Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI


RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH

RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH


PRABUMULIH
2016

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien


Panduan
_________________________________
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien


BAB I
DEFINISI
1. Pengertian
Informasi adalah suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan, yang berupa data, fakta, gagasan, konsep, kebijakan, aturan, standar, norma,
pedoman atau acuan yang diharapkan dapat diketahui, dipahami, diyakini, dan
diimplementasikan oleh komunikan.
Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui
teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi
nyata, dengan cara member dorongan terhadap pengarahan diri, aktif memberikan
informasi-informasi atau ide baru (Craven dan Hirnle, 1996 dalam suliha, 2002).

2. Tujuan
 Sebagai pedoman dalam melakukan edukasi kesehatan.
 Memahami bagaimana cara dan proses melakukan edukasi kesehatan di rumah sakit.
Sehingga edukasi kesehatan (penkes) dapat berjalan lancar dan sesuai prosedur yang
ada.
 Agar pasien & keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan dan proses
perawatan. Sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat.
 Pasien/keluarga memahami penjelasan yang diberikan, memahamipentingnya mengikuti
rejimen pengobatan yang telah ditetapkansehingga dapat meningkatkan motivasi
untuk berperan aktif dalammenjalani terapi obat.

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien


BAB II
RUANG LINGKUP

Manusia sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial memiliki dorongan ingin
tahu, ingin maju dan ingin berkembang. Untuk itu maka salah satu sarananya adalah
komunikasi. Karenanya komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan
manusia. Berbicara itu mudah, tetapi berkomunikasi dengan baik tidaklah mudah.
Berbicara saja belum dapat menjamin apa yang dibicarakan itu dapat sampai kepada orang
yang memperolehnya. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau kelompok
orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila
pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan.
Komunikasi dan efektivitas kerja mempunyai peranan penting dalam menentukan
keberhasilan proses manajerial suatu perusahaan, dimana dengan meningkatkan
efektivitas komunikasi dan kerja pada akhirnya dapat mendukung pencapaian visi dan
misi yang telah ditetapkan. Adapun fungsi komunikasi dan efektivitas kerja dalam
perusahaan berhubungan erat dengan informasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
proses manajerial sehingga menciptakan kualitas informasi yang baik dapat dilihat sebagai
upaya untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan kerja.

Prinsip
1. Untuk mendapatkan hasil komunikasi yang efektif, dilakukan melaui prinsip
terima, catat, verifikasi dan klarifikasi:
a. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan
b. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut
c. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima
pesan.
d. Pemberi pesan memverifikas isi pesan kepada pemberi penerima pesan.
e. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaan pesan dengan
hasil verifikasi
2. Baca ulang dan verifikasi dikecualikan untuk kondisi darurat di Ruang rawat
intensif dan IGD
3. Penggunaan code alfabetis internasional digunakan saat melakukan klarifikasi hal-
hal penting, misal nama obat, nama pasien, dosis obat, hasil laboratorium dengan
mengeja huruf-huruf tersebut saat membaca ulang (reed back) dan verifikasi

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien


4. Tujuan utama panduan komunikasi efektif ini adalah untukmemperkecil
terjadinya kesalahan penerima pesan yang diberikan secara lisan

Teori komunikasi
f. Proses komunikasi:
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti
dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada
hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).

g. Pemberi pesan/komunikator yang baik:


Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam
hal-hal berikut
- Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan
pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan,
klarifikasi, parapharase dan intonasi
- Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat
- Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik
yang tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak
tubuh).
- Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh)
agar tidak menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru
mengartikan gerak tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien


h. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelyanan
promosi). Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit
adalah:
- Jam pelayanan
- Pelayanan yang tersedia
- Cara mendapatkan pelayanan
- Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien


BAB III
TATALAKSANA

2.1 Langkah Awal Assesmen Pasien Dan Keluarga


Assesmen merupakan proses pengumpulan menganalisis dan
menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya.
Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai kondisi individu
dan lingkungannya sebagai dasar untuk memahami individu dan untuk pengembangan
program pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengkajian pasien merupakan langkah guna mengidentifikasi sejauh mana kebutuhan pasien
akan pelayanan kesehatan. Keputusan mengenai jenis pelayanan yang paling tepat untuk
pasien, bidang spesialisasi yang paling tepat, penggunaan pemeriksaan penunjang
diagnostik yang paling tepat,sampai penanganan perawatan, gizi, psikologis dan aspek lain dalam
penanganan pasien di rumah sakitmerupakan keputusan yang diambil berdasarkan pengkajian (assessment).
Sebelum pendidikan kesehatan diberikan, lebih dulu dilakukan
pengkajian/analisis terhadap kebutuhan pendidikan dengan mendiagnosis penyebab
masalah kesehatan yang terjadi. Hal ini dilakukan dengan melihat factor - faktor yang
mempengaruhi perilaku kesehatan.
Lawrence Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor:
1. Faktor pendukung (predisposing factors), mencakup:
Pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan/keyakinan, sistem nilai, pendidikan,
sosial ekonomi, dsb.
2. Faktor pemungkin(enambling factors), mencakup:
Fasilitas kesehatan, mis: spal, air bersih, pembuangan sampah, mck, makanan
bergizi, dsb. Termasuk juga tempat pelayanan kesehatan seperti RS, poliklinik,
puskesmas, rs, posyandu, polindes, bides, dokter, perawat dsb.
3. Faktor penguat (reinforcing factors), mencakup:
Sikap dan perilaku: toma, toga, petugas kes. Kebijakan/peraturan/UU, LSM.

Informasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan :


1. Observasi
2. Wawancara
3. Angket/quesioner
4. Dokumentasi

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien


Jenis informasi yang diperlukan dalam pengkajian antara lain:
1. Pentingnya masalah bagi individu, kelompok dan masyarakat yang dibantu
2. Masalah lain yang kita lihat
3. Masalah yang dilihat oleh petugas lain
4. Jumlah orang yang mempunyai masalah ini
5. Kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah
6. Alasan yang ada bagi munculnya masalah tersebut
7. Penyebab lain dari masalah tersebut.

Tujuan pengkajian
1. Untuk mengetahui besar, parah dan bahayanya masalah yang dirasakan.
2. Menentukan langkah tepat untuk mengatasi masalah.

Memahami masalah
1. Mengapa muncul masalah
2. Siapa yang akan memecahkan masalah dan siapa yang perlu dilibatkan
3. Jenis bantuan yang akan diberikan

Prioritas masalah
Disusun berdasarkan hirarki kebutuhan maslow:

Aktualisasi diri
Harga diri
Kasih sayang
Aman / nyaman
Biologis / Fisiologi

Agar edukasi dapat dipahami dengan baik dilakukan dahulu assesment/penilaian


terhadap pasien dan keluarga meliputi :
1. Kepercayaan dan nilai-nilai agama yang dianut pasien dan keluarganya
2. Kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa mereka
3. Hambatan emosional dan motivasi
4. Keterbatasan fisik dan kognitif
5. Kemauan pasien untuk menerima informasi

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien


Sehingga pemberi edukasi mengetahui apakah pasien dan keluarga bersedia dan
mampu untuk belajar, hasil penilaian didokumentasikan dalam rekam medis.
Pemahaman tentang tingkat pengetahuan target sasaran mengenai materi yang
akan dikomunikasikan akan memudahkan terjadinya penerimaan perubahan. Komunikasi
tentang sesuatu yang relatif sudah pernah didengar akan lebih muda diterima dibanding
sesuatu yang jarang didengar atau sama sekali asing bagi penerima.
Perlu dipahami bahwa pengetahuan tidak selalu menyebabkan terjadinya
perubahan perilaku. Ada beberapa persepsi individual yang dapat menghambat seseorang
melakukan perilaku yang diharapkan yaitu :
a. Kognitif

Kepercayaan/keyakinan

Persepsi

Pendapat pribadi

Norma

b. Emosional

Kemampuan pribadi

Respon emosional

c. Interaksi sosial

Pengaruh sosial

Anjuran kepada teman

2.2 Tahap Cara Penyampaian Informasi Dan Edukasi Yang Efektif


Semua aktifitas manusia melibatkan komunikasi, namun karena kita sering
menerimanya begitu saja, kita tidak selalu memikirkan bagaimana kita berkomunikasi
dengan yang lain dan apakah efektif atau tidak. Komunikasi yang baik melibatkan
pemahaman bagaimana orang-orang berhubungan dengan yang lain, mendengarkan apa
yang dikatakan dan mengambil pelajaran dari hal tersebut
Komunikasi adalah tentang pertukaran informasi, berbgi ide dan pengetahuan.
Hal ini berupa proses dua arah dimana informasi, pemikiran, ide, perasaan atau opini
disampaikan/dibagikan melalui kata-kata, tindakan maupun isyarat untuk mencapai
pemahaman bersama. Komunikasi yang baik berarti bahwa para pihak terlibat secara aktif.
Hal ini akan menolong mereka untuk mengalami cara baru mengerjakan atau memikirkan
sesuatu.

