Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK


KESEHATAN LANSIA

Disusun Oleh

Kelompok 6 – A2

1. Asroful Hulam Z 131711133109


2. Meilinda Galih S 131711133112
3. I’zzatul Istiqomah 131711133125
4. Qoulam Mir Robbir R 131711133126
5. Nadiya Sahara 131711133145
6. Merry Noviyanti 131711133146
7. Yuni Rengen 131711133163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas ini dalam
bentuk makalah. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang telah diberikan.

Terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah membimbing


dalam penyusunan makalah ini. Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Penyusun menyadari adanya kekurangan pada makalah ini. Untuk itu kritik
dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca.
Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca
dapat memakluminya. Sekian dan terima kasih.

Surabaya, 20 Agustus 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................. Error! Bookmark not defined.
1.1 LATAR BELAKANG ............................................. Error! Bookmark not defined.
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 TUJUAN....................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7
2.1 DEFINISI KESEHATAN LANSIA ......................................................................... 7
2.2 RUANG LINGKUP KESEHATAN LANSIA..........................................................7
2.3 KRITERIA LANSIA YANG SEHAT.......................................................................8
2.4 PENYEBAB MASALAH KESEHATAN LANSIA.................................................8
2.5 PERMASALAHAN KESEHATAN LANSIA..........................................................8
2.7 PROGRAM KESEHATAN LANSIA ..................... Error! Bookmark not defined.
2.8 ARAH, STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN LANSIA.....16
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................20
3.1 CONTOH KASUS...................................................................................................20
3.2 ANALISIS DATA...................................................................................................26
3.3 ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................30
3.4 RENCANA STRATEGIS PENYELESAIAN MASALAH....................................35
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................37
4.1 KESIMPULAN........................................................................................................37
4.2 SARAN....................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................38

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang
perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu
keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai
bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan
lingkungan fisik,rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih
besar, ditujukan kepada individu,keluarga, yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Pada usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik,
mental, sosial ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi kemampuan
fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-hari sehinggamenjadikan
lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan baik fisik
maupunmental. Walaupun tidak semua perubahan struktur dan
fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia
mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupansehari-hari, dan 18%
diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengankategori
fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai
paling tidak satu masalah kesehatan.
Tercapainya tujuan pembinaan kesehatan bagi masyarakat lanjut usia
( lansia ) adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
lansia dalam mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat. Berdasarkan keputusan menteri
Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat, bahwa upaya kesehatan lanjut usia merupakan
pelayanan penunjang yang kegiatanya di selenggarakan oleh puskesmas dan
merupakan upaya kesehatan pengembangan dengan indikator standar
pelayanan minimal 70%. Adapun tujuan khusus dari pelayanan kesehatan

4
lanjut usia adalah meningkatkan kemandirian lansia dalam mengatasi
masalah kesehatanya khususnya kemampuan mendeteksi dini penyakit,
mencari pertolongan pengobatan dan kemampuan merawat dirinya sendiri
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. (1) Menurut WHO tahun
1989, telah dicapai konsensus bahwa yang dimaksud dengan lansia (elderly)
adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih.
Berdasarkan data Susenas tahun 2003 jumlah penduduk lanjut usia
mencapai 16.172.835 jiwa atau 7,54% dan pada tahun 2010 akan mencapai
24 juta jiwa atau 9,77% dari total penduduk. Dampak dari peningkatan
jumlah lanjut usia antara lain masalah penyakit degeneratif akan sering
menyertai para lanjut usia yang bersifat kronis dan multipatologis dalam
penangananya memerlukan waktu cukup lama dan biaya besar. Menghadapi
kondisi demikian perlu pengkajian masalah-masalah lanjut usia yang lebih
mendasar dan sesuai dengan kebutuhan. Secara alami bertambahnya usia
akan menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif dengan manifestasi
beberapa penyakit seperti penyakit hipertensi, kelainan jantung, penyakit
diabetes militus, kanker rahim / prostat, osteoporosis dan lain-lain. Meskipun
lanjut usia bukan suatu penyakit, namun bersamaan dengan proses penuaan,
insiden penyakit kronik dan ketidakmampuan akan semakin meningkat.
1.2.Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari kesehatan lansia?


2. Bagaimana ruang lingkup kesehatan lansia?
3. Bagaimana kriteria lansia yang sehat?
4. Apa penyebab masalah kesehatan lansia lansia?
5. Bagaimana permasalahan kesehatan lansia?
6. Bagaimana program kesehatan lansia yang dilakukan pemerintah?
7. Bagaimana perawatan pemeliharaan kesehatan lansia?

1.3.Tujuan

5
a) Tujuan umum
Agar mahasiswa /mahasiswi memperoleh informasi dan gambaran tentang
Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Khusus Lansia.

b) Tujuan khusus

1) Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus lansia.


2) Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia
dengan masalah yang ada.
3) Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas
kelompok khusus lansia.
4) Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas
pada kelompok khusus lansia.
5) Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan
keperawatan komunitas pada kelompok khusus lansia.
6) Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas pada kelompok khusus lansia yang bermasalah.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI LANSIA


Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok
yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process
atau proses penuaan.

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan - tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya
tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian
misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan,
endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia
sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem
organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan
fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial
lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living
(Fatmah, 2010).

