1.1 Pendahuluan
Umumnya, Buerger’s disease terjadi pada orang dewasa muda usia 20-45
tahun. Rasio antara laki-laki dan perempuan yang menderita penyakit ini adalah 3:1.4
Beberapa studimelaporkan bahwa terdapat peningkatan prevalensi pada wanita
dari11% ke 23%.
Sebagian besar kasus, gejala awal yang muncul adalah rasa yang sangat
sakit pada lengan bawah dan kaki pada saat istirahat. Individu yang terkena juga akan
merasakan kram pada kaki ketika berjalan yang dapat menyebabkan pincang. Pada
kasus berat, individu dengan Buerger’s disease dapat terjadi kematian jaringan
(gangren) pada ekstremitas yang terkena.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.2 Epidemiologi
Kematian yang diakibatkan oleh Penyakit Buerger masih jarang, tetapi pada
pasien penyakit ini yang terus merokok, 43% dari penderita harus melakukan satu
atau lebih amputasi pada 6-7 tahun kemudian. Data terbaru, pada bulan Desember
tahun 2004 yang dikeluarkan oleh CDC publication, sebanyak 2002 kematian
dilaporkan di Amerika Serikat berdasarkan penyebab kematian, bulan, ras dan jenis
kelamin (International Classification of Diseases, Tenth Revision, 1992), telah
dilaporkan total dari 9 kematian berhubungkan dengan Tromboangitis Obliterans,
dengan perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 2:1 dan etnis putih dan hitam
adalah 8:1.
1. Arteri
Arteri membawa darah dari jantung dan disebarkan ke berbagai jaringan tubuh
melalui cabang-cabangnya. Arteri yang terkecil, diameternya kurang dari 0,1 mm,
dinamakan arteriol. Persatuan cabang-cabang arteri dinamakan anastomosis. Pada
arteri tidak terdapat katup.
3
End arteri anatomik merupakan pembuluh darah yang cabang-cabang
terminalnya tidak mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang arteri yang
memperdarahi daerah yang berdekatan. End arteri fusngsional adalah pembuluh darah
yang cabang-cabang terminalnya mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang
terminal arteri yang berdekatan, tetapi besarnya anastomosis tidak cukup untuk
mempertahankan jaringan tetap hidup bila salah satu arteri tersumbat.
2. Vena
3. Kapiler
4
Anatomi pembuluh darah
Tunica media. Lapisan yang berada diantara tunika intima dan adventitia,
disebut juga lapisan media. Lapisan ini terutama dibentuk oleh sel otot polos dan dan
jaringan elastic.
Tunica adventitia. Merupakan Lapisan yang paling luar yang tersusun oleh
jaringan ikat.
5
Histologi pembuluh darah
2.5 Etiologi
- Merokok
- Faktor autoimun
- Gangguan vasodilatasi endotel dependen.
2.6 Patogenesis
6
gangren dan dapat melibatkan pembuluh darah serta saraf-saraf yang ada disekitar
luka.
1. Rasa Nyeri
a. Klaudikasio intermiten, yaitu rasa nyeri yang muncul setelah bejalan
beberapa saat dan kemudian hilang setelah istirahat. Gejala ini progresif
sehingga satu saat nyeri menetap.
b. Nyeri spontan pada ekstremitas, timbul pada saat istirahat biasanya
malam hari, merupakan tanda awal akan terjadi gangren atau ulkus.
Nyeri lebih hebat bila ekstremitas ditinggikan dan berkurang bila di
rendahkan.
c. Pada keaadaan osteoporotik nyeri lebih hebat pada saat kaki diinjakkan
karena terjadi kelaian pada saraf. Dan merasa hiperestesi
2. Terjadi perubahan warna kulit pada jari jari yang terkena, merah, normal
atau sianotik, derajat sianotik tergantung derajat beratnya penyakit
3. Bila diraba jari jari yang terkena lebih dingin dibanding jari yang sehat
4. Pulsasi arteri di punggung kaki atau dibawah mata kaki (arteri dorsalis pedis
dan tibialis posterior) biasanya menghilang.
5. Gangren atau ulkus, sering terjadi spontan atau terkena trauma
ringan.Gangren biasanya unilateral pada unjung jari
6. Peradangan pada vena kecil di betis atau kaki yang berpindah
(tromboflebitis superficial migrans)
Mudah ditegakan bila gejalanya khas. Penyakit lain yang mirip dengan
TAO perlu diperhatikan seperti aterosklerosis yang memberi gambaran
insufisiensi arteri dengan koreng yang menahun. Terlihat bahwa ada
perbedaan antara penyakit pembuluh darah ukuran kecil kurang 2mm yang
biasanya hanya terdapat diperifer sekali, dengan penyakit sumbatan pembuluh
darah ukuran besar.
