BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses laktasi atau menyusu adalah proses pembentukan ASI yang
kehamilan akan meningkat akan tetapi ASI belum keluar karena maish terhambat
hormon estrogen yang tinggi. Pada saat melahirkan, hormon estrogen dan
progesteron akan menurun dan hormon prolaktin akan lebih dominan sehingga
dan berguna sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). Menyusui bayi sendiri
sudah menjadi budaya, namun prektek pemberian ASI masih jauh dari yang
diharapkan. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung
kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama kehidupan
ekslusif(Proverawati, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) seacara global, cakupan
pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan di dunia hanya 36% pada tahu
ekslusif secara naional di Indonesia tahun 2017 pada bayi 0-5 bulan
Pusat Statistik (BPS) pada 2016. Hal terebut berarti ada sekitar25,5% kematian
bayi ditiap 1000 kelahiran. Penyebab utama kegagalan pemberian ASI ekslusif
di dunia adalah karena ibu merasa ASI-nya tidak lancar an tidak cuup untuk
tambahan kepada bayi sebelum berusia enam bulan ternyata karena mengalami
Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA). PKA adalah pendapat ibu yang meyakini
et al, menunjukkan bahwa PKA dipengaruhi oeh tiga faktor, yaitu faktor ibu,
faktor bayi dan laktasi. Dalam penelitian tersebut, terbukti secara signifikan
bahwa faktor ibu seperti status pekerjaan ibu, faktor bayi seperti kebiasaan
(Prabasiwi, dkk, 2015). Masalah yang sering ditimbulkan dari ibu menyusui
adalah produksi ASI yang tidak maksimal, sehingga banyak bayi yang
kebutuhan nutrisinya kurang karena ibu tidk dapat eberikan ASI maksimal yag
sesuai dengan kebutuhan nurisi bayi. Salah satu penyebab produksi ASI tidak
maksimal disebabkan kaena asupan nutrisi ibu yang kurang baik, menu makanan
yang kurang teratur sehingga produksi ASI tidak mencukupi untuk diberikan
baik untuk ibu maupun untuk bayinya. Beberapa manfaat bagi bayi yaitu sebagai
akibat diare dan infeksi, sumber energi dan nutrisi bagi anak usia 6-23 bulan, serta
Sedangkan manfaat pemebrian ASI bagi ibu yaitu mengurangi resiko kanker
yang tinggi serta mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing di era
beberapa faktor salah satu yang terpenting adalah Air Susu Ibu (ASI). ASI
merupakan makanan pertama, utama yang terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah
Salah satu jenis ASI yaitu kolostrum mengandung protein yang kaya antibodi
sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi dan membunuh kuman
dalam jumlah yang tinggi. Hasil Survei Penduduk antar sensus (SUPAS) 2015
menunujukan angka kematan bayi sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup
Indonesia dan 10 juta kematian anak balita didunia setiap tahun bisa dicegah
dengan memberikan ASI ekslusif selama enam bulan sejak segera kelahiran bayi
adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui
bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf
lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidak mudah
(UtamiRoesli,2000).
Pemberian ASI yang baik adalah sesuai kebutuhan bayi istilahnya on
demand, kalau ASI diberikan pada saat anak sudah menangis sebenarnya itu
dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau
kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau
tangan di mulut. Ketepatan waktu saja tidak cukup, tak jarang kegagalan dalam
menyusui terjadi. Kegagalan biasanya disebabkan karena tehnik dan posisi yang
kurang tepat bukan karena produksi ASI-nya yang sedikit. Kegagalan teknis
menyusui bisa terjadi karena bayi yang bersangkutan pernah menggunakan dot
(www.tabloidnakita.com).
praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen
bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode
sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang
mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu
seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi
orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami,
keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau
Salah satu uapaya mengatasi masalah produksi ASI yang tidak lancar,
seorang ibu harus melengkapi kebutuhan asupan bergizi, beberapa bahan makanan
tertentu akan dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui salah satu yang
jantung pisang, namun selain jantung pisang dapat juga mengkonsumsi sayur daun
kacang koro karena merupkan salah satu tanaman yang yang bermanfaat untuk
meningkatkan produksi ASI. Hal ini didasarkan pada kandungan nutrisi pada
sayur kacang koro daintaranya adalah protein. Menurut dr. Ferry SpOG, protein
prolaktin, ketika protein dikonsumsi dalam tubuh maka protein akan mengalami
perombakan menjadi asam amnino berupa tirosin dan triptofan yang memiliki
mremproduksi ASI. Waktu bayi mengisap puting payudara ibu, terjadi ransangan
neorohormonal pada puting susu dan areola ibu. Ransangan ini diteruskan ke
hipofisis melalui nervos vagus, kemudian ke lobus anterior. Dari lobus ini akan
mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke pererdaran darah dan pada kelen jar-
Menurut WHO dan UNICEF(2012), laporan anak dunia 2011 yaitu dari
jumlah 137,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang
berkembang hanya 39% ibu yang memberikan ASI ekslusif. Pemberian ASI
ekslusif selama enam bulan pertama. Sementara di negara berkembang hanya 39%
ibu yang memberikan ASI ekslusif. Pemberian ASI ekslusif dihubungkan dengan
penurunan yang besar dari 32 per 1000 kelahiran hidup haisl SDKI 1991 menjadi
pencapaiannya masih kurang oleh karna itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian daun kacang koro yang banyak manfaatnya bagi kesehatan terutama
merupakan ancaman bagi tumb uh kemb ang anakyang akan berpengaruh pada
Volume ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Pelompek Kabupaten
B. Rumusan Masalah
terhadap peningkatan Volume ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh sayur daun kacang koro (canavalia gladiata)
3. Bagi Responden
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bayi dan ibunya. Bagi bayi ASI adalah makanan dengan kandungan gizi
yang sesuai untuk kebutuhan bayi, melindungi dari berbagai infeksi dan
(Roesli, 2008).
ASI adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena
payudara ibu yang berguna sebagai makanan yang utama bagi bayi
(Soetjiningsih, 1997). Air susu ibu adalah makanan yang ideal untuk
Pudjiadi, 2000). ASI Ekslusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa
madu, teh, air putih tanpa tambahan makanan pada apapun seperti
pisang, bubur, biskuit, bubur nasi, dan tim sampai usia 6 bulan (Oetami
lamanya, dan setelah itu akan keluar cairan ASI biasa yang berwarna
adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, bubur nasi dan tim, pemberian
ASI saja tanpa pendampin apapun sampai bayi berusia enam bulan akan
karena masih terhambat hormon estrogen yang tinggi. Dan pada saat
2014).
berikut :
a. Laktogenesis 1
Pada fase akhir kehamilan, payudara perempuan memasuki fase
produksi ASI. Pada fase ini kolostrum yang keluar pada saat hamil
b. Laktogenesis II
Pada saat melahirkan dan plasenta keluar menyebabkan
tetap tinggi yang menyebabkan prduksi ASI yang berlebih dan fase
alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga krluar dalam
ASI itu sendiri. Level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila
bayi sbelum ASI, mengandung sel darah putih dan antibodi yang
dan residual material yang terdapat dalam alveoli dana duktus dari
bayi, seperti apabila ibu terinfeksi, maka sel adarh puith daa tubuh
nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi dari ASI matur,
pertama kelahiran.
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dai
yang keluar sedkit menurut uuran kita, tetapi voum kolostrum yang
sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-
hindmilk yang kaya akan lmak dan nutrisi. Hindmilk membuat byi
akan lebih cepat kenyang. Volume sir susunya sekitar 300-850 ASI
mature adalah ASI yang disekresi pada hari kesepuluh atau stelah
dari masa laktasi. Seangkan kadar lemak dan karbohidrat lebih tinggi
setengah sari total seluruh kalori susu. Lipid terutama terdiri dari
persen dari selutuh lemak susu ibu. Lemak ASI mudah dicerna dan
menyerap susu formula. ASI terdiri dari asam lemak tak-jenuh rantai
vaskuler.
c. Protein
Protein utama ASI adalah Whey (mudah dicerna), sedangkan protein
utama susu sapi adalah kasein (sukar dicerna). Rasio Whey dan
kasein dalam ASI dalah 60:40, sedangkan dalam susu sapi rasionya
dari bakteri. Laktoferin membiarka flora normal usus imun usus bayi
dari bakteri patogen. Zat imun lain dalam ASI adalah suatu
usia 6 bulan karena rendahnya kadar akndungan zat besi dalam ASI
ukup bagi bayi. Namun, vitamin D dan K tidak selalu berada dalam
g. Immunoglobulin
Imunoglobulin yang terkandung dalam ASI dalam 3 cara dan tidak
pencernaan.
3) Jaras enteo-mamari dan bronko mamari (gut-associated
2016).
5. Manfaat ASI
a. Bagi ibu nifas
1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (porst partum ).
