Anda di halaman 1dari 9

Eliminating Hunger in Indonesia

Asked to Fulfill the Final Project of Tahapan Persiapan Bersama Civic Education and English
Language

Arranged by:
Purwa Rama Panji (140610170025)

DEPARTMENT OF STATISTICS
FACULTY OF MATHEMATICS AND SCIENCE
PADJADJARAN UNIVERSITY
JATINANGOR
2017
TABLE OF CONTENT

TABLE OF CONTENT ...................................................................................................... 2


CHAPTER I INTRODUCTION ......................................................................................... 3
1.1 Background .................................................................................................................... 3
1.2 Problem Formulation ..................................................................................................... 3
1.3 Purpose .......................................................................................................................... 4
CHAPTER II DISCUSSION ............................................................................................... 5
2.1 Definition ....................................................................................................................... 5
2.2 Hunger Facts .................................................................................................................. 5
2.3 Factor Causing Hunger .................................................................................................. 6
2.4 Role Government to Reduce Hunger in Indonesia ........................................................ 6
CHAPTER III CLOSING .................................................................................................... 8
BIBILIOGRAPHY .............................................................................................................. 9
CHAPTER I
INTRODUCTION
1.1 Latar Belakang
Dari waktu ke waktu, ilmu pengetahuan selalu berkembang diseluruh dunia baik dalam
bidang teknologi informasi, teknologi industri, energi, kesehatan, biologi, kimia, pertanian,
transportasi, dan lain sebagainya. Pengembangan ilmu pengetahuan dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia yang semakin meningkat. Segala hal diupayakan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Saat ini, dengan semakin meningkatnya jumlah
penduduk dunia, kebutuhan pangan merupakan hal yang sangat penting.
Tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan memiliki hubungan yang sangat
erat. Pertumbuhan penduduk dalam sebuah negara harus diimbangi dengan meningkatnya
jumlah ketersediaan pangan bagi para penduduknya. Thomas Robert Malthus (1798) telah
memprediksi bahwa dunia akan menghadapi ancaman karena ketidakmampuan penyediaan
pangan yang memadai bagi penduduknya. Malthus dalam teorinya mengungkapkan bahwa
peningkatan produksi pangan mengikuti deret hitung dan pertumbuhan penduduk mengikuti
deret ukur sehingga manusia pada masa depan akan mengalami ancaman kekurangan pangan.
Sehingga diperlukan suatu usaha yang maksimal untuk menciptakan sebuah keseimbangan
antara tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan.
Begitupun jumlah penduduk Indonesia yang melonjak cukup pesat harus menjadi perhatian
pemerintah. Pertumbuhan penduduk pasti mempengaruhi ketahanan pangan. Suatu sistem yang
terdiri dari subsistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi. Pertumbuhan penduduk yang
tidak terkendali akan menjadi pemicu utama lahirnya persoalan pangan. Salah satunya adalah
kelaparan.
Menurut Ikeu Tanziha (2004) Kelaparan merupakan ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan pangannya secara terus menerus. Pada tahun 2002 di Indonesia diperkirakan ada
6% penduduk atau sekitar 12,6 juta jiwa yang menderita kelaparan.Satu diantara 20 orang
indonesia menderita kelaparan (FAO 2005). Agar Indonesia dapat memenuhi komitmennya
untuk menurunkan setengah jumlah penderita kelaparan sampai dengan tahun 2015 (FAO
1997;FAO 2005),maka harus menurunkan minimal sebanyak 630 ribu jiwa pertahun dengan
asumsi tidak ada penambahan kejadian kelaparan baru.
Kelaparan adalah salah satu masalah yang masih kompleks dalam dunia global. Ada
beberapa negara di berbagai benua masih merasakan hal ini. Kelaparan adalah suatu kondisi
dimana seseorang tidak dapat makan dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga dapat
menimbulkan penyakit kurang gizi dan busung lapar. Penyebab bencana kelaparan biasanya
dikarenakan adanya konflik, kemiskinan, kekeringan, ataupun korupsi yang dilakukan dalam
pemerintahan. Sebenarnya yang menjadi masalah dalam bencana kelaparan bukan hanya tidak
ada barang-barang yang dapat dikonsumsi tetapi kemampuan daya beli masyarakat yang
rendah dan tidak adanya koordinasi yang baik.Oleh karena itu makalah ini akan membahas
mengenai kelaparan yang merupakan suatu masalah yang sampai saat ini belum terselesaikan
dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kita bahas, dapat kita tarik suatu rumusan masalah yaitu:
1. Apa yang menyebabkan kelaparan dapat terjadi pada suatu negara?
2. Apa dampak yang disebabkan dari kelaparan yang terjadi pada suatu negara?
3. Bagaimana pandangan Pancasila dan Undang-Undang terhadap kelaparan yang terjadi
di Indonesia,dan bagaimana cara mengatasinya?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai antara lain:
1. Mengetahui definisi kelaparan.
2. Mengetahui penyebab terjadinya kelaparan pada suatu negara.
3. Mengetahui dampak yang di timbulkan dari kelaparan pada suatu negara.
4. Mengetahui pandangan atau perspektif Pancasila dan Undang-Undang terhadap
masalah kelaparan.
5. Mendapatkan solusi atau jalan keluar dari permasalahan kelaparan.
Chapter II
Discussion
2.1 Definisi Kelaparan
Kelaparan adalah suatu kondisi dimana tubuh masih membutuhkan makanan, biasanya
hal ini terjadi ketika perut telah kosong baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk waktu
yang cukup lama. Kelaparan adalah bentuk ekstrem dari nafsu makan normal. Istilah ini
umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi yang dialami sekelompok
orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif lama, biasanya karena kemiskinan,
konflik politik, maupun kekeringan cuaca.
2.2 Hunger Fact

