Anda di halaman 1dari 19

Laporan Kuliah Lapangan 3G

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geoprak, Geodiversity, dan


Geoheritage

Dosen Pembimbing :

Dr. Eng. Santi Dwi Pratiwi. S.T., M.R.Sc

Disusun oleh :

Lutfi Fauzan

270110180148

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kelancaran serta
kemudahan dalam menyelesaikan tugas laporan kuliah lapangan. Sholawat serta
salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita akan nantikan
syafaatnya di akhirat.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan kuliah lapangan ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan dalam
penulisannya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
makalah ini. Supaya laporan kuliah lapangan ini nantinya dapat menjadi lebih baik
lagi.

Penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada Dosen mata kuliah 3G (Geopark, Geodiversity, dan
Geoheritage) yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kuliah lapangan
ini. Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi setiap yang
membaca.

Jatinangor, 3 November 2019

Penulis

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
Daftar Isi .............................................................................................................................. 3
Daftar Foto .......................................................................................................................... 4
BAB I .................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 6
1.3 Maksud dan Tujuan................................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................... 7
ISI......................................................................................................................................... 7
2.1 Stasiun 1 Gua Jepang ................................................................................................ 7
2.2 Stasiun 2 Singkapan Satuan Batu Breksi Pola Berulang .......................................... 10
2.3 Stasiun 3 Gua Sumur Mudal.................................................................................... 12
2.4 Stasiun 4 Gua yang Menghadap Pantai .................................................................. 14
2.5 Kelebihan dan Kekurangan ..................................................................................... 16
BAB III ................................................................................................................................ 17
KESIMPULAN ..................................................................................................................... 17
Lampiran ........................................................................................................................... 18

3
Daftar Foto

Foto 2.1 Tampak Depan Gua Jepang Foto 2.2 Tugu Gua Jepang.................................. 7
Foto 2.3 Seekor Monyet Foto 2.4 Seekor Rusa ............................................................ 8
Foto 2.5 Pohon Beringin Foto 2.6 Peta Cagar Alam...................................................... 8
Foto 2.7 Kelelawar Dalam Gua Jepang (Sumber: Foto Pribadi)......................................... 9
Foto 2.8 Tugu di Pintu masuk Gua Jepang (Sumber: Foto Pribadi) ................................... 9
Foto 2.9 Singkapan Breksi. (Sumber: Foto Pribadi) ......................................................... 11
Foto 2.10 Tampak dalam Gua Sumur Mudal. (Sumber: Foto Pribadi) ............................. 13
Foto 2.11 Tampak dalam Gua Parat. (Sumber: Foto Pribadi)........................................... 15
Foto 2.12 Kelelawar dalam Gua Parat (Sumber: Foto Pribadi) ........................................ 15

4
5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kuliah lapangan adalah suatu kegiatan di lapangan dalam rangka mencari
informasi dari suatu tempat tersebut serta pengaplikasian suatu ilmu yang telah
dipelajari selama perkuliahan di kelas. Mahasiswa Unpad khususnya Fakultas
Teknik Geologi biasanya rutin mengadakan kegiatan kuliah lapangan yang
dilakukan pada pertengahan dan akhir semester. Selain itu tujuan dari kuliah
lapangan itu sendiri yaitu untuk mengasah kemampuan di lapangan.
Kuliah lapangan saat ini yang kami lakukan yaitu mengunjungi suatu
Kawasan cagar alam di daerah pangandaran. Cagar alam tersebut memiliki berbagai
geosite yang dapat dikunjungi diantaranya yaitu gua jepang, singkapan batuan
breksi, gua sumur mudal, dan gua parat.
Geosite – geosite yang berada di cagar alam tersebut tentu dapat menjadikan
suatu Kawasan cagar alam paangandaran meningkatkan statusnya menjadi nasioanl
geopark. Berdasarkan pemenuhan kriteria komponen geopark seperti Geodiversity,
Biodiversity, dan Cultural Diversity. Serta meliputi penilaian dari aspek intrinsik,
ekstrinsik, ekonomi, sejarah, dan heritage nya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apasaja geosite yang berada di Kawasan cagar alam pangandaran ?
2. Bagaimana komponen dan nilai geopark pada setiap geosite yang berada di
Kawasan cagar alam pangandaran?
3. Bagaiman penilaian terhadap geosite di Kawasan cagar alam pangandaran ?

