FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya hadiahkan ke hadirat Allah swt. Tuhan Yang Maha
Esa yang mana atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya saya selaku penyusun dapat
menyelesaikan Critical Book Report ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.Tugas ini berisikan tentang sebuah laporan dari hasil penilaian sebuah
buku yang telah dikritik. Tugas ini juga membahas mengenai adanya kelebihan
dan kekurangan yang juga telah dibandingkan antara penelitian pada Book utama
sebagai kritikan.
Saya sangat bersyukur atas terselesainya tugas ini, untuk itu saya
ucapkan terima kasih kepada kedua Orang tua yang terus mendukung dan
memberikan doa serta ridhonya kepada saya, tak lupa pula saya ucapkan terima
kasih banyak atas kerjasama semua pihak yang membantu dalam penyelesaian
tugas ini. Dan kepada Dosen pengampu mata kuliah saya mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan pada makalah ini. Saya sangat mengharapkan adanya
berbagai kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun agar
menjadi masukan bagi penyusun dalam membuat dan menyajikan tugas yang
lebih baik lagi dimasa mendatang.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Kepada Allah swt. Tuhan Yang
Maha Esa saya mohon ampun dan kepada semua saya mohon maaf. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi saya sendiri selaku
penyusun. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Atas dasar inilah penulisan tugas CBR (Critical BookReport) ini tertulis
dan sekaligus untuk memenuhi tagihan tugas yang telah diberikan. Dengan adanya
1
CBR ini diharapkan akan menjadi sebuah upaya yang dapat dilakukan untuk
memberikan tanggapan mengenai Buku penelitian khususnya Buku yang
berkaitan dengan penggunaan perangkat lunak komputer, yang dimana hasil dari
penulisan ini nantinya akan dapat berpengaruh pada cara berpikir seorang
mahasiswa yang lebih kritis dan mampu berargumentasi. Serta dengan adanya hal
ini diperkirakan akan mampu memberikan sebuah ulasan yang baik sebagai suatu
bahan dalam menilai Buku tersebut.
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
2
1.4 IDENTITAS BUKU
1. Heinz Frick
PENULIS Prasasto Satwiko 2. Antonius Ardiyanto
3. AMS Darmawan
FOTO
3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
1.2. Memperkirakan kecepatan angin dan arah angin, suhu, dan kelembaban.
1.2.1 Memperkirakan Kecepatan Angin
Suhu udara cukup mudah dan murah diukur dengan termometer ruangan yang
tersedia di toko kelontong sekalipun. Termometer murah, walau mungkin tidak
terlalu akurat, dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.
1.2.3 Memperkirakan kelembaban udara
4
Kelembaban relatif udara (RH) dapat diukur langsung dengan hygrometer. alat
tersebut cukup mudah didapat dan murah, biasanya menjadi satu dengan
termometer dan namanya menjadi thermo-hygrometer.
Bila kemungkinan, pilihlah lahan rumah yang ada didaerah berudara sejuk
ndan sehat. ingat bahwa ventilasi alami sangat bergantung pada kualitas udara
lingkungan sehingga udara lingkungan yang sejuk dan sehat menjadi modal utama
keberhasilan ventilasi alami.
Prinsip utama mesin penyejuk udara (AC) adalah mengangkut kalor dari
satu lokasi ke lokasi lain. Dalam bangunan, tugas AC adalah mengangkut
kelebihan kalor dari dalam ruangan ke luar ruang.
Panas tubuh manusia dan mahluk hidup lain yang bersuhu tubuh hangat.
5
Panas yang berasal dari peralatan rumah tangga seperti lampu, televisi,
kompor, setrika dan lain-lain.
Panas berasal dari selubung bangunan yang terkena langsung radiasi
matahari.
Panas yang berasal dari selabung bangunan akibat udara luar yang hangat.
Udara yang bersuhu lebih rendah akan berada di bawah udara yang
bersuhu lebih tinggi. Udara sejuk yang keluar dari ac akan mengalir turunke
bawah dan mengambil panas (kalor) dari lingkungan sekitar.
6
perlu diketahui adalah ketersediaan cahaya alami yang diterima di lokasi yang
bersangkutan. Yang dimaksud dengan cahaya alami di sini adalah cahaya
matahari langsung dan cahaya matahari difus. Selanjutnya cahaya matahari
langsung disebut cahaya matahari dan matahari difus disebut cahaya langit.
