MUDA
B A B 20
509
c. Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan pelaksanaan Pe-
doman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), Pendi-
dikan Moral Pancasila serta unsur-unsur yang dapat mene-
ruskan dan mengembangkan jiwa, semangat, dan nilai-nilai
1945 kepada generasi muda harus makin ditingkatkan dalam
kurikulum sekolah, mulai dari taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, dan di ling-
kungan masyarakat.
510
perhatian khusus perlu pula diberikan kepada anak-anak
yang berbakat istimewa agar mereka dapat mengembangkan
kemampuannya secara maksimal.
511
1. Pendidikan tinggi dikembangkan dan peranan perguruan
tinggi diarahkan untuk :
512
secara terpadu dan perlu ditingkatkan, baik pengadaannya
dalam jumlah yang memadai maupun pembinaan mutu serta ke-
sejahteraannya. Prasarana dan sarana pendidikan seperti
gedung sekolah termasuk ruang perpustakaan serta ruang
keterampilan dan latihan praktek, peralatan, buku pelajar-
an dan perpustakaan, serta fasilitas lainnya perlu makin
disempurnakan dan ditingkatkan.
513
perluas agar makin disadari mendesaknya masalah kepen-
dudukan serta pentingnya keluarga kecil sebagai cara
hidup yang layak dan bertanggungjawab.
514
kian pula pada pendidikan tinggi. Usaha-usaha tersebut dilak-
sanakan baik di dalam maupun di luar sekolah dengan meningkat-
kan peranserta perguruan swasta, masyarakat, dan orang tua.
515
jang pendidikan, baik pendidikan di dalam maupun di luar se-
kolah. Terpadu berarti bahwa seluruh usaha dan kegiatan pen-
didikan mempunyai kejelasan kaitan fungsional dan hubungan
berurutan antar jenjang dan antar jenis, dan antara jenis dan
jenjang pendidikan, serta serasi dengan pembangunan nasional.
517
ku pelajaran, perpustakaan sekolah, alat peraga dan pera-
latan laboratorium serta pembinaan pelaksanaan kurikulum
dan peningkatan kemampuan tenaga pengajar melalui berba-
gai bentuk pendidikan dan latihan. Selain itu, telah di-
lakukan pula usaha-usaha pengujian baku dalam bentuk Eva-
luasi Belajar Tahap Akhir Nasional dan pengujian terhadap
tingkat kemampuan anak didik. Usaha peningkatan mutu pada
tingkat pendidikan tinggi telah dilaksanakan melalui pe-
nataan struktur dan organisasi lembaga pendidikan tinggi,
optimasi pemanfaatan prasarana dan sarana pendidikan yang
tersedia, perbaikan metode pengajaran, peningkatan kemam-
puan tenaga pengajar, peningkatan kemampuan tenaga penge-
lola pendidikan, pembinaan kegiatan ilmiah di lingkungan
kampus, pembinaan motivasi untuk perbaikan iklim belajar
dan mengajar, peningkatan kepekaan sosial perguruan ting-
gi melalui pengabdian masyarakat dan pemantapan pembinaan
mahasiswa yang menyangkut pembinaan profesi dan minat ma-
hasiswa.
518
banyak 17,0 juta murid pendidikan dasar usia 7 - 12 tahun
dibandingkan dengan 21,5 juta penduduk usia 7 - 12 tahun
pada tahun 1978/79, yang telah meningkat menjadi 23,15 ju-
ta murid pendidikan dasar usia 7 - 12 tahun terhadap 23,8
juta penduduk usia 7 - 12 tahun pada tahun 1983/84. Jum-
lah murid pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah) secara keseluruhan (termasuk murid di bawah 7
tahun dan di atas 12 tahun) telah meningkat dari 22,4 juta
pada tahun 1978/79 menjadi 28,9 juta pada tahun 1983/-
84. Usaha peningkatan ini dilakukan, terutama melalui
pembangunan lebih dari 74,7 ribu unit gedung sekolah baru
yang terdiri masing-masing dari 3 ruang kelas sampai ke
pelosok-pelosok tanah air. Sekolah-sekolah tersebut beru-
pa gedung sekolah yang terdiri dari 3 ruang kelas atau 6
ruang kelas sesuai dengan kebutuhan dan dengan memperha-
tikan penyebaran lokasinya. Selain itu, telah diadakan
penambahan 110,7 ribu ruang kelas baru pada sekolah yang
sudah ada. Kesemuanya itu ditunjang dengan pengadaan
373,7 ribu guru yang meliputi guru kelas, guru agama, gu-
ru olahraga dan kesehatan serta guru SDLB sebagai penam-
bah tenaga pendidik maupun sebagai pengganti yang telah
pensiun atau meninggal. Sementara itu telah dilakukan
penghapusan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) untuk
semua kelas. Dalam kaitan ini telah disempurnakan pula
pemetaan lokasi sekolah, experiment sekolah kecil dan
sistem PAMONG (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan
guru) dan Kejar (bekerja sambil belajar) serta berbagai
bentuk penyajian pendidikan yang disesuaikan dengan kebu-
tuhan masyarakat akan pendidikan.
519
Angka partisipasi kasar pendidikan menengah tingkat
pertama (persentase jumlah murid pendidikan menengah
tingkat pertama terhadap jumlah penduduk usia 13 - 15 ta-
hun) pada masa Repelita III telah meningkat, yaitu dari
sebesar 28,4 persen pada tahun 1978/79 menjadi 44,0 per-
sen pada tahun 1983/84. Kenaikan itu meliputi jumlah se-
banyak 2,7 juta murid pendidikan menengah tingkat pertama
dibandingkan dengan 9,5 juta penduduk usia 13 - 15 tahun
pada tahun 1978/79, yang telah meningkat menjadi 4,7 juta
murid pendidikan menengah tingkat pertama dibandingkan
dengan 10,7 juta penduduk usia 13 - 15 tahun pada tahun
1983/84. Angka partisipasi kasar pendidikan menengah
tingkat atas (persentase jumlah murid pendidikan menengah
atas terhadap jumlah penduduk usia 16 - 18 tahun) dalam
Repelita III telah meningkat dari sebesar 14,7 persen
pada tahun 1978/79 menjadi 25,3 persen pada tahun 1983/84.
Kenaikan itu meliputi sebanyak 1,3 juta murid
pendidikan menengah tingkat atas dibandingkan dengan 8,8
juta penduduk usia 16 - 18 tahun pada tahun 1978/79 dan
meningkat menjadi sebanyak 2,5 juta murid pendidikan me-
nengah tingkat atas dibandingkan dengan 9,9 juta penduduk
usia 16 - 18 tahun pada tahun 1983/84.
520
penduduk usia 19 - 24 tahun pada tahun 1983/84.
521
menu-
run sedikit dari 46,4 persen pada tahun 1978/79, menjadi
43,0 persen pada tahun 1983/84. Meskipun demikian, dari
segi jumlahnya tetap ada peningkatan yakni dari sebanyak
120,0 ribu masukan pendidikan tinggi tahun 1978/79 ber-
banding 258,0 ribu lulusan pendidikan menengah tingkat
atas pada tahun 1977/78, menjadi sebanyak 250,0 ribu ma-
sukan pendidikan tinggi tahun 1983/84 dibandingkan de-
ngan 581,0 ribu lulusan pendidikan menengah tingkat atas
pada tahun 1982/83.
