Anda di halaman 1dari 15

MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN

VIRGINIA HENDERSON

Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Falsafah Dan Teori Keperawatan


Ibu Maria Silvana Dhawo, MHPEd

Disusun Oleh :
NOVELIA

NIM. 113063C218058

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan menurut Virginia Handerson dapat di definisikan membantu
individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki
kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu tersebut
akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien memiliki kekuatan,
kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini dilaksanakan dengan
cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan
menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh utama
tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak menerima
atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai muncul klien
tergantung pada perawat/tim kesehatan. Pada dasarnya tanggung jawab
seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien menjalankan
pekerjaanpekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan.
1. Teori Virginia Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan
pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat
dipisahkan. Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua
manusia yang sama. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang
dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang
mempunyai empat belas kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar individu
tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar(basic
nursing care).
a) Aktifitas bernafas secara normal
b) Aktifitas makan dan minum sesuai kebutuhan
c) Aktifitas eliminasi secara normal
d) Aktifitas bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki,
e) Aktifitas istirahat dan tidur,
f) Aktifitas berpakaian dan melepas pakaian,

2
g) Aktifitas mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakaian dan
modifikasi lingkungan,
h) Aktifitas menjaga tubuh tetap bersih dan rapi,
i) Kebutuhan rasa aman dan nyaman
j) Aktifitas berkomunikasi dengan orang lain,
k) Aktifitas beribadah menurut keyakinan,
l) Aktifitas bekerja,
m) Aktifitas bermain dan rekreasi,
n) Aktifitas belajar atau memuaskan keingintahuan.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan konsep dasar teori dan
model keperawatan Virginia Handerson
b. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip umum teori dan model
konsep keperawatan dari Virginia Handerson dengan komponen bio,
psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan
dasar
c. Menentukan masalah keperawatan berdasarkan konsep keperawatan
menurut Virginia Handerson
d. Mahasiswa mampu menyusun rencana dan melakukan asuhan
keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien sesuai kebutuhan manusia
sehari-hari yang disajikan menggunakan pendekatan teori
keperawatan Virginia Handerson.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. BIOGRAFI VIRGINIA HENDERSON


Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting, yang telah
memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai teori yang mendunia. Ia
lahir pada tahun 1897 di kota Kansas, Missouri, Amerika Serikat. Ia memulai
karir keperawatan di Army School of Nursing psds tahun 1918. Pada tahun
1960-an, ia membuat model konseptual ketika profesi keperawatan mencari
identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda
dengan prrofesi yang lain dalam layanan kesehatan dalam kinerjanya.
Pertanyaan ini merupakan hal penting sampai tahun 1950-an sebab perawat
lebih sering hanya melakukan instruksi dokter. Virgina Henderson merupakan
orang pertama yang mencari fungsi unik dari keperawatan. Pada saat menulis
pada tahun 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negative dan positif dari praktek
keperawatan pada masa itu. Hal tersebut meliputi :
 Autiritaria dan struktur hirarki di rumah sakit.
 Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi
fisik semata.
 Fakta bahwa mempertahankan kontak oribadi dengan pasien merupakan
hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu.
 Adanya keanekaragaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di
Amerika Serikat diberbagai bidang layanan kesehatan
Virginia Henderson diminta untuk memplubikasikan model konseptualnya
oleh International Council of Nurse (ICN) pada tahun 1960-an.Oleh karena
diarahkan lebih pada aspek-aspek psikologis dari perawatan pasien. Kontribusi
penting oleh Henderson (1966) adalah definisi perawatan berikut yang menjadi
definisi yang sudah diterima secara umum. Fungsi unik dari perawat adalah
untuk membantu individu sehat atau sakit. Dalam hal memberikan pelayanan
kesehatan atau pemulihan atau kematian yang damai, yang dapat ia lakukan
tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan. dan
4
melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan
kemandirian secepat mungkin.

