Bahan LBM 1 Jiwa
Bahan LBM 1 Jiwa
STEP 7
1. Mengapa pasien ini sering marah2 tanpa sebab sejak 2 bln yg lalu?
SGD 1 Page 1
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataanya
atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan, biarpun dibuktikan
kemustahilan hal itu ( Marasmis 2005 hal 117).
SGD 1 Page 2
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
Townsend 1998 mengatakan bahwa waham adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukan ide-ide yang salah.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa waham sebagai salah satu
perubahan proses khususnya isi pikir yang ditandai dengan keyakinan terhadap ide-ide, pikiran
yang tidak sesuai dengan kenyataan dan sulit diubah dengan logika atau bukti-bukti yang ada.
A. Jenis-Jenis Waham
adapun jenis-jenis waham menurut Marasmis, stuart and sundeen ( 1998) dan Keliat
(1998) waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu:
a. Waham agama : keyakinan klien terhjadap suatu agama secara berlebihan diucapkan
beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Waham kebesaran : klien yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuatan khusus diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
c. Waham somatic : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya teganggu dan
terserang penyakit, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
d. Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana klien yakin bahwa
ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha merugikan atau mencurigai dirinya,
diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
e. Waham nihilistic : klien yakin bahwa dirinya sudah ridak ada di dunia atau sudah
meninggal, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
f. Waham bizar
1. Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang dsisipkan di dalam pikiran yang
disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
2. Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun
dia tidak menyatakan kepada orang tersebut, diucapkan beulang kali tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
3. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
B. Fase-Fase Waham
1. Lack of Selfesteen
SGD 1 Page 3
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
- Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara kenyataan dan
harapan. Ex : perceraian->berumah tangga tidak diterima oleh lingkungannya.
2. Control Internal Eksternal
- Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Ex : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan
3. Environment support
- kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa
bersalah saat berbohong. Ex : seseorang yang mengaku dirinya adalah guru tari
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan, klien merasa
didukung, klien menganggap hal yang dikatakan sebagai kebenaran, kerusakan
control diri dan tidak berfungsi normal (super ego)
4. Fisik Comforting
–klien merasa nyaman dengan kebohongannya
5. Fase Improving
Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah akan meningkat.
Secara khusus factor penyebab timbulnya waham dapat diuraikan dalam beberapa teori yaitu :
a. Factor Predisposisi
Menurut Townsend (1998, hal 146-147) factor predisposisi dari perubahan isi pikir :
waham kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai berikut :
1. Teori Biologis
a. Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu
kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan
yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain).
b. Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan
skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suaru kecacatan sejak
lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan
suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang
menderoita skizoprenia.
SGD 1 Page 4
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
SGD 1 Page 5
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego
spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan mekanisme
pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai
pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan
ketergantungan ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan
untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk
melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat diterima didalam dirinya sendiri.
Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas, telah dihipotesiskan menyebabkan reaksi formasi
dan proyeksi, waham kebesaran dan superioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil
pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan
harga diri mereka yang terluka. Waham kebesaran merupakan regresi perasaan maha kuasa
SGD 1 Page 6
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
dari anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan yang tidak dapat disangkal dan dihilangkan
(Kaplan dan Sadock, 1997).
Cameron, dalam Kaplan dan Sadock, (1997) menggambarkan 7 situasi yang memungkinkan
perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan, untuk mendapat terapi sadistik, situasi
yang meningkatkan ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi sosial, situasi yang meningkatkan
kecemburuan, situasi yang memungkinkan menurunnya harga diri (harga diri rendah), situasi
yang menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada orang lain, situasi yang
meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang arti dan motivasi terhadap sesuatu.
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/
membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
Menurut Kaplan dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham adalah:
a. Status mental
1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali bila
ada sistem waham abnormal yang jelas.
2) Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.
3) Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.
4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri,
mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.
5) Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas
depresi ringan.
6) Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap, kecuali
pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan
ditemukan halusinasi dengar.
b. Sensori dan kognisi
SGD 1 Page 7
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki waham
spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.
2) Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).
3) Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.
4) Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya. Keputusan terbaik
bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan menilai perilaku masa lalu,
masa sekarang dan yang direncanakan.
Definisi
Suatu keyakinan atau fikiran yang salah, karena bertentangan dengan kenyataan (dunia
realitas).
