Anda di halaman 1dari 26

KARYA ILMIAH

MANFAAT SELADA LAUT DI PANTAI KRAKAL, DESA


NGESTIREJO, KEC. TANJUNG SARI, KAB. GUNUNG
KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DISUSUN UNTUK UJIAN PRAKTIK :

1) Bahasa Indonesia
2) Ilmu Pengetahuan Alam

DISUSUN OLEH :

1. Maria Angelia
2. Jonathan Angelo Sasangka
3. Sallom Natalia Putri Hariyanto
4. Calvin Defarel Oktavandi
5. Felicia Ludvita Hendratno
6. Calvin Chandoko
7. Gita Purnamasari
8. Vinsensius Dewanta Arya Pradipta

SMP SANTO BERNARDUS

2018

1
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah yang berjudul “Manfaat Selada Laut di Pantai Krakal,
Desa Ngestirejo, Kec. Tanjung Sari, Kab. Gunung Kidul, Daerah Istimewa” telah
disahkan dan disetujui pada :

Hari : .............................................................................................................

Tanggal : .............................................................................................................

Tahun :.............................................................................................................

Tempat :.............................................................................................................

Disetujui oleh :

PENGUJI I, PENGUJI II,

Endang Widoretno, S.Pd Arri Widya Damayanti, S.Pd

PENGUJI III, PENGUJI IV,

Drs. Fx. Sutrisno Veronica Ade Rani L, S.Pd

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah “Manfaat Selada Laut di Pantai Krakal, Desa
Ngestirejo, Kec. Tanjung Sari, Kab. Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta”
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam pembuatan karya ilmiah, cukup banyak hambatan yang kami


hadapi selama pengerjaan. Perbedaan pendapat dan perdebatan singkat sering
kami alami. Namun, kami dapat menyelesaikan masalah kami dengan cara
kekeluargaan.

Kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu guru


yang telah mendampingi selama kami study tour dan dalam proses pembuatan
karya ilmiah. Kami mendapat banyak bantuan, masukan, dan bimbingan dari
Bapak/Ibu guru, untukitu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :

a. Ibu Endang Widoretno, S.Pd


Sebagai guru pendamping kelompok 7 dan guru pendamping IPA
b. Ibu Arri Widya Damayanti, S.Pd.
Sebagai guru pendamping IPA
c. Bapak Drs. FX. Sutrisno
Sebagai guru pendamping Bahasa Indonesia
d. Ibu Veronica Ade Rani Larasati, S.Pd
Sebagai guru pendamping Bahasa Indonesia

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada orang tua dan teman-teman yang telah membantu dan memberikan
motivasi dan dukungan kepada kami selama proses penyelesaian karya ilmiah.

Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan
memerlukan pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran
dan kritik dari Bapak/Ibu guru yang bersifat mendukung demi kesempurnaan
karya ilmiah ini.

3
Madiun, November 2018

Penyusun

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................1

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................2

KATA PENGANTAR ..............................................................................................3

DAFTAR ISI .............................................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................6


B. RUMUSAN MASALAH ..............................................................................6
C. TUJUAN PENULISAN ...............................................................................6
D. BATASAN MASALAH ...............................................................................7
E. SISTEMATIKA MASALAH ......................................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI....................................................................................9
B. METODE ILMIAH .....................................................................................10

BAB III PEMBAHASAN

A. DATA ............................................................................................................12
B. PENGOLAHAN DATA ...............................................................................15

BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN .................................................................................................17
B. SARAN DAN PESAN ..................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................18

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita tidak memperhatikan alam sekitar


kita dengan seksama. Ketika kita berada di alam, kita lebih sering menggunakan
waktu kita untuk berfoto dan menikmati pemandangan.Terutama saat kita berada
di pantai, kita lebih memilih untuk mengabadikan pemandangan dalam bentuk
foto ataupun bermain air, sehingga kita tidak memperhatikan kehidupan makhluk
hidup di pantai.