Berikut adalah beberapa fakta-fakta mengenai kelaparan, yaitu :


1. Tiap hari kurang-lebih 24.000 orang meninggal karena lapar atau hal-hal yang
berkenaan dengan kelaparan. Angka ini telah menurun kalau dibandingkan dengan
sepuluh tahun yang lalu yang berkisar sekitar 35.000 dan 45.000 untuk duapuluh tahun
yang lalu. Tiga perempat dari angka-angka kematian ini adalah anak-anak berumur
dibawah lima tahun.
2. Kini, 10% dari anak-anak di negara berkembang meninggal sebelum mereka berumur
lima tahun. Angka ini menurun 28% dari lima puluh tahun yang lalu.
3. Kelaparan dan perang menyebabkan hanya 10% kematian karena lapar, meskipun hal
ini merupakan hal yang biasa kita dengar sehari-hari. Kebanyakan dari kematian
karena lapar disebabkan oleh malnutrisi yang kronis akibat dari (keadaan bahwa)
penderita tidak dapat mendapatkan makanan yang cukup. Hal ini disebabkan oleh
kemiskinan yang sangat parah.
4. Disamping kematian, malnutrisi juga menyebabkan kerusakan indra penglihatan,
kurang semangat, kelambatan pertumbuhan badan dan meningkatnya kerawanan
terhadap penyakit. Penderita malnutrisi berat tidak berdaya untuk berfungsi
melakukan kegiatan ringan sehari-hari.
5. Diperkiran bahwa didunia ada kira-kira 800 juta penderita kelaparan dan malnutrisi,
yaitu 100 kali lebih banyak dari yang meninggal karena kelaparan dan malnutrisi itu
setiap tahunnya.
6. Pada hakekatnya, dibutuhkan hanya sedikit bahan dasar saja untuk memungkinkan si
miskin berkesinambungan dalam memproduksi makanan. Termasuk dalam bahan
dasar ini adalah bibit yang berkualitas tinggi, alat-alat yang sesuai dan kemudahan
dalam mendapatkan air. Sekedar peningkatan dalam teknik pertanian dan cara
penyimpanan makanan juga akan menolong.

