Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KIMIA INDUSTRI

HUBUNGAN KANDUNGAN KIMIA DALAM BERBAGAI


MACAM PEMANIS TERHADAP KESEHATAN

Disusun oleh:
Aulia Ekayanty 41204720116019

Aulia Rizki K. 41204720116022

Elgy Kusuma Indra 41204720116034

Indah Fitriani 41204720116042

Irawati Nurani 41204720116043

Silvi Marshelina 41204720116088

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NUSA BANGSA
BOGOR
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
I. ISI..................................................................................................................... 3
A. GULA PASIR ........................................................................................... 3
B. GULA MERAH ....................................................................................... 3
C. MADU ...................................................................................................... 3
D. SARI BUAH KURMA ............................................................................. 3
II. KESIMPULAN ............................................................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 5

i
DAFTAR GAMBAR

ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gula merupakan komoditas utama perdagangan di Indonesia. Gula


merupakan salah satu pemanis yang umum dikonsumsi masyarakat. Gula yang
dikonsumsi masyarakat tidak hanya terdapat pada gula pasir, gula tebu,
maupun gula merah saja. Namun, kandungan gula juga terdapat pada makanan
yang mengandung karbohidrat sederhana (tepung, roti, kecap) dan minuman
lain yang mengandung gula, seperti minuman bersoda, sirup, dan lain-lain,
yang dikelompokkan menjadi Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) (Kemenkes,
2014).
Gula merupakan suatu karbohidrat sederhana yang umumnya dihasilkan
dari tebu. Gula juga digunakan sebagai sumber kalori sekaligus sebagai bahan
pengawet. Menurut Sugiyanto (2007), Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan
penduduknya mengkonsumsi gula sebanyak 3,37 juta ton. Gula pasir
merupakan komoditi penyumbang kebutuhan kalori keempat setelah padi-
padian, pangan hewani, serta minyak dan lemak, dengan pangsa pasar sekitar
6,7 %.
Berbeda dengan negara-negara seperti Eropa yang telah melakukan
teknologi pengolahan dalam penghasilan gula fruktosa dari tanaman lain
seperti jagung. Di Indonesia umumnya berasal dari tanaman tebu, dengan
kandungan kadar gula hampir sebagian besar sukrosa. Salah satu contoh gula
pasir (sukrosa) yang diproduksi oleh PT Gula Putih Mataram kandungan
sukrosa 84,83% didalamnya terdapat D-glukosa 68,25% dan D-fruktosa
16,58% dengan kandungan energi sebesar 225 erg/cm3.
Konsumsi gula yang berlebihan tentunya akan berdampak terhadap
kesehatan tubuh, antara lain mampu menyebabkan penyakit diabetes, gigi
berlubang, kegemukan, dan osteoporosis (Raini, 2011). Diabetes melitus (DM)
saat ini menjadi penyakit yang mulai menjangkiti penduduk di Negara-negara
berkembang seperti Indonesia. World Healt Organitation (WHO)

1
memperkirakan pada tahun 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia terkena
diabetes.
Diabetes melitus diakibatkan oleh konsumsi gula pasir (sukrosa) secara
berlebihan yang notabene disebabkan oleh konsumsi karbohidrat yang
berlebihan. Ironisnya, di Indonesia, gula pasir (sukrosa) merupakan salah satu
dari sembilan bahan pokok yang dikonsumsi secara langsung dan sebagai
bahan pemanis untuk keperluan berbagai industri pangan dan minuman. Dan
permintaan akan gula terus meningkat mengikuti pertumbuhan jumlah
penduduk (Haryati, 2007).
Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Rasa
manis yang biasa dijumpai pada tanaman terutama disebabkan oleh tiga jenis
gula, yaitu sakarosa, fruktosa dan glukosa. Selain gula pasir, terdapat sumber
pemanis alami lainnya seperti madu dan sari buah kurma (Haryati, 2007).
Menurut retno (2014), madu merupakan produk pemanis alami yang
dapat menjadi sumber energi dan banyak memberikan manfaat untuk
kesehatan. Buah Kurma (Phoenix dactylifera) merupakan salah satu makanan
yang kaya nutrisi. Kurma tersusun atas gula-gula sederhana seperti glukosa,
fruktosa dan sukrosa (Simatupang, 2018).

B. Tujuan

1. Mengetahui kandungan kimia dalam berbagai macam pemanis seperti gula


pasir, gula merah, madu dan sari buah kurma.
2. Mengetahui korelasi antara kandungan kimia dalam pemanis terhadap
kesehatan.

2
I. ISI

A. GULA PASIR

B. GULA MERAH

C. MADU

D. SARI BUAH KURMA

3
II. KESIMPULAN

4
DAFTAR PUSTAKA

Haryati, S., 2007. Studi Pengaruh Flowrate, Waktu Kontak dan Tinggi Bed
Terhadap Proses Pemisahan Larutan D-Glukosa dan D-Fruktosa. In Seminar
Teknik Kimia Soehadi Reksowardojo.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman gizi seimbang. Direktorat Jenderal


Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Simatupang, L.F., Nainggolan, R.J. and Nurminah, M., Pengaruh Perbandingan


Sari Kurma (Phoenix dactylifera) dengan Sari Kecombrang (Etlingera
elatior) dan Penambahan Gula Aren terhadap Mutu Minuman Sari Kumbrang
(E. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian, 6(2), pp.264-272.

Raini, M. Dan A. Isnawati. 2011. Kajian: Khasiat dan Keamanan Stevia sebagai
Pemanis Pengganti Gula, Media Litbang Kesehatan. 21(4):145-156.

Sugiyanto, C. 2007. Permintaan Gula di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan,


8(2), 113-127.

Anda mungkin juga menyukai