Pantai adalah objek wisata yang kaya dengan biota laut, salah satunya adalah
selada laut. Kita seringkali tidak tahu manfaat dari selada laut dan melupakannya
begitu saja.

Kami menemukan selada laut di pesisir pantai Krakal, Desa Ngestirejo, Kec.
Tanjung Sari, Kab. Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami belum
pernah melihat selada laut sebelumnya, maka dari itu kami tertarik untuk
mengetahui manfaat mengenai selada laut.

Melalui karya ilmiah ini, kami ingin menunjukkan pada pembaca seputar
selada laut berdasarkan data yang terperinci. Semoga karya ilmiah ini dapat
menyadarkan pembaca akan pentingnya kehidupan makhluk hidup di pantai
Krakal. Selain itu, kami juga berharap semoga karya ilmiah kami dapat
bermanfaat sebagai sarana untuk mengembangkan kepedulian terhadap
lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah karya tulis ini, maka rumusan masalah yang akan
kami bahas yaitu : “Apa sajakah manfaat selada laut di Pantai Krakal bagi
kehidupan sehari-hari?”

C. Tujuan Penulisan
a. Sebagai syarat untuk dapat mengikuti ujian praktek.

6
b. Mempelajari metode sciencetefic dalam penulisan karya ilmiah.
c. Untuk mengetahui karakteristik dari selada laut.
d. Untuk mengetahui klasifikasi dari selada laut.
e. Untuk mengetahui manfaat dari selada laut bagi kehidupan sehari-hari.
D. Batasan Masalah

Pembahasan permasalahan karya ilmiah ini yaitu terkait dengan manfaat


selada laut (Ulva lactuca) yang kami temukan di Pantai Krakal, Desa Ngestirejo,
Kec. Tanjungsari, Kab. Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

E. Sistematika Masalah

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Batasan Masalah
E. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
B. Metode Penelitian
a. Metode memperoleh data
b. Metode mengolah data
c. Metode menyimpulkan data

BAB III PEMBAHASAN

A. Data
B. Pengolahan Data

7
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran dan Pesan

Daftar Pustaka

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Ganggang Hijau

Sesuai dengan namanya, ganggang ini berwarna hijau. Warna hijau ini
dihasilkan oleh klorofil atau zat hijau daun yang dimiliki oleh semua jenis
tumbuhan. Zat hijau daun juga merupakan pigmen fotosintesis yang menyerap
cahaya merah dan biru. Karena air laut juga menyerap warna cahaya yang sama,
ganggang hijau hanya bisa hidup di perairan dangkal tempat mereka bisa
menerima banyak sinar merah dan biru. (Nurmayanti, Dewi, Endang Sugriyati, Sofia
Mansoor, 2007:12)

Dalam taksonomi, semula semua ganggang tampak berwarna hijau


dimasukkan sebagai salah satu kelas dalam filum/divisio Thallophyta,
yaitu Chlorophyceae. Pengelompokan ini sekarang dianggap tidak valid karena ia
tidak monofiletik, setelah diketahui bahwa tumbuhan merupakan perkembangan
lanjutan dari anggota masa lalunya. Sebagai konsekuensinya, ganggang hijau
sekarang terdiri dari dua filum: Chlorophyta dan Charophyta yang masing-masing
monofiletik. (https://id.wikipedia.org/wiki/Alga_hijau)

2. Perkembangbiakan Ganggang Hijau

a. Secara vegetatif, yaitu cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual


(tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina).
(https://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_vegetatif)

 Perkembangbiakan ganggang hijau secara vegetatif, diantaranya :

 Pembelahan sel, adalah suatu proses yang membagi satu


sel induk menjadi dua atau lebih sel anak. Pembelahan sel
biasanya merupakan bagian kecil dari suatu siklus sel yang
lebih besar. (https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelahan_sel)

 Fragmentasi, adalah bentuk reproduksi aseksual dimana


organisme memecah diri menjadi fragmen-fragmen.

