Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

DILEMA ETIK KLINIK DI RSUD TALISAYAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN

TALISAYAN

2019
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TALISAYAN

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
NOMOR : ___ /____ /_______/__/ 2019

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN DILEMA ETIK KLINIK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menjaga profesionalisme pelayanan kedokteran


pada RSUD talisayan perlu di susun suatu Panduan
penyelesaian masalah etik kedokteran pada RSUD Talisayan;
b. untuk menjamin profesionalitas staf medik pada RSUD
Talisayan dan menghindari pelanggaran etik kedokteran agar
mutu dan kualitas pelayanan medik tidak terganggu, perlu
diberlakukan Panduan Dilema Etik Klinik pada RSUD talisayan;
c. bahwa sebagaimana pertimbangan pada huruf a dan b perlu di
berlakukan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Talisayan Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan
Timur, tentang Panduan Dilema Etik Klinik pada RSUD
Talisayan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 496 tahun 2005 tentang
Panduan audit medis;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631 tahun 2005 tentang
Panduan Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws)
di Rumah Sakit;
7. Surat Keputusan direktur RSUD Talisayan nomor 720 tahun
2018 tentang peraturan internal staf Medik (Medical Staff
Bylaws) RSUD Talisayan.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : PEMBERLAKUAN PANDUAN DILEMA ETIK KLINIK PADA RSUD


TALISAYAN.

KEDUA : Panduan Dilema Etik Klinik di RSUD Talisayan agar menjadi


acuan dalam penyelesaian masalah etik kedokteran dan dalam
rangka kegiatan mengawasi dan mengevaluasi pelayanan staf
medis di Rumah Sakit Umum Daerah Talisayan agar dapat
meningkatkan mutu pelayanan medis terhadap pasien.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TALISAYAN

KETIGA : Panduan Dilema Etik Klinik di Rumah Sakit Umum Daerah


Talisayan tercantum dalam lampiran peraturan ini.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Talisayan
Pada tanggal :
Direktur RSUD Talisayan

drg. Nursyamsi

NIP.19770201 200502 2 001


PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TALISAYAN

LEMBAR PENGESAHAN

Dokumen :

Instalasi Kerja :

Nomor Dokumen : / SK-DIR / RSUD.Talisayan / VII / 2019

Tanggal Terbit Dokumen : 25 Agustus 2019

Sah Untuk Diterbitkan :

Penanggung Jawab
Nama Lengkap Tanda Tangan
Dokumen

Pembuat Dokumen

Pengelola Dokumen
Ns. Desi Ratnasari, S. Kep
Akreditasi

Direktur RSUD Talisayan drg. Nursyamsi


PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TALISAYAN
SURAT PENGESAHAN

Direktur RSUD Talisayan dengan ini mengesahkan dan memberlakukan buku


“PANDUAN DILEMA ETIK KLINIK RSUD TALISAYAN” untuk dapat dipergunakan sebagai
panduan panduan dilema etik klinik RSUD Talisayan.

Demikian panduan ini diterbitkan dan dikeluarkan untuk dapat dilaksanakan


sebagaimana mestinya.

Talisayan, Agustus 2019


Direktur RSUD Talisayan

drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TALISAYAN

BAB I
DEFINISI

Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku manusia,


baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah. Etika juga
berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar
yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika
sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku.
Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan
atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : baik dan buruk serta
kewajiban dan tanggung jawab
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup,
sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi
perilaku profesional. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan
istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa
yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain. Sehingga juga dapat disimpulkan
bahwa etika mengandung 3 pengertian pokok yaitu : nilai-nilai atau norma moral yang
menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku, kumpulan
azas atau nilai moral, misalnya kode etik dan ilmu tentang yang baik atau yang buruk
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai
perilaku yang layak harus di buat. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk
menghadapi dilema etika tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang
menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6. Menetapkan tindakan yang tepat.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TALISAYAN
A. Tipe-tipe Etika
1. Bioetik, merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetika difokuskan pada
pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi,
2. pengobatan, politik, hukum, dan theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik
merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu
pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik
mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan
membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang
meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam
bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan
kesehatan.
3. Clinical ethics/Etik klinik, merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan
pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics :
adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).