1.3 Maksud dan Tujuan


Yaitu untuk mengetahui komponen geopark dan nilainya pada setiap geosite
yang telah dikunjungi di cagar alam pangandaran dan juga sebagai sarana
mengimplementasikan apa yang telah dipelajari pada masa perkuliahan
sebelumnya.

6
BAB II

ISI

2.1 Stasiun 1 Gua Jepang


Tanggal : 30 Oktober 2019
Waktu : 09.31 WIB
Cuaca : Cerah Berawan
Koordinat Lokasi: -07°41’41.2” S
108°39’14.0” E
Deskripsi :

Foto Lokasi

Foto 2.1 Tampak Depan Gua Jepang Foto 2.2 Tugu Gua Jepang
(Sumber: Foto Pribadi)

7
1. Geodiversity
Pada lokasi gua jepang ini keterbentukannya secara geologi yaitu berasal dari
batuan gamping klastika. Batuan ini mengalami transportasi dari suatu sumber atau
juga disebut dengan Alochton yang kemudian terdeposisi. Batuan tersebut memiliki
warna abu kecoklatan, memiliki ukuran butir <2mm dengan dominasi grain. Maka
dari itu penamaan batuan ini berdasarkan klasifikasi Dunham yaitu Weckstone.
2. Biodiversity

Foto 2.3 Seekor Monyet Foto 2.4 Seekor Rusa


(Sumber: Foto Pribadi)

Foto 2.5 Pohon Beringin Foto 2.6 Peta Cagar Alam


(Sumber: Foto Pribadi)

8
Foto 2.7 Kelelawar Dalam Gua Jepang (Sumber: Foto Pribadi)
Pada area menuju lokasi ini terdapat flora dan fauna. Keterdapatan flora
disana yaitu salah satunya yang unik ialah pohon beringin dengan sebutan
‘Sang Pencekik’. Sebutan tersebut berdasarkan akarnya yang merambat ke
arah atas sehingga seperti mencekik inangnya sendiri. Selain itu ada juga
pohon yang berbuah pada batangnya secara langsung. Kemudian
keterdapatan fauna diantaranya yaitu terdapat monyet, kelelawar, dan rusa.

3. Cultural Diversity

Foto 2.8 Tugu di Pintu masuk Gua Jepang (Sumber: Foto Pribadi)

Gua jepang dibuat pada masa perang dunia ke-2 dengan tujuan yaitu untuk
membuat banteng pertahanan pasukan jepang. Namun ada pula pemakaian
tempat ini yaitu sebagai tradisi peribadatan pada event tertentu.

9
 Estetika
Gua jepang yang memiliki ukuran yang kecil dan bentuknya hanya berupa
bentuk L ruangannya dan membuat gua jepang memiliki nilai estetika yang
kecil.
 Ekonomi
Kawasan Cagar Alam Pangandaran menjadi tempat pariwisata di daerah
pangandaran, dengan membayar tiket dengan harga tertentu yang relative
terjangkau. Selain itu, sebagai tempat wisata yang membuat banyaknya
wisatawan berdatangan membuat penduduk sekitar sebagai penjual baik
makanan dan minuman berjualan di daerah sekitaran cagar alam.
 Sejarah
Gua Jepang di Kawasan Cagar Alam Pangandaran dibangun pada tahun
1941. Gua jepang yang berada di kawasan Taman Cagar Alam Pangandaran,
terbuat dari tembok beton yang dibuat pada masa perang dunia ke-2.
 Heritage:
Pada Gua Jepang ini masih ada beberapa tradisi yang menjadi peninggalan
bagi seseorang yang memiliki kekerabatan dengan orang Jepang pada 17
Agustus