2.2 RUANG LINGKUP KESEHATAN LANSIA

Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut World
Health Organitation (WHO) lansia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun


b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun

7
Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2006)
pengelompokkan lansia menjadi :

a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang


menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa
usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)
c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif
(usia >65 tahun)
2.3 KRITERIA LANSIA SEHAT

Menurut WHO ada 3 aspek yang menjadi tolak ukur sehat:


1. Jasmani.
2. Mental.
3. Sosial.
Sehat jasmani meliputi kebersihan diri lansia seperti badan yang bersih dan
rambut yang rapih, tidur dengan nyenyak. Selain itu juga lansia masih bisa
melakukan beberapa aktivitas sehari-hari yang ringan seperti makan dan mandi
sendiri. Sehat mental meliputi tidak mudah takut, bisa mengontrol diri, memiliki
toleransi dan bisa membedakan yang mana salah dan benar. Sehat sosial
meliputi lansia bisa bergaul dengan orang atau lansia lain, bisa menghormati
dan menghargai.
2.4 PENYEBAB MASALAH KESEHATAN LANSIA
Permasalahan utama kesehatan lansia adalah rasa nyeri, lemah,
berkurangnya fungsi indra, kekauan otot, ketidak seimbangan, masalah
psikologis, depresi atau demensia. Kelemahan otot yang dialami oleh lansia
sering menyebabkan lansia jatuh. Selain itu kebiasaan atau gaya hidup yang
dulu di lakukan juga bisa sangat mempengaruhi kesehatan pada masa lansia.
Seperti merokok, kurang makanan bergizi, stress dan jarang berolahraga.

2.5 PERMASALAHAN KESEHATAN LANSIA

8
Lanjut usia merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat
dihindari dan akan dialami oleh setiap manusia. Pada tahap ini manusia mengalami
banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, dimana terjadi kemunduran
dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Lanjut usia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Sebagai dampak keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia salah
satunya adalah meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia sehingga populasi
lansia juga meningkat. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2014, umur
Harapan Hidup (UHH) di Indonesia untuk wanita adalah 73 tahun dan untuk pria
adalah 69 tahun. Menurut Bureau of the Cencus USA (1993), Indonesia pada tahun
1990-2025 akan mempunyai kenaikan jumlah lanjut usia sebesar 414%.
Pasien lanjut usia mempunyai ciri-ciri: memiliki beberapa penyakit
kronis/menahun, gejala penyakitnya tidak khas, fungsi organ yang menurun, tingkat
kemandirian berkurang, sering disertai masalah nutrisi, karena alasan tersebut
perawatan pasien geriatri berbeda dengan pasien yang lain.
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari
orang dewasa, yang sering disebut dengan sindroma geriatri yaitu kumpulan gejala-
gejala mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia dan atau
keluarganya (istilah 14 I), yaitu :

1. Immobility (kurang bergerak)


2. Instability (mudah jatuh)
3. Incontinence (beser BAB/BAK)
4. Intellectual impairment (gangguan intelektual/ demensia)
5. Infection (infeksi)
6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,
penglihatan dan penciuman)
7. Isolation (Depression)
8. Inanition (malnutrisi)
9. Impecunity (kemiskinan)
10. Iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan)

9
11. Insomnia(sulit tidur)
12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
13. Impotence (Gangguan seksual)
14. Impaction (sulit buang air besar)

 Immobility (kurang bergerak)


o Keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih.
o Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah,
kekakuan otot, ketidak seimbangan,masalah psikologis, depresi atau
demensia.
o Komplikasi yang timbul adalah luka di bagian yang mengalami
penekanan terus menerus timbul lecet bahkan infeksi, kelemahan
otot, kontraktur/kekakuan otot dan sendi, infeksi paru-paru dan
saluran kemih, konstipasi dan lain-lain.
o Penanganan : latihan fisik, perubahan posisi secara teratur,
menggunakan kasur anti dekubitus, monitor asupan cairan dan
makanan yang berserat.
 Instability (Instabilitas dan Jatuh)
o Penyebab jatuh misalnya kecelakaan seperti terpeleset,
sinkop/kehilangan kesadaran mendadak, dizzines/vertigo, hipotensi
orthostatik, proses penyakit dan lain-lain.
o Dipengaruhi oleh faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada pasien
misalnya kekakuan sendi, kelemahan otot, gangguan
pendengaran,penglihatan, gangguan keseimbangan, penyakit
misalnya hipertensi, DM, jantung,dll ) dan faktor risiko ekstrinsik
(faktor yang terdapat di lingkungan misalnya alas kaki tidak sesuai,
lantai licin, jalan tidak rata, penerangan kurang, benda-benda
dilantai yang membuat terpeleset dll).
o Akibat yang ditimbulkan akibat jatuh berupa cedera kepala, cedera
jaringan lunak, sampai patah tulang yang bisa menimbulkan
imobilisasi.

10
o Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan
riwayat jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang mendasari
instabilitas dan jatuh, memberikan terapi fisik dan penyuluhan
berupa latihan cara berjalan, penguatan otot, alat bantu, sepatu atau
sandal yang sesuai, serta mengubah lingkungan agar lebih aman
seperti pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai yang tidak licin.