Buah fikiran ini selalu mengenai diri sendiri (egosentris)
Selalu bertentangan dengan realita
Selalu bertentangan dengan logika
Penderita percaya 100% persen kepada kebenaran fikirannya
Tidak dapat dirubah oleh orang lain sekalipun dengan jalan yang logis dan
rasional
Sumber: Psikiatri II Simtomatologi, UNDIP
MACAM-MACAM WAHAM :
a. Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya org besar, org berpangkat tinggi,org yg pandai sekali, org
kaya bnyak uangnya dan bnyak rumahnya. Didapatkan pada sindroma Manik
b. Waham berdosa
Timbul perasaan salah yg luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar. Penderita
percaya sudah selayaknya dirinya harus dihukum berat, atau menjalani hukuman
mati sekalipun. Didapatkan pada sindroma depresi.
c. Waham dikejar
SGD 1 Page 8
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
Individu merasa dirinya senantiasa dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok
orang yang bermaksut berbuat jahat kepada dirinya.
d. Waham curiga
e. Waham cemburu
g. Waham hypochondri
h. Waham magik-mistik
i. Waham sistematis
SGD 1 Page 9
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
dirubah
Bisa terjadi pada ya Ya tidak
orang normal
Jadi, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa ada
rangsangan dari luar ekternal.
SGD 1 Page 10
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
SGD 1 Page 11
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
adalah penyakit jiwa yang disebabkan oleh faktor-faktor fisik atau organik, yaitu
pada fungsi jaringan otak, sehingga penderita mengalamai inkompeten secara sosial,
tidak mampu bertanggung jawab, dan gagal dalam menyesuaikan diri terhadap
realitas
b. Psikosis fungsional
Psikosis fungsional merupakan penyakit jiwa secara fungsional yang bersifat
nonorganik, yang ditandai dengan disintegrasi kepribadian dan ketidak mampuan
dalam melakukan penyesuaian sosial. Psikosis jenis ini dibedakan menjadi beberapa
., yaitu : schizophrenia, psikosis mania-depresif, dan psiukosis paranoid (Kartini
Kartono, 2000 : 106).
• Psikosis Organik
• Alcoholic psychosis
• Drug psychose Drug psychose
• Traumatic psychosis
• Dementia paralytica,
• Psikosis Fungsional
• Schizophrenia
• Psikosis mania-depresif
• Psikosis paranoid
Penyebab gejala penyakit mental yang lazim diklasifikasikan sebagai "organik" atau
"fungsional". Kondisi organik terutama medis atau patofisiologi, sedangkan, kondisi fungsional
terutama psikiatris atau psikologis.
DSM-IV-TR tidak lagi mengklasifikasikan gangguan psikotik sebagai fungsional atau organik.
Melainkan daftar penyakit psikotik tradisional, psikosis karena kondisi Kedokteran Umum, dan
psikosis yang diinduksi Zat.
Psikiatrik
tumor otak
obat amfetamin penyalahgunaan, kokain, alkohol antara lain
kerusakan otak
skizofrenia, gangguan schizophreniform, gangguan schizoafektif, gangguan psikotik singkat
gangguan bipolar (manik depresi)
SGD 1 Page 12
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
Sebuah episode psikotik dapat secara signifikan dipengaruhi oleh suasana hati. Sebagai contoh,
orang yang mengalami episode psikotik dalam konteks depresi mungkin mengalami delusi
persecutory atau diri menyalahkan atau halusinasi, sementara orang-orang mengalami episode
psikotik dalam konteks mania dapat membentuk delusi megah.
Stres diketahui untuk berkontribusi dan memicu negara psikotik. Riwayat psikologis peristiwa
traumatik, dan pengalaman baru-baru ini peristiwa stres, dapat baik berkontribusi pada
pengembangan psikosis.
Psikosis singkat dipicu oleh stres yang dikenal sebagai psikosis reaktif singkat, dan pasien dapat
pulih secara spontan berfungsi normal dalam waktu dua minggu.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, individu dapat tetap dalam keadaan full-blown
psikosis selama bertahun-tahun, atau mungkin memiliki gejala psikotik dilemahkan (seperti
halusinasi intensitas rendah) hadir paling banyak kali.
