Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dasi, menurut Asosiasi Aksesori Leher Amerika, punya sejarah panjang yang melilit
perkembangannya. Sejak zaman batu pun aksesori di leher dan dada sudah ada, khususnya
untuk memberi ciri pada kelompok pria dari strata tinggi.

Malah, pada masa Romawi Kuno sudah dipakai kain untuk melindungi leher dan
tenggorokan, khususnya oleh para juru bicara. Pada perkembangannya prajurit militer
Romawi pun memakainya. Bukti dipakainya aksesori kain leher tampak pada patung batu
di makam kuno, Xian, Tiongkok.

Aksesori leher terkenal lainnya muncul pada masa Shakespeare (1564 - 1616), yakni
"ruff". Kerah kaku dari kain putih itu bentuknya serupa piringan besar yang melingkari
leher. Untuk mempertahankan bentuk, ruff sering dikanji. Lambat laun orang merasa ruff
yang bertumpuk-tumpuk hingga mencapai ketebalan beberapa sentimeter mengakibatkan
iritasi.

Lahirlah "cravat" pada masa pemerintahan Louis XIV tahun 1660-an. Namun, Kroasia
lebih tepat disebut sebagai tanah asal dasi. Bahkan konon kata ini berasal dari nama negara
Kroasia dalam bahasa setempat Hrvatska.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud etika ?
b. Apa manfaat etika ?
c. Apa macam macam etika ?
d. Apa yang dimaksud etika profesi ?
e. Apa prinsip prinsip etika profesi ?
f. Bagaimana etika cara memakai dasi ?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan etika
b. Mengetahui manfaat etika
c. Mengetahui macam macam etika
d. Mengetahui yang dimaksud dengan etika profesi
e. Mengetahui prinsip etika profesi
f. Mengetahui etika cara memakai dasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika

Menurut Keraf (2005:14) etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam
bentuk jamaknya ta etha berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam
pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri
seseoang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika
berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan
segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau
dari satu generasi ke generasi yang lain. Kebiasaan ini terungkap dalam perilaku
berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan.

2.1.1 Macam-Macam Etika

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam
menentukan baik atau buruknya perilaku manusia, menurut Keraf (2009:20-
21), adalah sebagai berikut:

a. Etika Deskriptif
Adalah etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.

b. Etika Normatif
Adalah etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu

3
yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

a. Etika umum
Merupakan etika yang membahas mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis,
teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu
tindakan.

b. Etika Khusus
Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan
yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud, bagaimana saya mengambil keputusan
dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan,
yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.

Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :

a. Etika individual
Adalah menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri.
b. Etika sosial
Adalah berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia
sebagai anggota umat manusia.

2.1.2 Manfaat Etika

Beberapa manfaat etika menurut Qohar (2012), adalah sebagai


berikut:
1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.

4
2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang
boleh dirubah.
3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.
2.2 Pengertian Etika Profesi

Menurut Qohar (2012), Etika Profesi adalah kesanggupan untuk secara seksama
berupaya memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dengan kesungguhan, kecermatan
dan keseksamaan mengupayakan pengerahan keahlian dan kemahiran berkeilmuan dalam
rangka pelaksanaan kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para warga
masyarakat yang membutuhkannya, yang bermuatan empat kaidah pokok.
Jadi dapat disimpulkan etika profesi merupakan suatu sikap hidup dalam
menjalankan kehidupannya dengan penuh tanggung jawab atas semua tindakan dan
keputusan yang telah diambil, dan memiliki keahlian serta kemampuan.

2.2.1 Prinsip-Prinsip Etika Profesi

Menurut Qohar (2012), prinsip-prinsip etika profesi adalah sebagai


berikut:
1. Tanggung Jawab
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. Terhadap dampak
dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya.
3. Otonomi
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan
dalam menjalankan profesinya.

5
2.3 Etika Cara Memakai Dasi

2.3.1 Dasi Kupu-kupu

Dasi kupu-kupu atau bow tie berawal dari kebiasaan para pedagang Kroasia di
abad ke-17 yang kerap mengenakan scarf untuk menahan kerah baju mereka agar tetap
tinggi.

Lama kelamaan scarf berevolusi hingga bentuknya menjadi simpel seperti dasi
kupu-kupu. Di negara asalnya dikenal dengan nama cravat. Dasi kupu-kupu mulai populer
di kalangan para borjuis tahun 1890-an. Dulunya, hanya orang-orang dari status sosial
tinggi dengan profesi tertentu yang menggunakan dasi kupu-kupu seperti politisi, dokter,
profesor, guru, pengacara, hingga arsitek. Tapi, lama kelamaan, dasi ini juga digunakan
semua kalangan termasuk pelayan untuk acara pesta. Bahkan, di zaman sekarang, dasi
kupu-kupu sudah menjadi aksesoris busana, tidak hanya pria tapi juga wanita dan anak-
anak. Begitu juga soal warna. Jika dulunya identik dengan warna hitam, sekarang sudah
warna-warni mengikuti tren warna kekinian mulai warna cerah, kalem, sampai bercorak
polkadot, batik, strip, dan lainnya. Bahannya juga beragam. Tidak hanya sutra, polyester,
atau katun, tetapi juga sudah ada yang rajut. Terlepas dari tren fashion yang ada saat ini,
ada baiknya kaum pria mengetahui secara detail bagaimana etika menggunakan dasi kupu-
kupu dan kapan harus dipakai, sehingga tetap tampil elegan di momen yang tepat.