522
lembaga pendidikan karena tidak mampu memenuhi persyarat-
an lembaga pendidikan yang bersangkutan, ataupun yang
sudah tamat dari satu atau beberapa sekolah tetapi masih
menganggur, dan yang masih memerlukan pengetahuan walau-
pun sudah memiliki sumber nafkah tetap. Dalam usaha ter-
sebut telah dilakukan pula pengadaan dan peningkatan sa-
rana kegiatan belajar yang meliputi antara lain pengadaan
buku-buku Paket A sebanyak 57,9 juta buah dan buku-buku
pelengkap Paket A sebagai penunjang sebanyak 11,6 juta
buah. Selain itu, telah dilaksanakan pengadaan dan pe-
ningkatan paket perlengkapan belajar yang mencapai seki-
ar 2,8 ribu set dan perlengkapan kerja sebanyak 391,0
ribu set. Selanjutnya telah dilakukan peningkatan prasa-
rana fisik yang meliputi perluasan Sanggar Kegiatan Bela-
jar (SKB) sebanyak 100 buah, pembangunan SKB baru seba-
nyak 38 buah serta pembangunan 6 buah Balai Pendidikan
Masyarakat (BPM) dan perluasan 2 buah Balai Pengembangan
Kegiatan Belajar (BPKB). Di samping itu telah berhasil
dipersiapkan 29,1 ribu tenaga pengajar Pendidikan Masya-
rakat di seluruh Indonesia.
523
jumlah dan mutu lulusan agar lebih mengarah pada terben-
tuknya komposisi perkembangan arus murid yang sesuai de-
ngan pola kebutuhan pembangunan serta terwujudnya keikut-
sertaan dunia usaha/industri dalam forum konsultasi untuk
membantu kesesuaian lulusan dengan kebutuhan pembangunan.
Pada tingkat pendidikan tinggi, usaha tersebut dilaksana-
kan melalui penyediaan kebutuhan tenaga kerja professional
di berbagai bidang pembangunan tanpa mensyaratkan gelar
kesarjanaan (dalam hal ini program diploma, termasuk po-
liteknik), pengadaan, persiapan, dan pengarahan kuliah
kerja nyata (KKN), serta pemilihan bidang studi dan pokok
masalah penelitian yang lebih diarahkan kegunaannya kepa-
da pengembangan ilmu dan pembangunan. Dibidang pendidikan
masyarakat telah dilaksanakan usaha membentuk kelompok-
kelompok belajar usaha bagi warga masyarakat yang putus
sekolah dan tidak bekerja.
524
seluruh lapisan masyarakat dan meningkatkan prestasi olah-
raga telah dibangun sejumlah prasarana olahraga, antara
lain taman bermain sebanyak 43 buah lapangan rumput, 89
buah lapangan keras, 6 buah kolam renang, dan 2 buah ge-
dung olahraga. Untuk mendukung peningkatan prasarana olah-
raga tersebut telah diusahakan pengadaan buku-buku pela-
jaran olahraga dan penerbitan hasil-hasil penelitian olah-
raga sebanyak 214,0 ribu exemplar serta pengadaan paket
olahraga bagi 27 propinsi di Indonesia sebanyak 27,3 ribu
set.
525
Dalam Repelita IV usaha-usaha tersebut perlu diting-
katkan mengingat adanya pertambahan volume dan kompleks-
nya pelaksanaan tugas pokok yang menjadi semakin berat
dan rumit. Hal-hal tersebut menuntut dukungan kegiatan
penunjang, yaitu sistem pengelolaan, pengawasan, dan pe-
nelitian yang semakin kokoh dan mantap, serta tenaga pim-
pinan dan pelaksana yang makin meningkat kemampuan profe-
sionalnya.
526
lah, baik negeri maupun swasta dalam rangka meneruskan
dan mengembangkan jiwa dan semangat nilai-nilai 1945.
527
ngembangkan kelebihan tersebut untuk pembangunan bangsa.
Perluasan kesempatan belajar pada tingkat pendidikan me-
nengah dilakukan dengan meningkatkan daya tampung di da-
lam maupun di luar sekolah dan meningkatkan partisipasi
perguruan swasta.
528
tenaga kerja, maka diberikan perhatian khusus kepada
peningkatan sarana pendidikan dan kesempatan memperoleh
pendidikan pada kota-kota yang merupakan pusat-pusat
pembangunan daerah transmigrasi dan kota-kota sedang/
kecil lainnya.
529
dan mantap sehingga terdapat kesinambungan antara dunia
pendidikan dan dunia kerja. Berbagai jenis pendidikan
kejuruan dan keterampilan akan disesuaikan dengan berba-
gai kesempatan kerja sejalan dengan perencanaan tenaga
kerja nasional.
530
ruang belajar dan laboratorium, serta buku dan perpus-
takaan.
(13) Pendidikan masyarakat diarahkan agar setiap warga ma-
syarakat sedini mungkin dan sepanjang hidupnya menda-
pat kesempatan menuntut ilmu yang berguna yang meng-
arah kepada lapangan mata pencaharian hidup dalam bentuk
usaha bersama, dalam rangka mewujudkan masyarakat
belajar, bekerja, dan berusaha.
531
(17) Penelitian dan pengembangan diarahkan terutama kepada
penelitian kebijaksanaan dan pengembangan kebijaksana-
an bidang pendidikan, sesuai dengan laju perkembangan
pendidikan dan laju pembangunan pada umumnya.
IV. PROGRAM-PROGRAM
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sesuai dengan
penggarisan yang telah ditetapkan dalam Garis-garis Besar
Haluan Negara serta kebijaksanaan dan langkah-langkah yang
telah dirumuskan tersebut di atas, disusun berbagai program
sebagai rangkaian kegiatan yang akan dilakukan. Program-pro-
gram tersebut adalah sebagai berikut:
532
Dalam kaitannya dengan usaha-usaha tersebut di atas
perlu ditingkatkan pembinaan kesiswaan (di antaranya mela-
lui paket program televisi atau media pendidikan lain) un-
tuk menunjang pemantapan ketahanan sekolah menuju terwujud-
nya sekolah sebagai pusat kebudayaan dan perwujudan ling-
kungan serta sistem pendidikan dasar sebagai bagian dari
sistem pendidikan nasional. Peranserta pribadi, keluarga,
dan masyarakat juga akan ditingkatkan. Kegiatan pengemba-
ngan kurikulum dan sarana pendidikan serta evaluasi belajar
pada tingkat pendidikan dasar ditujukan untuk semua jenis
pendidikan dasar dan meliputi semua bidang studi. Tenaga
guru dan tenaga pendidik lainnya akan ditingkatkan baik mu-
tu dan jumlah maupun kesejahteraannya. Tercakup dalam pro-
gram ini adalah usaha-usaha penyediaan fasilitas belajar
pada tingkat sekolah dasar bagi semua anak usia 7-12 tahun
terutama melalui pembinaan Sekolah Dasar (SD); usaha-usaha
pembinaan pendidikan pra sekolah pada Taman Kanak-kanak
(TK); dan usaha-usaha menyediakan kesempatan belajar bagi
anak-anak berkelainan (mengalami ketidakberuntungan fisik
atau mental) melalui pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB)
serta Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB). Dalam rangka usaha
untuk meningkatkan pembinaan pendidikan dasar, maka kegiat-
an Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) akan ditingkatkan
dan dilaksanakan secara terpadu.