Kurang tidur telah dikaitkan dengan psikosis. Namun, ini bukan resiko bagi kebanyakan orang,
yang hanya mengalami halusinasi hypnagogic atau hypnopompic, yaitu pengalaman indrawi
yang tidak biasa atau pikiran yang muncul saat bangun tidur atau tertidur. Ini adalah fenomena
tidur normal dan tidak dianggap tanda-tanda psikosis.
Kekurangan vitamin B12 juga dapat menyebabkan gejala mania dan psikosis.
Genetika juga mungkin memiliki peran dalam psikosis. Para kembar empat Genain adalah
identik kembar empat yang semuanya didiagnosis dengan skizofrenia.
Umum medis
Psikosis yang timbul dari "organik" (non-psikologis) kondisi kadang-kadang dikenal sebagai
psikosis sekunder. Hal ini dapat dikaitkan dengan patologi berikut:
SGD 1 Page 13
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
sarkoidosis
Penyakit Lyme
sipilis
Penyakit Alzheimer
Penyakit Parkinson
Anti-reseptor NMDA ensefalitis
Psikosis bahkan dapat disebabkan oleh penyakit tampaknya tidak berbahaya seperti flu
atau gondok
1. Definisi
adalah suatu kondisi ggn jiwa/mental “berat” ditandai dg hilangnya daya nilai realita
dan ggn fungsi mental lain (halusinasi,waham inkoherensi, konfusi, disorientasi, ggn
ingatan, peri - laku teragitasi dll) serta tdpt hendaya berat dlm fung- si global penderita,
spt fgs: peran, sosial dan pribadi.
2. Jenis
SGD 1 Page 14
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
PSIKOTIK FUNGSIONAL
ggn mental dmn tdk ada dasar organik yg dpt diterima umum
a. Skizofrenia F20
Gangguan yang tampil dengan gangguan berpikir (perubahan formasi konsep
yang menyebabkan delusi dan halusinasi), afek (ambivalen, konstriksi, dan reaksi
inapropiatdan hilangnya empati dengan orla), perilaku (menyendiri, regresif,
aneh)
Dibedakan menjadi :
- Tipe Paranoid F20.0
Ditandai dengan delusi grandiose atau presekurtorik kadang halusinasi
berlebihan, pasien sering bersikap kasar da agresif
- Tipe Hebefrenik atau disorganisasi F20.1
Berfikis disorganisasi, senyum aneh, afek dangkal dan inapropiat, perilaku
dungu, regresif dan mannerism. Keluhan somatic sering, kadang delusi dan
halusinasi tak terorganisasi
- Tipe Katatonik F20.2
Subtype eksistasi ditambah aktivitas kotorikm menyendiri, inhibisi umum,
stupor, mutivisme, negatifisme, fleksibilitas liln
- Tipe tak terinci F20.3
Delusi, halusinasi menjol
- Tipe Residual F20.5
Dengan tanda skizofren, sesudah suatu episode skizofren, tak lagi menonjol.
SGD 1 Page 15
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
b. Gangguan Skizotipal
Tdpt 3/4 gejala khas berikut sedikitnya 2 thn:
1. afek tdk wajar/ menyempit
2. perilaku/penampilan aneh, eksentrik, ganjil
3. hub sosial buruk, menarik diri
4. pikiran aneh, megik tdk sesuai dg norma budaya
5. penuh curiga, pikiran paranoid
6. pikiran obsesif ttg: keyakinan btk tubuh abnormal, seksual atau agresif.
7. ggn persepsi: halusinasi, ilusi, persepsi tubuh tdk lazim (somatosensori),
depersonalisasi, derealisasi.
8. pikiran samar, berputar, penuh kiasan,ruwet, aneh atau stereotipi
pembicaraan tanpa inkoherensi.
9. kdg tdpt episode psikotik sementara dg halusinasi, ilusi, gagasan mirip
waham dll
c. Gangguan Waham
Waham sbg satu-satunya gejala klinis khas, menyolok, bersifat pribadi, bukan
budaya sedikitnya 3 bln.
