Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN

PENANDAAN AREA OPERASI


RSU YOSHUA LUBUK PAKAM
TAHUN 2017

RSU YOSHUA
JL. MEDAN NO.70
LUBUK PAKAM
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk dan bimbingan kepada kita, sehingga kita dapat menyusun
Buku Panduan Penandaan Area Operasi.
Buku Panduan Penandaan Area Operasi Rumah Sakit Umum Yoshua
Lubuk Pakam, buku ini dapat diselesaikan dan disusun. Dalam buku ini memuat
petunjuk teknis dan prosedur beberapa tindakan serta cara. Dengan adanya buku
ini diharapkan semua petugas dapat mempunyai serta melakukan setiap kegiatan.

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………. ....................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2.Pengertian .............................................................................................. 1
1.3.Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II TATA LAKSANA .............................................................................. 3
BAB III DOKUMENTASI .............................................................................. 6
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 7
LAMPIRAN ..................................................................................................... 8

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi saat ini, menuntut para pemberi pelayanan kesehatan
agar memberikan pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat peningkatan mutu kualitas layanan
merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi rumah sakit sebagai
penyedia layanan kesehatan. Begitu juga bagi pelayanan bedah dan anastesi
merupakan proses yang umum dan komplek di rumah sakit, tindakan ini
membutuhkan assessment pasien yang lengkap dan komprehensif, perencanaan
asuhan yang terintegrasi, monitoring pasien yang berkesinambungan dan criteria
transfer untuk pelayanan yang berkelanjutan, rehabilitasi, akhirnya transfer dan
pemulangan pasien.
Standar prabedah untuh mencegah terjadinya kesalahan dalam operasi,
maka dilakukan penandaan area operasi (site marking). Penandaan area operasi
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan insisi.

1.2 Pengertian
Menurut surgery checklist WHO: penandaan area operasi merupakan
kunci utama dalam menciptakan keselamatan pasien sebelum operasi. Penandaan
area operasi merupakan hal yang paling penting untuk mencegah terjadinya
komplikasi dan kematian saat operasi, akibat salah insisi, salah pasien, salah letak.
Time Out dalam WHO merupakan hal terpenting sebelum dilakukan insisi,
dimana team operasi yang dipimpin oleh dokter operator dan dipandu oleh
sirkulair melakukan konfirmasi terhadap penandaan area operasi.

1
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan dari penandaan operasi untuk mengklarifikasi dan memberikan
informasi tentang daerah yang akan diinsisi, sehingga pasien akan mengerti
tentang prosedur operasi, dengan dilakukan penandaan.
1.3.2. Tujuan Khusus
 Meminimalkan resiko kesalahan insisi dan salah pasien.
 Meminimalkan resiko kesalahan prosedur operasi.
 Dengan memberikan penandaan pada kulit dan daerah operasi dokter
operator
 Melakukan inform consent tindakan operasi dan pendidikan kesehatan.
 Memberikan penandaan pada daerah anatomi yang akan dilakukan operasi.
 Dengan memberikan penandaan merupakan inform consent.

2
BAB II
TATA LAKSANA

1. Penandaan harus dilakukan operator bedah, saat pasien dalam kondisi


sadar. Penandaan dilakukan sebelum pasien dipindahkan ke kamar operasi
dari ruang rawat inap. Penandaan area operasi yang dilakukan dapat
membuat pasien lebih nyaman dan tenang, sebelum pasien dipindahkan ke
ruang premedikasi.
2. Penandaan dilakukaan dengan memberi tanda panah (→) dan dokter
operator menuliskan inisial nama.
3. Penandaan dilakukan dengan menggunakan marker permanent yang
berwarna merah, sehingga tetap terlihat setelah dilakukan desinfeksi dan
drapping.
4. Tata cara penandaan area operasi (site marking):
Prosedur :
a. Selamat pagi bapak/ibu/sdr/sdri... saya dokter ...........
b. Tolong sebutkan nama dan tanggal lahir bapak/ibu/sdr/sdr .....
c. Dokter operator melakukan edukasi tindakkan operasi dan
melakukan penandaan area operasi (→) dan inisial dokter operator.
Penandaan lokasi operasi harus melibatkan pasien dan dibuat saat
pasien masih sadar.
d. Lokasi operasi ditandai pada kasus operasi sisi (laterality), struktur
multiple (jari tangan, jari kaki) atau level multiple (tulang
belakang).
e. Proses verifikasi praoperatif (sebelum insisi/ “time out”) harus
dilakukan dan didokumentasikan.
5. Tindakan operasi yang memerlukan penandaan antara lain :
a. Operasi Spinal.