B. ASUMSI / KONSEP DAN TEORI


a. Pengertian
Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Handerson
adalah model konsep aktivitas sehari hari dengan memberikan gambaran
tentang Fungsi utama perawat yaitu menolong seseorang yang sehat/sakit
dalam usaha menjaga kesehatan atau penyembuhan atau untuk
menghadapi kematiannya dengan tenang. Usaha tersebut dapat dilakukan
sendiri oleh klien bila ia sadar, berkemauan dan cukup kuat, oleh karena
itu perawat berperan untuk memandirikan klien sebagai kemampuan yang
harus dimiliki.
b. Manusia / Klien
Teori Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya,
yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan.
Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang
sama. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari
asuhan keperawatan dasar (basic nursing care). Pemahaman konsep teori
keperawatan dari Virginia Handerson didasari kepada keyakinan dan nilai
yang dimilikinya manusia akan mengalami perkembangan mulai dari
prtumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan, dalam
melaksanakan aktifitas sehari – hari individu akan mengalami
ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang
dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan, dan dalam
melaksanakan aktifitas sehari hari individu dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktifitas, belum
dapat melaksanakan aktifitas dan tidak dapat melakukan aktifitas.

5
c. Perawat
Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan
menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh
utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak
menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan
sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Jadi pada
dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam
membantu klien dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya
dia lakukan tanpa bantuan. Perawat dapat melakukan beberapa hal yang
dapat membantu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan klien,
diantaranya:
1) Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien.
2) Berusaha mengerti maksud klien
3) Berusaha untuk selalu peka terhadap ekspresi non verbal
4) Berusaha mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
5) Berusaha mengenal dan menghargai klien.
d. Keperawatan
Keperawatan menurut Handerson dapat di definisikan membantu individu
yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki
kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu
tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien memiliki
kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini
dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin. Kebutuhan dasar manusia menurut
Virginia handerson adalah makanan, perumahan, pakaian, kasih sayang,
dan pujian, perasaan dibutuhkan, dan perasaan saling membantu
sesamanya. Semua orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama, tetapi
perlu disadari bahwa kebutuhannya itu dipenuhi dengan berbagai macam
cara, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Artinya betapapun arif dan
bijaksananya atau bagaimanapun kerasnya usaha perawat, ia tidak
mungkin pernah bisa sepenuhnya menyelami atau memenuhi segala
6
sesuatu yang diperlukan klien dalam mencapai kebutuhan hidupnya. Hal
itu disebabkan kesanggupan manusia untuk mengetahui kebutuhan orang
lain adalah sangat terbatas sekali.
e. Tujuan Keperawatan
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh
Handerson adalah Untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi
pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk
sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan
spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi model
konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat
adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk
mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat
belas kebutuhan dasar pasien. Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan
pengetahuan adealah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh
kemandiriannya. Untuk itu diperlukan focus intervensi yaitu mengurangi
penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan,
kemauan, dan pengetahuan.
f. Kerangka Kerja
Dalam teori keperawatan virginia Henderson (Harmer dan Henderson,
1955) mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson
memberikan 14 kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan. 14
komponen tersebut dalam asuhan keperawatan dasar pada tingkat asuhan
individual, mengacu kepada aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dari
seseorang, perawat membantunya dengan fungsi-fungsi ini, atau membuat
kondisi sehingga memungkinkan klien melakukan hal-hal berikut ini :
1. Bernafas dengan normal
Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah
membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta
menggunakan bantal, alas dan sejenisnya sabagai alat pembantu agar
7
klien dapat bernafas secara normal dan kemampuan
mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien.
2. Kebutuhan akan nutrisi
Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan
berat badan yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan.
Pemilihan dan penyediaan makanan, dengan tidak lupa
memperhatikan latar belakang dan social klien.
3. Kebutuhan eliminasi
Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran.
4. Gerak dan keseimbangan tubuh
Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan
tubuh, miring, dan bersandar.
5. Kebutuhan isthirahat dan tidur
Perawat harus mengetahui intensitas istirahat tidur pasien yang baik
dan menjaga lingkungan nyaman untuk istirahat.
6. Kebutuhan berpakaian
Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang
tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya.
7. Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi
Perawat harus mengetahui physiologi panas dan bisa mendorong
kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah
temperature, kelembapan atau pergerakan udara, atau dengan
memotivasi klien untuk meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya.
8. Kebutuhan akan personal hygiene
Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep
konsep kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk
menurunkan standard kesehatannya, dan bisa menjaga tetap bersih
baik fisik maupun jiwanya.
9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