9
Masing-masing fragmen ini berkembang menjadi dewasa,
tumbuh menjadi individu dewasa yang merupakan klon dari
organisme asli. (https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelahan_sel)

 Pembentukan spora, merupakan metode reproduksi yang


umumnya dijumpai pada tumbuhan tak berbiji. Spora
berukuran sangat kecil, tetapi memiliki dinding tebal yang
membantu spora bertahan dalam kondisi lingkungan buruk
seperti suhu yang tinggi, kekeringan, dan kekurangan
sumer makanan. Pada saat kondisi lingkungan
menguntungkan, spora akan tumbuh menjadi organisme
baru. (Sally V.K. dkk. 2017: 20)

b. Secara generatif, yaitu perkembangbiakan secara kawin atau pembuahan.


Proses perkembangbiakan generatif ini membutuhkan alat kelamin jantan
dan betina. Pembiakan secara generatif ditandai dengan adanya
pembuahan. Pembuahan adalah proses peleburan sel kelamin jantan dan
sel kelamin betina yang pada akhirnya akan menghasilkan zigot dan
menjadi organisme baru. (https://id.wikipedia.org/wiki/Pembiakan_generatif)

 Perkembangbiakan ganggang hijau secara generatif, diantaranya :

 Isogami, adalah penyatuan dua gamet yang secara


morfologis tidak berbeda, yaitu tidak terdiferensiasi dalam
makro dan mikrogamet. (https://id.wikipedia.org/wiki/Isogami)

 Anisogami, adalah keadaan yang melibatkan peleburan


gamet-gamet yang berlainan ukuran dan/ataumotilitasnya.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Anisogami)

 Oogami, adalah bentuk reproduksi seksual yang


menyangkut produksi gamet besar non-motil, yang dibuahi
oleh gamet lebih kecil yang motil. Oogami adalah
peleburan dua gamet yang sangat berbeda.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Oogami)

10
3. Spesies Ganggang Hijau

Beberapa spesies yang termasuk dalam ganggang hijau adalah :

a. Chlamydomonas

Bersel tunggal, bentuk tubuhnya bulat telur dilengkapi dengan flagela dan
stigma (bintik mata), kloropas berbentuk mangkok, mempunyai pirenoid,
reproduksi vegetatifnya membentuk zoospora, reproduksi generatif dengan
konjugasi atau isogami menghasilkan zigospora.

b. Euglena viridis

Unisel, bentuk tubuhnya lonjong dan mempunyai pelikel sehingga


bentuknya relatif tetap, mempunyai stigma (bintik mata), vakuola
kontraktil, reproduksinya dengan membelah diri.

c. Volvox globator

Unisel, hidup berkoloni dan dapat bergerakbebas karena mempunyai


flagela, habitat air tawar, reproduksinya dengan memisahkan diri pada sel
gonidia dan membentuk koloni baru.

d. Chlorella

Berbentuk bulat, bersel tunggal, tidak berfragella dan tidak berstigma


untuk bahan fotosintesis dan bahan untuk membuat protein sel tunggal
(PST) “sun chlorella” dan bereproduksi dengan membelah diri.

e. Spirogyra

Dinding sel dilapisi lendir, kloropas berbentuk spiral/sekrup, habitat air


tawar, berbentuk filamen/benang, reproduksi vegetatif dengan
fragmentasi, reproduksi generatif konjugasi menghasilkan zigospora yang
berperan untuk percobaan fotosintesis dan reproduksi seksual.

f. Ulotrik

Merupakan alga multisel yang berbentuk filamen/benang, habitatnya pada


air tawar, reproduksi vegetatif dengan membentuk zoospora dan
generatifnya dengan isogami.

