RAMADANI 1507113680
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan Paper Aspek Hukum
Konstruksi dalam waktu yang telah di tentukan dengan sebaik-baik mungkin.
Paper ini merupakan salah satu syarat kelulusan dan pemantapan dari
dasar teori dari mata kuliah Aspek Hukum Konstruksi , serta mata kuliah lainnya.
Semoga Paper ini bisa digunakan semestinya dan dapat bermanfaat bagi kita
semua amin.
ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
iii
5.1 Pemilihan penyedia ..................................................................................... 38
BAB VI SWAKELOLA ...................................................................................... 43
INDEKS ................................................................................................................. 60
iv
DAFTAR GAMBAR
Hal
v
Gambar 4. 2 Tujuan Pelatihan............................................................................... 33
Gambar 4. 3 Metode prakualifikasi dan pascakualifikasi ..................................... 34
Gambar 4. 4 Evaluasi isian dokumen prakualifikasi............................................. 35
Gambar 4. 5 Persyaratan Pelaksanaan Barang dan Jasa ....................................... 36
Gambar 5. 1 Pemilihan penyedia .......................................................................... 38
Gambar 6. 1 Pengertian Swakelola ....................................................................... 43
Gambar 6. 2 Organisasi Pengadaan Barang dan Jasa ........................................... 46
Gambar 6. 3 Tipe Swakelola ................................................................................. 47
Gambar 6. 4 Prosedur ............................................................................................ 49
Gambar 6. 6 Pelaksanaan ...................................................................................... 51
Gambar 6. 7 Pengawasan Pengadaan Swakelola .................................................. 53
Gambar 6. 8 Evaluasi Pengadaan Swakelola ........................................................ 55
Gambar 6. 9 Contoh Surat Kontrak ...................................................................... 57
Gambar 7. 1 Kesimpulan....................................................................................... 58
Gambar 7. 2 Saran ................................................................................................. 59
vi
DAFTAR ISTILAH
vii
PLJK = Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi
PM = Proyek Manager
PPHP = Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan
PPK = Pejabat Pembuat Komitmen
PPN = Pajak Pertambahan Nilai
PT = Pemberi Tugas/Perseroan Terbatas
PU = Pekerjaan Umum
QS = Quantity Surveyor
RUP = Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa
Shop Drawing = Gambar Kerja
SNI = Standar Nasional Indonesia
SPK = Sistem Pendukung Keputusan
SPPBJ = Surat Penunjukkan Penyediaan Barang/Jasa
SPSE = Sistem Pengadaan Secara Elektronik
TBM = Tunnel Booring Machine
Tender = Metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang /
Pekerjaan konstruksi/Jasa lainnya
UKPBJ = Unit Kerja Pengadaan Barang Dan Jasa
ULP = Unit layanan Pengadaan
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Pengertian Pengadaan barang / jasa dapat dilihat dari Gambar 1.1 diatas,
yaitu Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan
Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya
dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan
untuk memperoleh Barang/Jasa..
Gambar 1. 2 Tujuan
Sumber : (Joe, 2015)
1
2
8. PA (Pengguna Anggaran)
Merupakan pengadaan barang/jasa pemerintah yang merujuk pada pejabat
pemegang kewenangan pengguna anggaran.
21. Swakelola
Tindakan dimana pemilik pekerjaan melibatakan diri dan bertanggung
jawab secara langsung dalam pekerjaan tsb.
23. E-Katalog
Sistem Informasi yang memuat data-data dari berbagai jenis penyedia
barang/jasa pemerintah.
24. Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa (SPPBJ)
Surat yang dikeluarkan sebelum kontrak setelah disebutkan nya pemenang
lelang.
Suatu bentuk biaya yang dipekirakan akan dikeluar selama satu hari
pelaksanaan pengerjaan.
38. E-Tendering
Merupakan tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan
secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang
terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik.
39. E-Purchasing
Merupakan suatu proses pencarian sumber, pembelian barang atau jasa
secara elektronik.
40. Precast
Merupakan produk beton untuk kebutuhan konstruksi yang diproduksi
secara khusus menggunakan cetakan press beton dengan ukuran yang telah
ditentukan.
