Psikolagi-PITI NUSI Pendidikan
Psikolagi-PITI NUSI Pendidikan
Halaman judul........................................................................................................... i
Kata pengantar......................................................................................................... ii
Daftar isi.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus........................................................... 3
2.2 Jenis-jenisAnak Berkebutuhan Khusus............................................................ 4
1. Anak Tuna Netra...................................................................................... 4
2. Anak Tuna Rungu.................................................................................... 4
3. Anak Tuna Daksa..................................................................................... 4
4. Anak Tuna Wicara................................................................................... 4
5. Kelainan Emosi......................................................................................... 5
6. Keter belakangan Mental.......................................................................... 5
7. Psikoneurosis............................................................................................ 6
8. Psikosis..................................................................................................... 6
9. Psikopathi................................................................................................. 7
2.3 Sebab-Sebab Anak Berkebutuhan Khusus.................................................... 7
1. Peristiwa Pra Natal (dalam kandungan)................................................... 7
2. Natal (saat kelahiran)............................................................................... 8
3. Post Natal (setelah kelahiran)................................................................... 8
2.4 Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus........................................ ......... 8
1. Penguatankondisi mental orang tua......................................................... 8
2. Dukungan sosial yang memadai............................................................... 9
3. Peran aktif pemerintah............................................................................... 9
4. Cara Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus.................................................. 10
Dalam memahami anak berkebutuhan khusus atau anak luara biasa, sangat
diperlukan adanya pemahaman mengenai jenis-jenis kecacatan (anak berkebutuhan khusus)
dan akibat-akibat yang terjadi pada penderita. Anak berkebutuhan khusus disebut sebagai
anak yang cacat dikarenakan mereka termasuk anak yang pertumbuhan dan
perkembangannya mengalami penyimpangan atau kelainan, baik dari segi fisik, mental,
emosi, serta sosialnya bila dibandingkan dengan nak yang normal.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
Dari beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan, maka akan tercapai beberapa tujuan dalam
penulisan ini. Diantaranya yaitu:
Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di definisikan sebagai anak
yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan
mereka secara sempurna. Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakn dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan pendidikan, layanan sosial,
layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.[1]
Dalam percakapan sehari hari, anak berkebutuhan khusus dijuluki sebagai “orang luar biasa“,
dikarenakan mereka memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang yang terkenal memiliki
kemampuan intelektual yang luar biasa, memiliki kreatifitas yang tinggi dalam melahirkan suatu
temuan-temuan yang luar biasa dibidang iptek,religius, dan di bidang-bidang kehidupan lainnya.
Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang
memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak di alami oleh
orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan itu dapat berupa kelainan dalam segi fisik,
psikis, sosisal, dan moral.
Pengertian “luar biasa“ dalam dunia pendidikan mempunyai ruang lingkup pengertian yang lebih
luas daripada pengertian “berkelainan atau cacat“ dalam percakapan sehari hari. dalam dunia
pendidikan istilah luar biasa mengandung arti ganda, yaitu mereka yang menyimpang ke atas karena
mereka memiliki kemampuan yang luar biasa dibanding dengan orang normal pada mereka yang
mnyimpangumumnya dan mereka yang mnyimpang ke bawah, yaitu mereka yang menderita
kelainan atau ketunaan dan kekurangan yang tidak di derita oleh orang normal pada umumnya.
Contoh orang yang menyimpang ke atas dari segi kemampuan intelektual ( otak ), misalnya
professor B.J Habibie, karena dia memiliki inteligensi di atas orang normal dan kemampuan
intelektual dibidang “aerodinamika“ yang berkelas dunia sehingga beliau di juluki sebagai orang
yang jenius di bidangnya, sedangkan contoh orang yang menyimpang ke bawah ialah orang yang
lambat dan sulit dalam belajar.
Dalam dunia pendidikan, anak berkebutuhan khusus di klasifikasikan atas beberapa kelompok
sesuai dengan jenis kelainan anak. Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis-jenis anak
berkebutuhan khusus, sebagai berikut:
1. Anak Tuna Netra
Adalah anak yang mempunyai kekurangan secara indrawi, yakni indra penglihatan.
