Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH KERUSAKAN TERUMBU KARANG

TERHADAP EKOSISTEM DI PANTAI KUTA

Disusun Oleh

Nama : Septya Dwi Nuralifah

NISN : 0067017182

Kelas : XII 4

SMA N 1 SEPUTIH AGUNG

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

TAHUN AJARAN 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : PENGARUH KERUSAKAN TERUMBU KARANG

TERHADAP EKOSISTEM DI PANTAI KUTA

Nama Siswa : Septya Dwi Nuralifah

NISN : 0067017182

Nama Sekolah : SMAN 1 SEPUTIH AGUNG

Mengesahkan,

Kepala SMA N 1 SEPUTIH AGUNG Pembimbing

ASTRI MELA AGUSTIN,S.Pd, M.Pd SISWANTI, S.Pd, MM


NIP.19870105 201001 2009 NIP

ii
LEMBAR PENGUJIAN

Judul Karya Tulis : PENGARUH KERUSAKAN TERUMBU KARANG

TERHADAP EKOSISTEM DI PANTAI KUTA

Nama Siswa : Septya Dwi Nuralifah

NISN : 0067017182

Nama Sekolah : SMAN 1 SEPUTIH AGUNG

Karya Tulis ini disetujui dan diujikan pada :

Hari :

Tanggal Ujian :

Tim Penguji

Penguji I :................................................. ( ..............................)

Penguji II :.................................................(...............................)

Mengetahui,
Kepala SMA N 1 SEPUTIH AGUNG

ASTRI MELA AGUSTIN,S.Pd, M.Pd


NIP.19870105 201001 2009

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Atas
tersusunnya karya tulis ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang turut membantu, sehingga dalam proses penulisan karya tulis ini dapat
terlaksana dengan baik, pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
kepada:

1. Ibu Astri Mela Agustin, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMA N 1 Seputih Agung
2. Bapak Siswanto S,Pd MM selaku pembimbing karya tulis
3. Bapak/Ibu orang tua yang telah membantu dalam menyusun karya tulis ini
4. Teman-Teman SMA N 1 Seputih Agung yang telah membantu menyusun karya
tulis ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun.Penulis berharap agar karya tulis ini dapat berguna dan
menambah pengetahuan bagi kita semua.

Seputih Agung, ..................

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
LEMBAR PENGUJIAN ................................................................................iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Batasan Masalah ................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian...............................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................4
2.1 Terumbu Karang.................................................................................4
2.2 Ekosistem ...........................................................................................4
BAB III METODE PENELITAN .................................................................5
3.1 Objek Wisata ........................................................................................5
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................5
3.3 Jenis Penelitian ....................................................................................5
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................5
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN ...............................................................................6
4.1 Data Penelitian.......................................................................................6
4.2 Pembahasan ...........................................................................................7
4.2.1 Jenis-jenis Terumbu Karang................................................................7
4.2.2 Ekosistem yang ada di wilayah pesisir dipantai kuta ..........................8
4.2.3 Pengaruh kerusakan terumbu karang ................................................10
4.2.4 Cara mengatasi kerusakan ekosistem .............................................12
BAB V PENUTUP ..........................................................................................14
5.1 Kesimpulan..............................................................................................14
5.2 Saran ........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................16

5 v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pulau Dewata yang memiliki seribu pura dan juga daya tarik
wisata yang indah terdapat keindahan alam, budaya yang mempesona
dan serta beragamnya wisata kuliner. Sebagai wisata populer yang ada
di indonesia. Bali mempunyai daya tarik sendiri bagi wisatawan asing.
selain itu, Bali juga terkenal dengan nama pulau dewata dan seribu
pura. Wisata yang identik dengan pulau dewata adalah laut dan pantai.
Namun bukan hanya pantai dan laut saja yang akan ditemui, terdapat
bukit, taman safari, candi dan masih banyak lainnya yang menanti
dikunjungi. Terdapat wisata populer yang ada di pulau dewata seperti
Desa Panglipuran, Jogger, Bedugul, dan Tanah Lot.
Sejak awal 1970-an pantai kuta merupakan objek wisata andalan
pulau bali, pantai kuta sendiri adalah sebuah tempat pariwisata yang
terletak di kecamatan kuta sebelah selatan kota Denpasar, Bali
Indonesia.
Dengan keunikan karang-karang nya dan semakin banyaknya
pengunjung terumbu karang agak sedikit diabaikan kelestariannya, oleh
karna itu, saya ingin mengetahui apakah pengaruh keruskan terumbu
karang ini.