1.3 Kategori
1
BARANG
JASA LAINNYA
Kategori 2
4 JASA PEMBORONGAN
JASA KONSULTANSI 3
Gambar 1. 3 Kategori Barang dan jasa
Sumber : (Joe, 2015)
7
Kategori barang dan jasa dapat dilihat dari Gambar 1.3 diatas, yaitu :
1. Barang : Benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi bahan
baku, barang setengah jadi, barang jadi/peralatan, yang spesifikasinya
ditetapkan oleh pengguna barang/jasa.
Contoh : Peralatan/Buku/Furniture/ATK…
2. Jasa Pemborongan : Layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi atau wujud
fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan
pengguna barang/jasa dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh
pengguna barang/jasa.
Contoh : Renovasi ruangan,….
3. Jasa Konsultansi:Layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang
yang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa pengawasan konstruksi,
dan jasa pelayanan profesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran
tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara
sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan pengguna
jasa.
Contoh : pembuatan program aplikasi, …
4. Jasa Lainnya:Segala pekerjaan dan atau penyediaan jasa selain jasa
konsultansi, jasa pemborongan, dan pemasokan barang.
1.4 Peraturan
Kategori barang dan jasa dapat dilihat dari Gambar 1.4 diatas, yaitu :
8
2.1 Efisiensi
Pengadaan barang/jasa diusahakan dengan menggunakan dana dan daya
yang terbatas. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah.
Gambar 2. 1 Efisiensi
Sumber : (Darayana, 2015)
2.2 Efektif
Pengadaan barang/jasa sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan serta
memberikan manfaat dan sesuai sasaran. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar
2.2 di bawah.
Gambar 2. 2 Efektif
Sumber : (Darayana, 2015)
5
6
2.4 Transparan
Pada dasarnya pada prinsip ini adalah keterbukaan dalam pelelangan.
Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa termasuk syarat
administrasi pengadaan serta hasil penetapan calon pemenang lelang secara
terbuka. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah.
Gambar 2. 4 Transparan
Sumber : (Darayana, 2015)
7
2.5 Adil
Prinsip yang sangat penting dan harus ada dalam pelelangan karena dalam
pelelangan pemimpin lelang harus bersikap sama terhadap semua peserta lelang
atau penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada
pihak siapapun. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.5 di bawah.
Memberikan perlakuan
yang sama bagi calon
penyedia barang/jasa .
Tidak mengarah untuk
memberi keuntungan
kepada pihak tertentu.
Gambar 2. 5Adil
Sumber : (Darayana, 2015)
2.6 Akuntabel
Para penyedia barang/jasa harus mencapai sasaran baik secara fisik dan
keuangan sesuai dengan prinsip – prinsip dan ketentuan yang berlaku. Hal
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.6 di bawah.
Harus mencapai
sasaran baik fisik dan
keuangan .
Sesuai prinsip – prinsip
serta ketentuan yang
berlaku.
Gambar 2. 6 Akuntabel
Sumber : (Darayana, 2015)
BAB III
JASA KONSULTANSI
Kategori barang dan jasa dapat dilihat dari Gambar 3.1 diatas, yaitu :
8
9
3.3 Proses
Gambar 3. 3 Proses
Sumber : (Febrianto, 2011)
SATU SAMPUL
Jika Tahapan Pelelangan satu sampul maka evaluasi admistrasi dan
anggaran bersamaan dilakukan. Dilanjutkan kepada Penetapan Pemenang.
DUA SAMPUL
1. Melalui proses Pemberitahuan dan pengumuman peserta yang lulus
evaluasi admistrasi sampul I
2. Dilanjutkan Pembukaan dokumen penawaran sampul II selanjutnya
Evaluasi anggaran dokumen penawaran sampul II.
10
1. Seleksi Umum
2. Seleksi Sederhana
3. Penunjukkan Langsung
4. Pengadaan Langsung
5. Sayembara
11
Gambar 3. 7 Penunjuk
Sumber : (Febrianto, 2011)
Sayembara
14
b. Dapat diikuti oleh perorangan, badan usaha, kelompok, lembaga riset, dll.