Meskipun indra penglihatannya bermasalah, intelegensi yang mereka miliki masih dalam taraf
normal. Hal-hal yang berhubungan dengan mata diganti dengan indra lain sebagai kompensasinya.
Adalah anak yang mempunyai kelainan pada pendengarannya. Mereka mengalami kesulitan
dalam berinteraksi dan bersosialisasi terhadap orang lain terhadap lingkungan termasuk pendidikan
dan pengajaran. Anak tuna rungu dibagi menjadi 2 yaitu, tuli (the deaf), dan kurang dengar (hard of
hearing).
Adalah yang mempunyai kelainan pada tubuhnya yakni kelumpuhan. Anak yang mengalami
kelumpuhan ini disebabkan karena polio dan gangguan pada syaraf motoriknya.[2]
Adalah anak yang mengalami kelainan pada proses berbicara atau berbahasa. Anak yang
seperti ini mengalami kesulitan dalam berbahasa atau berbicara sehingga tidak dapat dimengerti
oleh orang lain.
5.Kelainan Emosi
Adalah anak yang mengalami gangguan pada tingkat emosinya. Hal ini berhubungan dengan
masalah psikologisnya. Anak yang mengalami kelainan emosi ini dibagi menjadi 2 macam yaitu:
4) Suka menentang
6) Sering melamun.
3) Hiperaktivitas
4) Canggung
6.Keterbelakangan Mental
Adalah anak yang memiliki mental yang sangat rendah, selalu membutuhkan bantuan orang
lain karena tidak mampu mengurus dirinya sendiri, kecerdasannya terbatas, apatis, serta
perhatiannya labil. Berdasarkan intelegensinya, anak yang terbelakang mentalnya terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu:
a.Idiot, yaitu anak yang paling rendah taraf intelegensinya (IQ > 20), perkembangan jiwanya tidak
akan bertambah melebihi usia 3 tahun, meskipun pada dasarnya usianya sudah remaja atau dewasa.
b.Imbesil, yaitu anak yang mempunyai (IQ 20-50), perkembangan jiwanya dapat mencapai usia 7
tahun, bisa diajari untuk memelihara diri sendirivdalam kebutuhan yang paling sederhana.
c.Debil atau moron, yaitu anak yang mempunyai (IQ 50-70), keterbelakangan Debil tidak separah
dua jenis diatas. Perkembangan jiwanya dapat mencapai hingga 10 ½ tahun. Orang Debil ini dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri.
7.Psikoneurosis
Anak yang mengalami psikoneurosis pada dasarnya adalah anak yang normal. Mereka hanya
mengalami ketegangan pribadi yang terus menerus, selain itu mereka tidak bisa mengatasi
masalahnya sendiri sehingga ketegangan tersebut tidak kunjung reda.[3]Psikoneurosis ini dibagi
menjadi 3 yaitu:
a. Psikoneurosis kekhawatiran, Adalah anak yang mempunyai rasa khawatir yang berlebihan dan
tidak beralasan.
b.Histeris, adalah anak yang secara tidak sadar melumpuhkan salah satu anggota tubuhnya,
sesunguhnya secara organis tidak mengalami kelainan.
c.Psikoneurosis obsesif, adalah anak yang memiliki pikiran-pikiran dan dorongan-dorongan tertentu
yang terus menerus.
8.Psikosis
Psikosis disebut juga dengan kelainan kepribadian yang besar karena seluruh kepribadian orang
yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat hidup dengan normal.[4]
9.Psikopathi
Adalah kelainan tingkah laku, maksudnya penderita psikopathi ini tidak dapat memperdulikan
norma-norma sosial. Mereka selalu berbuat semaunya sendiri tanpa mempertimbangkan
kepentingan orang lain, hingga sering sekali merugikan orang lain. Dan penderita psikopathi ini
tidak menyadari adanya kelainan pada dirinya.