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien


Tatalaksana Pemberian Informasi Dan Edukasi

 Petugas yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang informasi
yang akan di sampaikan, memiliki rasa empati dan ketrampilan berkomunikasi secara
efektif.
 Pemberian informasi dan edukasi dilakukan melalui tatap muka dan berjalan secara
interaktif, dimana kegiatan ini bisa dilakukan pada saat pasien dirawat, akan pulang
atau ketika datang kembali untuk berobat
 Kondisi lingkungan perlu diperhatikan untuk membuat pasien/keluarga merasa
nyaman dan bebas, antara lain:
a) Dilakukan dalam ruang yang dapat menjamin privacy.
b) Ruangan cukup luas bagi pasien dan pendamping pasien untuk kenyamanan
mereka.
c) Penempatan meja, kursi atau barang-barang lain hendaknya tidak menghambat
komunikasi.
d) Suasana tenang, tidak bising dan tidak sering ada interupsi

 Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian


informasi dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga/pendamping pasien.
 Membina hubungan yang baik dengan pasien/keluarga agar tercipta rasa percaya
terhadap peran petugas dalam membantu mereka.
 Mendapatkan data yang cukup mengenai masalah medis pasien ( termasuk adanya
keterbatasan kemampuan fisik maupun mental dalam mematuhi rejimen pengobatan ).
 Mendapatkan data yang akurat tentang obat -obat yang digunakan pasien, termasuk obat non
resep.
 Mendapatkan informasi mengenai latar belakang sosial budaya, pendidikan dan
tingkat ekonomi pasien/keluarga
 Informasi yang dapat diberikan kepada pasien/keluarga adalah yang berkaitan dengan
perawatan pasien :
a. Assesment pendidikan pasien dan keluarga
b. Pendidikan kesehatan pengobatan ; Penggunaan obat-obatan yang aman:
kemungkinan nama obat, kegunaan obat, aturan pakai, teknik penggunaan obat- obat
tertentu (contoh: obat tetes, inhaler), cara penyimpanan, berapa lama obat harus digunakan dan
kapan obat harus ditebus lagi, apa yang harus dilakukan j i k a terjadinya efek samping
yang akan dialami dan Bagaimana cara mencegah atau meminimalkannya, meminta

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien


pasien/keluarga untuk melaporkan jika ada keluhan yang dirasakan pasien selama
menggunakannya.
c. Pendidika kesehatan Manajemen nyeri
d. Pendidikan kesehatan diet
e. Pendidikan kesehatan penggunaan peralatan medis
f. Pendidikan kesehatan proses penyakit
g. Pendidikan kesehatan pre operasi (informed consent)

2.3 Tahap Cara Verifikasi


Tahap cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami
edukasi yang diberikan
1) apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien
baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah : menyatakan kembali
edukasi yang telah diberikan .
pertanyaannya adalah : “ Darim materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa
yang bapak/ibu bisa pelajari?
2) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya
dengan pertanyaan yang sama : “Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-
kira apa yang bapak/ibu bisa pelajari?
3) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan
emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali
seajauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami.
Proses pernyataan ini bisa via telepon atau sedang langsung ke kamar pasien setelah
pasien tenang.

Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang


disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti
semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien


BAB IV
DOKUMENTASI

Bentuk dokumen informasi dan edukasi secara tertulis yang dibuat dari Tim Promosi
Kesehatan Rumah Sakit yang meliputi:

1. Leaflet dan materi edukasi

2. Standard prosedur Operasional (SPO) pemberian informasi dan edukasi

3. Formulir pemberian informasi dan edukasi

4. Daftar hadir peserta edukasi

Semua dokumen ini disertakan dan digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit dan penerapan pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
bagi setiap pasien.

Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Pasien

Anda mungkin juga menyukai