Ketersediaan cahaya dipengaruhi oleh:
Cahaya alami yang masuk melalui jendela dapat berasal dari beberapa
sumber, yaitu sinar matahari langsung, langit cerah, awan atau pantulan
permukaan bawah dan bangunan sekitarnya. Cahaya dari masing-masing sumber
tersebut bervariasi tidak hanya dari jumlah dan panas yang dibawanya, tetapi juga
pada kualitas lainnya, seperti warna, penyebaran, dan penghematan.
Cahaya yang datang melalui jendela banyaknya ditentukan oleh besar dan
bentuk jendelanya. Memanjang ke atas menyebabkan cahaya masuk cukup
banyak namun distribusi cahayanya kurang baik. Bentuk jendela memanjang ke
samping lebih efektif untuk memberikan pencahayaan optimal.
7
5. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, dan jarak antar bangunan.
1. Tidak tersedia cahaya alami siang hari, saat antara matahari terbenam dan
terbit.
2. Tidak tersedia cukup cahaya alami dari matahari, saat mendung tebal
intensitas cahaya bola langit akan berkurang.
3. Cahaya alami tidak dapat menjangkau tempat tertentu di dalam ruangan
yang jauh dari jendela.
4. Diperlukan cahaya merata pada ruang lebar, pada ruang lebar hanya
lokasi di sekitar jendela saja yang terang, sedangkan di bagian tengah
akan redup.
5. Diperlukan intensitas cahaya konstan.
6. Diperlukan pencahayaan dengan warna dan arah penyinaran mudah
diatur.
7. Cahaya buatan diperlukan untuk fungsi khusus.
8
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pencahayaan buatan adalah:
a. Kesehatan (mutlak)
b. Kenikmatan (diusahakan)
a. Sumber bunyi
b. Penerima bunyi
c. Media
d. Gelombang bunyi
Pengertian
Bunyi udara adalah bunyi yang merambat lewat udara, sedangkan bunyi struktur
adalah bunyi yang merambat lewat struktur bangunan.
1. Kecepatan Bunyi
9
Kecepatan rambat bunyi pada suatu media, diukur dengan m/detik. Rambat bunyi
di udara = 340 m/detik
2. Frekuensi Bunyi
37,5 Hz 75 Hz
a. 75 Hz 150 Hz
3. Kebisingan
Bunyi atau suara yang tidak dikehendaki atau mengganggu. Ambang bunyi adalah
-12
intensitas bunyi sangat lemah (10 W/m2). Ambang sakit adalah yang
menyebabkan sakit pada telinga manusia (1 W/m2)
4. Krteria Kebisingan
Bunyi latar yang diperkenankan agar aktivitas tidak terganggu, tingkat kebisingan
terendah yang disyaratkan untuk ruang tertentu menurut fungsi utamanya.
Pengurangan kebisingan adalah pengurangan kekuatan-kekuatan bunyi diukur
dalam dB. Criteria pengurangan kebisingan (nrc) merupakan perhitungan rata-rata
antara 250, 500, 1000, 2000.
5. A, B, C Weighted Decibels
10
Koreksi terhadap tingkat bunyi untuk menyesuaikan perasaan manusia (A sangat
mengurangi kepekaan pada bunyi frekuensi rendah, B sedikit penyesuaian, C
tidak mengubah ukuran).
7. Kehilangan Transmisi
Daya media untuk menghambat bunyi diukur dengan dB, berbeda untuk setiap
frekuensi dan pori-pori dapat mengurangi hingga 15dB
8. Kekerasan
9. Bunyi Ambien
Bunyi total didalam ruangan diukur dengan dB. Bunyi ambien sangat
mempengaruhi tingkat kebisingan.
Waktu yang diperlukan oleh bunyi untuk berkurang 60dB, dihitung dalam detik.
Waktu dengung terlalu pendek akan menyebabkan ruangan mati, waktu dengung
yang panjang memberikan suasana hidup.
12. Serapan
11
Perbandingan antara energy yang tidak dipantulkan kembali dan energy
keseluruhan yang datang, diukur dengan sabine. Serapan bahan akan menentukan
lama waktu dengung.
Kemampuan suatu bahan untuk meredam bunyi yang datang dihitung dalam
persen atau pecahan bernilai 0 sampai 1. Nilai 0 berarti tidak ada peredaman
bunyi, nilai 1 berarti bunyi yang datang diserap seluruhnya.