11
g. Oedogonium

Termasuk alga multiseluler, berbentuk benang, habitatnya di air tawar,


reproduksi vegetatif menghasilkan zoospora dan reproduksi generatif
menghasilkan oogonium oleh spermatozoa yang dihasilkan oleh
anteredium. (Susilowarno, Gunawan R. dkk. 2007: 94-96)

h. Ulva

Merupakan sebuah genus dari ganggang hijau. Banyak spesies dari Ulva
adalah makanan populer di banyak tempat mereka tumbuh, termasuk
Skandinavia, Inggris, Irlandia, China, dan Jepang. Mereka memiliki
protein yang tinggi, vitamin, dan mineral termasuk di dalamnya zat besi.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Ulva)

4. Selada Laut (Ulva lactuca)

Selada laut (sea lettuce) adalah rumput laut yang tergolong dalam devisi
Chlorophyta. Termasuk dalam devisi Chlorophyta karena sel-selnya mengandung
klorofil a sehingga memberikan warna hijau pada rumput laut ini. Habitatnya
adalah di air laut dan morfologinya berupa thallus tipis dan gepeng seperti pedang
yang terdiri atas 2 lapis sel. Tidak ada diferensiasi jaringan dan seluruh sel
memiliki bentuk yang kurang lebih identik, kecuali pada sel-sel basah yang
mengalami elongasi membentuk rhizoid penempel. Masing-masing sel pada
spesies ini terdiri atas sebuah nukleus, dengan kloropas berbentuk cangkir, dan
sebuah pirenoid.

Ulva lactuca memiliki panjang sampai 100 cm dan berwarna hijau apel
terang, serta memiliki bentuk strap-shaped blades (pedang melipat) dengan tepi
yang halus tapi bergelombang. Bagian tengah dari setiap helaian seringkali
berwarna pucat dan semakin ke arah tepi warnanya semakin gelap. Pada daerah
tropis, tumbuhan ini biasanya terdapat di air yang dangkal (zona intertidal bagian
atas sampai kedalaman 10 meter).

Secara umum, dalam 100 gram berat bersih, spesies Ulva lactuca
mengandung: air 18,7%, protein 15-26%, lemak 0,1-0,7%, karbohidrat 46-51%,
serat 2-5%, dan abu 16-23% serta mengandung vitamin B1, B2, B12, C, dan E.

12
Salinitasi yang baik untuk pertumbuhan selada laut adalah 29-31,5%. Selada laut
bisa hidup pada kisaran suhu 28-31°C. (https://www.scribd.com/doc/257643872/Ulva-
Atau-Selada-Laut)

Klasifikasi :

 Kingdom : Plantae
 Filum : Chlorophyta
 Kelas : Ulvophyceae
 Ordo : Ulvales
 Famili : Uvaceae
 Genus : Ulva
 Spesies : Ulva lactuca

(https://id.wikipedia.org/wiki/Ulva_lactuta)

Ulva bereproduksi secara vegetatif yaitu dengan cara menghasilkan spora.


Prosesnya cukup unik karena Ulva lactuca menghasilkan tanaman haploid
(berkromosom tunggal/n) dan diploid (berkromososm ganda/2n) secara
bergantian. Tanaman dewasa dengan gen deploid memproduksi spora haploid
melalui pembelahan meiosis. Spora tersebut selanjutnya akan tumbuh menjadi
tanaman dewasa jantan dan betina yang masing-masing haploid. Kedua tanaman
yang berbeda kelamin tersebut pada masa reproduksinya akan melepaskan gamet
haploid ke laut dan dalam prosesnya, kedua gamet tersebut akan bergabung
membentuk spora diploid. Spora diploid itu lalu menempel ke substrat yang keras
dan tumbuh menjadi tanaman diploid untuk kemudian mengulangi proses di atas
ketika mencapai kematangan seksual. (http://www.biologionline.info/2014/03/klasifikasi-
ulva-lactuca.html)

5. Manfaat Selada Laut

Beberapa manfaat terkait selada laut yaitu :

1. Memiliki Antioksidan Tinggi

Selada laut sangat tinggi akan kandungan vitamin dan antioksidan yang
bisa menetralkan racun radikal bebas sehingga menjaga tubuh dari

13
berbagai penyakit berbahaya seperti degenerasi makula dan kanker.
(https://manfaat.co.id/manfaat-selada-laut)

2. Sebagai Antioksidan pada Minyak Ikan

Berdasarkan penelitian, ekstrak Ulva lactuca terbukti memiliki


antioksidan yang tinggi dan dapat menghambat laju oksidasi minyak ikan.
Konsentrasi terbaik ekstrak Ulva lactuca yang diaplikasikan ke minyak
ikan yaitu 0,1%.