Masing‐masing dapat menyampaikan lebih dari 1 (satu) barang.
c. Penawaran yang disampaikan berupa Proposal Sayembara.
1.Pengumuman Prakualifikasi
a. Kelompok Kerja ULP mengumumkan Seleksi Umum Prakualifikasi
melalui website Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi
masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta
Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE paling kurang 7 (tujuh) hari
kerja atau apabila diperlukan melalui media cetak dan/atau elektronik.
b. Pengumuman Seleksi Umum Prakualifikasi paling sedikit memuat:
1) nama dan alamat Kelompok Kerja ULP yang akan mengadakan
Seleksi;
2) uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
3) nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
4) syarat-syarat peserta Seleksi; dan
15
1. Sampul I
Untuk sampul I berisi tentang penawaran administrasi dan teknis.
2. Sampul II
Untuk sampul II berisi tentang penawaran biaya.
Maka untuk sampu I dan sampul II dimasukkan kembali kedalam sampul dimana
didepan sampul akan ada nama paket pekerjaan dan nama,alamat peserta.
23
1. Data administrasi
Surat penawaran tanpa disertai harga penawaran. Data – data yang
sudah disampaikan pada tahap prakualifikasi, tidak perlu disampaikan
lagi
2. Data teknis
a. Pengalaman perusahaan
b. Pendekatan dan metologi
c. Tenaga ahli dan kelengakapan
3. Data harga penawaran
a. Surat penawaran harga
b. Rincian volume pekerjaan
24
Tahapan Seleksi :
Evaluasi Administrasi dan teknis dapat dilihat dari Gambar 3.15 diatas,
yaitu :
administrasi; dan
14.Pembukaan Penawaran
1) Pembukaan Sampul II
Sampul II dibuka di hadapan peserta yang diundang pada waktu dan
tempat sesuai undangan.
Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan Sampul II
menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas kepada Kelompok Kerja
ULP.
Kelompok Kerja ULP membuka kotak/tempat pemasukan Dokumen
Penawaran dihadapan peserta yang diundang.
Kelompok Kerja ULP membuka, memeriksa dan menunjukkan
dihadapan peserta yang diundang mengenai kelengkapan Sampul II.
27
15.Evaluasi Penawaran
Gambar 3. 16 Evaluasi
Sumber : (Sugeng, 2016)
Klarifikasi dan negosiasi dapat dilihat dari Gambar 3.18 diatas, yaitu :
1. Pelelangan Umum
Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang
dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang memenuhi syarat. Untuk prakualifiaksi, undangan
diterbitkan oleh ULP untuk calon penyedia yang lulus prakualifikasi
Untuk pascakualifikasi, pemberitahuan pengambilan dokumen pemilihan
melalui pengumuman
2. Pelelangan Sederhana
Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
32
33
3. Penunjukan Lagsung
Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia
Barang/Jasa. Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
4. Pengadaan Lagsung
Evaluasi Administrasi :
Mengecek:
a. Surat penawaran dan masa berlakunya
b. Jaminan Penawaran
Evaluasi Teknis Barang /Jasa lainnya
Menilai:
a. Spesifikasi teknis
b. Jadwal pelaksanaan
c. Identitas barang/jasa yang ditawarkan
d. Jumlah barang/jasa yang ditawarkan
e. Syarat teknis lainnya
36
Persyaratan untuk penyedia pelaksanakan barang dan jasa menurut Perpres No. 4
Tahun 2015 seperti gambar di atas adalah sebagai berikut :
38
39
Pengadaan
Langsung
6.1 Pengertian
43
44
3. Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya
tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa. Contoh: pemeliharaan rutin (skala
kecil, sederhana), penanaman gebalan rumput dan lain-lain;
6. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yang bersifat
khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa. Contoh: prototipe rumah tahan
gempa, prototipe sumur resapan, dan lain-lain.
