Anda di halaman 1dari 3

Biodiversity merupakan nilai keanekaragaman hayati dari suatu wilayah.

Tana Toraja
memiliki potensi biodiversity yang berhasil ditemukan salah satunya di Hutan Lindung
Nanggala II diantaranya, yaitu :

1. Fauna di Tana Toraja


a. Terdapat beberapa contoh suatu fauna di Tana Toraja salah satu diantaranya yaitu
Macaca tonkeana.

(https://primata.ipb.ac.id/macaca-tonkeana/)

Menurut (Groves 2005) monyet hitam tonkean atau monyet tonkean (Macaca
tonkeana) adalah spesies primata di keluarga Cercopithecidae. Satwa primata ini
merupakan endemik dari Sulawesi Tengah dan Kepulauan Togian terdekat
di Indonesia.
Habitat monyet hitam menurut Spesies ini ditemukan di hutan hujan dengan
ketinggian sedang dari ketinggian laut hingga 2.000 meter. Selanjutnya dijelaskan
Boti dapat hidup di hutan primer dataran rendah, hutan sekunder hingga ketinggian
1.300 meter diatas permukaan laut (Supriatna dan Wahyono 2000).
Untuk populasi penyebarannnya menurut (Supriatna dan Wahyono 2000) Satwa ini
dapat ditemukan di Sulawesi Tengah, mulai dari bagian utara sampai selatan.
Sebelah utara dibatasi oleh dataran rendah Siweli-Kasimbar, sebelah barat daya
oleh penyempitan Danau Tempe, dan sebelah tenggara oleh Danau Matana dan
Danau Towuti.
Namun kini keberadaannya yang kian menjadi termasuk kategori rentan penurunan
diakibatkan oleh beberapa factor. Menurut (Supriatna dan Wahyono 2000). spesies
ini kerap diracuni dan terjebak sebagai hama pertanian. Ancaman lainnya termasuk
berburu makanan, koleksi untuk hewan peliharaan dan konversi habitat, terutama
karena perkebunan kelapa sawit dan kakao, dan permukiman manusia, semuanya
diproyeksikan meningkat dalam dekade mendatang
Adapun Jenis satwa lainnya adalah belibis, karapuak, burinti dan kaluppini yang
merupakan jenis endemik Toraja dengan habitat yang terletak pada ketinggian 800
sampai dengan 1.400 meter diatas permukaan laut. Namun untuk mendapatkan
informasi mengenai satwa tersebut itu sangat sulit sekali untuk diamati karena
satwa tersebut masih sangat liar.
2. Flora di Tana Toraja

Berdasarkan sumber dari data sekunder bahwa potensi lain yang berhasil
ditemukan di Hutan Lindung Nanggala II adalah adanya 60 jenis tanaman obat-
obatan yang dikategorikan kedalam jenis rumput, semak, perdu, pohon, liana dan
benalu dengan potensi spesies 7.815 individu/ha untuk habitus pohon dan
2.773,3 individu/ha untuk habitus selain pohon. Kategori rumput merupakan
jenis tumbuhan yang sering digunakan masyarakat untuk obat dan pengobatan
(96,7%), salah satu contohnya adalah rea/mimic/alang-alang (Imperata
cylindrical).

alang-alang (Imperata cylindrical). (https://makassar.terkini.id/alang-alang-


terbukti-mengobati-berbagai-penyakit/)

Berdasarkan hasil analisis dan data sekunder vegetasi dalam kawasan hutan
lindung Nanggala (KHLN) pada bulan Juni dan Juli 2008, maka diperoleh nilai
INP tertinggi baik pada tingkat pohon, tiang dan pancang adalah jenis ”asa”
(Castanopsis buruana) masing-masing dengan nilai INP berturut-turut 48,40%,
39,93% dan 42,23%. Jenis ”asa”, ”kole” dan ”pali’” tidak banyak ditebang
masyarakat karena merupakan salah satu habitat yang disukai lebah (terutama
tabuan wani) yang sering diambil madunya oleh masyarakat setempat. Hampir
pada semua tingkatan strata vegetasi yang dinilai dalam analisis vegetasi ketiga
jenis ini selalu mendominasi.

tabuan wani (

Dapus
Groves CP. 2005. Wilson, DE; Reeder, DM, eds. Spesies Mamalia di Dunia:
Referensi Taksonomi dan Geografis (edisi ke-3). Baltimore: Johns Hopkins
University Press. Hal. 165. ISBN 0-801-88221-4 .
Supriatna J dan Wahyono EH. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia.
Cetakan 1. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia 2000.

Anda mungkin juga menyukai