4. Nursing ethics/Etik Perawatan, Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal
tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik. Etika keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang
mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktek
keperawatan. Inti falsafah keperawatan adalah hak dan martabat manusia, sedangkan
fokus etika keperawatan adalah sifat manusia yang unik
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TALISAYAN
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat
perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti, veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi
yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap
orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TALISAYAN
klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang perawat untuk mempertahankan
komitmen yang dibuatnya kepada pasien.
1. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasinya.
Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh
dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TALISAYAN

BAB III
TATA LAKSANA

Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bisa menyangkut rumah sakitnya sebagai


suatu organisasi (yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut bidang-bidang yang berkaitan
dengan policy dan manajemen. Di dalam lingkup tanggung jawab rumah sakit termasuk juga
tindakan dari para karyawan (dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan, dan tenaga
administrasi) bias sampai bisa menimbulkan kerugian kepada pasien. Rumah sakit sebagai
institusi juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap pemberian pelayanan yang
baik kepada para pasiennya.

o PENANGANAN MASALAH ETIK RUMAH SAKIT


1. Informasi keluhan, pengaduan atau complain dapat diterima oleh direksi, humas, dan
komite etik dari :
 Media massa
 Kotak saran
 Keluhan pasien
 Laporan staf
 Telepon pengaduan
 Somasi pasien/ kuasa hukum
 Tokoh masyarakat
 LSM
2. Satuan kerja yang menerima keluhan atau complain melakukan hal-hal :
 Mencacat dan mengkaji informasi :
1. Identitas
2. Kondisi pasien
3. Peristiwa atau kejadian
4. Tuntutan pasien
 Menanggapi keluhan :
1. Mengucapkan terima kasih dan laporan
2. Membuat penjelasan sementara
3. Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti
4. Menenangkan pelapor
5. Member tanda terima kasih laporan
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TALISAYAN
 Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau complain
 Mengisi formulir sesuai keluhan :
1. Memberi pertimbangan
2. Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi
3. Menindaklanjuti instruksi dari direksi
4. Investigasi kasus
 Membahas kebenaran informasi tentang :
1. Identitas pasien
2. Peristiwa
3. Rekam medis
 Penataan dokumen
1. Dokumen informasi
2. Berkas Rekam Medis
3. Dokumen persetujuan tindakan medis
4. Second opinion
5. Resume medis
6. Pendapat organisasi profesi
7. Juklak, Juknisdan SOP pelayanan
 Rapat dengan satuan kerja terkait
3. Analis kasus
 Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih kategori kasus :
 Kasus etika yang ditangani oleh Komite Etik
 Kasus administrasi yang ditangani bagian SDM
 Kasus hukum yang ditangani oleh Komite Etik
 Kasus gabungan yang ditanganin Komite Etik
 Telaah kasus :
a. Kebenaran identitas pasien
b. Kebenaran peristiwa
c. Barang bukti
d. Pertimbangan prosedur tindak lanjut
 Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :
a. Kewenangan dan kompetensi
b. Indikasi dan Kontrak indikasi
c. Persetujuan tindakan medis
d. Kesesuaian dengan tindakan SOP
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TALISAYAN
e. Kerugian/ cidera dan sebab akibatnya
f. Hukum dan perundang-undangan
 Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau non litigasi
 Dokumen kasus :
a. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis ditata dan
diberikan pengkodean khusus
b. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus dianggap
selesai
c. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada Bagian Rekam
Medis.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TALISAYAN

BAB IV
DOKUMENTASI

Sebagaimana telah diuraikan diatas, tentang langkah/tindak yang perlu


dilaksanakan dalam menghadapi melakukan penanganan masalah dilema etik klinik di
RSUD Talisayan. Panduan ini perlu disosialisasikan ke seluruh Sumber Daya Manusia
Rumah Sakit. Secara berkala panduan ini akan dievaluasi, sehingga bila diperlukan
perubahan – perubahan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, akan dilakukan revisi
agar ini menjadi lebih sempurna sehingga penanganan dilema etik dapat optimal dapat
ditangani

Ditetapkan di : Talisayan
Pada tanggal :
Direktur RSUD Talisayan

drg. Nursyamsi

NIP. 19770201 200502 2 001

Anda mungkin juga menyukai