7. Banyak pakar dalam bidang kelaparan percaya bahwa pada akhirnya jalan terbaik
untuk mengurangi kelaparan adalah lewat pendidikan. Orang-orang yang
berpendidikan adalah bibit yang terbaik dalam meningkatkan diri dari kemiskinan
yang menjadi penyebab kelaparan.

2.3 Factor Causing Hunger


Sebuah laporan baru dari Program Pangan Dunia (WFP) memperkuat hipotesa bahwa
perilaku manusia, serta kekeringan atau bencana alam, bisa menyebabkan kelangkaan pangan
dan kelaparan. Hal ini terjadi karena perilaku manusia khususnya perlakuan terhadap alam dan
lingkungan berbanding lurus dengan kelestarian lingkungan tersebut. Sehingga secara tak
langsung perilaku manusia mempengaruhi ketersediaan pangan yang bila jumlah pangan yang
tersedia rendah,maka akan menyebabkan kelaparan. Kekeringan juga merupakan salah satu
faktor terbesar yang menyebabkan kelaparan terjadi pada suatu daerah. Karena kekeringan
dapat menghambat pertumbuhan makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan. Sehingga
hal ini berkaitan dengan ketersediaan pangan khususnya untuk di konsumsi manusia.
Sedangkan bencana alam dapat menimbulkan kerusakan dan kehilangan harta benda termasuk
makanan sehingga hal ini dapat membuat persediaan makanan menjadi langka.
2.4 Role Government to Reduce Hunger in Indonesia
Kemiskinan dan kelaparan adalah problem yang amat serius di Indonesia. Pada awal tahun
2008 ada anak SD yang bunuh diri karena kelaparan di Magetan. Ibu hamil tua dan anak
ketiganya tewas karena kurang gizi di Makassar. Lima warga NTT meninggal karena busung
lapar. Tiga peristiwa di bulan Februari-Maret 2008 ini mungkin bukan tergolong peristiwa luar
biasa di Indonesia. Banyak orang kelaparan di negeri ini, kendati tidak banyak yang kemudian
mati. Ataupun tak terberitakan ketika mati. Padahal kelaparan dan kemiskinan adalah peristiwa
yang sangat serius. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Millenium Development Goals
(MDGs) nya yang diluncurkan pada tahun 2000 menetapkan sasaran pertama dari delapan
sasaran MDGs adalah mengurangi kemiskinan dan kelaparan yang berlebihan (eradicate
extreme poverty and hunger). Prestasi Human Development Index (HDI) Indonesia di tahun
2007 juga tak terlalu menggembirakan. Dalam Indeks Pembangunan Manusia yang
dikeluarkan UNDP (2008) dengan indikator antara lain di bidang pendidikan, kesehatan, dan
ekonomi tersebut, Indonesia menempati ranking ke 107. dengan indeks 0.728. Masih di bawah
Malaysia (yang tergolong ber HDI tinggi), Thailand, Philippina, dan Vietnam. Bahkan
Palestina (Occu- pied Palestinian Territory) masih sedikit lebih baik dari Indonesia. Di Asia
Tenggara, Indonesia hanya lebih unggul dari Laos, Myanmar, Cambodia, dan Timor Leste.
Kendati demikian bukan berarti pemerintah tidak melakukan usaha guna mengatasi
permasalahan ini. Pemerintah tentu turun tangan dan berusaha menyelesaikan permasalahan
kelaparan ini karena masalah ini juga merupakan tanggung jawab pemerintah sebagaimana
yang dijelaskan pada Undang-undang no 11 tahun 2009 yang berbunyi “bahwa Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan negara
mempunyai tanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan
kesejahteraan umum dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
dan salah satu bentuk dari kesejahteraan adalah terbebasnya warga negara dari masalah
kelaparan dan memilik kecukupan dalam memenuhi kebutuhan sandang,pangan,dan papan
sehari-harinya.
Salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kelaparan pada tanggal 28
Oktober 2010 lalu, saat memperingati hari pangan se-dunia (HPS 2010) di Wisma Amerta
Perbaungan, Serdang Bedagai berkumpul berbagai elemen masyarakat yang terdiri dari
instansi pemerintah, legislatif, akademisi, lembaga penelitian, organisasi non-pemerintah
(LSM/NGO), serikat nelayan, serikat tani, organisasi perempuan, lembaga keagamaan, tokoh
masyarakat, masyarakat adat mendeklarasikan kebulatan tekad yang diberi julukan “Deklarasi
Serdang Bedagai, Bersama Menurunkan Kerawanan Pangan, Kemiskinan serta Mewujudkan
Ketahanan Pangan di Sumatera Utara”.
Selain itu upaya lain pemerintah dalam menanggulangi kasus kelaparan yang terjadi di
Indonesia juga dengan cara membentuk penanggulangan masyarakat miskin pada tahun
2008,penyediaan beasiswa, Bantuan langsung tunai (BLT), bantuan masyarakatt miskin
pedesaan,dan lain-lain,karena sejatinya sesuai yang ada pada pancasila khususnya sila ke dua
yang berbunyi “kemanusiaan yang adil dan beradab” pemerintah dan seluruh warga negara
wajib mendukung terciptanya kemanusiaan yang adil dimana setiap manusia memiliki hak atas
kehidupan yang layak dan terbebas dari belenggu kelaparan.
Chapter III
Conclussion