533
1986/87. Pelaksanaannya dilakukan melalui Sekolah Dasar
(SD), termasuk Sekolah Luar Biasa, Sekolah Dasar Luar Biasa,
serta pendidikan kelompok belajar (Kejar) Paket A, dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI).
534
TABEL 20 - 1
PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSAN
TINGKAT SEKOLAH DASAR DALAM REPELITA IV
(dalam ribu)
T a h u n A j a r a n
No. K o m p o n e n
Catatan: Angka partisipasi murni = jumlah murid tingkat sekolah dasar 7 - 12 tahun terhadap kelompok
usia 7 - 12 tahun
Angka partisipasi kasar = jumlah murid tingkat sekolah dasar terhadap kelompok usia 7 - 12
tahun
535
536
100 persen diharapkan sudah dapat mulai dimantapkan sejak
tahun ajaran 1986/87.
537
sendiri, sedangkan kekurangannya didatangkanlah dari daerah lain
dengan memperhatikan lama masa penugasan dan penggantiannya.
538
Kanak-kanak negeri dan swasta. Demikian pula, akan dilaksanakan
penataran bagi 13,0 ribu orang guru, pembina/penilik dan
penyelenggara.
c. Pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB)
539
tama, baik pada sekolah negeri maupun swasta, diarahkan untuk
meningkatkan pendidikan Pancasila melalui pendidikan pelaksa-
naan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), Pen-
didikan Moral Pancasila, serta pendidikan sejarah perjuangan
bangsa. Usaha pendidikan itu dilaksanakan juga dengan mene-
gakkan tata pergaulan dan tata krama yang didasarkan atas asas
kekeluargaan serta bernafaskan keselarasan dan keseimbangan
dalam lingkungan sekolah. Dalam kaitan ini diintegrasikan
pendidikan berpikir yang membiasakan berpikir tertib dengan
pendidikan humaniora yang berusaha menginterpretasikan makna
hidup manusia di dunia dan meningkatkan martabat kehidupan
serta eksistensinya.
540
TABEL 20 – 2
PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSAN
PENDIDIKAN MENENGAH TINGKAT PERTAMA
DALAM REPELITA IV
(dalam ribu )
No Komponen Tahun Aj a ra n
1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89
1. Penduduk Usia 13 - 15 10.709,4 10.944,8 11.185,5 11.423,3 11.661,4 11.898,8
2. Lulusan Sekolah Dasar 2.479,3 2.869,0 3.297,9 3.348,7 3.451,1 3.522,1 3.535,8
(tiap tahun)
3. Murid baru tingkat I SMTP 1.771,0 2.085,0 2.440,2 2.520,7 2.642,1 2.741,5
(tiap tahun)
a. SMP 1.742,5 2.058,5 2.414,8 2.501,3 2.628,6 2.734,5
b. SMTP-KT 28,5 27,5 25,4 19,4 13,5 7,
0
4. Murid SMTP 4.713,3 5.342,2 6.164,8 6.885,1 7.427,7 7.737,7
a. SMP Negeri 2.550,3 2.895,9 3.351,0 3.752,1 4.057,8 4.237,5
b. SMP Swasta 2.079,2 2.361,8 2.733,9 3.062,3 3.312,8 3.460,9
c. SMTP-KT 83,8 84,5 79,9 70,7 57,1 39,3
5. Guru PMTP 269,2 300,9 342,2 376,7 400,7 411,6
a. SMP Negeri 143,4 160,9 183,9 203,5 217,3 224,3
b. SMP Swasta 117,0 131,2 150,0 165,9 177,5 183,3
c. SMTP-KT 8,8 8,8 8,3 7,3 5,9 4,0
6. Tambahan guru SMTP (tiap tahun) - 31,7 41,3 34,5 24,0 10,9
7. Lulusan SMTP (tiap tahun) 1.225,1 1.389,0 1.537,1 1.804,8 2.111,7 2.195,9
a. SMP 1.231,9 1.362,6 1,512,1 1.780,7 2.089,4 2.178,6
b. SMTP-KT 23,2 26,4 25,0 24,1 22,3 17,3
8. Angka partisipasi kasar PMTP (%) 44,0 48,8 55,1 60,3 63,7 65,0
9. Angka melanjutkan ke SMTP (%) 71,4 72,7 77,0 75,3 76,6 77,8
Catatan : Angka p a r t i s i p a s i
kasar PMTP = jumlah murid PMTP terhadap penduduk kelompok usia
13 – I5 tahun.
Angka melanjutkan ke SMTP = persentase jumlah murid baru t i n g k a t I
terhadap lu lu sa n SI7 tahun sebelumnya.
541
Lulusan SD yang tidak tertampung di SMTP antara lain diusaha-
kan sebagian dapat ditampung melalui program Peningkatan Pen-
didikan Masyarakat dalam bentuk pendidikan mata pencaharian.
Pendidikan ini berwujud dalam bentuk kelompok belajar (Kejar)
usaha, meliputi pembinaan pendidikan dan keterampilan dasar,
pendidikan dan keterampilan dasar fungsional yang diperlukan
untuk mencari nafkah.
544
katkan. Kegiatan pengembangan kurikulum dan sarana pendidikan
serta evaluasi belajar pada tingkat pendidikan ini ditujukan
untuk semua jenis pendidikan dan meliputi semua bidang studi.
Dalam hal itu, untuk memupuk rasa cinta tanah air, persa-
tuan dan kesatuan bangsa, akan diselenggarakan serangkaian
kegiatan antara lain lomba seni dan olahraga, pementasan tari
nasional, serta pameran pembangunan pendidikan dan kebudayaan
yang dikaitkan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
545
pada SMP Swasta) pada tahun 1983/84 menjadi 7,7 juta murid
(4,2 juta pada SMP Negeri dan 3,5 juta pada SMP Swasta) pada
tahun 1988/89 (Tabel 20 - 2).
546
ru, khususnya di daerah terpencil dilanjutkan pembangunan se-
jumlah perumahan guru dan rumah kepala sekolah, di samping
sejumlah asrama murid secara selektif. Untuk meningkatkan
keahlian guru akan dikembangkan 250 buah sanggar pemantapan
kerja guru (PKG).
547
la perpustakaan, masing-masing 3,0 ribu orang, serta 6,3 ribu
orang kepala sekolah dan 1,3 ribu orang pengawas. Penataran
akan dilakukan terhadap 92,8 ribu orang guru SMP (termasuk
35,0 ribu guru, kepala sekolah dan penyelenggara SMP swasta/
yayasan).
548
rehabilitasi bagi gedung sekolah yang memerlukannya serta pe-
nambahan ruang teori dan ruang praktek.
549
pendidikan pelaksanaan pedoman penghayatan dan pengamalan
Pancasila (P4), pendidikan moral Pancasila (PMP), serta pen-
didikan sejarah perjuangan bangsa. Usaha pendidikan tersebut
dilaksanakan juga dengan menegakkan tata pergaulan dan tata
krama yang didasarkan atas kekeluargaan serta bernafaskan ke-
selarasan dan keseimbangan dalam lingkungan sekolah. Dalam
kaitan ini diintegrasikan pendidikan berpikir yang membiasa-
kan berpikir tertib dengan pendidikan humaniora yang berusaha
menginterpretasikan makna hidup manusia di dunia dan mening-
katkan martabat kehidupan serta eksistensinya manusia.