3
b. Operasi mata. Penandaan area operasi pada mata dengan
menggunakan kasa/gause yang ditutupkan pada mata yang akan
dioperasi.
c. Operasi yang memiliki dua sisi.
d. Burr Hole.
e. Jari.
f. Operasi pada ovarium.
g. Operasi tiroid.
6. Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:
a. Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar).
b. Kasus intervensi seperti kateter jantung.
c. Kasus yang melibatkan gigi.
d. Prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan
menyebabkan tato permanen.
7. Tiga komponen penting protokol, yaitu:
a. Proses verifikasi.
b. Menandai lokasi yang akan dilakukan operasi.
c. Time out.

Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat


dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Sedapat mungkin penandaan harus
melibatkan pasien untuk menghindarkan kekeliruan. Meskipun jarang, pasien
boleh menolak penandaan setelah dijelaskan maksud dan tujuannya. Penandaan
harus dibuat menggunakan surgical marking pen yang tidak hilang bila dicuci saat
preparasi lapangan operasi.

Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain
hitam atau merah agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada
kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi
penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace
spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking.

4
Jika terdapat beberapa prosedur dalam satu operasi, maka time-out harus
dilakukan sebelum setiap prosedur. Prosedur tidak boleh dimulai sebelum tercapai
kata sepakat oleh semua anggota tim (dalam time-out) atau sebelum semua
pertanyaan atau masalah terjawab.
Time-out ini harus terdokumentasikan, minimal berbentuk suatu
pernyataan bahwa time-out telah dilakukan dan tercapai kata sepakat.

5
BAB III
DOKUMENTASI

Dalam pelaksanaannya pembuatan laporan penandaan didokumentasikan dalam :


1. Lembar formulir penandaan area operasi
2. Lembar formulir penandaan area operasi terbagi menjadi 2 (untuk laki-laki
dan perempuan).

6
BAB IV
PENUTUP

Pelayanan bedah dan anestesi di rumah sakit merupakan salah satu bagian
dari pelayanan kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring dengan
peningkatan ilmu pengetahuan dan tehnologi dibidang kesehatan.

Instalasi kamar operasi merupakan bagian integral dari pelayanan rumah


sakit khususnya dalam bidang pembedahan, oleh karena itu penulisan laporan
operasi wajib dilakukan oleh dokter spesialis bedah dalam melakukan perawatan
dan pengobatan lanjutan untuk pasien. Dalam perkembangan pelayanan kesehatan
yang dari hari ke hari semakin maju,maka pelayanan pembedahan harus juga
mengikuti perkembangan tersebut, pendokumentasian setiap pelayanan yang
dilakukan pada pasien harus tersusun dengan baik untuk mempermudah
perawatan dan pengobatan lanjutan dari pasien tersebut. Panduan ini dibuat
bertujuan untuk memberikan acuan dalam pengelolaan dan pelayanan di Instalasi
Kamar Operasi.

Ditetapkan di : Lubuk Pakam


Pada tanggal : 12 Juni 2017

Direktur RSU Yoshua

(Dr. Surya Muchtar,Sp.PD)

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Republik Indonesia (1998). Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan


rumah Sakit.
2. National Institute of Health Warren Grant Magnuson Clinical Center. Pain
intensity instruments: numeric rating scale; 2003. 4. Wong D, Whaley L.
Clinical handbook of pediatric nursing. Edisi ke-2. St. Louis: C.V. mosby
Company: 1986.
3. Joint Commision on accreditation of Healthcare Organization. Pain: current
understansing of asessment, management, and treatments. Nations
Pharmaceutical Council, Inc: 2001.

8
LAMPIRAN

9
10
11

Anda mungkin juga menyukai