Kemampuan suatu bahan untuk menahan bunyi yang datang dari satu sisi ke sisi
lain dihitung dalam dB. Papan akustik adalah bahan khusus yang dibuat untuk
menyerap bunyi pada frekuensi tertentu. Panel yang dipasang berselang-seling
seperti papan catur akan lebih baik dibanding panel yang disusun rapat ini
dinamakan area effect, yaitu penambahan area dar tepi panel.
Perbandingan logaritmis energy suatu sumber bunyi dengan energy sumber bunyi
acuan, diukur dalam dB. Setiap penggandaan jarak, tingkat bunyi berkurang 6 dB.
Setiap penggandaan sumber bunyi , tingkat bunyi bertambah 3 dB. Setiap
penggandaan massa dinding, tingkat bunyi berkurang 5 dB, setiap penggandaan
luas bidang, bunyi berkurang 5 dB.
12
subjektif meliputi intimacy, spaciousness atau envelopment, fullness, dan overal
impressions yang biasanya dipakai untuk akustik teater dan concert hall (legoh,
1993). Paramater ini memiliki banyak kelemahan karena persepsi masing-masing
individu dapat memberikan penilaian yang berbedabeda sesuai dengan latar
belakang individu, sehingga diperlukan metoda pengukuran yang lebih objektif
dan bersifat analitis seperti bising latar belakang (background noise), distribusi
tingkat tekanan bunyi (ttb), rt (reverberation time), edt (early decay time), d50
(deutlichkeit), c50, c80 (clarity), dan ts (centre time).
Dalam setiap ruangan, dirasakan atau tidak, akan selalu ada suara. Hal ini
menjadi dasar pengertian tentang adanya bising latar belakang (background
noise). Bising latar belakang dapat didefinisikan sebagai suara yang berasal bukan
dari sumber suara utama atau suara yang tidak diinginkan. Dalam suatu ruangan
tertutup seperti auditorium maka bising latar belakang dihasilkan oleh peralatan
mekanikal atau elektrikal di dalam ruang seperti pendingin udara (air
conditioning), kipas angin, dan seterusnya. Demikian pula, kebisingan yang
datang dari luar ruangan, seperti bising lalu lintas di jalan raya, bising di area
parkir kendaraan, dan seterusnya. Bising latar belakang tidak dapat sepenuhnya
dihilangkan, akan tetapi dapat dikurangi atau diturunkan melalui serangkaian
perlakuan akustik terhadap ruangan. Besaran bising latar belakang ruang dapat
diketahui melalui pengukuran tingkat tekanan bunyi (ttb) di dalam ruangan pada
rentang frekuensi tengah pita oktaf antara 63 hz sampai dengan 8 khz, dimana
hasil pengukuran digunakan untuk menentukan kriteria kebisingan ruang dengan
cara memetakannya pada kurva kriteria kebisingan (noise criteria – nc).
13
BAB III
KEUNGGULAN BUKU
Dalam buku ini semua sub tema dijelaskan secara rinci sehingga sangat
memudahkan pembaca untuk memahami isi buku ini. Dalam buku itu juga
langsung membahas pada metode yang dipakai tanpa beretele-tele dan dijelaskan
secara rinci dan lebih spesifik. Dengan penjelasan yang detail itu sangat
memudahkan pembaca dalam memahami khususnya bagi mahasiswa yang sering
menggunakan buku ini sebagai refrensi.
Selain itu buku ini tergolong dalam buku yang mudah dipelajari oleh siapa saja.
Karena bahasa yang digunakan dalam buku ini komunikatif dan sesuai dengan
kaidah bahasa indonesia. Selan itu buku ini juga didukung oleh tata letak yang
baik. Sehingga memudahkan pembaca dalam membaca buku ini.
Buku ini memiliki kelebihan yaitu mampu memberikan penjelasan secara jelas
dan rinci terhadap prinsip dan unsur- unsur penting yang harus diperhatikan dalam
suatu bangunan sehingga pembaca mampu mengatasi masalah- masalah dalam
suatu bangunan, buku ini memberikan gambaran dari dasar sehingga mampu
dipahami pembaca sekalipun pemula, buku ini juga memiliki banyak seri sehingga
mampu menjelaskan bab lain berkaitan buku tersebut , tulisan yang digunakan
14
dalam penulisan buku ini jelas, kertas yang digunakan juga sesuai standar. Buku
ini juga dilengkapi dengan ilustrasi yang banyak dan jelas sehingga
mempermudah dalam pemahaman.