 Incontinence Urin dan Alvi (Beser BAB dan BAK)

o Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak


dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga
menimbulkan masalah sosial dan atau kesehatan.
o Inkontinensia urin akut terjadi secara mendadak dapat diobati bila
penyakit yang mendasarinya diatasi misalnya infeksisaluran kemih,
gangguan kesadaran, obat-obatan, masalah psikologik dan skibala.
o Inkontinesia urin yang menetap di bedakan atas: tipe urgensi yaitu
keinginan berkemih yang tidak bisa ditahan
penyebanya overaktifitas/kerja otot detrusor karena hilangnya
kontrol neurologis, terapi dengan obat-obatan antimuskarinik
prognosis baik, tipe stres kerena kegagalan mekanisme
sfingter/katup saluran kencing untuk menutup ketika ada
peningkatan tekanan intra abdomen mendadak seperti bersin, batuk,
tertawa terapi dengan latihan otot dasar panggul prognosis baik, tipe
overflow yaitu menggelembungnya kandung kemih melebihi
volume normal, post void residu > 100 cc terapi tergantung
penyebab misalnya atasi sumbatan/retensi urin..
o Inkontinensia alvi/fekal sebagai perjalanan spontan atau
ketidakmampuan untuk mengendalikan pembuangan feses melalui
anus, penyebab cedera panggul, operasi anus/rektum, prolaps
rektum, tumor dll.
o Pada inkontinensia urin ntuk menghindari sering mengompol pasien
sering mengurangi minum yang menyebabkan terjadi dehidrasi.

11
 Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan
Delirium)
o Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat
yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan
dengan gangguan tingkat kesadaran sehingga mempengaruhi
aktifitas kerja dan sosial secara bermakna.
o Demensia tidak hanya masalah pada memori. Demensia mencakup
berkurangnya kemampuan untuk mengenal, berpikir, menyimpan
atau mengingat pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola
sentuh, pasien menjadi perasa, dan terganggunya aktivitas.
o Faktor risiko : hipertensi, DM, gangguan jantung, PPOK dan
obesitas.
o Sindroma derilium akut adalah sindroma mental organik yang
ditandai dengan gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan
kognitif atau gangguan persepsi yang timbul dalam jangka pendek
dan berfluktuasi.
o Gejalanya: gangguan kognitif global berupa gangguan memori
jangka pendek, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi), gangguan
proses pikir (diorientasi waktu, tempat, orang), komunikasi tidak
relevan, pasien mengomel, ide pembicaraan melompat-lompat,
gangguan siklus tidur.
 Infection (infeksi)
o Pada lanjut usia terdapat beberapa penyakit sekaligus, menurunnya
daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya daya
komunikasipada lanjut usia sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya
mengenal tanda infeksi secara dini.
o Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan
meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai
pada usia lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering
dijumpai.

12
o Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa
konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan nafsu makan tiba-
tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku
sering terjadi pada pasien usia lanjut.

 Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,


penglihatandan penciuman)
o Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut usia dan
menyebabkan pasien sulit untuk diajak komunikasi
o Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada geriatri adalah
dengan cara memasangkan alat bantu dengar atau dengan tindakan
bedah berupa implantasi koklea.
o Gangguan penglihatan bisa disebabkan gangguan refraksi, katarak
atau komplikasi dari penyakit lain misalnya DM, HT dll,
penatalaksanaan dengan memakai alat bantu kacamata atan dengan
operasi pada katarak.

 Isolation (Depression)
o Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada lanjut
usia adalah kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan hidup,
anak, bahkan binatang peliharaan.
o Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan,
menyebabkan dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga yang
mulai mengacuhkan karena merasa direpotkan menyebabkan pasien
akan merasa hidup sendiri dan menjadi depresi. Beberapa orang
dapat melakukan usaha bunuh diri akibat depresi yang
berkepajangan.

 Inanition (malnutrisi)
o Asupan makanan berkurang sekitar 25% pada usia 40-70 tahun.
Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis (perubahan rasa kecap,
pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus dll), psikologis (depresi

13
dan demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang
berpengaruh pada nafsu makan dan asupan makanan.

 Impecunity (Tidak punya penghasilan)


o Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan
mental akan berkurang secara berlahan-lahan, yang menyebabkan
ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan
pekerjaan sehingga tidak dapat memberikan penghasilan.
o Usia pensiun dimana sebagian dari lansia hanya mengandalkan
hidup dari tunjangan hari tuanya.
o Selain masalah finansial, pensiun juga berarti kehilangan teman
sejawat, berarti interaksi sosial pun berkurang memudahkan seorang
lansia mengalami depresi.

 Iatrogenic(penyakit karena pemakaian obat-obatan)


o Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga
membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia
sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa
pengawasan dokter sehingga dapat menimbulkan penyakit.
o Akibat yang ditimbulkan antara lain efek samping dan efek dari
interaksi obat-obat tersebut yang dapat mengancam jiwa.

 Insomnia(Sulit tidur)
o Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang
menyebabkan seorang lansia menjadi depresi. Selain itu beberapa
penyakit juga dapat menyebabkan insomnia seperti diabetes melitus
dan gangguan kelenjar thyroid, gangguan di otak juga dapat
menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah berubah juga dapat
menjadi penyebabnya.
o Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh lansia
yaitu sulit untuk masuk kedalam proses tidur, tidurnya tidak dalam

14
dan mudah terbangun, jika terbangun sulit untuk tidur kembali,
terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.
o Agar bisa tidur : hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai
mendekati waktu tidur, hindari rokok waktu tidur, hindari minum
minuman berkafein saat sore hari, batasi asupan cairan setelah jam
makan malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau kurang,
hindari menggunakan tempat tidur untuk menonton tv, menulis
tagihan dan membaca.

 Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)


o Daya tahan tubuh menurun bisa disebabkan oleh proses menua
disertai penurunan fungsi organ tubuh, juga disebabkan penyakit
yang diderita, penggunaan obat-obatan,keadaan gizi yang menurun.

 Impotence(Gangguan seksual)
o Impotensi/ ketidakmampuan melakukan aktivitas seksual pada usia
lanjut terutama disebabkan oleh gangguan organik seperti gangguan
hormon, syaraf, dan pembuluh darah dan juga depresi

 Impaction (sulit buang air besar)


o Faktor yang mempengaruhi: kurangnya gerak fisik, makanan yang
kurang mengandung serat, kurang minum, akibat obat-obat tertentu
dan lain-lain.
o Akibatnya pengosongan usus menjadi sulit atau isi usus menjadi
tertahan, kotoran dalam usus menjadi keras dan kering dan pada
keadaan yang berat dapat terjadi penyumbatan didalam usus dan
perut menjadi sakit.

2.6 PROGRAM KESEHATAN LANSIA


1) Posyandu Lansia
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia adalah suatu wadah
pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk

15
melayani penduduk lansia, yang berproses pembentukan dan
pelaksaanya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya
masyarakat (LSM), lintas sector pemerintahan dan non-pemerintah,
swasta, organisasi social dan lain-lain, dengan menitikberatkan
pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Selain itu
posyandu lansia juga memberikan pelayanan social, agama, pendidikan,
ketrampilan, olahraga, seni budaya dan pelayanan lain yang dibutuhkan
para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.
2) Puskesmas Santun Lansia
Puskesmas santun lansia adalah puskemas yang menyediakan ruang
khusus untuk melakukan pelayanan bagi kelompok usia lanjut yang
meliputi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Ciri-ciri puskesmas santun lansia yaitu pelayanannya
secara pro-aktif, baik, berkualitas, sopan, memberikan kemudahan
dalam pelayanan kesehatan lanisa, memberikan
keringanan/penghapusan biaya pelayanan bagi lansia yang tak mampu,
memberikan berbagai dukungan dan bimbingan kepada lansia dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan melalui kerjasama dengan
lintas program dan lintas sektor.

2.7 ARAH, STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN


LANSIA

Dengan semakin meningkatnya jumlah lansia, dibutuhkan perhatian

dari semua pihak dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang

berkaitan dengan lansia. Terjadinya perubahan struktur lansia membawa

implikasi pada perumusan dan arah kebijakan pembangunan, salah satunya

untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan lansia. Dalam

rangka mengupayakan peningkatan kesejahteraan lansia, upaya harus

16
dilakukan secara terpadu dan lintas sektor. Misi yang ingin dicapai adalah

terwujudnya masyarakat lansia yang sehat, mandiri, aktif dan produktif.

a. Sasaran Program Kesehatan Lansia

- Sasaran langsung

 Pra lansia (45-59 tahun)

 Lansia (60-69 tahun)

 Lansia Risti (>70 tahun/ 60 tahun dengan

masalah kesehatan)

- Sasaran tidak langsung

 Keluarga

 Masyarakat tempat lansia berada

 Organisasi sosial

 Petugas kesehatan masyarakat luas

b. Jenis Program yang Harus Dilaksanakan

- Pelayanan dasar di puskesmas santun lansia

- Pelayanan rujukan di rumah sakit

- Pelayanan kesehatan preventif, promotif, kuratf dan

rehabillitatif di semua fasyankes

- Pelayanan kesehatan jiwa bagi lansa

- Pelayanan Home Care yang tertintegrasi dalam

perawatan kesehatan masyarakat

- Peningkatan intelegensi kesehatan bagi lansia

17
- Pencegahan penyakit tidak menular melalui

posbindu PTM

- Pelayanan gizi bagi lansia

- Promosi kesehatan

c. Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Lansia

Potensial meliputi :

- Pelayanan keagamaan dan mental spiritual

- Pelayanan kesehatan

- Pelayanan kesempatan kerja

- Pelayanan pendidikan dan pelatihan

- Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam

penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana umum

- Pemberian bantuan sosial

d. Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi lansia

tidak potensial meliputi:

- Pelayanan keagaaman dan spiritual

- Pelayanan kesehatan

- Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam

penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana umum

- Pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan

hukum

- Perlindungan sosial

18
e. Strategi yang Diupayakan Dalam Meningkatkan

Ksejahteraan Lansia Mengacu pada :

- Pendekatan skala hidup

- Meliputi semua aspek

- Terpadu, melibatkan lintas program lintas sektor

- Pemberdayaan masyarakat dan keluarga

f. Tantangan yang Dihadapi :

- Penyakit degenerative

- Masih kurangnya pengetahuan generasi muda

tentang masalah kesehatan untuk menjadi lansia

- Anggapan masyarakat bahwa lansia identik dengan

penyakit dan ketidakberdayaan.