1
1.2 Batasan Masalah

Dalam karya tuli s ini penulis membatasi masalah pada pengaruh


kerusakan terumbu karang terhadap ekosistem di pantai kuta

1.3 Rumusan Masalah


Dalam karya tulis ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut.
1.3.1 Apa sajakah jenis Terumbu karang dipantai kuta?
1.3.2 Apa sajakah Ekosistem yang ada di pantai kuta?
1.3.3 Apakah Pengaruh kerusakan Terumbu karang terhadap
Ekosistem di pantai Kuta?
1.3.4 Bagaimana cara mengatasi kerusakan ekosistem yang disebabkan
oleh keruskan Terumbu karang?

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam karya tulis ini, Adapun tujuan penelitian yaitu sebagai berikut.
1.4.1 Untuk mengetahui jenis jenis terumbu karang di pantai kuta.
1.4.2 Untuk mengethaui Ekosistem yang ada dipantai kuta.
1.4.3 Untuk mengetahui tentang pengaruh kerusakan terumbu
karang terhadap Ekosistem dipantai kuta
1.4.4 Untuk Mengetahui cara mengatasi kerusakan Ekosistem
yang disebabkan oleh kerusakan terumbu karang

2
1.5 Manfaat Penelitian

Dalam karya tulis ini, Adapun manfaat penelitian yaitu sebagai berikut.

1.5.1 Agar siswa mengetahui jenis-jenis terumbu karang dipantai kuta.

1.5.2 Agar siswa mengetahui Ekosistem yang ada dipantai kuta.

1.5.3 Agar siswa mengetahui pengaruh kerusakan terumbu


karang terhadap ekosistem dipantai kuta.
1.5.4 Agar siswa mengetahui cara mengatasi kerusakan ekosistem
yang disebabkan oleh kerusakan terumbu kara

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Terumbu Karang

Menurut Mapstone G.M ( Pak dosen.2022) terumbu karang adalah


suatu ekosistem yang mempunyai sifat yang sangat menonjol yaitu
produktivitas dan keanekaragaman jenis biotanya yang tinggi. Hewan
Karang yang merupakan komponen utama pembentuk terumbu
karang berkembang diperairan tropis yang hangat dimana mereka
sering menjadi penghuni dominan di dasar perairan.
Adapun penyebab utana kerusakan terumbu karang adalah
pengambilan terumbu karang secara ilegal, pembangunan dipesisir
pantai. Pencemaran limbah penambangan. Penangkapan ikan secara
ilegal. Penebangan hutan maggrove dan pestisida.

2.2 Ekosistem

Menurut A.G ( Editor Lindungi Hutan, 2022 ) Ekosistem yaitu


suatu unit ( Aneka Ligkal ) yang didalam terdapat struktur dan
fungsi. Struktur yang dimaksud definisi ekositem tersebut adalah
berhubungan dengan keanekaragaman speceis. Adapun fungsi yang
berhubungan dengan sikius materi dan arus energi melalu komponen
system.
Menurut Woodbury ( Editor Lindungi Hutan,2022 ) Ekosistem
adalah kesatuan secara kompleks didalamnya terdapat habitat,
tumbuhan dan binatang yang dipertimbangankan sebagai unit
kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagaian mata
rantai siklus materi dan aliran energi.
4
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penulisan karya ini, yang menjadi objek penelitian yaitu :


Terumbu karang dan Ekosistem di Pantai Kuta

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 22 Juni 2023

Waktu : 06 : 39 WITA

Tempat : Jalan Pantai Kuta,34 , Legian Kecamatan Kuta


Kabupaten Badung, Bali, Indonesia

3.3 Jenis Penelitian

Pada karya tulis ini penulis menggunakan jenis penelitian observasi

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan sebagai berikut :


Observasi adalah teknik yang dilakukan dengan mengamati objek wisata sevara
langsung. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi dipantai kuta.