2.2 Stasiun 2 Singkapan Satuan Batu Breksi Pola Berulang


Tanggal : 30 Oktober 2019
Waktu : 11.13 WIB
Cuaca : Cerah Berawan
Koordinat Lokasi: -07°42’34.5” S
108°38’59.8” E
Deskripsi :

Foto Lokasi

10
Foto 2.9 Singkapan Breksi. (Sumber: Foto Pribadi)

1. Geodiversity
Pada singkapan breksi ini terbentuk dari 2 breksi atau disebut polimik
breksi yang memiliki susunan yaitu batuan basalt dan andesit sebagai fragmen
dan pasir tuff-an sebagai matriksnya. Fragmen tersebut terbagi menjadi yang
besar dan yang kecil berdasarkan ukurannya. Ukuran fragmen yang besar
berkisar 90cm-100cm. ukuran pada fragmen yang kecil berkisar sampai 3cm.
Singkapan ini memiliki keunikan yaitu dimana formasi batuan breksi ini
merupakan formasi jampang yang mana berada pada tepi pantai sedangkan
formasi jampang ini keterbentukannya dari sumedang yang menerus ke arah
menjauhi bagian selatan.

2. Biodiversity
Pada lokasi ini memiliki keragaman hewan laut seperti kelomang yang sangat
beragam cangkang dan ukurannya.

3. Cultural Diversity
Tidak terdapat cultural diversity pada lokasi ini

11
 Estetika
Karena singkapan batu breksi yang ada di cagar alam ini berada tepat di tepi
pantai pasir putih, maka singkapan batu breksi ini memiliki nilai estetika yang
cukup untuk dapat menarik wisatawan
 Ekonomi
Kawasan daerah batu breksi yang berupa pantai menjadi tempat mata
pencaharian warga lokal, banyak masyarakat yang mencari kelomang untuk
dijual.
 Sejarah
Pada singkapan batu breksi yang ditemukannya batu balasltik sebagai
fragmen dapat diinterpretasikan bahwa pada waktu geologinya, Kawasan
tersebut berada di bawah permukaan laut, karena batu basltik adalah batuan
vulkanik ekstrusif yang biasanya terbentuk dari erupsi gunung api bawah laut.

2.3 Stasiun 3 Gua Sumur Mudal


Tanggal : 30 Oktober 2019
Waktu : 12.18 WIB
Cuaca : Cerah Berawan
Koordinat Lokasi: -07°42’26.6” S
108°39’28.8” E
Deskripsi :

Foto Lokasi

12
Foto 2.10 Tampak dalam Gua Sumur Mudal. (Sumber: Foto Pribadi)

1. Geodiversity
Pada lokasi Gua Sumur Mudal ini keterbentukannya secara geologi yaitu
pada dahulunya ini merupakan lajur sungai purba yang kemudian terisi oleh air
yang lama kelamaan membentuk gua. Prosesnya diawali dengan memiliki
suatu rongga. Memiliki rongga karena batuan ini merupakan batuan gamping
dan dapat membentuk gua karena berasal dari gamping terumbu atau disebut
juga autochton. Keterbentukan stalaktit, stalakmid, dan pilar itu terjadi akibat
adanya tetesan air yang terus menerus di langit-langit yang berlangsung lama.
2. Biodiversity
Pada lokasi ini keterdapatan kelelawar dan menjadi tempat tinggal
kelelawar serta disekeliling gua ini ditumbuhi oleh pohon Kananga.
3. Cultural Diversity
Pada waktu dulunya ini merupakan tempat sumber air bagi masyarakat sekitar.

 Estetika
Karena gua ini memiliki bentuk gua pada umumnya, maka nilai estetika
dari gua ini tidak terlalu menonjol, tetapi didalam gua ini memiliki mineral
yang berbentuk kristal yang dapat dilihat jika menggunakan bantuan cahaya
menambah nilai estetika gua ini.