19
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 CONTOH KASUS


Kasus Askep Komunitas Kelompok Lansia
Di Kelurahan Damai Bahagia terdapat 87 KK yang terdaftar, yang memiliki
jumlah lansia sebanyak 54 jiwa dengan jumlah lansia laki-laki sebanyak 33 jiwa
dan lansia perempuan sebanyak 21 jiwa. Di kelurahan Damai Bahagia terdapat
satu posyandu lansia yang diberi nama posyandu Sejahtera. Pada awal
peresmian posyandu ini para lansia sangat antusias sekali mengunjungin
posyandu ini tetapi pada beberapa bulan terakhir ini jumlah lansia yang
mengunjungi posyandu sejahtera sangat menurun drastis. Kurang lebih angka
kunjungan posyandu 3 bulan terakhir ini hanya sekitar 25% lansia yang datang.
Program yang sudah berjalan dalam posyandu lansia ini antara lain senam
lansia, pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolestrol yang diberikan secara
gratis. Salah satu kendala lansia untuk datang ke posyandu lansia adalah karena
jarak posyandu yang jauh dari tempat tinggal lansia dan tidak ada anggota
keluarga yang dapat mengantarkan serta hanya ada satu posyandu lansia yang
ada di kelurahan Damai Bahagia. Dari data puskesmas terkait kondisi kesehatan
lansia dikelurahan Damai Bahagia selama 2 bulan terakhir ini jenis penyakit
yang cukup banyak diderita lansia adalah hipertensi. Lurah setempat
mengatakan untuk mengatasi penyakit yang di derita lansia banyak lansia
membeli obat bebas di warung, karena lebih murah dan mudah di jangkau.
Lurah setempat mengatakan banyak sampah yang dikumpulkan dan dibakar
di pekarangan rumah. Beberapa warga mengatakan sampah di bakar dan tidak
ada penutup sampah. Dari data yang telah dikumpulkan sekitar 87,3%
masyarakat membakar sampah di pekarangan rumahnya ; 8,8% sampah
ditimbun ; 2,8% sampah dibuang sembarangan dan 1,1% sampah dibuang ke
sungai.

20
A. Pengkajian
Berdasarkan data pengkajian komunitas pada lansia di kelurahan Damai
Bahagia pada tanggal 9 september 2019 diperoleh data melalui winshield
survey yaitu sebagai berikut :
Windshield survey
a. Data Inti Komunitas
Inti komunitas Elemen Deskripsi

Sejarah Sejarah Lansia di kelurahan Damai Bahagia


sebagian besar sudah menetap di
kelurahan Damai Bahagia sejak dulu,
namun juga ada beberapa lansia
pendatang yang belum lama tinggal di
kelurahan Damai Bahagia. Semua lansia
tinggal bersama anggota keluarganya.

Data demografi Demografi Jumlah lansia di Kelurahan Damai


dan kelompok Bahagia sebanyak 54 jiwa dengan jumlah
etnis lansia laki-laki sebanyak 33 jiwa dan
lansia perempuan sebanyak 21 jiwa.

Lansia yang tinggal di kelurahan Damai

Kelompok etnis Bahagia sebagian besar merupakan etnis


Jawa.

Nilai, norma dan Nilai, norma Nilai dan norma yang masih dijalankan
keyakinan adalah nilai kesopanan, gotong royong,
serta kerukunan antar tetangga. Hal ini
dapat dilihat dari adanya kegiatan-
kegiatan kemasyarakatan yang masih
terus berjalan. Seperti : arisan, takziyah
dan keja bakti.

21
Keyakinan Mayoritas lansia di kelurahan Damai
Bahagia beragama Islam dan ada
beberapa diantaranya beragama nasrani.

b. Data Subsistem
Subsistem Elemen Deskripsi

1. Lingkungan a. Bangunan Sebagian besar lansia tinggal di


rumah bangunan semi permanen dan
sebagian kecil dari rumah lansia yang
permanen. Bangunan semi permanen
yang menjadi tempat tinggal lansia
sebagian besar terbuat dari
kayu/papan dan anyaman bambu,
mayoritas hanya memiliki jendela 1-2
yang terbuat dari kayu ataupun dari
anyaman bambu, sehingga sinar
matahari yang masuk kerumah
kurang. Sebagian besar rumah yang
ditempati lansia memiliki halaman
rumah yang sempit dan ada juga
beberapa diantara tidak memiliki
halaman rumah.

Kelurahan Damai Bahagia memiliki


b. Lingkungan satu lahan kosong yang dimanfaatkan
terbuka sebagia lapangan kelurahan.
Biasanya yang dijadikan tempat
berkumpul untuk acara atau
pertemuan seluruh warga kelurahan
Damai Bahagia.
c. Batas wilayah

22
Utara : Sungai Cakra

Selatan : Desa Suka-suka

Barat : RT 40/RW 05 Kelurahan


Gunung Bahagia

Timur : Jalan Jendral Sudirman

2. Pendidikan Pendidikan Mayoritas lansia yang tinggal di


terakhir kelurahan Damai Bahagia adalah
lulusan SD dan SMP, dan ada
beberapa lansia yang lulusan SMA.

3. Transportasi Transportasi Transportasi yang digunakan keluarga


lansia berupa sepeda, motor dan
beberapa menggunakan mobil.
Beberapa diantaranya yang tidak
memiliki kendaraan biasanya hanya
jalan kaki dan naik Angkutan Umum
seperti angkot ataupun bus.