3.5 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang dilakukan dengan cara metode deskriptif yaitu
dengan menjabarkan secara rinci urutan isi yang kemudian akan disusun menjadi
karya tulis ini

5
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Gambar 4.1.1 Terumbu karang sebelum rusak

Gambar 4.1.2 Terumbu karang sudah rusak

6
4.2 Pembahasan

4.2.1 Jenis-jenis Terumbu karang yang ada dipantai kuta yang menjadi
kekayan alam dan harus dijaga kelestariannya :

1. Arcopora Acuminate
Arcopora acuminate hidup di kedalaman 3-15 meter dan terbesar di
Australia, Filipina, Indonesia, Papua Nugini, dan Soloman. Ciri-cirinya
adalah berwarna biru muda atau coklat, memiliki koloni bercabang dengan
ujung lancing, dan memiliki dua ukuran koralit

2. Acropora Cervicornis
Acropora Cervicornis hidup di kedalaman 3-15 Meter dan tersebar di
kepuluan Cayman, Jamaika dan Indonesia . Ciri ciri nya adalah berwarna coklat
muda, memiliki koloni arborescens, dan memiliki koralit berbentuk pipa

3. Acropora Elgantula
Acropora Elgantula hidup di kedalaman 3-15 Meter dan tersebar di Indonesia dan
Srilangka. Ciri-cirinya adalah berwarna abu-abu, memiliki koloni korimbosa
seperti lemak, serta bercabang tipis dan menyebar.

4. Galaxea Fascilularis
Hidup dikedalaman 3-15 Meter dan tersebar di Papua Nugini, Filipina, Indonesia,
dan Australia. Ciri-cirinya adalah berwarna abu-abu, coklat, hijau, dan putih
memiliki koloni kecil membentuk bantal memiliki koloni besar berbentuk
berukuran 5 Meter serta memiliki tentakle pada siang hari

7
.

5. Lobophyllia Corylnboja
Hidup dikedalaman 3-15 Meter dan tersebar diTanzania Soloman, Papua
Nugini, Jepang, Filipina, Indonesia dan Austaralia. Ciri-ciri nya adalah paip yang
tebal seperti daging , memili koloni kecil yang membentuk plat dan memiliki
koloni besar berukuran 2 Meter

6. Lobophyllia Hemprichil
Hidup dikedalaman 3-15 Meter dan terbesar di tanzania, Papua Nugini,
Madagaskar, Jepang, Filipina, Indonesia dan Australia. Ciri-cirinya adalah polip
tebal seperti daging, memiliki koloni yang membentuk helm, dan memiliki
koloni besar berukuran 5 Meter.

7. Mycedium Elephantotus
Hidup di kedalaman 3-20 Meter dan tersebar di Papua Nugini, Filipina
Indonesia, dan Australia. Ciri-cirinya adalah tidak ada bintik. Pada koenstrum,

8
memiliki koralit naminat, dan memiliki tentakel yang dapat hanya muncul pada
malam hari.
8. Oxypora Lacare
Hidup di kedalaman 3-15 Meter dan tersebar di Papua Nugini, Filipina
Indonesia, dan Australia. Ciri-cirinya adalah berwarna coklay dan memiliki
koralit tipis yang dapat berubah tebal saat berada di lingkungan turbulen.

9. Pectinia Lactuca
Hidup di kedalaman 3-15 Meter dan tersebar di Papua Nugini, Filipinan,
Indonesia, dan Australia. Ciri-cirinya adalah berwarna abu-abu, coklat dan hijau
serta memili koloni submasif membentuk dinding tinggi.

10.Pectinia Paeonia
Hidup di kedalaman 4-15 Meter dan tersebar di Papua Nugini, Filipina,
Indonesia dan Australia. Ciri-cirinya adalah berwarna abu-abu coklat dan hijau
serta perkembangan kolumella lambat.