Gangguan psikotik dengan delusi persisten
Paranoia gejala waham persekutorik
SGD 1 Page 16
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
PSIKOTIK ORGANIK
gangguan mental dimana tdpt suatu patologi yg dpt diidentifikasi
Ditandai dengan perubahan fungsi jaringan otak, menimbulkan gangguan belajar,
orientasi, penilaian, dan fungsi intelektual
a. Gangguan mental organic
Meningitis dll
b. Gangguan Perilaku akibat zat psikoaktif
Alcohol, NAPZA
SGD 1 Page 17
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
SGD 1 Page 18
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
ini merupakan suatu gejala yang hampir tidak dijumpai pada keadaan lain.
Menurut Bleuler, seseorang didioagnosa menderita skizofrenia apabila terdapat
gangguan-gangguan primer dan disharmoni pada unsur-unsur kepribadian yang
diperkuat dengan adanya gejala-gejala sekunder.
Menurut Kut Schneider, terdapat 11 gejala skizofrenia yang terdiri dari 2 kelompok,
yaitu sebagai berikut:
1. Kelompok A, halusinasi pendengaran, yaitu:
a. Pikirannya dapat didengar sendiri
b. Suara-suara yang sedang bertengkar
c. Suara-suara yang mengomentari perilaku penderita
2. Kelompok B, gangguan batas ego, yang meliputi:
a. Tubuh dan gerakan penderita dipengaruhi oleh kekuatan dari luar
b. Pikirannya diambil keluar
c. Pikirannya dipengaruhi oleh orang lain
d. Pikirannya diketahui oleh orang lain
e. Perasaannya dibuat oleh orang lain
f. Kemauannya dipengaruhi orang lain
g. Dorongannya dikuasai orang lain
h. Persepsi yang dipengaruhi oleh waham
Menurut Kut Schneider, seseorang bisa didiagnosa penderita skizofrenia bila ada
gejala dari kelompok A dan Kelompok B, dengan syarat kesadaran penderita tidak
menurun.
Gejala lain yang diungkap adalah:
1. Gejala-Gejala Positif, yaitu penambahan fungsi dari batas normal, meliputi:
a. Delusi.
Delusi adalah keyakinan yang oleh kebanyakan orang dianggap misinterpretasi
terhadap realitas. Delusi memiliki bermacam-macam bentuk, yaitu delusion of
grandeur (waham kebesaran) yaitu keyakinan irasional mengenai nilai dirinya,
delusion of persecution yaitu yakin dirinya atau orang lain yang dekat dengannya
SGD 1 Page 19
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
diperlakukan dengan buruk oleh orang lain dengan cara tertentu, delusion of
erotomanic yaitu keyakinan irasional bahwa penderita dicintai oleh seseorang
yang lebih tinggi statusnya, delusion of jealous yaitu yakin pasangan seksualnya
tidak setia, dan delusion of somatic yaitu merasa menderita cacat fisik atau
kondisi medis tertentu.
b. Halusinasi
Gejala-gejala psikotik dari gangguan perseptual dimana berbagai hal dilihat
didengar, atau diindera meskipun hal-hal itu tidak real (benar-benar ada).
2. Gejala-Gejala Negatif, yaitu pengurangan fungsi dari batas normal, meliputi:
a. Avolisi
Yaitu apati atau ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan
kegiatan-kegiatan penting.
b. Alogia
Yaitu pengurangan dalam jumlah atau isi pembicaraan.
c. Anhedonia
Yaitu ketidakmampuan untuk mengalami kesenangan yang terkaitu dengan
beberapa gangguan suasana perasaan dan gangguan skizofrenik.
d. Afek Datar
Yaitu tingkah laku yang tampak tanpa emosi.
3. Gejala Disorganisasi, yaitu ketidakharmonisan fungsi, meliputi:
a. Disorganisasi dalam pembicaraan (Disorganized Speech)
Gaya bicara yang sering terlihat pada penderita skizofrenia termasuk inkoherensi
dan ketiadaan pola logika yang wajar.
b. Afek yang tidak pas (inappropriate Affect) dan perilaku yang disorganisasi
Afek yang tidak pas merupakan ekspresi emosi yang tidak sesuai dengan aslinya.