Kelaparan memang menjadi masalah yang sudah mendunia dan ada sejak dulu,namun hal
ini bukan merupakan sebuah alasan untuk terbiasa atau acuh karena kita tidak merasakannya.
Khususnya di Indonesia,kita yang menganut ideologi pancasila harus dapat memahami betul
apa kandungan didalamnya sehingga dapat meningkatkan rasa memiliki sesama bangsa
Indonesia. Hal ini dapat membuat kita tersadar terhadap masalah kelaparan yang masih terjadi
dimana-mana,dan permasalahan ini bukan hanya jadi tanggung jawab pemerintah saja,namun
kita juga sebagai warga negara memiliki tanggung jawab terhadap sesama atas nama
kemanusiaan dan NKRI.
Ada banyak upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kelaparan yang ada,namun upaya
pemerintah ini juga tidak akan maksimal hasilnya apabila tidak ada dukungan dari warganya
dalam menanggulangi kelaparan. Beberapa hal yang dapat kita lakukan adalah dengan
menganggap dan merasa semua orang adalah saudara sehingga menumbuhkan rasa ingin
membantu,menjaga lingkungan sekitar dengan tidak merusaknya dan senantiasa merawatnya
sehingga dapat menumbuhkan lingkungan hidup yang baik yang nantinya dapat menghasilkan
ketersediaan pangan yang mecukupi,bersikap jujur dan mentaati aturan sehingga tidak ada hak
orang lain yang kita langgar
BIBILIOGRAPHY
- Heru Susito (2008) - MENUJU PARADIGMA KEAMANAN KOMPREHENSIF
BERPERSPEKTIF KEAMANAN MANUSIA DALAM KEBIJAKAN KEAMANAN
NASIONAL INDONESIA diakses pada 7 Januari 2018 dari
http://118.97.153.226/index.php/Lex/article/view/287/260
- Ikeu Tanziha (2007) – ANALISIS PERUBAHAN KONSUMSI PANGAN DAN SOSIO
EKONOMI RUMAH TANGGA UNTUK MENENTUKAN INDIKATOR KELAPARAN
diakses pada 7 Januari 2018 dari
http://jesl.journal.ipb.ac.id/index.php/mediagizi/article/view/7214
- Mewa Ariani (2010) - Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Mendukung
Swasembada Beras diakses pada 7 Januari 2018 dari
balitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/12/08.pdf
- UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG
KESEJAHTERAAN SOSIAL diakses pada 7 Januari 2018 dari
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/sehat/UU-11-2009KesejahteraanSosial.pdf

Anda mungkin juga menyukai