Bab Iv Hasil Dan Pembahasan
Bab Iv Hasil Dan Pembahasan
Proses perencanaan berupa pengumpulan data dalam kegiatan PBL ini tidak
Tiram, ketua UKM KIA, dan dokter penanggung jawab Puskesmas. Dalam
proses pengajuan proposal ini, terdapat beberapa masukan yang diberikan oleh
Terdapat koordinasi yang baik dengan pihak Puskesmas, terutama dari para
pelaksanaannya.
20
2. Pengorganisasian
teridentifikasi dengan baik. Kerjasama yang baik juga terjalin antara kepala
kegiatan ini adalah terbatasnya tenaga dokter muda yang hanya berjumlah 3
orang, namun kendala ini teratasi dengan adanya bantuan tenaga bidan Puskesmas
3. Pelaksanaan
kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Pada kegiatan PBL yang diadakan
ini diakibatkan oleh peserta kegiatan yang tidak datang tepat waktu, sehingga
kegiatan baru dapat dimulai pada pukul 10.30 WITA, namun dalam jalannya
kegiatan, susunan acara sesuai dengan rundown yang telah ditetapkan. Selain
terkendala waktu, pada kegiatan ini juga terkendala dari jumlah peserta yang
datang hanya istri saja dari target awal yang diundang adalah pasangan suami istri.
Menurut keterangan dari kader posyandu, beberapa pasangan suami istri tidak
dapat hadir dalam kegiatan karena terkendala urusan rumah tangga, ada sebagian
halaman.
Jumlah total peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah 21 wanita. Semua
21
peserta yang hadir dalam kegiatan ini diminta untuk mengisi kuisioner pretest dan
4. Evaluasi
a. Jangka Pendek
Kegiatan berupa sosialisasi tentang usia aman untuk hamil kepada pasangan
suami istri. Pada kegiatan ini, dilakukan pretest mengenai pengetahuan tentang
usia aman untuk hamil sebelum pemberian materi, dan post test setelah pemberian
materi. Didapatkan hasil seperti tabel 4.1 mengenai perbandingan nilai pre test
Tabel 4.1 Distribusi Nilai Pre test dan Post test Peserta
Nilai Jumlah peserta % Jumlah peserta %
pretest Post test
10 1 4,7 17 79,9
9 1 4,7 3 14,1
8 4 18,8 1 4,7
7 5 23,5 0 0
6 5 23,5 0 0
5 4 18,8 0 0
4 1 4,7 0 0
3 0 14,1 0 0
2 0 0 0 0
1 0 0 0 0
0 0 0 0 0
Total 21 21
Rerata 7,09 9,76
22
Soal pretest dan posttest terdiri dari 10 soal, berupa pilihan Benar dan Salah.
Jawaban yang benar mendapat skor “1”, sedangkan yang salah mendapat skor “0”.
(4,7%) dan pada posttest sebanyak 17 orang (80%). Nilai 9 pada pretest sebanyak
1 orang (4,75) dan posttest sebanyak 3 orang (14%). Nilai 8 pada pretest ada 4
orang (19%) dan posttest sebanyak 1 orang (4,7%). Nilai 7 pada pretest ada 5
orang (23%) dan post test tidak ada. Nilai 6 pada pretest 5 orang (23%) dan pada
posttest tidak ada. Nilai 5 pada pretest sebanyak 4 orang (19%) dan pada posttest
tidak ada. Nilai 4 pada pretest sebanyak 1 orang (4,7%) dan pada posttest tidak
ada. Nilai 1 sampai 3 pada pretest tidak ada dan posttest tidak ada. Berdasarkan
berdasarkan nilai rerata posstest (9,76) dari rerata nilai pretest (7,09). Peningkatan
leaflet.