Perilaku yang disorganisasi adalah perilaku yang tidak lazim
9. Penyebab gangguan jiwa?
Ada beberapa teori yang mungkin bisa menjelaskan penyebab skizofrenia. Adapun
teori-teori tersebut seperti tersebut di bawah ini:
SGD 1 Page 20
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
1. Teori Neurotransmitter
Di dalam otak manusia terdapat berbagai macam neurotransmitter, yaitu
substansi atau zat kimia yang bertugas menghantarkan impuls-impuls saraf. Ada
beberapa neurotransmitter yang diduga berpengaruh terhadap timbulnya
skizofrenia. Dua di antaranya yang paling jelas adalah neurotransmitter dopamine
dan serotonin. Berdasarkan penelitian, pada pasien-pasien dengan skizofrenia
ditemukan peningkatan kadar dopamine dan serotonin di otak secara relatif.
Menurut Mesholam Gately et.al dalam jurnal Neurocognition in First-Episode
Schizophrenia: A Meta Analytic Review (2009), gangguan neurokognisi adalah fitur
utama pada episode pertama penderita skizofrenia. Gangguan tersebut membuat
sistem kognisi tidak dapat bekerja seperti kondisi normal.
2. Teori Genetik
Diduga faktor genetik juga berpengaruh terhadap timbulnya skizofrenia.
Walaupun demikian, terbukti dari penelitian bahwa skizofrenia tidak diturunkan
secara hukum Mendeell (jika orang tua skizofrenia, belum tentu anaknya skizofrenia
juga). Dari penelitian didapatkan prevalensi sebagai berikut:
Populasi umum 1%
Saudara Kandung 8%-10%
Anak dengan salah satu orang tua skizofrenia 12%-15%
Kembar 2 telur (dizigot) 12%-15%
Anak dengan kedua orang tua skizofrenia 35%-40%
Kembar monozigot 47%-50%
Sampai saat ini, belum ada hal yang pasti mengenai penyebab skizopfrenia.
Namun demikian peneliti-peneliti meyakini bahwa interaksi antara genetika dan
lingkungan yang menyebabkan skizofrenia. Menurut Imransyah, bahwa hanya 10%
dari genetika yang dapat menyebabkan skizofrenia, sedangkan Hawari (Arif, 2006)
mengakui bahwa skizofrenia dapat dipicu dari faktor genetik. Namun jika lingkungan
sosial mendukung seseorang menjadi pribadi yang terbuka maka sebenarnya faktor
SGD 1 Page 21
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
genetika ini bisa diabaikan. Namun jika kondisi lingkungan mendukung seseorang
bersikap asosial maka penyakit skizofrenia menemukan lahan suburnya.
Penelitian lain dari Clarke et al yang berjudul Evidence for an Interaction Between
Familial Liability and Prenatal Exposure to Infection in the Causation of Schizophrenia
(2009), menyebutkan bahwa Komplikasi kelahiran dan keluarga yang memiliki resiko
psikotik terbukti menyebabkan skizofrenia dengan persentase resiko 38% - 46%.
3. Predisposisi Genetika
Meskipun genetika merupakan faktor resiko yang signifikan, belum ada penanda
genetika tunggal yang diidentifikasi. Kemungkinan melibatkan berbagai gen.
Penelitian telah berfokus pada kromosom 6, 13, 18, dan 22. Resiko terjangkit
skizofrenia bila gangguan ini ada dalam keluarga, yaitu satu orang tua yang terkena
12%-15%, kedua orang tua terkena penyakit ini resiko 35%-40%, saudara sekandung
terjangkit resiko 8%-10%, kembar dizigotik yang terkena resiko 12%-15%, bila
kembar monozigotik yang terkena resiko 47%- 50%.
Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia diturunkan, 1% dari
populasi umum tetapi 10% pada masyarakat yang mempunyai hubungan derajat
pertama seperti orang tua, kakak laki laki ataupun perempuan dengan skizofrenia.
Masyarakat yang mempunyai hubungan derajat ke dua seperti paman, bibi, kakek /
nenek dan sepupu dikatakan lebih sering dibandingkan populasi umum. Kembar
identik 40% sampai 65% berpeluang menderita skizofrenia sedangkan kembar
dizigotik 12%. Anak dan kedua orang tua yang skizofrenia berpeluang 40%, satu
orang tua 12 % (Makalah pembahas).
Lenzenweger, Mark et al. dalam jurnal Resolving The Latent Structure of
Schizophrenia Endophenotypes Using Expectation-Maximization-Based Finite
Mixture Modelling (2007) melakukan penelitian mengenai struktur laten fenotip
pada beberapa subjek yang diindikasikan skizofrenia. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa subjek tersebut memiliki kecenderungan kepribadian skizotipal yang sangat
berpotensi untuk mengarah pada gangguan psikotik.