Berbagai macam penyakit yang dapat menyebabkan kelainan pada janin saat ibu hamil diantaranya
adalah:
a.Keracunan darah (Toxaenia) pada ibu-ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan janin tidak
memperoleh oksigen secara maksimal, sehingga mempengaruhi syaraf-syaraf otak yang dapat
menyebabkan gangguan pada sistem syaraf dan ketunaan pada bayi.
b.Infeksi karena penyakit kotor (penyakit kelamin / spilis yang diderita ayah atau ibu),
toxoplasmosis (dari virus binatang seperti bulu kucing), trachma dan tumor. Tumor dapat terjadi
pada otak yang berhubungan pada indera penglihatan akibatnya kerusakan pada bola mata dan
pendengaran akibatnya kerusakan dalam selaput gendang telinga.
c.Kekurangan vitamin atau kelebihan zat besi sehingga ibu keracunan yang mengakibatkan kelainan
pada janin yang menyebabkan gangguan pada mata. Juga kerusakan pada otak sehingga
menyebabkan terganggu fungsi berfikirnya atau verbal komunikasi, kerusakan pada organ telinga
sehingga hilangnya fungsi pendengaran.
2.Natal (saat kelahiran)
Pada saat terjadinya kelahiran yang mungkin hanya memakan waktu yang cukup singkat
akan tetapi jika penanganan yang tidak tepat akan mengancam perkembangan bayinya. Diantara nya
adalah:
1) Lahir prematur
1) Terjadi insident
2.4.Cara MenanganiAnakBerkebutuhanKhusus
3.Peranaktifpemerintah
Peranaktifpemerintahdalammenyediakanpelayanankesehatandankonsultasi yang
dapatdijangkaumasyarakat.Hal inimerupakanfaktor yang sangat vital
bagimasyarakatumum,terutamabagimereka yang beradapadakelas social menengahkebawah.
Tidakdapatdipungkiri, pelayanankonsultasidankesehatanmasihmerupakansesuatuhal yang mahal.
Cara Praktis dalam pengajaran Anak Berkebutuhan Khusus memuat informasi yang
menunjang metode pengajaran guru.Untukituguru harus mengikuti pelatihan pendidikan inklusif
yang praktis dan komprehensif agar dapat memahami dan menerapkan lebih baik strategi-strategi
yang digunakan dalam pendidikan inklusif.
Adapuncaramengajaranakberkebutuhankhususadalahsebagaiberikut:
Berbagilah pengalaman. Kesemua prinsip pengajaran tersebut juga dapat diterapkan pada kelas
regular.
BAB III
PENUTU
3.1 Kesimpulan
Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di definisikan sebagai anak
yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan
mereka secara sempurna. Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan pendidikan, layanan sosial,
layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.
Dalam penanganan anak berkebutuhan khusus, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya yaitu penguatan kondisi mental orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus,
dukungan sosial yang kuat dari tetangga dan lingkungan sekitar anak berkebutuhan khusus tersebut,
dan yang terakhir adalah peran aktif pemerintah dalam menjadikan pelayanan kesehatan dan
konsultasi bagi anak berkebutuhan khusus.
3.2 Saran
Setelah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal yang berhubungan dengan anak
berkebutuhan khusus, sangat diharapkan bagi masyarakat indonesia terutama bagi para pendidik
dalam menyikapi dan mendidik anak yang menyandang berkebutuhan khusus dengan baik dan
sesuai dengan yang diharapkan. Karena pada dasarnya anak seperti itu bukan malah dijauhi akan
tetapi didekati dan diperlakukan sama dengan manusia normal lainnya akan tetapi caranya yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Sarlito, Wirawan Sarwono, 2010, Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: Rajawali Pers.
Dariyo, Agoes, 2007, Psikologi Perkembangan anak 3 tahun pertama, bandung: Revika
Aditama.
An, Mahfud, TT, Petunjuk Mengatasi Stres, Bandung: Sinar Baru Algensindo.