13
 Ekonomi
Gua ini tidak menjadi sumber dalam penghasilan masyarakat sekitar,
namun karena gua ini berada di dalam Cagar Alam Pangandaran yang untuk
masuknya diharuskan membayar tiket, maka nilai keekonomian gua ini
terletak pada penjualan tiketnya
 Sejarah
Gua ini berasal dari sebuah karang yang memiliki rongga. Gua yang
terbentuk sekarang adalah bentukan yang dibentuk oleh air yang lama
kelamaan membuat rongga tersebut membesar dan membentuk gua seperti
sekarang ini.
 Heritage
Untuk Geoheritage pada stasiun ketiga ini belum diketahui

2.4 Stasiun 4 Gua yang Menghadap Pantai


Tanggal : 30 Oktober 2019
Waktu : 12.41 WIB
Cuaca : Cerah
Koordinat Lokasi: : -07°42’20.0” S
108°39’44.1” E
Deskripsi :

Foto Lokasi

14
Foto 2.11 Tampak dalam Gua Parat. (Sumber: Foto Pribadi)

1. Geodiversity
Pada lokasi Gua Parat ini keterbentukannya yaitu dari batuan gamping
terumbu yang terbentuk dalam waktu geologi. Keterbentukan stalaktit,
stalakmid, dan pliar akibat dari pengisian lubang tersebut yang kemudian
menjadi gua oleh air laut yang langsung berhadapan dengan depan gua.
2. Biodiversity

Foto 2.12 Kelelawar dalam Gua Parat (Sumber: Foto Pribadi)

15
Pada lokasi ini keterdapatan banyak sekali kelelawar dan menjadi
tempat tinggal kelelawar
3. Cultural Diversity
Pada lokasi ini digunakan sebagai tempat bersandarnya perahu dari
nelayan
 Estetika
Kawasan ini berhadapan langsung dengan pantai pasir putih yang
membuat gua ini terasa sangat mengagumkan. Namun karena pantai itu
digunakan nelayan sebagai pelabuhan untuk kapal-kapalnya dan banyaknya
tambak ikan yang berada di lautan yang terlihat jelas dari arah goa
mengurangi nilai estetika dari Kawasan gua ini.

 Ekonomi
Sama seperti sebelumnya, Kawasan ini berada di dalam cagar alam
yang membuat daerah ini menjadi tempat ekonomi dalam pembayaran tiket
masuk. Namun karena kawasan pantai daerah gua ini dijadikan tambak ikan,
menjadi nilai tambah dalam ekonomi di daerah gua ini.

 Sejarah
Karena lokasi gua parat yang menghadap langsung ke pantai, maka
dapat diinterpretasikan bahwa gua ini terbentuk oleh air yang mengikis batu
gamping sama seperti gua sebelemnya.
 Heritage
Pada gua ini terdapat batu permohonan. Mitosnya jika pengunjung
memasukan tangan kebagian batu permohonan tersebut lalu memejamkan
mata sambil memohon kepada yang Maha Kuasa maka akan terkabul.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan
 Kelebihannya yaitu memiliki sejarah yang mungkin hanya ditemukan di
cagar alam pangandaran
 Kekuranagannya yaitu minimnya infrastruktur yang baik dalam mengakses
setiap lokasi wisata.

16
BAB III

KESIMPULAN

Kawasan Taman Cagar Alam Pangandaran terdapat macam unsur geologi


maupun biologi didalamnya. Kawasan Taman Cagar Alam Pangandaran ini
memiliki aspek-aspek kriteria suatu wilayah yang dapat dijadikan sebagai kawasan
geopark ialah memiliki 3 komponen penting yaitu geodiversity, biodiversity, dan
culture serta nilai-nilai aspek lainnya.
Pada saat kuliah lapangan saat itu. Lokasi cagar alam pangandaran dapat
dikategorikan sebagai Geopark. Namun dalam pengkategorian sebagai geopark
nasional maupun UNESCO perlulah banyak pembenahan baik itu dari segi
infrastruktur atupun dari segi hal lainnya.

17
Lampiran

18
19

Anda mungkin juga menyukai