4. Politik dan Regulasi - Di kelurahan Damai Bahagia


Pemerintahan terdapat peraturan bagi warga
untuk menjalankan ronda
malam secara bergantian yang
telah diatur jadwalnya.
- Pemerintah juga
menggerakkan program di
kelurahan Damai Bahagia
yaitu posyandu lansia sebagai
upaya peningkatan derajat
kesehatan pada lansia.

23
5. Layanan a. Fasilitas Di kelurahan Damai Bahagia terdapat
Kesehatan dan kesehatan satu posyandu lansia yaitu posyandu
Layanan Sejahtera. Yang pada beberapa bulan
Sosial terakhir ini jumlah lansia yang
mengunjungi posyandu sejahtera
sangat menurun drastis. Kurang lebih
angka kunjungan posyandu 3 bulan
terakhir ini hanya sekitar 25% lansia
yang datang. Posyandu lansia sudah
bejalan dengan beberapa program
antara lain yaitu senam lansia,
pemeriksaan gula darah, asam urat
dan kolestrol yang diberikan secara
gratis.

Terdapat satu puskesmas yang berada


dekat dengan kantor kelurahan

Di kelurahan Damai Bahagia terdapat


b. Fasilitas agama
1 masjid yang digunakan warga untuk
beribadah dan ada satu gereja yang
berada dekat dengan batas jalan
Jendral Sudirman.

c. Fasilitas umum Terdapat sebuah lahan kosong yang


dimanfaatkan sebagia lapangan
kelurahan. Biasanya yang dijadikan
tempat berkumpul untuk acara atau
pertemuan seluruh warga kelurahan
Damai Bahagia.

Terdapat minimarket yang berada


dekat dengan jalan jendral Sudirman

24
dan beberapa warung kecil serta
tempat makan yang berada di
pemukiman warga.

6. Metode Media Lansia di kelurahan Damai Bahagia


Komunikasi berkomunikasi menggunakan bahasa
Jawa dan/atau bahasa indonesia dan
dengan cara secara langsung bertatap
muka, karena beberapa lansia tidak
bisa menggunakan handphone.

Hanya sebagian kecil lansia yang


menggunakan handphone untuk
berkomunikasi dengan keluarga yang
jauh.

7. Sosial dan a. Tingkat sosial Warga kelurahan Damai Bahagia


Ekonomi saling berinteraksi satu sama lain
misalnya lansia dengan antar
tetangga. Warga kelurahan Damai
Bahagia selain lansia juga memiliki
kegiatan rutin yaitu pengajian yang
dilakukan setiap hari Kamis malam.
Ada pun kegiatan kerja bakti yang
dilakukan setiap 2 minggu sekali.

b. Ekonomi Mayoritas warga di kelurahan


Sembada mempunyai tingkat
ekonomi menengah kebawah, dan
lansia mayoritas sudah tidak bekerja.

8. Rekreasi Rekreasi Mayoritas lansia di kelurahan Damai


Bahagia jarang melakukan rekreasi
dan lebih memilih diam berada di

25
rumah bersama keluarga saat waktu
luang.

9. Kebiasaan a. Kebiasaan Setiap hari beberapa lansia melakukan


sehari-hari pekerjaan rumah seperti menyapu,
memasak dan pada siang hari sering
berkumpul bercerita dengan tetangga
sekitar di rumah warga yang lain.

Lansia di kelurahan Damai Bahagia


b. Healthy jarang melakukan olahraga (karena
morbidity keterbatasan lahan dan kurang adanya
minat berolahraga dari lansia),
mereka hanya berolahraga ketika
datang ke posyandu dan melakukan
senam lansia. Lansia jarang memakan
makanan bergizi seperti buah-buahan
maupun susu karena keterbatasan
kondisi ekonomi keluarga.

3.1 Analisis Data


Data Etiologi Masalah
Keperawatan

- Bapak Lurah - lingkungan yang Ketidak efektifan


kurang sehat seperti
setempat menajemen kesehatan
tidak
mengatakan adanya jendela tiap b.d kurang petunjuk
kamar dan tidak
banyak sampah untuk bertindak
dibuka jendela tiap
yang rumah
-
dikumpulkan dan
dibakar di

26
pekarangan
rumah.
- Bapak Lurah
setempat
mengatakan
banyak jendela
rumah warga
ditutup pada siang
hari karena demi
keamanan rumah
- Beberapa warga
mengatakan
sampah di bakar
dan tidak ada
penutup sampah
Do :

- 87,3% masyarakat
membakar
sampah
di pekarangan
rumahnya
- 8,8% sampah
ditimbun
- 2,8% sampah
dibuang
sembarangan
- 1,1% sampah
dibuang ke sungai
DS : - Lansia tidak pernah Ketidakefektifan
berolah raga dirumah pemeliharaan

27
- Lurah setempat karena tidak memiliki kesehatan b.d kurang
mengatakan banyak halaman rumah. dukungan sosial dan
warganya membeli - Lansia jarang datang tidak menunjukan
obat bebas di warung, keposyandu lansia karena minat pada perbaikan
karena lebih murah tidak ada yang perilaku sehat.
dan mudah mengantar.
di jangkau. - Tidak ada kegiatan rutin
- Lansia mengatakan lansia dalam upaya
kurang minat peningkatan kesehatan
melakukan olahraga. seperti olahraga,
Lansia melakukan kebiasaan lansia hanya
olahraga ketika menyapu dan berintraksi
datang ke posyandu dengan tetangga.
lansia saja. - Kurangnya pengetahuan
dan kesadaran lansia
DO :
tentang hidup sehat
- 74,0% masyarakat
mengkonsumsi
obat bebas di
warung , 12,2%
mengkonsumsi
jamu sebelum
pergi
ke pelayanan
kesehatan, sisanya
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan.
- Angka kunjungan
posyandu 3 bulan
terakhir ini hanya