4. Abnormalitas Perkembangan Syaraf
SGD 1 Page 22
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
Penelitian menunjukkan bahwa malformasi janin minor yang terjadi pada awal
gestasi berperan dalam manifestasi akhir dari skizofrenia. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan saraf dan diidentifikasi sebagai resiko yang terus
bertambah, meliputi individu yang ibunya terserang influenza pada trimester kedua,
individu yang mengalami trauma atau cedera pada waktu dilahirkan, dan
penganiayaan atau trauma di masa bayi atau masa anak-anak.
5. Abnormalitas Struktur dan aktivitas Otak
Pada beberapa subkelompok penderita skizofrenia, teknik pencitraan otak (CT,
MRI, dan PET) telah menujukkan adanya abnormalitas pada struktur otak yang
meliputi pembesaran ventrikel, penurunan aliran darah ventrikel, terutama di
korteks prefrontal penurunan aktivitas metaolik di bagian-bagian otak tertentu atrofi
serebri. Ahli neurologis juga menemukan pemicu dari munculnya gejala skizofrenia.
Pada para penderita skizofrenia diketahui bahwa sel-sel dalam otak yang berfungsi
sebagai penukar informasi mengenai lingkungan dan bentuk impresi mental jauh
lebih tidak aktif dibanding orang normal.
Temuan ini bisa menjabarkan dan membantu pengobatan munculnya halunisasi
dan gangguan pemikiran pasien skizofrenia, demikian menurut tim dari Harvard
Medical School. Pada saat yang sama para ilmuwan memonitor gelombang otak
partisipan dengan menggunakan alat electroencephalogram (EEG) yang bisa
memberi informasi aktivitas elektrik otak. Kedua kelompok memberi respon
terhadap gambar-gambar tersebut selama satu detik saja. Namun mereka yang
menderita skizofrenia membuat lebih banyak kesalahan dan membutuhkan waktu
lebih banya 200 milidetik dibanding yang sehat.
Ketika para ilmuwan mengamati pola gelombang otak, mereka menemukan
bahwa pasien skizofrenia memperlihatkan tidak adanya aktivitas pasti dalam
gelombang otakknya ketika menekan tombol-tombol jawaban. Sementara partisipan
yang sehat memiliki aktivitas gelombang gama yang bisa menjadi identifikasi bahwa
otak mereka memproses informasi visual sebagai petunjuk responnya. “Ada
perbedaan yang sangat dramatis. Para penderita skizofrenia tidak memperlihatkan
SGD 1 Page 23
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
respons gama sama sekali”, komentar Dr. Robert McCarley, pemimpin studi. Jika
komunikasi yang paling efisien terjadi pada gelombang 40 hertz, maka penderita
skizofrenia menggunakan frekuensi yang jauh lebih rendah. Ini sama saja artinya
dengan mereka tidak mempunyai proses komunikasi yang efektif pada sel penukar
informasi dan bagian otaknya.
6. Ketidakseimbangan Neurokimia (neurotransmitter)
Skizofrenia memiliki basis biologis, seperti halnya penyakit kanker dan diabetes.
Penyakit ini muncul karena ketidakseimbangan yang terjadi pada dopamine, yakni
salah satu sel kimia dalam otak (neurotransmitter). Otak sendiri terbentuk dari sel
saraf yang disebut neuron dan kimia yang disebut neurotransmitter.
Penelitian terbaru bahkan menunjukkan serotonin, norepinefrin, glutamate, dan
GABA juga berperan dalam menimbulkan gejala-gejala skizofrenia. Majorie Wallace,
pimpinan eksekutif yayasan Skizofrenia SANE, London, berkomentar bahwa, di
dalam otak terdapat miliaran sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat
untuk meneruskan maupun menerima pesan dari sambungan sel lainnya.
Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang
menbawa pesan dari ujung sambungan sel yang satu ke ujung sambungan sel yang
lain. Di dalam otak penderita skizofrenia, terdapat kesalahan atau kerusakan pada
sistem komunikasi tersebut. Biasanya mereka mengalami halusinasi.