4.2.2 Ekosistem yang ada di wilayah pesisir dipantai kuta yakni :


1. Ekosistem Estvaria
Estvaria atau sering disebut dengan estvaria adalah wilayah pesisir semi
tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima
masukan air tawar dari daratan.
2. Ekosistem Mangrove
Ekosistem mangrove/Huta mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai
tropis dan sub tropis, yang di dominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove
yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai
berlumpur.
3. Ekosistem Padang Lamun
Lamum merupakan istilah untuk rumput laut ( Sea Grass ) harus dibedakan
dengan rumput laut ( Sea Weed) yang merupakan anggota kelompok vegetari
yang dikenal sebgai alga ( ganggang )

9
4. Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang adalah didasar laut yang penghuni utamanya sejenis
binatang berongga penghasil kapur yang dikenal dengan nama karang batu (
Stony Coral)

4.2.3 Pengaruh kerusakan terumbu karang terhadap ekosistem di pantai kuta

Gambar 4.2.3 Menangkap ikan dengan bahan peledak

Gambar. 4.2.4 Membangunan di pesisir pantai

10
1. Pengambilan terumbu karang secara ilegal
Keindahan terumbu karang memang dapat menarik minat para
wisatawan untuk melihatnya. Tetapi tidak jarang, mereka mengambil
terumbu karang tersebut secara ilegal untuk dijadikan aksesorik (
Hiasan bernilai ekonomi )

2. Pembangunan dipesisir pantai


Pembangunan dipesisir pantai juga dapat menyebabkan kerusakan pada
ekosistem air laut, terutama terumbu karang. Untuk membangun
bangunan tersebut, diperlukan pengerusakan tanah dan refklamasi
sehingga dapat menyebabkan erosi, selain itu bangunan tersebut juga
dapat menghalangi masuknya cahaya matahari ke dalam laut.

3. Pencemaran limbah
Limbah limbah yang berasal dari aktifitas mesin dan rumah tangga
dapat mencemari ekosistem air laut, termasuk terumbu karang.

4. Penambangan
Tujuan dari kegiatan penambangan terumbu karang adalah
mendapatkan batu karang yang akan digunakan untuk membuat
aksesoris bernilai . Pembangunan jalan, dan bahan bangunan, jika hal
ini dilakukan terus menerus, dapat dipastikan terumbu karang akan
punah

11
5. Penangkapan ikan secaa ilegal
Unuk mendapatkan ikan dalam jumalah yang banyak, para nelayan
akan melakukan berbagai cara meskipun hal tersebut dapat merusak
ekosistem yang ada didalam air laut, termasuk terumbu karang,
biasanya para nelaya akan menggunakan pukat harimau,bahan peledak,
dan racun sianida.

6. Penebangan hutan mangrove


Fungsi dari huta mangrove adalah sebagai pencegah abrasi dan
pemfilter air. Jika hutan ini ditebang, kedua fungsi tersebut tidak dapat
berjalan dengan baik dan dapat merusak terumbu karang beserta dalam
nya.

7. Pestisida
Penggunaan pestisida yang berlebih pada bahan pertanian dapat
mencemari air laut, selain itu dapat juga mencemari terumbu karang
dan ekosistem yang ada di dalamnya.

4.2.4. Cara mengatasi kerusakan ekosistem yang disebabkan oleh kerusakan


terumbu karang

Ada beberapa faktor lingkungan yang harus dipenuhi agar ekosistem


terumbu karang tetap terjaga anatara lain :
1. Suhu, suhu optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan terumbu
karang adalah 23o -25 o
tidak ada terumbu karang yang dapat hidup
dengan suhu dibawa 18oc, namu ada jarang yang dapat hidup di
daerah perairan dengan suhu rata-rata pertahun sebesar 36o-40oC.
2. Salinntas, terumbu karang dapat tumbuh optimal dengan salinitas
antara 30-35%. Terumbu karang kurang berkembang di daerah
dengan banyak limpasan air tawar, karna salinitas semakin rendah.