550
TABEL 20 – 3
PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU, DAN LULUSAN
SEKOLAH MENENGAH TINGKAT ATAS
(dalam ribu)
No Komponen Tahun Ajaran
1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89
1. Penduduk Usia 16– 18 tahun 9.923,8 10.158,1 10.393,7 10.625,9 10.861,1 11.100,0
2. Lulusan SMTA (tiap tahun) 1.120,5 1.255,1 1.389,0 1.537,1 1.804,8 2.111,7 2.195,9
a. SMP 1.231,9 1.362,6 1.512,1 1.780,7 2.089,4 2.178,6
b. SMTP-KT 23,2 26,4 25,0 24,1 22,3 17,3
3. Murid baru tingkat I SMTA 1.1 1.2 1.52 1.7
(tiap tahun) 946,0 1.058,8 71,7 96,7 2,5 81,4
a. SMA 658,0 731,0 809,0 895,2 1.051,2 1.229,3
b. SMTA-KT 196,7 235,3 269,2 306,4 373,4 451,7
c. SPG 80,2 80,4 80,5 80,9 81,3 81,5
d. SGO 11,1 12,1 13,0 14,2 16,6 18,9
4. Murid SMTA 2.489,6 2.733,2 3.021,6 3.355,7 3.806,8 4.393,3
a. SMA Negeri 751,7 813,5 887,0 962,1 1.066,4 1.250,0
b. SMA Swasta 945,2 1.060,8 1.195,2 1.345,0 1.541,0 1.750,0
c. SMTA-KT 551,7 600,9 675,1 780,1 925,8 1.112,8
d. SPG 215,4 227,3 229,9 230,9 231,4 231,8
e. SGO 25,6 30,7 34,4 37,6 42,2 48,7
5. Guru SMTA 161,8 176,5 196,1 217,7 247,0 279,9
a. SMA 108,3 117,8 129,1 141,0 157,2 175,4
b. SMTA-KT 44,0 47,3 53,5 61,2 72,9 86,9
c. SPG 7,2 8,8 10,5 12,3 13,4 13,7
d. SGO 2,3 2,6 3,0 3,2 3,5 3,9
6. Tambahan Guru SMTA 1 2 3
(tiap tahun) 14,7 9,6 1,6 29,3 2,0
-
7. Lulusan SMTA (tiap tahun) 666,1 720,7 783,0 875,5 973,7 1.080,6
a. SMA 449,0 481,2 536,2 596,8 658,5 726,8
b. SMTA-KT 155,8 164,0 168,0 197,9 233,1 270,0
c. SPG 56,3 68,2 69,9 70,1 70,9 71,3
d. SGO 5,0 7,3 8,9 10,1 11,2 12,5
8. Angka partisipasi kasar SMTA (%) 25,3 26,9 29,0 31,6 35,0 39,5
a. SMA 17,2 18,5 20,0 21,7 24,0 27,0
b. SMTA-KT 5,6 5,9 6,5 7,3 8,5 10,0
c. SPG 2,2 2,2 2,2 2,2 2,1 2,1
d. SGO 0,3 0,3 0,3 0,4 0,4 0,4
9. Angka melanjutkan ke SMTA (%) 84,4 84,4 84,4 84,4 84,4 84,4
551
Catatan : Angka partisipasi kasar SMTA = persentase jumlah murid SMTA terhadap penduduk
kelompok usia 16 - 18 tahun.
Angka melanjutkan ke SMTA = persentase jumlah murid baru tingkat I
terhadap lulusan SKIP tahun sebelumnya.
552
553
Dalam kaitan usaha perluasan kesempatan tersebut di atas, akan
ditingkatkan pula pembinaan kesiswaan (di antaranya melalui
paket program TV atau media pendidikan lain) untuk menunjang
pemantapan ketahanan sekolah dalam rangka mewujudkan sekolah
sebagai pusat kebudayaan serta perwujudan lingkungan dan
sistem pendidikan menengah tingkat atas sebagai bagian dari
sistem pendidikan nasional. Juga akan dilaksanakan pe-
ningkatan jumlah dan mutu kepustakaan sekolah, peningkatan
dan perluasan penulisan dan menerjemahkan buku-buku pelajaran
pendidikan menengah tingkat atas serta pengadaan lomba bidang
studi untuk merangsang anak didik memperluas cakrawala ilmu.
Di sini peranserta pribadi, keluarga, masyarakat dan pemerin-
tah akan ditingkatkan pula.
554
Usaha tersebut berupa antara lain penerapan sistem akredita-
si, bantuan guru dan tenaga teknis lainnya, bantuan ruang be-
lajar dan laboratorium, serta buku dan perpustakaan.
555
atau dengan sebanyak 1,3 juta murid, yaitu dari 1,7 juta mu-
rid pada tahun 1983/84 (0,75 juta pada SMA negeri dan 0,95
juta pada SMA Swasta) menjadi 3,0 juta murid pada tahun
1988/89 (1,25 juta pada SMA negeri dan 1,75 juta pada SMA
Swasta) (Tabel 20 - 3).
556
ri-
bu orang kepala SMA swasta) dan sejumlah tenaga pengelola
perpustakaan serta akan diusahakan pemerataan 74,5 ribu guru
bidang studi, 130 orang kepala SMA dan 85 orang pengawas. Se-
lanjutnya di sekolah-sekolah yang daya jangkauannya luas,
khususnya daerah Timor Timur, Irian Jaya, dan daerah perba-
tasan akan dibangun asrama guru dan asrama murid. Kebutuhan
guru di daerah-daerah tersebut akan diisi oleh lulusan pendi-
dikan guru daerah itu sendiri, sedangkan kekurangannya dida-
tangkan dari daerah lain dengan mempertimbangkan lama masa
penugasan dan penggantiannya.
557
itu untuk sekolah negeri akan diadakan alat pelajaran praktek
olahraga/kesehatan dan pendidikan agama masing-masing 1,5
ribu perangkat; juga 1,8 ribu perangkat alat laboratorium
kerja dan peragaan ilmu-ilmu sosial dan 1,1 ribu perangkat
alat laboratorium bahasa.
558
naannya akan diselaraskan dengan perkembangan teknologi se-
hingga sesuai dengan pertumbuhan industri baik menyangkut in-
dustri konstruksi, pengolahan, maupun manufaktur, di samping
kebutuhan akan jasa-jasa di bidang perdagangan dan dunia usa-
ha pada umumnya.
560
Bagi SMTA Kejuruan dan Teknologi swasta akan diberikan pula
bantuan rehabilitasi sekitar 500 gedung, di samping penambah-
an 200 ruang yang terdiri dari ruang kelas, ruang praktek dan
ruang penunjang lainnya. Sementara itu akan disediakan buku
pedoman guru sejumlah 3,5 juta eksemplar (termasuk 800,0 ribu
eksemplar untuk sekolah swasta) dan buku perpustakaan sejum-
lah 6,4 juta eksemplar (termasuk 765,4 ribu eksemplar untuk
sekolah swasta). Pelaksanaan akreditasi akan dilakukan terha-
dap 1,2 ribu 94TA Kejuruan dan Teknologi swasta dan penataran
terhadap para penyelenggara sekolah swasta/yayasan.