(https://ejournal.undip.ac.id/index.php/saintek/article/viewFile/13186/9991)

3. Sebagai Alternatif Pangan

Selada laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Di Jepang,


makanan yang memakai selada laut sebagai bahan bakunya dengan nama
“aosa”, sementara di daerah Britania Raya (daratan Inggris dan
Skotlandia), alga ini banyak dijadikan sup dan salad. Sedangkan di
Indonesia, selada laut ini dijadikan keripik.
(https://www.biodiversitywarriors.org/keripik-selada-laut-unik-dan-menyehatkan.html)

D. Mencegah Jantung Koroner

Selada laut yang sudah sangat terkenal di Jepang ini sudah membuktikan
jika penduduk daerah Okinawa, Jepang memiliki risiko penyakit jantung
koroner lebih kecil hingga mencapai 82% jika dibandingkan dengan orang
Amerika, (https://manfaat.co.id/manfaat-selada-laut)

E. Mengatur Kadar Gula Darah

Dalam selada laut juga mengandung seratsehingga bisa memperlambat


laju cerna makanan, menyeimbangkan, dan mengatur penyerapan glukosa
di dalam aliran darah. (disebutkan di atas)

F. Membantu Proses Pencernaan

14
Serat yang terkandung dalam selada laut juga berguna untuk melancarkan
proses pencernaan sekaligus membuang sisa makanan yang menumpuk
dalam tubuh kita. (disebutkan di atas)

G. Pengganti Garam

Selada laut yang sudah dikeringkan dan diekstrak bisa dimanfaatkan untuk
mengganti garam untuk makanan ringan atau olahan lainnya sehingga
lebih sehat sekaligus mengurangi asupan sodium dan juga menurunkan
risio tekanan darah tinggi dan stroke. (disebutkan di atas)

H. Sebagai Obat-obatan

Di dalam dunia obat-obatan, Ulva lactuca digunakan untuk obat penyakit


paru-paru (TBC) dan penyakit rematik. Adanya asam akrinat pada selada
laut dapat berfungsi sebagai antibiotik yang aktif . Ulva lactuca juga
berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku kosmetik karena
mengandung senyawa antioksidan yang dapat mencegah terjadinya
penuaan dini. (http://rudifama.blogspot.com/)

B. Metode Ilmiah

Dengan menggunakan metode sciencetefic, dilakukan beberapa kegiatan :

1. Metode memperoleh data :


 Dengan cara mengambil gambar objek dan keadaan alam di Pantai
Krakal.
 Tidak hanya memfoto namun juga merekam video tentang keadaan
alam Pantai Krakal.
 Dengan cara meneliti langsung tempat objek/melakukan pengamatan
ekosistem pantai secara langsung.
 Bertanya kepada guru kami.
2. Metode pengolahan data
 Mengambil foto yang terbaik dari beberapa foto yang telah diambil di
Pantai Krakal.
 Mencari teori dari internet.

15
 Membuat kesimpulan yang dapat disimpulkan dari pengamatan Pantai
Krakal.
3. Metode menyimpulkan
 Membandingkan faktor dari teori dan kenyataan lalu menciptakan
suatu kesimpulan.

16
BAB III

PEMBAHASAN

A. Data

1. Setting

 Lokasi

Pantai Krakal, Desa Ngestirejo, Kec. Tanjung Sari, Kab. Gunung Kidul.
Daerah Istimewa Yogyakarta.

 Waktu

Sabtu, 26 Mei 2018, pukul 10.00-12.00

 Situasi dan Kondisi

Situasi pantai sepi sehingga hanya ada rombongan SMP Santo Bernardus
yang melakukan penelitian di sana. Kondisi cuaca sangat cerah dan terik
serta berangin. Situasi pantai berombak dan tidak terdapat sampah.