28
sekitar 25% lansia
yang datang
-

Menentukan diagnosa prioritas

Masalah Keperawatan A B C D E F G H I J K L total


Ketidakefektifan 4 5 4 2 3 3 2 3 3 3 2 3 37
manajemen kesehatan
(00078)
Ketidakefektifan 5 5 5 1 2 4 4 3 4 2 2 2 39
pemeliharaan kesehatan
(00099)

Keterangan skoring :
5 : Sangat tinggi A : Sesuai dengan perawat komunitas G : Sesuai dengan program
4 : Tinggi B : Jumlah yang beresiko pemerintah
3 : Cukup C : Besarnya resiko H : Sumber daya tempat
2 : Rendah D : Kemungkinan untuk pendidikan I : Sumber daya waktu
1 : Sangat rendah kesehatan J : Sumber daya dana
E : Minat masyarakat K : Sumber daya fasilitas
F : Kemungkinan untuk diatasi L : Sumber daya orang

29
3.3 ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Sasaran dan NOC NIC PJ Waktu Tempat Metode Media
keperawatan tujuan
1 Ketidakefektif Sasaran : Setelah dilakukan Prevensi primer : Roni Senin, 14 Rumah Dsikusi, Leaflet
an tindakan kepeawatan oktober- lansia KIE,
Warga lansia  Pendidikan
pemeliharaan selama 7 hari Rabu 16 Pemeriks
(primer) kesehatan
kesehatan diharapkan warga Oktober aan
(5510)
(00099) pada lansia di keluarahan 1. Tentang 2019 kesehata
lansia di Damai Bahagia hipertensi n
kelurahan Tujuan : mampu : dan
Damai  Jangka pemeriksaa
Bahagia panjan n
g: Prevensi primer : kesehatan
Kejadi
an  Melakukan
perilaku prevensi sekunder :
hiperte
kesehatan
nsi
secara rutin  pendidikan
dan meningkat kesehatan
kurang 5(160207) (5510)
minat 1. skrining Penyuluh
posya kesehatan an, KIE
ndu Prevensi sekunder : 2. modifikasi Posyan
perilaku Yuni Power
tidak du
 Pengetahuan kesehatan point,
terjadi tentang kelurah
(senam leaflet
lagi promosi an

30
 Jangka kesehatan lansia Sabtu, Damai
pende meningkat dirumah) 18-19 Bahagi
k: 5(1823) Prevensi tersier : Oktober a
Warga  Pengetahuan 2019
tahu tentang  pendidikan
latihan rutin kesehatan(551
pentin
yang efektif 0)
gnya 1. behavior
keseha meningkat
5(182310) modificatio
tan, n:
teruta  Pengetahuan
tentang penyuluha
ma n dan
peningkatan
untuk kesehatan berikan Balai
lansia. terkemuka cermah
Minggu, Desa Diskusi
meningkat 5 20 kelurah
(182328) Oktober an Power
2019 Damai point,
Izza
Bahagi leaflet
Prevensi tersier :
a
 Pengetahuan
tentang
perilaku yang
meningkatka
n kesehatan
meningkat 5
(182308)
 Pengetahuan
tentang

31
pemeriksaan
kesehatan
yang
direkomenda
sikan 5
(182311)

IMPLEMENTASI & EVALUASI


Diagnosa Hari, Implementasi Paraf Metode Evaluasi
keperawatan Tanggal, perawat evaluasi
Jam
Ketidakefektifan Senin, 14 Edukasi/pendidikan Konseling, S : Sebanyak 20 lansia, mengatakan
pemeliharaan oktober- kesehatan tentang wawancara faham dengan, penyampaian yang di
kesehatan (00099) Rabu 16 kesadaran pentingnya personal, sampaiakan.
pada lansia di Oktober hidup sehat kesehatan data
O : presentase lansia yeng berhasil
kelurahan Damai 2019 kuantitatif
ditemui sebanyak 75,3%, sebanyak 20
Bahagia
lansia terlihat sangat memahami

32
edukasi tentang kesadaran hidup
sehat, dan juga banyak yang bertanya
kepada mahasiswa mengenai
pentingnya hidup sehat.
A : kurangnya kesadaran akan
kesehatan teratasi sebagian
P : memaksimalkan lansia yang sudah
bersemangat dalam mengikuti
berbagai kegiatan lansia dan
mendorong lansia yang belum/tidak
peduli terhadap kesehatan untuk
mengikuti kegiatan selanjutnya.
Sabtu, 18- Skrining kesehatan & Konseling, S : semua lansia dengan hipertensi
19Oktober senam lansia ceramah mengatakan senang dengan adanya
2019 skrining kesehatan sehingga mereka
dapat cek kesehatan gratis
O : presentase kehadiran lansia
sebanyak 98% lansi terliat senang dan
berkenan berpasrtisipasi aktif dalam
kesehatan
A : motivasi untuk memberikan
kesehatan secara teratur meningkat
dan teratasi sebagian

33
P : meningkatkan motivasi personal
dan support bagi lansia untuk aktif
mengikuti kegiatan di posyandu
Minggu, Behavior modification : Ceramah, S : lansia dan warga kelurahan
20 Oktober penyuluhan dan data mengatakan senag diadakannya
2019 Recruitment kader hidup kuantitatif rekruitmen kader hidup sehat
sehat
O : kehadian lansia 98% ditambah
dengan warga yang bukan lansia 25
orang
A : kepedulian warga terhadap
kesehatan dan hidup sehat meningkat
P : mempertahankan dan
meningkatkan kepedulian warga
dengan edukasi tentang hipertensi dan
gaya hidup sehat.