12
10
8
Nilai
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Peserta
Pretest Posttest
23
Grafik 4.2 Distribusi Jawaban Benar dan Salah Pada Soal Pretest
Berdasarkan Kuisioner Peserta
Grafik 4.3 Distribusi Jawaban Benar dan Salah Pada Soal Posttest
Berdasarkan Kuisioner Peserta
24
Data diuji statistik menggunakan software IBM SPSS Statistics 25 untuk
melihat adanya perbedaan dari suatu kelompok yaitu sebelum dan sesudah
menerima pemberian materi. Data yang sudah dikumpulkan diolah dalam bentuk
deskriptif dengan dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Saphiro-
Wilk untuk mengetahui sebaran data karena jumlah subjek penelitian <50. Hasil
uji Saphiro-Wilk untuk pretest dan postest dalam bentuk soal tertulis didapatkan
p=0,000 pada nilai pretest dan p=0,02 pada nilai posttest menunjukkan bahwa
sebaran data tidak terdistribusi normal karena p≤0,05 seperti terlihat pada tabel
4.2.
25
b. Jangka Menengah
Evaluasi jangka menengah ini baru dapat dilakukan dalam waktu setidaknya 6
angka kejadian ibu hamil dengan usia terlalu muda atau terlalu tua.
c. Jangka Panjang
resiko tinggi berupa umur yang terlalu muda atau terlalu tua. Diharapkan angka
aman untuk hamil. Evaluasi jangka panjang tidak memungkinkan untuk dilakukan
B. PEMBAHASAN
Evaluasi jangka pendek dalam kegiatan PBL dilakukan melalui penilaian ada
atau tidaknya peningkatan pengetahuan tentang usia aman untuk hamil yang
dinilai melalui pretest dan postest. Sementara evaluasi jangka panjang dalam
kegiatan PBL ini dapat dilihat melalui ada atau tidaknya peningkatan deteksi usia
aman untuk hamil oleh masyarakat dan menurun atau tidaknya angka kehamilan
didapatkan nilai rata-rata 7,09 pada pretest yang meningkat menjadi 9,76 pada
posttest. Pada hasil uji Wilcoxon pada tabel 4.3, menunjukkan perbandingan
26
pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Terdapat perbedaan yang
signifikan secara statistik pada pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah
berbagai faktor, antara lain pendidikan, media massa/informasi, sosial budaya dan
bertambahnya usia akan menyebabkan meningkatnya daya tangkap dan pola pikir,
responden adalah pada kelompok usia 20-35 tahun. Sehingga, diharapkan dengan,
dewasa yaitu 20-35 tahun memiliki daya tangkap yang baik terhadap informasi
yang diberikan.
atau ranah (domain) kognitif adalah awal terbentuknya prilaku. Subjek atau
dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahuinya tadi. Setelah
rangsangan tadi diketahui dan disadari sepenuhnya, akan timbul tanggapan lebih
jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap rangsangan. Dalam hal ini, pengetahuan
27
yang dimiliki ibu hamil setelah penyuluhan hendaknya diterapkan dalam
yaitu leaflet. Dengan adanya tambahan media visual ini pada penyuluhan terbukti
(rangsangan dari luar), dengan kata lain prilaku manusia terjadi melalui proses
slide, leaflet atau poster, dan video untuk mempengaruhi ibu hamil selaku
organisme dan pada akhirnya dapat meningkatkan pengetahuan sebagai hasil dari
Respons.10
Pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indera. Indera yang
paling banyak menyalurkan pengetahuan kedalam otak adalah mata yaitu kurang
lebih 75% sampai 87%. Sedangkan melalui indera lain hanya 13% sampai 25% .
Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara
untuk menggali lebih dalam tentang informasi yang diterima, sehingga banyak
Media leaflet adalah media visual dalam rancangan sederhana dengan warna
dan pesan yang dilengkapi dengan gambar, dengan maksud untuk menangkap
28
perhatian sasaran dan menjadi media sederhana yang dapat menjadi pengingat
bagi sasaran. Media leaflet dapat lebih efektif sebagai media penyuluhan, karena
visual berupa gambar lebih mudah tertanam dalam pikiran audiens dibandingkan
dengan kata-kata.11
usia subur dapat kembali membacanya di rumah dan menjadi pengingat bagi
mereka. Selain itu, diharapkan media leaflet ini dibagikan kepada setiap pasangan
usia subur yang mengalami kontak dengan tenaga kesehatan, agar promosi
kesehatan yang diberikan tidak hanya berupa konseling berupa ceramah saja.
media yang kreatif dan inovatif menjadikan materi yang disampaikan tidak
lebih baik.12
29