Makalah Fistum Pengangkutan Air
Makalah Fistum Pengangkutan Air
Oleh:
Kelompok 2
Roris Agafta (12222093)
Selpia Jayanti (122209)
Uswatun Hasanah (12222113)
Dosen Pembimbing:
Fitratul Aini, M. Kes.
2. Kapilaritas Batang
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya cairan di dalam pipa
kapiler atau pipa kecil. Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-
molekul di dalam zat cair. Di dalam zat cair molekul-molekulnya dapat
mengalami gaya adhesi dan kohesi. Gaya kohesi adalah tarik-menarik
antara molekul-molekul di dalam suatu zat cair sedangkan gaya adhesi
adalah tarik menarik antara molekul dengan molekul lain yang tidak
sejenis. Apabila adhesi lebih besar dari kohesi seperti pada air dengan
permukaan gelas, air akan berinteraksi kuat dengan permukaan gelas
sehingga air membasahi kaca dan juga permukaan atas cairan akan
melengkung (cekung). Keadaan ini dapat menyebabkan cairan dapat naik
ke atas oleh tegangan permukaan yang arahnya keatas sampai batas
keseimbangan gaya ke atas dengan gaya berat cairan tercapai. Jadi air
dapat naik keatas dalam suatu pipa kecil yang biasa disebut pipa kapiler.
Jadi, kapilaritas sangat tergantung pada kohesi dan adhesi. Air naik dalam
pembuluh pipa kapiler dikarenakan adhesi sedangkan raksa turun dalam
pembuluh pipa kapiler dikarenakan kohesi.
Inilah yang terjadi pada proses pengangkutan pada tumbuhan.
Pembuluh xylem yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan dianggap
sebagai pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu (xylem)
sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan
molekul air.
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xylem), terjadi karena
pembuluh kayu tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata
lain, pengangkutan air melalui xylem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya
kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air
dan adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh xylem. Baik
kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari
akal sampai ke daun secara bersambungan.
Air yang sudah sampai ke pembuluh kayu batang akan terus naik
hingga ke daun. Naiknya air pada pembuluh kayu batang disebabkan oleh
adanya kapilaritas batang. Kapilaritas menyebabkan naiknya cairan ke
dalam tabung yang sempit, yang terjadi karena zat cair tersebut membasahi
dinding tabung (dengan adanya adesi) lalu tertarik ke atas. (Salisbury, F.
B. & C. W. Ross, 1995: 104).
Cara kerja kapilaritas ini seperti sumbu kompor yang direndam di
dalam cairan (air atau minyak). Walaupun hanya bagian bawah sumbu
yang terendam cairan, bagian atas sumbu dapat menjadi basah karena
cairan merembes dari bagian bawah ke bagian atas. Kapilaritas pada
pembuluh kayu ini dapat terjadi karena pembuluh kayu merupakan
pembuluh yang sangat halus berupa pipa-pipa kapiler. Pembuluh xilem
dapat kita pandang sebagai pembuluh kapiler, sehingga air naik di
dalamnya sebagai akibat adanya adhesi antara dinding xilem dengan
molekul-molekul air.
3. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Daya hisap daun adalah timbulnya tarikan terhadap air yang ada
pada sel– sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi
molekul, menuju ke bawah sampai keseluruh kolom air pada xilem
sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun.
Proses tersebut juga biasa disebut dengan transpirasi. Dengan adanya
transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi
air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan
mekanisme pengaturan fisiologis yang berhubungan dengan proses
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah
dapat naik ke atas. Air bergerak secara vertikal melalui pembuluh xilem
melawan grafitasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap daun
antara lain:
a) Intensitas cahaya, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang
diterima daun, maka kecepatan transpirasi juga akan semakin tinggi.
b) Temperatur udara, makin tinggi temperatur maka kecepatan transpirasi
akan semakin tinggi.
c) Kelembaban udara, jika kelembaban udara disekitar tanaman tinggi
justru terjadi perlambatan dalam transpirasi. Jika kelembaban rendah
(kering) transpirasi akan berlangsung cepat.
d) Kandungan air tanah, jika kandungan air tanah banyak maka potensial
air tanah akan lebih tinggi daripada di dalam sel-sel xylem sehingga laju
transpirasi akan meningkat (tinggi). Jika air tanah sedikit maka
penyerapan akar juga akan lambat dan tidak seimbang dengan
kecepatan transpirasi.
Air di dalam daun dapat keluar melalui stomata. Keluarnya air
tersebut melalui proses transpirasi (penguapan). Transpirasi menyebabkan
cairan sel pada daun menjadi lebih pekat, sehingga sel daun menyerap air
dari pembuluh kayu pada tulang daun. Air yang diambil dari pembuluh
kayu daun akar digantikan oleh air dari pembuluh kayu batang. Air di
pembuluh kayu batang akan digantikan oleh air dari pembuluh kayu akar.
Seluruh proses tersebut akhirnya menimbulkan aliran air terus menerus
dari akar sampai ke daun. Tenaga yang ditimbulkan dari proses transpirasi
disebut daya hisap daun.
Pengangkutan air merupakan suatu proses pengambilan air dari dalam tanah
melalui akar, kemudian dialirkan ke batang melalui adhesi, lalu ke daun dengan
menggunakan daya hisap daun. Mekanisme pengangkutan air ada dua yaitu secara
extravasikular dan secara intravasikular. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengangkutan air pada tumbuhan yaitu tekanan akar, kapilaritas batang, daya
hisap daun. Fungsi dan manfaat air terhadap tumbuhan salah satunya yaitu
menghantarkan garam-garam mineral dan unsur hara yang diserap oleh tanaman
ke seluruh bagian tanaman. Manfaatnya Menjadi alat transpor untuk
memindahkan zat hara.
DAFTAR PUSTAKA
Frank B Salisbury & Cleon W Ross. 1995. FISIOLOGI TUMBUHAN Jilid Satu
Sel: Air, Larutan, dan Permukaan Edisi Keempat. Bandung: ITB
http://nahason-bastin.blogspot.com/2014/04/faktor-faktor-mempengaruhi-
pengangkutan.html
Alfred Wilson. Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. 2 Maret 2014
http://glorybiology.blogspot.com/p/blog-page.html
Muhammad Hafidavi Fahrezy. Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Batang
Tumbuhan. 2 Maret 2014
http://muhammadhafidavi.blogspot.com/2012/05/struktur-dan-fungsi-
jaringanorgan-pada.html
Barid B. 2007. Kajian unit resapan dengan lapisan tanah dan tanaman dalam
menurunkan limpasan permukaan. Jurnal Berkala Ilmiah Teknik Perairan, Vol 13
(4) :248-255.
Berg L. 2007. Botany : plant, people and environment second edition. Belmont,
California (US) : Thomson Higher Education.
Suhartono. 2008. Pengaruh interval pemberian air terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman kedelai (Glicine Max (L) Merril) pada berbagai jenis tanaman. Embryo,
Vol 5 (1) : 98-112.
[UGM] Univerrsitas Gajah Mada. 2013. Peran air [Internet]. [Diunduh 2014 Mei
8]. Tersedia pada : http://www.faperta.ugm.ac.id.
http://www.academia.edu/7461675/Daya_hisap_daun