8
Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul
yang mungkin banyak factor yang membuat klien tidak merasa
nyaman dan aman.
10. Berkomunikasi
Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi,
keinginan, rasa takut dan pendapat. Perawat menjadi penerjemah
dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan
kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan dirinya sendiri, juga
mampu menciptakan lingkungan yang teraupeutik.
11. Kebutuhan spiritual
Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi
kebutuhan spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan,
keyakinan dan agama sangat berpengaruh terhadap upaya
penyembuhan.
12. Kebutuhan bekerja
Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi
terhadap kebutuhan klien sangat penting, dimana sakit bisa menjadi
lebih ringan apabila seseorang dapat terus bekerja.
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur,
kecerdasan, pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan
penyakitnya.
14. Kebutuhan belajar
Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha
penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan
mengikuti rencana terapi yang diberikan.

9
C. METAPARADIGMA KEPERAWATAN
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara
kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap fenomena yang ada dala keperawatan (La Ode Jumadi, 1999 : 28)
Empat komponen paradigma keperawatan yaitu manusia.
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam
arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik
karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat
perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Komponen yang kedua dalam paradigma keperawatan ini adalah konsep
keperawatan.
Virginia Henderson (Fourteen Basic needs, 1960)
Keperawatan adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong klien
yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan
meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien
secara rasional, sehingga pasien dapat sembuh atau meninggal dengan
tenang.Definisi ini merupakan awal terpisahnya ilmu keperawatan dan medik
dasar. Fungsi yang unik dari perawat adalah memabntu individu sehat ataupun
sakit untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang
dimilikinya sehingga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari
– harinya, sembuh dari penyakit atau meninggal dengan tenang.

D. APLIKASI TEORI VIRGINIA HENDERSON DALAM PROSES


ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
Terdapat suatu masalah dalam proses perawatan. Penilaian nyata terhadap
proses perawatan tergantung pada pemahaman seseorang, interpretasi,
perpaduan, dan penggunaannya. Walaupun definisi dan penjelasan
Henderson mengenai keperawatan tidak secara langsung sesuai dengan
langkah – langkah dalam proses perawatan, tetapi terdapat hubungan
antara kedua hal tersebut. Menurut Henderson, perawat harus memiliki
10
pengetahuan mengenai apa yang disebut normal dalam kesehatan dan
adanya penyakit. Berdasarkan pengetahuan ilmiah ini, perawat dapat
mengambil kesimpulan dari data-data yang ada. Henderson menyatakan,
bahwa, keperawatan dibutuhkan oleh individu yang dipengaruhi oleh usia,
latar belakang budaya, keseimbangan emosional,dan kapasitas fisik, serta
intelektualnya. Semua ini akan dipertimbangkan dalam mengevaluasi hasil
perawatan yang dibutuhkan oleh pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
Analisa data didasarkan pada faktor-faktor di atas, kemudian hasil analisa
tersebut dipergunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan.
Henderson tidak secara spesifik membahas mengenai diagnosa
keperawatan ini, dia lebih yakin dokterlah yang akan membuat diagnosa,
dan perawat melakukan tindakan-tindakan atas dasar diagnosa tersebut.
Diagnosa Keperawatan berhubungan dengan bagaimana mengidentifikasi
kemampuan individu untuk menentukan kebutuhannya dengan atau tanpa
bantuan yang turut memperhitungkan kemampuan, keinginan, dan
pemgetahuan. Berdasarkan pada data-data yang tersedia, dan analisa
terhadap data tersebut, perawat dapat mengidentifikasi secara actual
berbagai masalah, seperti pernafasan yang tidak normal. Sebagai
tambahannya, juga masalah-masalah potensial lainnya dapat
teridentifikasi.
3. Perencanaan (intervensi) keperawatan
Setelah diagnosa keperawatan dibuat, maka selanjutnya perawat akan
menyusun rencana perawatan. Berdasarkan rencana perawatan ini,
Henderson menyatakan: dengan rencana perawatan ini, maka perawatan
yang efektif dapat direncanakan lebih baik. Suatu rencana yang tertulis
akan mendorong munculnya ide-ide tentang kebutuhan individu, kecuali
jika terdapat aturan-aturan lain yang harus dilakukan oleh individu tersebut
secara rutin.Tidak terlaksananya perencanaan dapat dipengaruhi oleh
anggota keluarga lainnya. Selanjutnya suatu rencana perawatan
membutuhkan modifikasi secara berkesinambungan yang didasarkan pada
11
kebutuhan individu. Henderson menyarankan penulisan rencana
perawatan dapat diikuti dengan kebutuhan perawatan secara bertahap. Dia
menekankan bahwa perawatan harus selalu disusun sesuai dengan
kebutuhan individu, dan rencana terapi dari dokter. Henderson menggaris-
bawahi tahap-tahap perencanaan sebagai jalan untuk membuat rencana
bagi pemenuhan kebutuhan individu. Perencanaan yang selalu
diperbaharui harus didasarkan pada kebutuhan individu tersebut, lebih
dispesifikan, dan dapat diimplementasikan, serta disesuaikan dengan
adanya terapi medis. Perencanaan perawatan yang ditulis, intinya adalah
hasil dari identifikasi kebutuhan perawatan dari individu. Walaupun
Henderson tidak menggunakan istilah-istilah seperti saat ini, tetapi intinya
adalah sama.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi sesuai dengan perencanaan keperawatan yang dibuat. Bagi
Henderson, implementasi keperawatan harus tertuju pada bantuan
terhadap kebutuhan pasien sesuai dengan kebutuhan 14 komponen
tersebut di atas. Sebagai contoh: dalam membantu individu terhadap
kebutuhan istirahat dan tidur, perawat akan mencoba untuk lebih
mengetahui metoda-metoda dalam membujuk pasien untuk beristirahat
dan tidur sebelum diberikan obat-obatan. Henderson juga menyatakan,
bahwa fungsi utama dari perawat ini tentu saja harus dilakukan untuk
mendukung rencana terapi medis, sehingga perawat perlu melakukan
tidakan-tindakan yang disarankan medis dalam perawatan. Aspek
implementasi penting lainnya dalam pembahasan Henderson adalah
hubungan antara perawat dan pasien . Perawat harus menjadi pihak luar
yang memahami kebutuhan pasien dan memberikan ukuran-ukuran bagi
pemenuhan ukuran tersebut . Henderson juga berbicara mengenai kualitas
dari keperawatan, perawat yang berkompeten akan menggunakan proses
interpersonal dan prediksi-prediksi selama memberikan perawatan.