6.2 Organisasi
Organisasi pengadaan barang dan jasa dapat dilihat dari Gambar 6.4 diatas,
yaitu :
6.3 Tipe
Berdasarkan Pepres No. 16 Tahun 2018, seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 6.5 diatas tipe swakelola terbagi atas 4 tipe, yaitu:
48
1. Swakelola Tipe 1
Dipilih apabila pekerjaan yang akan diswakelola merupakan tugas dan
fungsi dari K/L/D/I yang bersangkutan. Contoh; Dinas Binamarga
melaksanakan swakelola pemeliharaan jalan, Kementrian Kesehatan
menyelenggarakan penyuluhan bagi bidan desa, dsb.
2. Swakelola Tipe 2
Dipilih apabila K/L/D/I memiliki pekerjaan yang bertugas sebagai
penanggung jawab, namun secara keahlian/kompetensi teknis diberikan
kepada pelaksana dalam hal ini institusi di luar K/L/D/I tersebut. Contoh;
Bappeda bekerjasama dengan BPS (Biro Pusat Statistik) untuk pekerjaan
Kota Malang dalam Angka (BPS lebih ahli dalam masalah angka), Kajian
pengembangan Wisata Agro di kota Malang dengan Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya (FP UB lebih ahli tentang pertanian/agro dari pada
dinas pertanian atau pariwisata), dsb.
3. Swakelola Tipe 3
Dipilih apabila dalam pekerjaannya memerlukan partisipasi langsung
masyarakat atau untuk kepentingan langsung masyarakat dengan melibatkan
masyarakat yang dianggap mampu melaksanakannya. Contoh: Perbaikan
Saluran Air di desa, Pemeliharaa Jamban/MCK, dan pekerjaan sederhana
lainnya.
49
6.4 Prosedur
Gambar 6. 6 Prosedur
Sumber : (Wahyunie, 2012)
1. Perencanaan
Gambar 6. 7 Perencanaan
Sumber : (Wahyunie, 2012)
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan swakelola terbagi atas 6 tahapan seperti pada Gambar 6.8, yaitu:
51
Gambar 6. 8 Pelaksanaan
Sumber : (Wahyunie, 2012)
c. Pembayaran
3) Pencapaian target fisik dicatat setiap hari, dievaluasi setiap minggu serta
dibuat laporan mingguan agar dapat diketahui apakah dana yang
dikeluarkan sesuai dengan target fisik yang dicapai.
4) Pencapaian target non-fisik dicatat dan dievaluasi setiap bulan.
5) Penggunaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga
ahli perseorangan dicatat setiap hari dalam laporan harian.
6) Laporan bulanan dibuat berdasarkan laporan mingguan.
7) Dokumentasi pekerjaan meliputi administrasi dan foto pelaksanaan
pekerjaan. Foto dari arah yang sama diambil pada saat sebelum, sedang,
dan sesudah diselesaikannya pekerjaan.
e. Pelaporan Realisasi Pekerjaan
a. Pengawasan
b. Evaluasi
55
Gambar 6. 11 Kontrak
Sumber : (Wahyunie, 2012)
Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6.11 merupakan proses kontrak
swakelola. Ada dua belah pihak antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dengan Penyedia Jasa. Adanya proses kontrak yang menggaris tengahi antara
PPK dan Penyedia Jasa.
1) Penyedia jasa membuat surat jaminan pelaksanaan yang akan dilanjuti
dengan persiapan kontrak dibuat oleh PPK.
2) Selanjutnya memeriksa konsep abstrak dan membubuhkan paraf lalu
dilakukannya menandatangani kontrak dan dibuatkannnya surat
perjanjian yang mana paling lambat 14 hari kalender sejak penerbitan
surat penunjukkan penyedia jasa (SPPJ).
3) Kemudian menentukan tanggal mulai kerja dilanjuti dengan pembuatan
surat perintah mulai kerja (SPMK) yang mana paling lambat 14 hari
kalender sejak tanggal penandatanganan surat perjanjian.
4) Selanjutnya rapat persiapan dari penyedia jasa memberikan program
mutu dan dilanjuti juga dengan pemeriksaan bersama.