561
Penerbangan serta beberapa STM Perkapalan dan STM Grafika)
dan 10 Sekolah-sekolah Kesenian dan Industri Kerajinan.
562
sekolah akan menurun sedikit dari 2,2 persen pada tahun
1983/84 menjadi 2,1 persen pada tahun 1988/89 (Tabel 20 - 3).
563
Sekolah Guru Olahraga (SGO)akan dikembangkan agar pada
akhir Repelita IV mendekati sasaran yakni setiap SD mempunyai
seorang guru olahraga dan kesehatan. Selama Repelita IV lulus-
an SGO akan mencapai sekitar 50,0 ribu. Sehubungan dengan itu,
murid SGO akan meningkat dari 25,6 ribu pada tahun 1983/84
menjadi 48,7 ribu pada tahun 1988/89. Dengan demikian, angka
partisipasi SGO akan meningkat dari 0,3 persen pada tahun
1983/84 menjadi 0,4 persen pada tahun 1988/89 (Tabel 20 - 3).
Untuk itu jumlah SGO negeri akan ditambah menjadi 57 buah.
Pembinaan terhadap 16 SGO swasta akan terus ditingkatkan, dan
akan dikembangkan sebanyak 47 SGO (termasuk 8 SGO swasta),
sehingga kebutuhan 55,9 ribu lulusan SGO diharapkan akan ter-
penuhi. Dalam Repelita IV dibutuhkan tambahan 1,6 ribu guru
SGO. Untuk meningkatkan mutu pendidikan akan ditatar 1,3 ribu
guru SGO negeri dan swasta, dan disediakan buku kurikulum 1,0
ribu set (termasuk 160 set untuk SGO swasta), 1,3 juta eksem-
plar buku murid/guru (termasuk 151,5 ribu eksemplar untuk SGO
swasta), buku perpustakaan sebanyak 280,0 ribu eksemplar (ter-
masuk 60,0 ribu eksemplar untuk SGO swasta), serta alat-alat
pelajaran sebanyak 285 unit dan media pendidikan lainnya yang
meliputi seluruh bidang studi. Sehubungan dengan pemberian
bantuan pada sekolah swasta akan dilaksanakan akreditasi ter-
hadap 16 SGO swasta.
564
baik yang bersifat pra-jabatan maupun yang bersifat dalam ja-
batan.
565
berpartisipasi dalam perbaikan serta pengembangan mutu kehi-
dupan masyarakat Indonesia.
566
daerah menjadi manusia Indonesia. Dalam kaitan ini penyebaran
geografis perguruan tinggi diikuti dengan penetapan pola il-
miah pokok masing-masing perguruan tinggi yang akan mendorong
tumbuhnya pusat-pusat pengembangan ilmu, teknologi dan seni
yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Hal ini, ber-
sama dengan penetapan kurikulum minimum serta sistem pengalih-
an kredit, akan memacu mobilitas mahasiswa dan staf akademik
dan memungkinkan terjadinya pembauran bangsa. Peranserta dari
pemakai lulusan dalam menyediakan sumber daya pendidikan akan
ditingkatkan dan dikembangkan.
567
Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga profesional dalam
berbagai sektor pembangunan dan sekaligus untuk meningkatkan
produktivitas dan kreativitas serta mutu dan efisiensi kerja
maka pendidikan politeknik akan dikembangkan dari 7 politek-
nik pada tahun 1983/84 menjadi sekitar 34 politeknik pada
akhir tahun 1988/89 yang tersebar di 32 universitas dan
institut negeri di Indonesia. Di samping itu akan didorong
dan dikembangkan pula politeknik-politeknik pada perguruan
tinggi swasta. Bidang-bidang yang dikembangkan dalam pendi-
dikan politeknik adalah bidang teknologi, bidang tata niaga
dan bidang pertanian. Bidang teknologi mencakup bidang studi
teknik sipil, teknik listrik, teknik elektronika dan komuni-
kasi, teknik mesin, teknik tenaga dan energi, teknik kondisi
lingkungan, teknik kimia, teknik penerbangan, teknik perkapal-
an dan teknik pengecoran. Bidang tata niaga meliputi program
studi kesekretariatan dan pengelolaan kantor, manajemen ter-
masuk manajemen koperasi, akuntansi, perbankan dan pariwisa-
ta. Sedangkan bidang pertanian mencakup jurusan-jurusan tana-
man pangan dan tanaman perkebunan, peternakan, perikanan, dan
kehutanan. Usaha-usaha tersebut ditunjang oleh tiga Pusat Pe-
ngembangan Politeknik, masing-masing di bidang teknologi, ta-
ta niaga, dan pertanian, yang berfungsi sebagai pusat pengem-
bangan kurikulum, penataran dan/atau penyediaan tenaga penga-
jar. Sementara itu akan ditingkatkan tiga Fakultas Keguruan
Teknik untuk memantapkan pemenuhan kebutuhan tenaga pengajar
politeknik, di samping dua FKT yang telah ditingkatkan dalam
Repelita III.
568
keterampilan profesional. Jenjang pendidikan jalur yang dise-
but pertama adalah sarjana (SI), magister (S2), dan Dok-
tor (S3), sedang untuk jalur yang lain ialah pembantu ahli
(D I ), ahli muda (D 2 ), ahli madya (D 3 ), ahli (D 4 ), spe-
569
jalur sarjana maupun diploma dan akta, dengan mengutamakan
program studi dan/atau bidang keilmuan yang relevan bagi ber-
bagai bidang pembangunan, di samping dapat dilaksanakan dengan
cara belajar jarak jauh.
Perluasan kesempatan memperoleh pendidikan di perguruan
tinggi yang ditunjukkan oleh angka partisipasi, yaitu persen-
tase jumlah mahasiswa perguruan tinggi terhadap penduduk usia
19 - 24 tahun, direncanakan akan meningkat dari 5,1 persen
pada tahun 1983/84 menjadi 8,2 persen pada tahun 1988/89 (Ta-
bel 20 - 4).