6
Berikut ini etika dasar pemakaian dasi kupu-kupu :

a. Biasanya dasi kupu-kupu dipakai saat menghadiri acara formal, misalnya pesta
pernikahan atau jamuan makan malam.

b. Umumnya, dasi kupu-kupu ini bewarna hitam dan memang dipasangkan dengan
kemeja putih polos dan tuxedo.

c. Jangan pasangkan dasi kupu-kupu dengan sembarang kemeja dan jas. Pilih kemeja
berwarna putih polos berkualitas, jas atau tuxido hitam, ikat pinggang dengan
warna senada dan celana yang pas dengan bentuk badan. Namun demikian, warna
lain juga bisa dipakai sesuai dengan tema acara.

d. Pemilihan warna hitam pada dasi kupu-kupu formal, berkaitan dengan kepercayaan
bahwa warna hitam lebih membawa keberuntungan.

e. Terdapat kemeja khusus untuk dasi kupu-kupu yakni wing collar, kemeja paling
formal di antara lainnya. Jangan kenakan kemeja ini untuk acara non-formal karena
kesannya bisa salah kostum.

f. Meskipun setiap pria bebas mengenakan dasi kupu-kupu, ada baiknya yang berleher
pendek atau berutubuh gemuk, tidak mengenakan dasi kupu-kupu karena akan
semakin membuat Anda tampak gemuk dan pendek.

2.3.2 Dasi Panjang

7
Dilihat dari sejarahnya, masih sejalan dengan cravat milik orang Kroasia. Dasi
panjang merupakan evolusi dari bentuk scarf yang digunakan para pedagang di sana.
Seiring waktu dan perkembangan fashion masyarakat setempat, tepatnya sekitar tahun
1860-an, cravat berubah bentuk dengan ujung runcing di bagian bawahnya dan menjuntai
sampai di bawah dada. Dari catatan sejarah, dasi panjang memang lebih awal dikenal
ketimbang dasi kupu-kupu. Berbeda dengan dasi kupu-kupu, pemakaian dasi panjang lebih
santai dan tidak terlalu terikat dengan momen yang sangat formal. Bahkan, dasi panjang
yang kini juga sudah menjadi fashion kaum hawa dan anak-anak, banyak digunakan untuk
bekerja di kantor dan menjadi aksesoris wajib dari seragam sekolah. Soal warna dan bahan,
dasi panjang sudah sangat beragam dengan motif-motif yang menarik.

Bagaimana etika menggunakan dasi panjang?

a. Kenakan dasi panjang untuk bekerja di kantor (jika perusahaan mengharuskan) dan
menghadiri acara-acara yang tidak sangat formal atau disesuaikan dengan tema.

b. Pasangkan dasi panjang dengan kemeja kerah biasa, bukan wing collar. Pilih warna
yang senada dengan kemeja yang dikenakan dengan prinsip, warna dasi harus lebih
gelap dari kemeja atau bisa pula warna dasi mengikuti warna jas.

c. Padukan dengan jas, celana, dan pantopel yang selaras. Gunakan pula penjepit dasi
agar lebih rapi.

8
d. Perhatikan simpul dasi dan sesuaikan dengan bentuk kepala Anda. Jika kepala Anda
besar, maka gunakan simpul lengkap. Sebaliknya, jika kepala Anda kecil, pakai
simpul setengah.

e. Saat membuat simpul dasi menjadi bentuk segitiga, jangan terlalu khawatir dengan
cekungan kecil di bawah segitiga tersebut. Sebab, cekungan itu sengaja dibuat
sebagai simpol ketidaksempurnaan.

f. Ukuran besar dan kecilnya dasi juga disesuaikan dengan ukuran badan. Jika tubuh
Anda besar, baiknya memilih dasi yang lebar, demikian juga sebaliknya.

g. Sesuaikan ukuran lebar dasi dengan lebar kerah kemeja serta lebar lipatan kerah jas,
sehingga hasilnya lebih enak dipandang karena seimbang.

h. Panjang dasi saat dikenakan, idealnya mencapai kepala ikat pinggang atau maksimal
bagian pinggang celana Anda. Pastikan jangan terlalu pendek atau panjang karena
merusak penampilan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseoang maupun
pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan etika profesi merupakan suatu sikap hidup dalam menjalankan
kehidupannya dengan penuh tanggung jawab atas semua tindakan dan keputusan yang
telah diambil, dan memiliki keahlian serta kemampuan.

3.2 saran
Saat mengenakan pakaian formal yang identik dengan gaya busana orang barat,
sebaiknya mengetahui sejarah, filosifi, fungsi, serta cara padupadannya agar penampilan
tetap pantas.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://menixnews.com/etika-pakai-dasi-panjang-dan-kupu-kupu/
https://indahwardani.wordpress.com/2011/05/11/pengertian-etika-profesi-etika-profesi-dan-
kode-etik-profesi/
https://www.antaranews.com/tag/etika-berdasi

11

Anda mungkin juga menyukai