Anda di halaman 1dari 5

1. Mengapa tekanan darah dan denyut jantungnya meningkat?

Berdasarkan Jurnal Keolahragaan Tahun 2015 : “PERBEDAAN PERUBAHAN


TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG PADA BERBAGAI INTENSITAS
LATIHAN ATLET BALAP SEPEDA”
Denyut nadi adalah denyut jantung yang dihantarkan lewat arteri dan dirasakan sebagai
denyut. Pada arteri yang besar denyut dapat dirasakan dengan baik yang jumlahnya tiap
menit sama dengan denyut jantung. Program latihan yang bersifat aerobik seperti bersepeda akan
menyebabkan semakin besarnya ruang pada atrium maupun ventrikel pada jantung.

Dengan demikian volume darah sedenyut akan meningkat. Dengan meningkat nya volume
darah sedenyut maka akan meme-nuhi kebutuhan oksigen maupun membuang karbondioksida
jantung tidak perlu memompa dengan frekuensi yang tinggi. Oleh karena itu atlet yang terlatih
dalam daya tahan aerobik denyut jantung minimalnya akan dibawah 60 kali per menit, bahkan
lebih rendah dari 50 kali per menit. Rerata denyut jantung istirahat pada L1 adalah 60,09
kali/menit, sedangkan pada L2 62,27 kali/menit dan L3 64,72 kali/menit. Ideal-nya denyut
jantung istirahat pada atlet yang terlatih adalah 40-60 kali per menit (American Heart
Association, 2015).

Nilai denyut jantung istirahat pada subjek mendekati nilai ideal, namun akan lebih baik
apabila nilainya berada dibawah 60 kali per menit. Lebih sedikit denyut jantung maka dapat
dikatakan bahwa orang tersebut memiliki kebugaran yang lebih baik. Pada individu yang bugar,
detak jantung atau denyut jantungnya lebih sedikit jumlahnya karena sistem kardiorespiratori
bekerja secara lebih efisien, yaitu dalam setiap detak oksigen yang terpompa dalam darah
lebih banyak sehingga kebutuhan oksigen dapat langsung terpenuhi (Anspaugh, 1997 dalam
Indrawagita, 2009; Laskowski dalam Amran, 2012)

Berdasarkan Jurnal Kesehatan Andalas tahun 2016 : “Gambaran Perubahan Tekanan


Darah Pasca Olahraga Futsal pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas”

Pada saat berolahraga, terjadi perubahan besar dalam sistem sirkulasi dan pernapasan,
dimana keduanya berlangsung bersamaan sebagai bagian dari respon homeostatik. Berolahraga
terjadi dua kejadian yaitu peningkatan curah jantung (cardiac output) dan redistribusi darah dari
otot-otot yang tidak aktif ke otot-otot yang aktif. Curah jantung tergantung dari isi sekuncup (stroke
volume) dan frekuensi denyut jantung (heart rate). Kedua faktor ini meningkat pada waktu latihan.
Redistribusi darah pada waktu latihan menyangkut vasokonstriksi pembuluh darah yang
memelihara daerah yang tidak aktif dan vasodilatasi dari otot yang aktif yang disebabkan oleh
kenaikan suhu setempat, peningkatan CO2 dan asam laktat serta kekurangan oksigen.Saat
berolahraga berat tekanan darah sistolik dapat naik menjadi 150 - 200 mmHg dari tekanan sistolik
ketika istirahat sebesar 110 - 120 mmHg. Segera setelah latihan selesai, tekanan darah akan turun
sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30-120 menit.

Olahraga terdiri dari latihan dinamis dan statis. Selama latihan dinamis seperti lari, renang
atau bersepeda akan merangsang kontraksi kelompok otot- otot besar, sehingga menyebabkan
respon/perubahan akut yang besar pada sistem kardiovaskuler. Pada olahraga jenis ini akan terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik dan sedikit peningkatan pada tekanan rata-rata arteri dan tekanan
darah diastolik. Respon ini akan merangsang pusat otak dan apabila latihan diteruskan akan
memberikan signal mekanisme umpan balik pada pusat kardiovaskular di batang otak, sehingga
menimbulkan perubahan-perubahan berupa penurunan tahanan vaskuler (vascular resistance) untuk
mengimbangi peningkatan perfusi otot dan peningkatan cardiac output untuk meningkatkan ambilan
oksigen yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan arteri rata-rata.

2. Apakah bunyi jantung normal?

Berdasarkan Jurnal Saintek, Vol. 13. No. 1 Juni 2016 : “Aplikasi Pengukur Deteksi Detak
dan Suara Jantung”