2. Data Hasil Lapangan

1) Unsur non-hayati

a) Pantai Karang

17
3. Data Hasil Lapangan

Unsur non hayati

Pantai karang

Unsur hayati

Bintang ular laut

Landak laut

Selada laut

Ikan kecil

Kepiting kecil

18
BAB III

PEMBAHASAN

A. Data
1. Setting
 Lokasi

Pantai Krakal, Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung


Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

 Waktu

Sabtu, 26 Mei 2018 sekitar pukul 10.00 – 12.00

 Situasi dan Kondisi

Di Pantai Krakal banyak batu karang, rumput laut, bintang ular laut, ikan-ikan,
kepiting-kepiting kecil, dan masih banyak lagi.

2. Data Hasil Lapangan

a. Spesies Rumput Laut

19
Ciri – ciri :
1. Bentuknya hampir mirip seperti selada.
2. Berkembang biak dengan cara spora
3. Biasanya menempel pada karang
4. Mengandung banyak klorofil

Gambar 1.1 Selada Laut

b. Ekosistem Pantai Krakal

Abiotik

Ciri – ciri :

1. Terdapat banyak karang.


2. Banyak hewan laut yang hidup di dalam.

Gambar 1.2 Pantai Karang

Biotik

20
Ciri – Ciri :

1. Kulitnya berduri
2. Berukuran sekitar 4-5 inchi
3. Cangkangnya tersusun atas Kalsium Karbonat

Gambar 1.3 Landak Laut

Ciri – ciri :

1. Memiliki 5 tentakel
(umumnya).
2. Memiliki duri-duri di
tubuhnya.

Gambar 1.4 Bintang Ular Laut

21
B. Pengolahan Data
1. Selada Laut

Berdasarkan data yang telah kami peroleh dan landasan teori yang telah
dipaparkan di halaman sebelumnya, salah satu spesies rumput laut yang berbentuk
selada di Pantai Krakal telah sesuai dengan landasan teori yang kami ketahui
termasuk spesies Ulva lactuca dan dapat kami simpulkan bahwa selada laut yang
ada di Pantai Krakal ini masih terjaga dengan baik karena :

 Populasinya masih stabil


 Ciri-ciri selada laut di Pantai Krakal sesuai dengan ciri-ciri pada
landasan teori.
 Kami melihat dan mengamati bentuk selada laut itu sendiri.
 Terdapat minimal satu kelompok spesies Ulva lactuca yang hidup
di Pantai Krakal.
2. Ekosistem

Berdasarkan data yang kami peroleh dan data yang telah kami sajikan di
halaman sebelumnya tentang ekosistem yang ada di pantai, kami dapat
simpulkan bahwa ekosistem di Pantai Krakal masih terjaga dan seimbang
karena :

 Komponen biotik yang kami temukan di Pantai Krakal masih


hidup dengan optimal seperti : alga hijau, landak laut, bintang
ular laut, dan lain-lain.
 Masih terjadi hubungan timbal balik (simbiosis) yang saling
memberikan keuntungan antara spesies satu dengan yang ada di
kawasan Pantai Krakal.
 Komponen abiotik yang ada di Pantai Krakal pun tidak nampak
tercemar dan terjaga dengan baik.

22
3. Manfaat selada laut

Dengan segala hasil data dan landasan teori yang yang telah disajikan,
selada laut memiliki beberapa manfaat, diantaranya :

 Sebagai bahan makanan manusia : Selada laut banyak diolah


untuk dijadikan sebagai bahan baku seperti pembuatan agar-agar
untuk mendapatkan tekstur kenyalnya.
 Sebagai sumber makanan bagi hewan laut : Hewan laut sendiri
mengambil makan kiranya dari spesies sekitar untuk dapat
bertahan hidup, karena selada laut yang melimpah ini maka spesies
hewan laut jarang terjadi kepunahan.

