Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 2:

1. Erni Yohana (PO. 71. 24. 1. 18. 054)


2. Farida Utami (PO. 71. 24. 1. 18. 055)
3. Fitri Janear (PO. 71. 24. 1. 18. 056)
4. Hana Mahsa Almira (PO. 71. 24. 1. 18. 057)
5. Indah Elvia (PO. 71. 24. 1. 18. 058)
6. Indri Dwi pridayanti (PO. 71. 24. 1. 18. 059)
7. Intan Angraeni (PO. 71. 24. 1. 18. 060)
8. Juwita Ayu Lestari (PO. 71. 24. 1. 18. 061)
9. Khusnul Khotimah (PO. 71. 24. 1. 18. 062)
10. Maharani Aprilia Sunevy (PO. 71. 24. 1. 18. 063)
11. Mesty Indriyani (PO. 71. 24. 1. 18. 064)
12. Mita Anggraini (PO. 71. 24. 1. 18. 065)
13. Nida Firyal Syahirah (PO. 71. 24. 1. 18. 066)

FISIOLOGI KALA IV

Pemeriksaan Serviks, Vagina dan Perineum

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui terjadinya laserasi (adanya


robekan) yang dapat diketahui dari adanya perdarahan pasca persalinan, plasenta
yang lahir lengkap, dan adanya kontraksi uterus. Segera setelah kelahiran bayi,
serviks dan vagina harus diperiksa secara menyeluruh untuk mencari ada tidaknya
laserasi dan perlu tidaknya dilakukan penjahitan. Serviks, vagina dan perineum
dapat diperiksa lebih mudah sebelum pelepasan plasenta karena tidak ada
perdarahan rahim. Pelepasan plasenta biasanya terjadi 5-10 menit pada akhir kala
II. Setelah kelahiran plasenta, perhatian harus segera ditujukan pada perdarahan
rahim yang dapat berasal dari tempat implantasi plasenta. Plasenta harus diperiksa
untuk memastikan kelengkapannya. Setelah dilakukan pemeriksaan plasenta
periksa bagian perineum dengan lembut dan perlahan, periksalah perineum,
vagina dan vulva untuk mengetahui adanya robekan atau tidak. Setelah proses
persalinan vagina akan mengalami peregangan dan lebih besar dari biasanya.
Mungkin ada bagian yang merah, lecet dan bengkak. Introitus juga akan tampak
terkulai dan terbuka. Vulva bisa berwarna merah, bengkak dan lecet. Dengan
perlahan periksa anus apakah ada trauma atau hemoroid yang bisa menonjol
keluar dan terjadi trombosis setelah persalinan.

Ruptur perineum dibagi menjadi empat, yaitu:

a. Derajat satu : mengenai mukosa vagina, komisura posterior dan


kulit perineum. Tidak perlu dilakukan penjahitan
b. Derajat dua : mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum dan otot perineum. Perlu dilakukan penjahitan.
c. Derajat tiga : mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot perineum dan otot sphincter ani. Segera lakukan rujukan
d. Derajat empat : mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot perineum, otot sphincter ani dan dinding depan rektum.
Segera lakukan rujukan

Anda mungkin juga menyukai