( dalam ribu )
DALAM REPELITA IV
No Komponen Tahun Aj a ra n
1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89
1. Penduduk Usia 19 – 24 tahun 15.667,6 18.166,8 18.514,4 18.900,1 19.327,1 19.786,9
2. Lulusan SMTA (tiap tahun) 581,0 666,1 720,7 783,0 875,5 973,7 1.080,6
SMA 449,0 481,2 536,2 596,8 658,7 726,8
SMTA-KT 155,8 164,0 168,0 197,9 233,1 270,0
SPG & SGO 61,3 75,5 78,8 80,8 82,1 83,8
3. Mahasiswa baru tingkat I 250,0 288,4 312,0 339,1 379,0 421,6
(tiap tahun)
Perguruan Tinggi Negeri 100,0 122,0 134,2 153,7 180,4 205,2
Program Diploma 15,5 31,5 35,0 43,7 48,3 50,7
DI – D3 (tanpa Politeknik) 13,6 29,0 31,8 39,7 43,2 43,9
Politeknik 1,9 2,5 3,2 4,0 5,1 6,8
Program Strata 1 84,5 90,5 99,2 110,0 132,1 154,5
Perguruan Tinggi Swasta 150,0 166,4 177,8 185,4 198,6 216,4
Program Diploma (D1 – D3) 13,0 36,6 38,9 41,2 43,3 47,0
Program Strata 1 117,0 129,8 138,9 144,2 155,3 169,4
4. Mahasiswa baru Program 2,5 3,1 3,5 3,7 3,9 4,1
Strata 2 dan 3
Perguruan Tinggi Negeri
5. Mahasiswa Perguruan Tinggi 805,2 931,8 1.052,6 1.203,0 1.369,5 1.614,5
Perguruan Tinggi Negeri 375,2 406,4 456,5 523,9 591,3 672,9
Program Diploma 75,2 76,4 90,0 120,0 139,0 150,0
D1 – D3 (tanpa Politeknik) 68,6 69,0 81,8 109,0 124,2 130,0
Politeknik 6,6 7,4 8,2 11,0 14,8 20,0
Program Strata 1 300,0 330,0 366,5 403,9 452,3 522,9
Perguruan Tinggi Swasta 355,0 420,4 476,1 529,1 582,2 650,5
Program Diploma (D1 – D3) 131,9 161,6 177,0 192,4 207,0 222,3
Program Strata 1 223,1 258,8 299,1 336,7 375,2 428,2
Perguruan Tinggi Kedinasan 8 8 10 12 1
(PTK) 75,0 0,0 5,0 0,0 1,0 41,1
Universitas Terbuka - 25,0 35,0 50,0 75,0 150,0
571
Sambungan Tabel 20 - 4
T a h u n A j ar an
No. KOMPONEN
1982/83 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89
7. Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi 25,2 28,3 32,8 37,5 42,4 49,0
Perguruan Tinggi Negeri 23,4 25,4 28,8 32,5 36,3 41,6
Perguruan Tinggi Swasta 1,8 2,9 4,0 5,0 6,1 7,4
Lulusan Program Strata 2 dan 3 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5
10. Angka Partisipasi kasar PT (%) 5,1 5,1 5,7 6,4 7,1 8,2
11. Angka melanjutkan ke PT (%) 43,0 43,3 43,3 43,3 43,3 43,3
572
IV, terdapat sejumlah 416,2 ribu mahasiswa baru pada program
diploma termasuk politeknik dan 1.323,9 ribu mahasiswa baru
pada program strata 1 (program reguler).
575
an program diploma, termasuk di dalamnya lulusan politeknik
dan 260,5 ribu lulusan program strata 1.
576
suatu yang bulat dan mandiri di bawah pimpinan rektor sebagai
pimpinan utama. Keempat unsur perguruan tinggi, yakni penga-
jar, karyawan administratif, mahasiswa serta alumnus harus
manunggal dengan Alma Mater, berbakti kepadanya dan melalui
Alma Mater mengabdi kepada rakyat, bangsa, dan negara dengan
jalan melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Keempat unsur
perguruan tinggi dalam upaya menegakkan perguruan tinggi se-
bagai lembaga ilmiah dan kampus sebagai masyarakat ilmiah
yang melaksanakan Trikarya, yakni institusionalisasi, profe-
sionalisasi dan transpolitisasi.
577
dapi hambatan ekonomi dalam rangka memperluas pemerataan pen-
didikan dan peningkatan mutu pendidikan. Program ini juga di-
tujukan untuk memberikan peluang lebih banyak untuk mening-
katkan minat siswa dan mahasiswa memilih cabang ilmu pengeta-
huan yang sumbangannya sangat diperlukan bagi pembangunan
akan tetapi karena satu dan lain hal sangat langka peminat-
nya. Di samping itu, dalam rangka kerja sama internasional
dipandang perlu memberikan kesempatan kepada mereka yang
ingin memperdalam kebudayaan atau bidang-bidang ilmu lainnya.
578
Isi program pendidikan masyarakat meliputi pembinaan pen-
didikan dan ketrampilan dasar, baik pendidikan dan ketram-
pilan dasar fungsional yang diperlukan untuk mencari nafkah
dan memperoleh pengetahuan praktis maupun pendidikan dan ke-
trampilan dasar budaya yang diperlukan untuk kehidupan berma-
syarakat. Dalam hal itu, lembaga pendidikan masyarakat merupa-
kan pusat penanaman nilai-nilai Pancasila yang melaksanakan
kegiatan pemantapan pendidikan Pancasila melalui pedoman peng-
hayatan dan pengamalan Pancasila, pendidikan moral Pancasila,
pendidikan sejarah perjuangan bangsa serta pendidikan berpikir
dan humaniora di samping turut mewujudkan lingkungan dan sis-
tem pendidikan masyarakat agar dapat menunjang tercapainya
tujuan pendidikan nasional.
579
nyajian yang dikenal masyarakat dalam proses belajar (4) me-
dia penyampaian pesan pendidikan; dan (5) tenaga sebagai sum-
ber belajar. Melalui pendekatan itu dapat dikembangkan sumber
daya manusia dan sumber daya kelembagaan yang tumbuh dalam
masyarakat.
580
serta pengadaan sarana dan prasarana. Dalam Repelita IV akan
dididik dan dilatih sekitar 234,7 ribu orang yang terdiri da-
ri pembimbing belajar (tutor), pembina kelompok-kelompok be-
lajar (monitor) serta tenaga teknis pendidikan masyarakat.
Juga akan di cetak 89 juta buku Paket A beserta buku peleng-
kapnya dan akan disediakan sarana belajar serta perlengkapan
kerja. Selain itu, akan dibangun 3 buah Balai Pendidikan Ma-
syarakat (BPM) sebagai tempat pembinaan dan peningkatan mutu
tenaga ditingkat propinsi, sejumlah Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB) sebagai tempat pengembangan sarana belajar di tingkat
kabupaten/kotamadya. Juga akan dilakukan perluasan terhadap 2
buah Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) sebagai lem-
baga pembinaan SKB dan perluasan terhadap SKB yang ada.
581
terampilan dan sikap mental, sesuai dengan kemampuan dan ke-
butuhannya. Dalam hal itu, akan dilakukan usaha-usaha untuk
meningkatkan partisipasi wanita dalam rangka menciptakan ke-
sempatan memperoleh meta pencaharian agar mampu mendapat
sumber penghasilan tetap yang layak. Program peranan wanita
meliputi pembinaan penyelenggaraan pendidikan dan keterampil-
an khusus bagi wanita yang diselenggarakan oleh masyarakat
dan pembinaan organisasi kewanitaan, khususnya dalam rangka
pembinaan generasi muda.
582
pembinaan dan pengembangan, yaitu kepemimpinan dan ketram-
pilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, jiwa patriotisme
dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian
dan budi pekerti luhur, serta partisipasi dalam pembangunan.
Dalam rangka ini, pendidikan Pancasila melalui Pedoman Peng-
hayatan dan Pengamalan Pancasila, Pendidikan Moral Pancasila
dan pendidikan sejarah perjuangan bangsa akan makin dimantap-
kan, di samping usaha mewujudkan suatu lingkungan dan sistem
pendidikan generasi muda yang dapat menunjang tercapainya tu-
juan pendidikan nasional.
