS ini adalah untuk
mempermudah mempelajari ATLS nanti. Pada BTLS ini dokter atau tenaga
definitif nya tapi hanya memberikan kesempatan bagi pasien untuk mendapatkan
adanya ancaman kematian. Istilah ini berasal dari terjemahan kata “Critical Ill
Patient” yaitu penderita yang dalam keadaan kritis dan akan meninggal segera
bila tidak dilakukan pertolongan segera. Jadi PPGD merupakan salah satu
penanggulangan bencana
Definisi Tim penanggulangan bencana adalah tim yang dibentuk
Pengumpulan Data
sakit
Pengumpulan Data
pelayanan segera, yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kemat ian dan
kecacatan. Salah satu indikator mutu pelayanan adalah waktu tanggap (respons
Pengumpulan Data
(minimal n=50)
Standar ≤ 70%
yang dirasakannya sama atau melebihi harapannya, akan timbul perasaan puas,
tinggi dari kinerja produk maka pelanggan akan merasa tidak puas, jika harapan
sama atau lebih rendah dari produk maka pelanggan akan merasa p uas (Aritonang,
mengkonsumsi produk barang atau jasa adalah arti kepuasan pelanggan (Tjiptono,
2007).
berhubungan dengan : (1) Pendekatan dan perilaku petugas serta perasaan pasie n
terutama pertama kali datang, (2) Mutu informasi apa yang diterima, seperti apa
yang dirasakan dan apa yang diharapkan, (3) Prosedur perjanjian, (4) Waktu
tunggu, (5) Fasilitas umum yang tersedia, (6) Fasilitas untuk penginapan untuk
pasien seperti mutu makanan, privasi, dan pengaturan kunjungan sreta hasil terapi
b) Wujud Nyata (tangibles) merupakan bukti nyata atau tampilan produk yang
penampilan petugas.
c) Ketanggapan (responsiveness) merupakan kemauan pihak pemberi pelayanan
Tabel 2.7. Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat, standar ≤ 2 per 1000
Pengumpulan Data
Pengumpul Data
Tabel 2.8. Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka, standar 100%
gawat darurat
Pengumpulan Data
muka
Standar 100%
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat
Pengumpul Data
SPM
1. Tercapai
1. Peraturan 1. Pemberian pelayanan
2. Tidak
pemerintah kegawat daruratan yang
Tercapai
2. Undang-Undang bersertifikat ATLS/ BTLS/
3. Kepuasan pelanggan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
pencapaian standar pelayanan minimal di Unit Gawat Darurat RSUD Cut Nyak
Penelitian ini dilakukan di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dan penelitian
3.3.1 Populasi
dan 25 perawat dan 487 pasien yang peneliti ambil berdasarkan kunjungan
pasien hari penelitian yaitu dari tanggal 1 sampai 10 januari di ruang Unit
3.3.2 Sampel
N
n
1 N (d ) 2
n = Jumlah sampel
N= Jumlah Populasi
N
n
1 N (d ) 2
487
n
1 487 (0,01)
487
n
1 4,87
487
n
5,87
n 82,9 83
Pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara
data yang telah dikumpulkan diolah dengan cara manual dengan langkah- langkah
responden.
c. Transfering yaitu data yang telah diberi kode disusun secara berurut mulai
dalam tabel.
1. Data primer
2. Data sekunder
Dhien Meulaboh.
38
penelitian ini adalah skala Likert yaitu memberikan skor dari nilai tertinggi ke
Ada : Jika responden mendapat skor nilai ≥ 50% dari total skor.
Tidak Ada : Jika responden mendapat skor nilai < 50% dari total skor.
38
2. Waktu Tanggap
3. Kepuasan
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh merupakan satu-
satunya rumah sakit pemerintah kabupaten Aceh Barat yang melayani masyarakat
Aceh Barat di bidang kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh menyediakan fasilitas pelayanan rawat inap yang terdiri dari 7 (tujuh)
serta pelayanan penunjang lainnya. Dengan fasilitas dan pelayanan yang semakin
baik, Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh juga menjadi rumah
sakit rujukan bagi runah sakit yang ada di kabupaten lain yang bertertangga
Lintang Utara dan 95o 52-96o 30 Bujur Timur dengan luas wilayah 2.927,95 Km2
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh adalah rumah
Sakit milik pemerintah yang berada dalam wilayah Aceh Barat dengan status type
41
46
Johan Pahlawan Meulaboh. Adapun batasan Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Dokter
Penelitian ini dilakukan di Unit Gawat Darurat RSUD Cut Nyak Dhien
terdiri dari:
hanya 7 orang yaitu 17,5% dari total 40 tenaga kesehatan sedangkan yang tidak
2. Waktu Tanggap
Dari Tabel 4.5. diketahui bahwa Dokter yang waktu tanggapnya cepat
3. Kepuasan
Dari Tabel 4.6. diketahui bahwa pasien yang puas sebanyak 40 orang yaitu
48,2% dari 83 pasien sedangkan yang tidak puas sebanyak 51,8% yaitu 43 orang.