Bunyi jantung adalah bunyi yang disebabkan oleh proses membuka dan menutupnya katup
jantung akibat adanya getaran pada jantung dan pembuluh darah besar. Bunyi jantung dikenal juga
sebagai suara jantung. Banyak dokter menggunakan alat bantu stetoskop untuk mendengar bunyi
jantung. Adapun jumlah dan kualitas bunyi jantung bergantung pada desain stetoskop dan
tekanannya pada dinding dada, lokasinya, orientasi tubuh, serta fase bernapas. Bunyi jantung
normal pada dasarnya dapat dibedakan menjadi bunyi jantung pertama (S1) dan bunyi jantung
kedua (S2). Bunyi jantung pertama (S1) muncul akibat 2 penyebab yaitu: penutupan katub
atrioventrikular (katub mitral dan trikuspidalis) dan kontraksi otot-otot jantung. Bunyi jantung
kedua disebabkan dari penutupan katub semilunaris (katub aorta dan pulmonal). Bunyi jantung
pertama memiliki frekuensi yang lebih rendah dan waktu yang sedikit lebih lama dibandingkan
dengan bunyi jantung kedua. Bunyi jantung kedua memiliki frekuensi nada yang lebih tinggi dan
memiliki intensitas yang maksimum di daerah aorta.
Secara normal akan terdapat dua buah bunyi jantung pada tiap satu siklus jantung. Bunyi
jantung pertama dan kedua digambarkan sebagai bunyi “lubb” (bunyi pertama) dan “dup” (bunyi
kedua). Bunyi pertama memiliki sifat lebih rendah, lebih lembut, dan lebih panjang. Bunyi pertama
ditimbulkan oleh getaran yang terjadi akibat penutupan katup mitral dan tricuspid pada permulaan
systole ventrikel. Sedangkan bunyi kedua, sedikit lebih tinggi, lebih tajam, dan lebih pendek. Bunyi
ini ditimbulkan oleh getaran yang terjadi akibat penutupan katup aorta dan pulmonal yang terjadi
segera setelah akhir systole ventrikel. Terdapat juga variasi bunyi jantung ketiga dan keempat,
tetapi keduanya sulit untuk didengar. Bising atau bruit adalah bunyi jantung abnormal yang terjadi
akibat kelainan pada sistem katup jantung. Berdasarkan waat terdengarnya dapat digolongkan
bising sistolik, yaitu yang terjadi pada saat sistolik; dan bising diastolik, yaitu yang terjadi pada saat
diastolik. Bising ini dapat dijadikan sebagai tanda dalam diagnosis kelainan katup jantung.

3. Bagaimana struktur, fungsi dan regulasi sistem kardiovaskular normal?


Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan
kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan
ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu
arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
Fungsi sistem kardiovaskuler ( jantung )

memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang
diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan
menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima
nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan
mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah
mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan
tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk
memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.

1. Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular (struktur dan fungsi)

Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat
mengalir ke jaringan.

Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di rongga toraks (dada)
sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan vertebra (tulang
punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian depan dibatasi oleh
sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis
median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada
paling depan dalam rongga thorax. Apex cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis
medio-clavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan
vena cava superior (Aurum, 2007).

Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang), bilik bagian
atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal) menerima darah yang
kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah
dari jantung.

Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan
ke seluruh tubuh.

Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar peredaran darah
dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari jantung ke seluruh tubuh, kembali ke
jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru, kembali ke
jantung (sirkulasi pulmonal).

1) Arteri

Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal dari aorta tepat
di bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian besar ventrikel kiri, dan arteri
koroner kanan memperdarahi sebagian besar ventrikel kanan (Setiadi, 2007: 179).

a) Arteri Koroner Kanan

Berjalan ke sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya arteri
koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel kanan, dan dinding sebelah dalam
dari ventrikel kiri.

b) Arteri Koroner Kiri

Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama (LMCA = Left
Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm.
2) Vena

Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri koroner. Sistem vena
jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 181):

Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari miokardium
atrium kanan dan ventrikel kanan.

Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian besar
isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan.

Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke
seluruh tubuh.

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkutoksigen yang
diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringantubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin
juga diedarkan melalui darah.. Darahmanusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya
oksigen sampai merah tuaapabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme,
yangmerupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh
darah dan disirkulasikan oleh jantung.

Pembagian darah

 Plasma darah 55 %
Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung
plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air.

Sel-sel darah 45 %; terdiri dari:

a) Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran
diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak.

b) Sel darah putih (leukosit)

Bentuk dansifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kitalihat di bawah mikroskop maka
akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubahdandapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(pseudopodia),mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurutinti
selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darahkira-kira 6000-9000.

c) keping-keping darah (trombosit)

Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam,
ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3.
2. Regulasi Tekanan Darah

 Sistem Saraf
Sistem saraf mengontrol tekanan darah dengan mempengaruhi tahanan pembuluh darah perifer. Dua
mekanisme yang dilakukan adalah mempengaruhi distribusi darah dan mempengaruhi diameter
pembuluh darah. Umumnya kontrol sistem saraf terhadap tekanan darah melibatkan: baroreseptor
dan serabut2 aferennya, pusat vasomotor dimedula oblongata serta serabut2 vasomotor dan otot
polos pembuluh darah. Kemoreseptor dan pusat kontrol tertinggi diotak juga mempengaruhi
mekanisme kontrol saraf.

Pusat Vasomotor mempengaruhi diameter pembuluh darah dengan mengeluarkan epinefrin


sebagai vasokonstriktor kuat, dan asetilkolin sebagai vasodilator.

Baroresptor, berlokasi pada sinus karotikus dan arkus aorta. Baroresptor dipengaruhi oleh
perubahan tekanan darah pembuluh arteri.

Kemoresptor, berlokasi pada badan karotis dan arkus aorta. Kemoreseptor dipengaruhi oleh
kandungan O2, CO2, atau PH darah.

 Kontrol Kimia
Selain CO2 dan O2, sejumlah kimia darah juga membantu regulasi tekanan darah melalui refleks
kemoreseptor yang akan dibawa ke pusat vasomotor.

Hormon yang mempengaruhi: epinefrin dan norepinefrin, Natriuretik Atrial, ADH, angiotensin II,
NO, dan alkohol.

Anda mungkin juga menyukai