5) Setelah pemeriksaan bersama akan dibuatnya berita acara pemeriksaan
yang akan dilakukan pelaksanaan pekerjaan sesuai kesepakatan kontak,
dari persiapan kontak ini apakah ada serah terima bertahap dilanjuti
dengan mengajukan permintaan tertulis penyerahan hasil pekerjaan dan
akan dilakukannya serah trima akan menghasilkan penilaian hasil
pekerjaan.
57
Salah satu contoh surat kontrak antara PPK dan Penyedia Barang/Jasa :
7.1 Kesimpulan
Gambar 7. 1 Kesimpulan
Sumber : (Joe, 2015)
58
59
c. Swakelola
7.2 Saran
Gambar 7. 2 Saran
Sumber : (Wahyunie, 2012)
Lampiran
Jawab : Menurut kami, penambahan tipe swakelola ini bertujuan agar sistem
pelaksanaan swakelola dapat lebih transparan dan berkembang. Alasannya adalah
karena swakelola tipe III direncanakan dan diawasi langsung oleh K/L/D/I
penanggung jawab anggaran sehingga pelaksanaan swakelola dapat terlaksana
dengan baik.
Seperti yang tercantum dalam Pasal 115 ayat (3) Pimpinan K/L/D/I wajib
memberikan pelayanan hukum kepada PA/KPA/PPK/ULP/Pejabat
Pengadaan/PPHP/PPSPM/Bendahara/APIP dalam menghadapi permasalahan
hukum dalam lingkup Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pelayanan hukum
berupa pendampingan hukum oleh Biro Hukum K/L/D/I kepada para personil
pengadaan. Pelayanan hukum dalam kasus Perdata dan Tata Usaha Negara
diberikan hingga putusan pengadilan. Khusus untuk tindak pidana dan
pelanggaran persaingan usaha, pelayanan hukum hanya diberikan hingga tahap
penyelidikan.
Maka pelelangan dibatalkan karna tidak cukup anggaran tersedia, sehingga dapat
diulang dari tips yang baru. Harga Perkiraan Sendiri bayar hutang yaitu
menyelesaikan pekerjaan setelah contoh 2016, namun dibayar pada tahun
anggaran 2017, dan sebelumnya dapat keputusan BPKP.
60
61
4. Bagaimana jika terjadi keterlambatan pada pengadaan barang dan jasa yang
disebabkan oleh hal tertentu, solusi dari keterlambatan tersebut bagaimana?
5. Bagaimana kriteria keadaan kahar saat ini sesuia dengan pepres no.4 tahun
2015 ? seperti apa pembatasan yang dilakukan ?
Berdasrakan perpres no.4 tahun 2015 bahwa kriteria keadaan kahar tidak lagi
bersifat limitative. Definisi keadaan kahar adalah keadaan yang terjadi diluar
kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Keadaan kahar
dinyatakan oleh para pihak dengan didukung justifikasi data dan dokumen yang
benar dan riil sesuai fakta.
Sebagaimana pasal 93 ayat (3) Perpres No. 4 Tahun 2015 bahwa dalam hal
Pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK karena kesalahan penyedia barang
dan jasa, kelompok kerja ULP dapat melakukan penunjukan Langsung kepeda
pemenang cadangan berikutnya pada paket pekerjaan yang sama atau penyedia
Barang / jasa yang mampu dan mememuhi syarat. Mekanisme penunjukan
langsung sebagai tindak lanjut pemutusan kontrak dilakukan seperti mekanisme
Penunjukan Langsung bukan untuk penanganan darurat.