4.2. Pembahasan
BTLS/ ACLS/ PPGD dan masih berlaku sesuai ketentuan. ATLS (Advanced
Trauma Life Support) adalah salah satu nama pelatihan atau kursus tentang
praktis yang bertujuan agar peserta (khusus dokter) dapat melakukan diagnosa
secara tepat dan akurat terhadap pasien trauma. BTLS adalah bagian awal dari
PPGD standarnya adalah 100%, artinya seluruh tenaga kesehatan baik dokter atau
perawat yang ada di Unit Gawat Darurat harus mempunyai sertifikat pelatihan
Pada unit Gawat Darurat RSUD Cut Nyak Dhien yang memiliki sertifikat
pelatihan hanya 7 orang dari 40 tenaga kesehatan (15 dokter dan 25 perawat)
yang ada di unit tersebut diantaranya ATLS 2 orang (2 dokter), ACLS 3 orang
(1 dokter dan 2 perawat), dan PPGD 2 orang (2 perawat). Dapat diartikan bahwa
Waktu tanggap dokter merupakan gabungan dari waktu tanggap saat pasien
tiba di depan pintu rumah sakit sampai mendapat tanggapan atau respon dari
dokter di UGD dengan waktu pelayanan yaitu waktu yang diperlukan pasien
sampai selesai. Waktu tanggap dokter dapat dihitung dengan hitungan menit.
Dari hasil observasi peneliti di unit Gawat Darurat RSUD Cut Nyak Dhien,
yaitu kecepatan dokter dalam memberi pelayanan pada saat pasien tiba dengan ≥ 5
menit atau ≤ 5 menit. Dari 83 pasien, yang medapat pelayanan dengan cepat
keterlambatan mendapat pelayanan, namun itu akan terjadi pada saat pasien yang
pelayanan segera, yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan
kecacatan. Salah satu indikator mutu pelayanan adalah waktu tanggap (respons
yang dirasakannya sama atau melebihi harapannya, akan timbul perasaan puas,
yang berhubungan dengan : (1) Pendekatan dan perilaku petugas serta perasaan
pasien terutama pertama kali datang, (2) Mutu informasi apa yang diterima,
seperti apa yang dirasakan dan apa yang diharapkan, (3) Prosedur perjanjian, (4)
Waktu tunggu, (5) Fasilitas umum yang tersedia, (6) Fasilitas untuk penginapan
untuk pasien seperti mutu makanan, privasi, dan pengaturan kunjungan sreta hasil
jika kepuasan pasien terhadap pelayanan ≤ 7% maka pasien belum puas terhadap
Gawat Darurat RSUD Cut Nyak Dhien hanya 48,2% saja yang merasa puas
sedangkan 51,8% tidak puas dengan pelayanan yang diberikan ini disebabkan oleh
faktor- faktor yang diatas dimana kurang tanggapnya pasien dalam memberi
pelayanan dari tata bahasa dan sikap yang membuat pasien tidak nyaman, dan
kemampuan perawat yang belum memadai membuat pasien merasa tidak puas
Jam buka pelayanan unit gawat darurat dilakukan selama 24 jam. Hal ini
disebabkan karena pasien yang datang untuk berobat di unit ini jumlahnya lebih
banyak dan silih berganti setiap hari, serta unit pelayanan ini bersifat penting
hari dalam 1 minggu secara terus menerus dalam melaksanakan tugas, meski pada
malam hari jumlah staf yang ada di sana akan lebih sedikit (Depkes RI, 2006).
Dari hasil observasi peneliti di unit Gawat Darurat RSUD Cut Nyak Dhien,
yaitu jam buka pelayanan di unit gawat darurat dilakukan selama 24 jam setiap
hari karena pasien yang mengalami kecelakaan selalu ada setiap waktu.
Dari hasil wawancara peneliti dengan Kepala di Unit Gawat Darurat RSUD
Cut Nyak Dhien yaitu belum adanya pembentukan tim penanggulangan bencana
karena disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya kurangnya dana untuk
pembentukan tim.
BAB V
5.1. Kesimpulan
lambat 39,8%.
3. Dari 83 pasien, pasien yang puas sebanyak 48,2% sedangkan yang tidak
3.2. Saran
memilikinya.
perawat dan melakukan rotasi dalam jangka waktu 3 bulan seka li untuk
mencegah kejenuhan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat jenderal bina pelayanan medik departemen kesehatan R.I., 2008. Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Bakti husada.
Depkes RI, Pedoman Pelayanan Gawat Darurat, Cetakan kedua, Dirjen Yanmedik
Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta, Jakarta, 1995.
Http://www.prasko.com/2012/08/standar-pelayanan-minimal-rumah-sakit.html
(Diakses tanggal 2 September 2012).
Menkes RI., 2008. Undang- undang nomor 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit.
Yayasan AGD 118, Basic Trauma and Cardiac Life Support, Jakarta Utara, 2004.