34
3.4 RENCANA STRATEGIS PENYELESAIAN MASALAH
1. Rencana/Program.
Nama program yang akan penulis lakukan adalah “Skrining kesehatan & senam
lansia”. Program ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 18-19 Oktober 2019 , di Kelurahan
Damai Bahagia. Penulis akan melakukan berupa skrining kesehatan yang dilakukan secara
konseling dan penyuluhan tentang pentingnya kesadaran untuk hidup sehat pada para
lansia, dan juga melakukan senam lansia bersama-sama.
2. Komunikator.
Suatu kegiatan baik konseling dan penyuluhan yang berhasil dapat ditentukan oleh
kemampuan berkomunikasi, namun selain itu perlu dari dalam diri komunikator (penyuluh)
itu sendiri. Karena seperti yang sudah kita tahu bahwa fungsi komunikator disini sebagai
pengutaraan baik pikiran dan perasaannya ke dalam bentuk pesan yang nantinya dapat
membuat komunikan (yang disuluh) menjadi bisa tahu, merubah sikap, pendapat, dan juga
perilakunya. Komunikator dalam pelaksanaan penyuluhan ke para lansia di Kelurahan
Damai Bahagia, seksi penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai komunikator
berkerjasama secara internal dengan lurah, dan perwakilan dari warga.
3. Media yang digunakan.
Dalam pelaksanaan penyuluhan dan konseling tentu dibutuhkan media yang baik,
pemilihan media yang akan digunakan dalam penyuluhan termasuk keputusan yang sangat
penting. Pelaksana akan memilih media yang diharapkan pada saat penyuluhan dapat
efektif mencapai sasaran yang dibutuhkan yaitu para lansia. Dalam pemilihan media harus
benar-benar didasarkan pada pertimbangan yang matang, karena pilihan yang diambil akan
berpengaruh pada biaya, tenaga, dan juga waktu yang nanti disediakan untuk penyuluhan.
Pada penyuluhan kali ini, penulis akan menggunakan media elektronik berupa presentasi
dengan menggunakan tablet yang dibentuk sedemikian rupa agar para lansia dapat
membaca materi dengan jelas beserta dengan perlengkapan lainnya.
4. Pesan yang disampaikan.
Dalam mementukan suatu keefektivisan suatu program dibutuhan juga cara
penyampaian pesan yang tepat. Bukan hanya isi pesan, namun seorang penyuluh atau
komunikator harus mempertimbangkan juga bagaimana suatu informasi tersebut disusun
untuk di presentasikan dan tipe seperti apa, lalu juga daya tarik apa dari pesan yang akan

35
disampaikan. Supaya para sasaran kami yaitu para lansia dapat tertarik, metode yang kami
gunakan adalah metode konseling. Pemateri akan mengajarkan pentingnya kesadaran
untuk hidup sehat kepada para lansia dan juga skrining kesehatan.

36
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari makalah di atas, maka penulis dapat menyimpulkan permasalahan utama
kesehatan lansia adalah rasa nyeri, lemah, berkurangnya fungsi indra, kekakuan otot, ketidak
seimbangan, masalah psikologis, depresi atau demensia. Kelemahan otot yang dialami oleh
lansia sering menyebabkan lansia jatuh. Selain itu kebiasaan atau gaya hidup yang dulu di
lakukan juga bisa sangat mempengaruhi kesehatan pada masa lansia. Seperti merokok, kurang
makanan bergizi, stress dan jarang berolahraga.

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia dan Puskesmas Santun Lansia adalah
beberapa program pelayanan kesehatan pemerintah yang dibutuhkan para lansia yang meliputi
pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.

Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca untuk dapat memanfaatkan apa yang
telah disampaikan dalam makalah ini, dengan semakin meningkatnya jumlah lansia,
dibutuhkan perhatian dari semua pihak dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan lansia.

4.2 SARAN
1. Pelayanan Home Care yang tertintegrasi dalam perawatan kesehatan masyarakat
2. Masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), dapat berperan aktif
membantu mengurangi masalah pada lansia dengan menitikberatkan pelayanan
kesehatan preventif, promotif, kuratif dan rehabillitatif di semua fasilitas pelayanan
kesehatan untuk melayani penduduk lansia, yang proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh lintas sektor pemerintahan dan non-pemerintah,
swasta, organisasi sosial dan lain-lain,

37
DAFTAR PUSTAKA

http://www.yankes.kemkes.go.id/read-masalah-kesehatan-pada-lansia-4884.html diakses tanggal

14 September 2019 pukul 11.05 WIB

http://digilib.unila.ac.id/6613/15/BAB%20II.pdf

38

Anda mungkin juga menyukai