MINDMAP
aaaa
57
58
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2016, 12 26). pengertian tender. Dipetik 10 13, 2018, dari niam:
http://www.niam.co.id/pengertian-tender/
budi. (2011, 8 1). tahapan pelaksanaan lelang. Dipetik 10 12, 2018, dari
budyhermawan125:
http://budyhermawan125.blogspot.co.id/2012/06/tahapan-pelaksanaan-
lelang.html
Darayana. (2015, 03 20). Lelang dan Tender. Dipetik 10 11, 2018, dari Darayana:
http://darayana.blogspot.co.id/2015/03/antara-lelang-dan-tender.html
Febrianto, E. (2011, 8 1). definisi jasa konsultansi. Dipetik 10 13, 2018, dari
membangunadab: http://membangunadab.blogspot.co.id/2011/08/definisi-
jasa-konsultansi.html
58
Joe, t. (2015, 1 22). pengertian pengadaan barang / jasa. Dipetik 10 11, 2018,
dari tirnojo: http://tirnojo.blogspot.co.id/
Online, Z. (2011, 4 5). swakelola menurut perpres 54 tahun 2010. Dipetik 10 14,
2018, dari zoelonline.wordpress.com:
https://zoelonline.wordpress.com/2011/04/05/swakelola-menurut-perpres-
54-tahun-2010/
Pratama, R. (2012, 2 11). lelang tender. Dipetik 10 12, 2018, dari raypratama:
http://www.raypratama.blogspot.com/lelang-tender/
Sanjana, A. (2015, 5 3). pengertian tender definisi lelang. Dipetik 10 13, 2018,
dari landasan teori: http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-
tender-definisi-lelang.html
Setda, Y. (2015, 6 19). 4 tipe swakelola pada perpres no 16 tahun 2018 tentang
pengadaan barang jasa. Dipetik 10 14, 2018, dari
yanadasetda.bulelengkab.go.id:
https://yanadasetda.bulelengkab.go.id/artikel/4-tipe-swakelola-pada-
perpres-no-16-tahun-2018-tentang-pengadaan-barangjasa-41
W, H., & Royani. (2011, 10 3). Sejarah Lelang. Dipetik 10 14, 2018, dari
direktoratjendralkekayaannegara:
http://www.direktoratjendralkekayaannegara.go.id
Wahyunie, S. (2012, 10 10). pengadaan barang dan jasa dengan. Dipetik 10 14,
2018, dari Blogspot: http://swahyunie.blogspot.com/2012/10/pengadaan-
barang-dan-jasa-dengan.html
59
INDEKS
A Kontes, 38
Adil / Tidak Diskriminatif, 9 Kontrak, 3, 4, 5, 6, 36, 41, 48, 51, 59
Administrasi, 3, 5, 26, 31, 40 KPA, 55
Akuntabel, 9 kualitas, 18, 30, 33, 56
B M
Barang, 3, 5, 6, 10, 11, 12, 40, 50, Metode, 3, 5, 6, 15, 16, 17, 18, 22,
52, 53, 54, 55, 62, 63 30, 39, 41, 62
D Metode Pengadaan Langsung, 18
dokumen, 5, 6, 14, 18, 21, 22, 23, 24, Metode Penunjukan Langsung, 17
25, 26, 27, 28, 36, 37, 40, 42, 43, P
44, 45, 46, 47, 48, 49 PA, 55, 58
Dokumen Penawaran, 5, 6, 26, 27, Panitia, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 56
28, 41, 42, 43, 50 Pasal, 11
DUA SAMPUL, 14 Pascakualifikasi, 3, 39
E pejabat, 21, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 55
Efektif, 9 Pekerjaan survei, 54
Efisien, 9 Pelaksanaan, 3, 6, 41, 47, 57
Evaluasi, 3, 5, 6, 14, 30, 31, 33, 40, Pelelangan, 3, 5, 6, 14, 35, 37, 38, 41
41, 46, 47 S
J SATU SAMPUL, 14
jaminan, 45, 48, 49 Sayembara, 5, 19
Jasa, 3, 10, 11, 40, 50, 52, 53, 54, 60, Seleksi sederhana, 5, 16
62, 63 Swakelola, 4, 6, 54, 58, 59, 60
Jasa Konsultansi, 3, 10 T
jasa layanan, 12 Tahapan, 3, 5, 14, 20, 25, 32, 41
Jasa Pemborongan, 10 Terbuka Dan Bersaing, 9
K Transparan, 9
Kementrian/Lembaga/Satuan Pekerja U
Perangkat Daerah/Institusi, 58 ULP, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
Klarifikasi, 3, 5, 34 27, 35, 37, 42, 50
60
61