9. Program Keolahragaan
583
berikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh lapisan ma-
syarakat untuk melakukan kegiatan olahraga melalui proses
pemahaman, penyadaran serta penghayatan tentang arti, fungsi
dan nilai olahraga dalam rangka membangun manusia seutuhnya
sesuai dengan nilai budaya bangsa. Di samping itu, program
ini diarahkan untuk mempertebal rasa persatuan dan kesatuan
serta rasa percaya pada diri sendiri dan rasa kebanggaan
nasional. Dalam hal itu pendidikan jasmani dan pembinaan
olahraga merupakan juga sarana penanaman nilai-nilai Panca-
sila yang turut memantapkan pendidikan Pancasila melalui
pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila, pendidikan
moral Pancasila dan pendidikan sejarah perjuangan bangsa,
yang turut mewujudkan pendidikan berpikir dan humaniora di-
samping mewujudkan lingkungan dan sistem pendidikan jasmani
dan pembinaan olahraga, yang dapat menunjang tercapainya
tujuan pendidikan nasional.
584
senam pagi Indonesia dan bentuk senam lainnya, latihan ero-
bika, olahraga rekreasi serta olahraga hobi melalui media
massa, penyuluhan, tes kesegaran jasmani, ijazah/piagam ke-
tangkasan, pameran dan demonstrasi olahraga. Untuk mengukur
dan menilai tingkat pemahaman dan penghayatan masyarakat
olahraga akan dilakukan antara lain perlombaan dan pertan-
dingan. Melalui berbagai kegiatan olahraga masyarakat dan
olahraga khusus tersebut diatas akan terjangkau sekitar 65,4
juta warga masyarakat (termasuk penyandang cacat) sedangkan
olahraga pelajar dan mahasiswa akan menjangkau sekitar 15,5
juta pelajar dan mahasiswa.
585
dikan jasmani dan olahraga yang meliputi aspek pembentukan
gerak, pembentukan prestasi, pembentukan tubuh serta pemben-
tukan norma dan tanggung jawab sosial. Sehubungan dengan itu,
pengadaan dan pembinaan pendidik, pelatih dan penggerak olah-
raga akan ditingkatkan baik secara kuantitatif maupun kualita-
tif. Dalam Repelita IV akan dilatih tenaga pembina termasuk
tenaga administrasi olahraga serta tenaga ahli keolahragaan
yang akan disebarkan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi,
juga mulai dari tingkat desa sampai tingkat nasional. Demiki-
an pula akan ditingkatkan kegiatan pembinaan dan pengembangan
penelitian kesegaran jasmani dan rekreasi terutama kepada
anak-anak usia sekolah. Untuk menunjang seluruh usaha dan ke-
giatan tersebut, melalui kerjasama dengan pemerintah daerah
dan masyarakat setempat termasuk perusahaan-perusahaan akan
diusahakan tersedianya berbagai prasarana olahraga yang memadai
seperti taman bermain, lapangan keras, lapangan rumput, gedung
olahraga, kolam renang dan pusat latihan pelajar bagi olahra-
gawan berbakat. Di samping itu, akan disediakan sarana olahra-
ga berupa peralatan olahraga untuk tingkat desa dan sejumlah
buku-buku olahraga.
586
budayaan dapat diselenggarakan dengan hasil yang sebaik-ba-
iknya. (2) Pengembangan kebijaksanaan di bidang pendidikan
dan kebudayaan agar usaha pembangunannya dapat diselenggarakan
sesuai dengan rencana, yaitu sistem pendidikan dengan
memperhatikan tuntutan dan dampak perkembangan ekonomi,
saints, teknologi, sosial dan kebudayaan. (3) Pengembangan su-
atu sistem informasi yang terpusat dengan menggunakan tekno-
logi mutakhir tentang pendidikan dan kebudayaan yang diperlu-
kan bagi perencanaan dan perumusan kebijaksanaan di bidang
pendidikan dan kebudayaan serta yang sekaligus meningkatkan
penyediaan informasi untuk menunjang pembangunan nasional
pada umumnya.
Usaha-usaha tersebut di atas dipusatkan secara lebih khu-
sus pada permasalahan kebijaksanaan pengembangan pendidikan
sekolah, pendidikan masyarakat, pendidikan tinggi, kebudayaan,
dan manajemen dalam bidang-bidang pendidikan dan kebudayaan.
Disamping itu, akan dilaksanakan pula usaha-usaha yang
bersifat inovatif, pengembangan sistem pengujian, eksperimen-
tasi dalam rangka penyempurnaan kurikulum, dan penerapan per-
kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan
dan kebudayaan dalam bentuk berbagai sumber belajar, termasuk
penggunaan media komunikasi pendidikan untuk setiap jenjang
dan lingkungan pendidikan.
587
dan pembakuan tugas dan fungsi di bidang pendidikan, inventa-
risasi dan kearsipan, dan lain sebagainya.
588
dinasan ini akan dikaitkan dengan sistem karier dan prestasi.
Pendidikan dan latihan karyawan aparatur pemerintah ini di-
laksanakan melalui berbagai bentuk pendidikan, latihan, kur-
sus, dan penataran yang meliputi peningkatan kemampuan pega-
wai dengan keahlian dan ketrampilan di bidang pengelolaan,
pelaksanaan teknis, administratif dan edukatif terutama dalam
bidang-bidang yang mendapat prioritas dalam pembangunan tanpa
mengabaikan kebutuhan akan keahlian tertentu untuk bidang-bi-
dang lainnya. Sistem pendidikan dan latihan karyawan aparatur
yang ada dalam lingkungan berbagai departemen dan lembaga non
departemen serta dinas-dinas di daerah akan ditingkatkan dan
dikembangkan kearah suatu sistem pendidikan dan latihan ke-
dinasan yang menyeluruh dan terpadu.
589
laksanakan tugas rutin maupun tugas pembangunan agar tugas-
tugas tersebut dapat berhasil sesuai dengan rencana dan kebi-
jaksanaan yang telah ditetapkan. Dalam rangka meningkatkan
efektivitas dan efisiensi aparatur pemerintahan dan pengawas-
an dilaksanakan fungsi perencanaan, administrasi kepegawaian,
organisasi, hubungan masyarakat, administrasi keuangan dan
pengelolaan perlengkapan dan usaha-usaha inventarisasi untuk
mengamankan kekayaan negara, serta pengawasan dan pemeriksaan
di bidang pendidikan.
590
Sehubungan dengan itu, pada tingkat pusat, wilayah dan
kabupaten/kotamadya secara berangsur-angsur akan diadakan per-
luasan dan penambahan prasarana fisik yang disesuaikan dengan
peningkatan beban tugas dibidang pendidikan.
B. GENERASI MUDA
I. PENDAHULUAN
Dalam usaha meningkatkan pembinaan dan pengembangan gene-
rasi muda, Garis-garis Besar Haluan Negara menggariskan seba-
gai berikut :
591
kehidupan berbangsa dan bernegara dan dalam pelaksanaan
pembangunan nasional.
592
gai konsekuensi pembangunan nasional perlu dibina dan dikem-
bangkan melalui berbagai usaha pendidikan karena pendidikan
merupakan faktor utama untuk meneruskan nilai-nilai budaya
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Nilai-nilai terse-
but merupakan kondisi kejiwaan untuk membentuk watak dan me-
ngembangkan kecerdasan generasi muda yang sadar akan posisi-
nya sebagai bangsa yang merdeka.
593
2. Pengembangan Sikap dan Perilaku Kepeloporan.
594
mauan dan kemampuan generasi muda untuk membina serta mengem-
bangkan dirinya sendiri dan lingkungannya. Dalam pelaksanaan
pembinaan dan pengembangan ini hendaknya tetap dapat dipelihara
sifat dan watak kemandirian yang akan melahirkan dinami-
ka dan kreativitas. Pembinaan dan pengembangan tersebut di-
laksanakan secara selaras dan terpadu dengan berbagai bidang
pembangunan lainnya.