12
3. Cahaya dan kedalaman, seperti fungsi cahaya pada tumbuhan
umumnya 200xan thellae membutuhkan cahaya untuk befotosintesiss,
Akibatnya terumbu karang dapat tumuh optimal dengan kedalaman 25
meter ( Kurang untuk dapat tumbuh secara optimal )
4. Arus, Arus merupakan faktor pembatas yang dapat berdampak baik
maupun buruk tergantung apa yang dibawahnya.
5. Sedimentasi, terumbu karang sangat sensitif dengan ada sedimen,
sedimen dapat menutupi badan karang sehingga menghambat karang
dalam mendapatkan intensitas cahaya dalam proses foto
sentensisisnya

Cara mengatasi kerusakan ekosistem juga dengan cara ini, antara laian
menjaga kebersihan sungai dan pesisir pantai dari sampah, menjaga
terjadi erosi, menangkap ikan tanpa merusak barang, tidak mengambil
karang dan terumbu karang, Rehabilitas terumbu karang yang rusak
dan juga dengan cara melibatkan measyarakat dalam upaya
pelestarian.

13
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, penulis dapat menulis kesimpulan sebagai berikut.

5.1.1 Jenis jenis terumbu karang yang ada dipantai kuta di antaranya
Acropora acuminate, acropora cervicornis elegantuca, Galaxea
fascicularis, labophyllia corymbosa. Labohphylla hemprichii,
mycedium elephantotus, oxypora lacera, pectinia lactuna dan pectinia
paconia

5.1.2 Ekosistem yang ada diwilayah pantai kuta diantaranya ekosistem


estuasia, ekosistem mangrove. Ekosistem pada lamun, dan ekosistem
terumbu karang

5.1.3 Pengaruh keruskan terumbu karang terhadap ekosistem dipantai kuta


diantaranya pengambilan terumbu karang secara ilegal, pembangunan
di pesisir pantai, pencemaran limbah, penambangan, penangkapan ikan
secara ilegal, penebangan huta mangrove dan pestisida

5.1.4 Cara mengatasi kerusakan terumbu karang terhadap ekosistem dapat


dilakukan dengan cara menjaga kerusakan kebersihan sungai dan
pesisir pantai dari sampah, menjaga terjadinya erosi, menangkap ikan
tanpa merusak karang, tidak mengambil karang dan terumbu karang.
Rehabilitasi terumbu karang yang rusak dan juga dengan cara
melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian.

14
5.2 Saran

Berdasarakan karya tulis ini, penulis memberikan saran sebagai berikut :

5.2.1 Sebaiknya kita sebagai manusia melestarikan dan menjaga terumbu


karang agar tidak ada pihak yang dirugikan

5.2.2 Hendaknya masyarakat ataupun wisatawan yang hendak pergi ke


pantai kuta dapat menjaga kebersihan wisata pantai bali.

5.2.3 Masyarakat atau wisatawan yang ada di wilayah pantai kuta sebaiknya
tidak melakukan kegiatan yang dapat mempengaruhi kerusakan
ekosistem terumbu karang

5.2.4 Budidauakanlah terumbu karang agar kelak anak-anak di indonesia ini


masih bisa melihat betapa indahnya terumbu karang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Administrator2016 Mengenal Ekosistem Pesisir dan Laut ( Online )


(https://dlhk.bantenprob.go.id/read/article/244/ Mengenal ekosistem
pesisir dan laut.html:text ada%204(empat)% ekosistem 20%
penting,lamun%20ekosistem%20ekosistem karang, diakses pada 04
April 2023)

Dkp Prov,Jateng.2021 7 KAIT MENJAGA KELESTARIKAN EKOSISTEM


TERUMBU KARANG (online ) ,
(https://dkp.jatengprov,go.id/indexs php/arikel/ked barat /-7 kiat, menjaga-
kelestarian-ekosistem-terumbu-karang/diakses pada 04 April 2023

Webmasker 2020 . Penyebab rusaknya terumbu karang ( online )


(https://dlh.semarang kota.go.id/7 penyebb-rusaknya terumbu-
karang/ diakeses pada 04 April 2023 )

Webmasker.2020 kebali jenis-jenis terumbu karang, ( online )


(https://dlh.semarangkota.go.id/kenali jenis-jenis terumbu-
karang/ diakses pada 04 april 2023

16

Anda mungkin juga menyukai