15
BAB IV
KELEMAHAN BUKU
Penjelasan yang diuraikan kurang adanya penjabaran yang lebih luas sehingga
sulit dipahami bagi para pembaca yang baru mengenali dunia pendidikan. Buku
ini hanya membahas beberapa metode yang dirasa sangat dibutuhkan dan dapat
bermanfaat sampai kapanpun walau sudah berubah zamannya.
Buku ini memiliki kelemahan yaitu memiliki sampul yang hanya berwarna merah
tua dengan tulisan putih yang terkesan sedikit membosankan, ilustrasi yang
terdapat didalamnya juga terlalu kecil sehingga perlu kejelian untuk
memahaminya, tulisan penjelas ilustrasi juga terlalu kecil sehingga membacanya
perlu kejelian. dan didalamnya juga hanya berisi tulisan dan gambar hitam putih
sehingga terkesan kurang menarik.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Kesimpulan yang diproleh dari adanya kritkan Buku ini, dapat dilihat
bahwa Walaupun sebuah Buku penelitian terakreditasi Nasional (ISBN)
sekalipun, namun masih banyak kekurangan atau kelemahan yang dimiliki Buku
tersebut. Berdasarkan apa yang sudah dielaskan pada bab-bab sebelumnya maka
dapat saya simpulkan :
1. Penjelasan dari setiap sub pokok bahasan sangat rinci dan detail.
2. Penulisan buku sangat sistematis.
3. Bahasa yang digunakan dalam penulisan buku ini sangat sederhana
sehingga mudah dipahami bagi pembaca.
4. Isi buku ini merupakan hasil pemikiran mahasiswa yang telah
dikolaborasikan dengan pihak para dosennya.
5. Penjelasan yang dijadikan sebagai pendukung dalam buku ini juga sangan
detail dan rinci.
6. Dalam buku ini disertai dengan diagram dan gambar-gambar serta tabel
yang menjelaskan beberapa metode sehingga mudah untuk dipahami.
7. Dalam buku ini tidak hanya hanya dengan teori namun juga dijabarkan
lewat bagan-bagan sehingga terlihat lebih sistematis.
8. Dalam setiap pembahasan sebelum masuk pada isi judul didahului dengan
pendahuluan sebagai pengantar dalam memahami isi tersebut.
5.2 SARAN
Buku ini bisa jadi rekomendasi semua khalangan di usia remaja, dewasa,
maupun orang tua yang ingin belajar mengenai bangunan baik pria maupun
wanita, khususnya mahasiswa Arsitek dalam study Arsiteknya dan mendorong
banyak arsitek dan perencana untuk memperhatikan fisika bangunan. Perhatian
fisika bangunan mendukung penciptaan rumah sehat yang aman dan nyaman.
Buku Ilmu Fisika Bangunan ini juga dapat memperdalam pengertian tentang
17
sebab dan akibat yang berhubungan dangan cahaya, kalor, kelembaban, iklim,
bunyi serta kebakaran, sehingga tujuan dari buku ini untuk meningkatkan
keamanan dan kenyamanan dalam gedung dapat terwujud.
Semoga setelah adanya para pembaca yang intelektual, mereka mampu
memberikan masukan terhadap buku ini sehingga para intelek baru bisa
bermunculan dalam pengembangan ilmu kebutuhan masyarakat sebagai suatu
kebutuhan dalam disiplin ilmu pengetahuan.
Dari berbagai kekurangan yang ada, saran yang dapat disampaikan kepada
penulis adalah seharusnya penulis lebih cermat dalam membuat sebuah karya
Ilmiah khususnya untuk Buku ini. Penggunaan metode juga lebih baik apabila
menggunakan pengumpulan data yang berssifat kuantitatif agar hasil penelitian
yang diproleh akan menjadi lebih akurat, dan juga relevan. Dan terakhir,
sebaiknya Buku itu dimuat dengan dalam bentuk singkat tepat dan padat agar
mencegah adanya ketidakpahaman maupun kejenuhan pada saat Buku itu dibaca
atau dicermati oleh para pembaca.
18