7
Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis penyakit
Buerger :
1. Adanya tanda insufisiensi arteri
2. Umumnya pria dewasa muda
3. Perokok berat
4. Adanya gangren yang sukar sembuh
5. Riwayat tromboflebitis yang berpindah
7. Yang terkena biasanya ekstremitas bawah
8. Diagnosis pasti dengan patologi anatomi
Penyakit Buerger’s juga harus dicurigai pada penderita dengan satu atau lebih
tanda klinis berikut ini :
A. Jari iskemik yang nyeri pada ekstremitas atas dan bawah pada laki-laki
dewasa muda dengan riwayat merokok yang berat.
B. Klaudikasio kaki
D. Sindrom Raynaud
Tromboangitis obliteran
Penyakit Peripheral aterosklerotik
Tromboflibitis superfisial
Penyakit raynaud
8
Angiogram pada ekstremitas atas dan bawah dapat membantu dalam
mendiagnosis penyakit Buerger. Pada angiografii tersebut ditemukan gambaran
“corkscrew” dari arteri yang terjadi akibat dari kerusakan vaskular, bagian kecil arteri
tersebut pada bagian pergelangan tangan dan kaki. Angiografi juga dapat
menunjukkan oklusi (hambatan) atau stenosis (kekakuan) pada berbagai daerah dari
tangan dan kaki.
Penurunan aliran darah (iskemi) pada tangan dapat dilihat pada angiogram.
Keadaan ini akan memgawali terjadinya ulkus pada tangan dan rasa nyeri.
9
hasil angiogram abnormal dari tangan
10
2.11 Terapi
Terapi medis penderita penyakit Buerger harus dimulai dengan usaha intensif
untuk meyakinkan pasien untuk berhenti merokok. Jika pasien berhasil berhenti
merokok, maka penyakit ini akan berhenti pada bagian yang terkena sewaktu terapi
diberikan. Sayangnya, kebanyakan pasien tidak mampu berhenti merokok dan selalu
ada progresivitas penyakit. Untuk pembuluh darahnya dapat dilakukan dilatasi
(pelebaran) dengan obat vasodilator, misalnya Ronitol yang diberikan seumur hidup.
Perawatan luka lokal, meliputi mengompres jari yang terkena dan menggunakan
enzim proteolitik bisa bermanfaat. Antibiotic diindikasikan untuk infeksi sekunder.
Revaskularisasi arteri pada pasien ini juga tidak mungkin dilakukan sampai
terjadi penyembuhan pada bagian yang sakit. Keuntungan dari bedah langsung
(bypass) pada arteri distal juga msih menjadi hal yang kontroversial karena angka
kegagalan pencangkokan tinggi. Bagaimanapun juga, jika pasien memiliki bebrapa
iskemik pada pembuluh darah distal, bedah bypass dengan pengunaan vena autolog
sebaiknya dipertimbangkan.
Bypass arteri
11
Simpatektomi dapat dilakukan untuk menurunkan spasme arteri pada pasien
penyakit Buerger. Melalui simpatektomi dapat mengurangi nyeri pada daerah tertentu
dan penyembuhan luka ulkus pada pasien penyakit buerger tersebut, tetapi untuk
jangka waktu yang lama keuntungannya belum dapat dipastikan.
Terapi bedah terakhir untuk pasien penyakit Buerger (yaitu pada pasien yang
terus mengkonsumsi tembakau) adalah amputasi tungkai tanpa penyembuhan ulcers,
gangrene yang progresif, atau nyeri yang terus-menerus serta simpatektomi dan
penanganan lainnya gagal. Hidarilah amputasi jika memungkinkan, tetapi, jika
dibutuhkan, lakukanlah operasi dengan cara menyelamatkan tungkai kaki sebanyak
mungkin.
- Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi untuk menghindari trauma kaki
dan panas atau juga luka karena kimia lainnya.
- Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada lula-luka ektremis
untuk menghindari infeksi
2.12 Prognosis
Pada pasien yang berhenti merokok, 94% pasien tidak perlu mengalami
amputasi; apalagi pada pasien yang berhenti merokok sebelum terjadi gangrene,
angka kejadian amputasi mendekati 0%. Hal ini tentunya sangat berbeda sekali
dengan pasien yang tetap merokok, sekitar 43% dari mereka berpeluang harus
diamputasi selama periode waktu 7 sampai 8 tahun kemudian, bahkan pada mereka
harus dilakukan multiple amputasi. Pada pasien ini selain umumnya dibutuhkan
12
amputasi tungkai, pasien juga terus merasakan klaudikasi (nyeri pada saat berjalan)
atau fenomena raynaud’s walaupun sudah benar-benar berhenti mengkonsumi
tembakau.
13
BAB II
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Biasanya mengenai perokok pada usia muda. Oleh karena ini resiko terjadinya
penyakit ini bisa di kurangi dengan Mengubah kebiasan atau faktor risk seperti
berhenti merokok.
14
DAFTAR PUSTAKA
Dambro, Mark R. 5-Minute Clinical Consult 2006. Lippincott Williams & Wilkins.
USA. 2006.
Robbins, dkk. Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Jakarta : EGC. 2007.
15