23
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik terkait dengan selada laut (Ulva lactuca) di
Pantai Krakal adalah :

1. Ekosistem di Pantai Krakal merupakan ekosistem yang cukup seimbang.


Hal ini dibuktikan oleh banyaknya makhluk air yang dapat hidup di pantai
Krakal. Selain itu, fakta menunjukkan bahwa Pantai Krakal termasuk
dalam ciri ekosistem seimbang, yaitu lingkungan yang homeostatis karena
dapat bertahan dari gangguan alam dan buatan. Gangguan buatan sedikit
terjadi di Pantai Krakal, seperti adanya sampah berupa plastik di pantai.

2. Selada laut di Pantai Krakal merupakan selada laut yang cukup sehat
karena ciri-ciri selada laut yang kami temukan di Pantai Krakal sesuai
dengan ciri-ciri selada laut pada landasan teori.

B. Saran dan Pesan

Berdasarkan kesimpulan dari data yang kami dapat, sebaiknya masyarakat


tetap menjaga dan memelihara ekosistem yang ada, karena dalam ekosistem
terdapat alur kehidupan makhluk hidup yang bila kita rusak akan menyebabkan
ketidak seimbangan dalam ekosistem tersebut.

24
Daftar Pustaka

Nurmayanti, Dewi, Endang Sugriyati, Sofia Mansoor. 2007. Kehidupan


Tumbuhan Laut. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wikipedia. 2010. https://id.wikipedia.org/wiki/Alga_hijau. Diakses pada


13 Februari 2019, pukul 21.03 WIB.

Wikipedia. 2010. https://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_vegetatif.


Diakses pada 13 Februari 2019, pukul 21.25 WIB.

Sally, V.K. dkk. 2017. IPA Terpadu 3 SMP Kelas IX. Jakarta Timur:
Yudhistira.

Wikipedia. 2010. https://id.wikipedia.org/wiki/Pembiakan_generatif.


Diakses pada 13 Februari 2019, pukul 22.08 WIB.

Wikipedia. 2010. https://id.wikipedia.org/wiki/Isogami. Diakses pada 13


Februari 2019, pukul 22.16 WIB.

Wikipedia. 2010. https://id.wikipedia.org/wiki/Anisogami. Diakses pada


13 Februari 2019, pukul 22.18 WIB.

Wikipedia.2010. https://id.wikipedia.org/wiki/Oogami. Diakses pada 13


Februari 2019, pukul 22.22 WIB.

Susilowarno, Gunawan R. dkk. 2007. Biologi untuk SMA/MA Kelas X.


Jakarta: Grasindo

Wikipedia. 2010. https://id.wikipedia.org/wiki/Ulva. Diakses pada 14


Februari 2019, pukul 20.47 WIB.

Aliza, Rezyka. https://www.scribd.com/doc/257643872/Ulva-Atau-


Selada-Laut. Diakses pada 15 Februari 2019, pukul 16.36 WIB.

Wikipedia. 2010. https://id.wikipedia.org/wiki/Ulva_lactuta. Diakses pada


15 Februari 2019, pukul 16.48 WIB.

25
Budiyanto. 2014. http://www.biologionline.info/2014/03/klasifikasi-ulva-
lactuca.html. Diakses pada 15 Februari 2019, pukul 16.59 WIB.

Arbi, Basyrowi, Widodo Farid Ma’ruf, dan Romadhon. 2016.


https://ejournal.undip.ac.id/index.php/saintek/article/viewFile/13186/9991.
Diakses pada 15 Februari 2019, pukul 17.41 WIB.

Safitri, Puti Cinintya Arie. 2014.


https://www.biodiversitywarriors.org/keripik-selada-laut-unik-dan-
menyehatkan.html. Diakses pada 15 Februari 2019, pukul 17.50 WIB.

Maressa. https://manfaat.co.id/manfaat-selada-laut. Diakses pada tanggal


17.58 WIB

Shadruddin, Muhammad. 2017. http://rudifama.blogspot.com/. Diakses


pada 15 Februari, pukul 18.58 WIB.

26

Anda mungkin juga menyukai