12
5. Evaluasi
Henderson mendasarkan evaluasi terhadap setiap perawat didasarkan pada
kecepatan atau derajatnya dalam mendorong kegiatan pasien secara
independent kembali seperti hari-hari normal . Hal ini disebutkan dalam
definisi dan fungsi yang unik dari perawat. Untuk tujuan evaluasi,
perubahan pada level fungsi kebutuhan individu juga harus diamati dan
diperhitungkan . Sebuah data perbandingan mengenai kemampuan
fungsional individu dilakukan sebelum dan sesudah proses perawatan .
Semua perubahan akan dicatat untuk dievalusi .

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keperawatan menurut Henderson adalah suatu fungsi yang unik dari
Keperawatan untuk menolong klien yang sakit atau sehat dalam
memberikan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kemampuan,
kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien.
2. Henderson berpendapat peranan perawat membantu individu sehat sakit
dengan suatu cara penambah atau pelengkap (supplementary atau
emplementary).
3. Teori Virginia Handerson berfokus kebutuhan dasar individu tercermin
dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar (basic nursing care).
4. Model perawat yang dijelaskan oleh Virginia handerson adalah model
konsep aktifitas sehari-hari dengan mengambarkan gambaran fungsi
utama perawat yaitu menolong orang yang sakit/sehat dalam usaha
menjaga kesehatan atau menghadapi kematian dengan tenang.

B. SARAN
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-
teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori
keperawatan menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah
ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami teori ini, karena teori ini juga
sangat penting bagi perawat untuk menjelenkan praktik keperawatan.
Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari setiap
konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu
membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu keperawatan
itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma dan budaya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG.

Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta :
Penerbit Buku Kedokterran ECG.

Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan
Profesional di Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta :


Salemba Medika.

Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran ECG.

Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan


praktikkeperawatan. New York:Macmillan.

15

Anda mungkin juga menyukai