RSU YOSHUA
JL. MEDAN NO.70
LUBUK PAKAM
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk dan bimbingan kepada kita, sehingga kita dapat menyusun
Buku Panduan Penandaan Area Operasi.
Buku Panduan Penandaan Area Operasi Rumah Sakit Umum Yoshua
Lubuk Pakam, buku ini dapat diselesaikan dan disusun. Dalam buku ini memuat
petunjuk teknis dan prosedur beberapa tindakan serta cara. Dengan adanya buku
ini diharapkan semua petugas dapat mempunyai serta melakukan setiap kegiatan.
Tim Penyusun
1
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Pengertian
Menurut surgery checklist WHO: penandaan area operasi merupakan
kunci utama dalam menciptakan keselamatan pasien sebelum operasi. Penandaan
area operasi merupakan hal yang paling penting untuk mencegah terjadinya
komplikasi dan kematian saat operasi, akibat salah insisi, salah pasien, salah letak.
Time Out dalam WHO merupakan hal terpenting sebelum dilakukan insisi,
dimana team operasi yang dipimpin oleh dokter operator dan dipandu oleh
sirkulair melakukan konfirmasi terhadap penandaan area operasi.
1
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan dari penandaan operasi untuk mengklarifikasi dan memberikan
informasi tentang daerah yang akan diinsisi, sehingga pasien akan mengerti
tentang prosedur operasi, dengan dilakukan penandaan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Meminimalkan resiko kesalahan insisi dan salah pasien.
Meminimalkan resiko kesalahan prosedur operasi.
Dengan memberikan penandaan pada kulit dan daerah operasi dokter
operator
Melakukan inform consent tindakan operasi dan pendidikan kesehatan.
Memberikan penandaan pada daerah anatomi yang akan dilakukan operasi.
Dengan memberikan penandaan merupakan inform consent.
2
BAB II
TATA LAKSANA
3
b. Operasi mata. Penandaan area operasi pada mata dengan
menggunakan kasa/gause yang ditutupkan pada mata yang akan
dioperasi.
c. Operasi yang memiliki dua sisi.
d. Burr Hole.
e. Jari.
f. Operasi pada ovarium.
g. Operasi tiroid.
6. Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:
a. Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar).
b. Kasus intervensi seperti kateter jantung.
c. Kasus yang melibatkan gigi.
d. Prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan
menyebabkan tato permanen.
7. Tiga komponen penting protokol, yaitu:
a. Proses verifikasi.
b. Menandai lokasi yang akan dilakukan operasi.
c. Time out.
Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain
hitam atau merah agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada
kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi
penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace
spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking.
4
Jika terdapat beberapa prosedur dalam satu operasi, maka time-out harus
dilakukan sebelum setiap prosedur. Prosedur tidak boleh dimulai sebelum tercapai
kata sepakat oleh semua anggota tim (dalam time-out) atau sebelum semua
pertanyaan atau masalah terjawab.
Time-out ini harus terdokumentasikan, minimal berbentuk suatu
pernyataan bahwa time-out telah dilakukan dan tercapai kata sepakat.
5
BAB III
DOKUMENTASI
6
BAB IV
PENUTUP
Pelayanan bedah dan anestesi di rumah sakit merupakan salah satu bagian
dari pelayanan kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring dengan
peningkatan ilmu pengetahuan dan tehnologi dibidang kesehatan.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
LAMPIRAN
9
10
11