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak mampu
menginterpretasikan dan merespons pesan atau rangsangan yang datang. Penderita
skizofrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya
tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya. Auditory
hallucinations, gejala yang biasanya timbul, yaitu penderita merasakan ada suara
dari dalam dirinya.
Kadang suara itu dirasakan menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapi kadang
suara itu menyuruhnya melakukan sesuatu yang sangat berbahaya, seperti bunuh
diri. Gejala lain adalah menyesatkan pikiran atau delusi, yakni kepercayaan yang
kuat dalam menginterpretasikan sesuatu yang kadang berlawanan dengan
SGD 1 Page 24
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
kenyataan. Misalnya, pada penderita skizofrenia, lampu lalu lintas di jalan raya yang
berwarna merah kuning hijau, dianggap sebagai suatu isyarat dari luar angkasa.
7. Proses Psikososial dan Lingkungan
Proses psikososial dan lingkungan juga sangat berpengaruh untuk menyebabkan
skizofrenia. Setiap orang pada umumnya memiliki kecenderungan untuk skizofrenia
1%. Pada individu yang memiliki hubungan dekat dengan seseorang yang terjangkit
skizofrenia, kecenderungannya sekitar 10%. Jika seseorang hidup dalam lingkungan
yang mendukung asosial, kemungkinan seseorang untuk mengidap skizofrenia tinggi.
Namun bila sedeorang hidup dalam lingkungan yang terbuka, walaupun secara
genetik dia memiliki kecenderungan skizofrenia, hal itu bisa diminimalisisr bahkan
dihilangkan.
10. Cara dx gangguan jiwa?
Aksis I
Gangguan Klinis (F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68, F80-89, F90-98, F99)
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
SGD 1 Page 25
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
Aksis V
100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi
90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa
80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social
70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
baik
40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat
dalam beberapa fungsi
30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam
hampir semua bidang
20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan
mengurus diri
Aksis I:
Aksis II:
Gangguan kepribadian: mencakup poa perilaku maladaptive yang sangat kaku dan
betahan, biasanya merusak hubunganantar pribadi dan adaptasi social.
SGD 1 Page 26
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
Retardasi Mental
Seseorang bias memenuhi aksis I atau II, atau memenuhi kedua aksis.
Aksis III:
Kondisi medis umum dan kondisi medis yang mugkin penting bagi pemahaman atau
penyembuhan atau penanganan gangguan mental individu.
Meliputi kondisi klinis yang diduga menjadi penyebab atau bukan penyebab gangguan
yang dialami individu.
Aksis IV:
Problem psikososial dan lingkungan. Mencakup peristiwa hidup yang negative maupun
positif; kondisi lingkungan dan social yang tidak menguntungkan, dll
Aksis V:
Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III. Jakarta: Departemen
Kesehatan; 1993
SGD 1 Page 27
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
c. Pembicaraan yg kacau
d. Waham (gangguan di pikiran)
e. Merasa tidak sakit (gangguan afektif)
f. Egosentris
12. Macam2 suasana perasaan dan tingkah laku penderita gangguan jiwa?
13. Macam pf dan px.lab?
14. Cara penilaian GAF dan interpretasi hasilnya?
Aksis V digunakan untuk melaporkan penilaian ahli mengenai taraf berfungsinya seseorang
secara menyeluruh. Informasi tentang GAF (Global Assessment of Functioning), berguna
untuk merencanakan penanganan, mengukur dampak pengobatan serta meramalkan hasil
terapi dan taraf pemulihan.
Skor
100-91= gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak
tertanggulangi.
90-81= gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian yang biasa
80-71= gejala sementara & dapat diatasi,disabilitas ringan dalam
social,pekerjaan, sekolahan dll.
70-61= beberapa gejala ringan & menetap,disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik
60-51= gejala sedang( moderate),disabilitas sedang
50-41= gejala berat (serious), disabilitas berat
40-31= beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi,disabilitas berat dalam beberapa fungsi
30-21= disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
berfungsi hamper semua bidang.
20-11= bahaya mencenderai diri/orang lain,disabilitas sangat berat
dalam komunikasi dan mengurus diri
10-01= idem, persisten dan lebih serius
SGD 1 Page 28
[LBM 1 TINGKAH LAKU ANEH] March 13, 2013
100-91 - - -
90-81 + (minimal) - -
Komunikasi baik
SGD 1 Page 29