596
Usaha pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi telah
dikaitkan dengan pembinaan kepemimpinan kepemudaan dalam ben-
tuk yang mendasar dan bersifat menyeluruh melalui peristiwa
nasional, misalnya dalam Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indo-
nesia (POPSI) dan Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI). Dalam
rangka peningkatan dan perluasan peranserta pemuda dalam
pembangunan telah diletakkan perintisan dan kepeloporan pe-
muda dalam pembangunan koperasi di kalangan pemuda serta satuan
tugas nasional kepemudaan sebagai wujud dari keperansertaan
pemuda dalam pembangunan nasional.
597
kebudayaan, hukum, perdagangan, pertanian, perindustrian, ke-
tenagakerjaan, koperasi, transmigrasi dan lain sebagainya.
Masalah-masalah generasi muda di dalam Repelita IV adalah
sebagai berikut:
598
pembinaan dan pengembangan generasi muda agar usaha pem-
binaannya dapat ditingkatkan lebih teratur dan terarah.
599
10. Mengusahakan bertambahnya fasilitas dan sarana bagi
pembinaan dan pengembangan generasi muda.
600
1. Di dalam bidang kesejahteraan sosial, pembinaan dan pe-
ngembangan Karang Taruna sebagai organisasi sosial masya-
rakat diarahkan kepada generasi muda baik di pedesaan
maupun di kota agar dapat menghimpun dan mengarahkan pe-
ranserta generasi muda dalam pembangunan, antara lain
berperan dalam pencegahan kenakalan remaja, penyalahguna-
an narkotika, dan penanggulangan masalah-masalah sosial
remaja/pemuda di lingkungannya seperti kegiatan pembauran
bangsa serta mempersiapkan generasi muda sebagai kader
penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional. Oleh
karena itu, akan diusahakan terus bertambah tumbuhnya
Karang Taruna. Untuk keperluan itu akan dilaksanakan latihan
bagi pembina, calon pengurus, dan pengurus Karang
Taruna, bimbingan forum komunikasi Karang Taruna, musya-
warah antar Pembina/Pengurus, studi perbandingan, serta
pengadaan paket penumbuhan dan pengembangan Karang Taruna
di seluruh Indonesia.
2. Dalam bidang agama pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa akan dikembangkan melalui paket-paket pem-
binaan keagamaan dan kehidupan beragama. Paket-paket itu
dijadikan bahan bagi segenap kegiatan pembinaan dan pe-
ngembangan generasi muda yang dilaksanakan oleh berbagai
pihak.
601
pengembangan pola magang, lomba karya, diskusi dan temu
keterampilan.
602
6. Di bidang transmigrasi pembinaan dan pengembangan genera-
si muda di daerah transmigrasi dilakukan dengan melatih
kader-kader generasi muda dengan pembentukan kepemimpinan
pemuda dan beragam jenis keterampilan yang sesuai dengan
bakat, situasi, dan potensi alam yang ada, agar mereka
diarahkan kepada pembentukan usaha-usaha yang ekonomis
produktif (wirausaha). Usaha ini dilakukan untuk menun-
jang perkembangan pemukiman di daerah transmigrasi.
603
9. Di bidang perindustrian akan diselenggarakan latihan-la-
tihan kelompok pemuda di bidang industri agar dihasilkan
lulusan yang bermutu, siap berwiraswasta, dan mampu mem-
buka lapangan kerja atau mendapat pekerjaan. Untuk mendu-
kung keberhasilan latihan ini akan diadakan peningkatan
pengelolaan serta peningkatan mutu latihan dan bekerja
sama dengan Bimbingan dan Pengembangan Industri Kecil
(BIPIK), Balai Latihan Kerja dan Industri (BLKI), Kamar
Dagang dan Industri (KADIN). Di samping itu, diadakan
pula kegiatan motivasi kewiraswastaan dan widya wisata.
10. Di bidang perdagangan akan dilakukan pembinaan kepada pe-
ngusaha-pengusaha muda, dalam upaya meningkatkan kemampu-
an dan peranserta golongan ekonomi lemah dan calon pe-
ngusaha yang bergerak di bidang perdagangan. Untuk keper-
luan itu akan dilaksanakan kegiatan penataran dan penyu-
luhan. Selanjutnya, untuk mempercepat proses peranserta
dari para pengusaha muda itu akan dibentuk kelompok-ke-
lompok usaha bersama dengan bantuan fasilitas, yaitu be-
rupa tempat usaha yang layak dan bantuan modal melalui
koperasi.
11. Bidang pendidikan dan kebudayaan sebagai inti dari pembi-
naan dan pengembangan generasi muda diarahkan pada usaha
mewujudkan kesadaran akan kewajiban warganegara usia muda
sebagai kader penerus perjuangan bangsa untuk mengisi
pembangunan nasional. Pendidikan generasi muda merupakan
usaha nyata yang menjembatani pelaksanaan program pemba-
ngunan dengan aspirasi generasi muda. Sesuai dengan kebi -
jaksanaan di atas, yang menjadi jangkauan pembinaan dan
pengembangan generasi muda adalah warga masyarakat di da-
lam dan di luar sekolah dengan prioritas usia 15 – 30 ta-
604
hun. Dalam pelaksanaannya program generasi muda akan di-
tangani oleh masing-masing instansi yang bersangkutan
melalui berbagai bentuk pembinaan dan pengembangan, yaitu
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, disiplin nasional,
rasa persatuan, rasa tanggung jawab, kepemimpinan dan ke-
terampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, jiwa pa-
triotisme dan idealisme; kesadaran berbangsa dan bernega-
ra; kepribadian dan budi pekerti luhur, partisipasi dalam
pembangunan, wadah kegiatan generasi muda termasuk kepra-
mukaan, serta pengendalian operasional kebijaksanaan na-
sional generasi muda. Dalam hubungan ini pendidikan Pan-
casila melalui Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Panca-
sila, Pendidikan Moral Pancasila dan Pendidikan Sejarah
Perjuangan Bangsa akan makin dimantapkan, di samping usaha
mewujudkan suatu lingkungan dan sistem pendidikan genera-
si muda yang dapat menunjang tercapainya tujuan pendidik-
an nasional.
605
penunjang pelaksanaan tugas lapangan bagi penilik di
tingkat kecamatan. Usaha untuk mencukupi jumlah dan mutu
tenaga teknis dan pembinaan generasi muda akan dilaksana-
kan melalui pendidikan dan latihan. Dalam Repelita IV
akan dididik dan dilatih tenaga teknis dan tenaga pembina
dan pelatih kepramukaan.
606
TABEL 20 - 5
1984/85 1984/85-1988/89
No. Kode SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM (Anggaran (Anggaran
Pembangunan) Pembangunan)
09.1 Sub Sektor Pendidikan Umum dan Generasi Muda 1.354.879,0 10.447.517,3
---------------------------------------------- ----------- ------------ —
09.1.01 -- -------
Program Pembinaan --- ---
Pendidikan dasar 636.663,2 3.842.362,5
607
PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA
1984/85 1984/85-1988/89
No. Kode SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM (Anggaran (Anggaran
Pembangunan) Pembangunan)
608