2) Mengecilkan Rahim
perdarahan.
4) Menjarangkan kehamilan
Selama ibu memberi ASI ekslusif dan belum haid, 98% tidak hamil
alami.
b. Manfaat ASI Bagi bayi
1) ASI sebagai nutrisi
Dengan tata laksana menyusui dengan benar, ASI sebagai makanan
ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi. Oleh karena itu
pertumbuhan otak bayi yang dibri ASI ekslusif selama enam bulan
akan optimal.
3) ASI meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang mendapat ASI ekslusif akan lebih sehat dan lebih jarang
mulai menghasilkna ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak
bayi lahir akan dapat menghasilkan 5-100 ml sehari. Jumlah ini akan
Jumlah tersebut dapat dicapai dengan mneyusui bayinya selama 4-6 bulan
pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi
persalinan. Ketika bayi mulai menyusu pertama kali, ASI cukup banyak
tersedia (pada keadaan normal volume ASI pada hari ke-2 kurang lebih 100
cc, dan jumlahnya akan bertambah sampai 500cc sampai pada minggu ke 2.
Yang paling efektif produksi ASI tercapai 10-14 hari setelah persalinan.
Selama beberapa bulan, bayi yang sehat akan mendapakan ASI kurang
lebih 700-800cc perhari. Tapi keadaan ini bagi ibu dan bayi mempunyai
variasi yang besar. Seorang bayi dapat menghabiskan 600cc ASI, bahkan ada
selama minggu bpertama atau masa-masa awal laktasi. Beberapa para ibu
yang kurang gizi, produksi air susunya 500-700cc per hari selama 6 bulan
tahun ke 2. Para ibu yang menderita kekurangan kalori protein (KKP), maka
Produksi dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan
akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat
Y.2010).
Masa nifas atau puerpurium adalah masa setelah persalnan selesai
mendapat perhatian karena sekitar 60% angka kematian ibu terjadi pada
dialami oleh ibu yang habis meahirkan, diaman pada masa ini terjadi
(Purwoastuti & Walyani, 2015). Pada proses pengeluaran darah ini ada
yang berjalan lancar lancar dan ada juga yang lambat. Yang
atonia uteri(Sukarni & Margareth, 2013). Atona uteri (uterus tidak bisa
dan hampir dari kejadian itu terjadi pada 24 jam pertama stelah
& Sudarti, 2014). Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi proses
involusi uteri yaiu mobilisasi dini, status gizi, usia , parietas dan
menyusui.
Pada saat menyusui maka akan meransang pengeluaran hormon
apabila ada kontak antara ibu dengan bayi. Dalam proses menyusui
terjadi kontak mulut bayi dengan puting susu dan proses bayi
menghisap dan menelan ASI. Isapan bayi pada puting susu iilah yang
negara kita. Faktor yang mempengaruhi masalah ini ada beberapa hal
menyusui ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi ibu maupun
lama dan cepat hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu adanya
Proses ini dimulai segera setelah plaenta lahir akibat kontrkasi otot-
hari petama sedudah proses tersebut, kedua ora ini tetap kendur.
akan seperti semula. Akan tetapi biasanya perut ibu masih terlihat
(Anggraini, Y. 2010).
3. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Menurut Anggraini, Y ( 2010) pera dan tanggung jawab bidan
rasa aman.
Myanmar dan Indo China. Dan kini tersebar di seluruh daerah tropis dan
bertahunan yang tumbuh cepat dan berkayu dengan panjang 3-10 meter,
Kacang koro ini memeiliki kandungan nurtisi mirip kedelai , yatu protein
kacang koro, yang sebagian besar adalah protein. Selain itu kacang koro
zat besi.
Manfaat kacang koro adalah sebagai berikut :
1. Merawat kesehatan jantung
2. Mengontrol gula darah
3. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
4. Menjaga kesehatan ibu hail
5. Melancarkan sistem pencernaan
6. Membantu diet
7. Mencegah tekanan darah tinggi
8. Meminimalisir resiko kanker
9. Merawat kesehatan kulit
10. Bahan makanan
11. Obat penawar bisa ular.
1. Kandungan Gizi Sayur Kacang Koro
Selain itupucukdaun kacang koro diperkaya sejumlah nutrisi lainnya seperti
pucuk kacang koro yang bahkan sampai bisa menangkal radikal bebas.
sebagian besar adalah protein. Selain itu, pucuk kacang koro juga diperkaya
oleh sejumlah nutrisi lainnya seperti serat, karbohidrat, mineral, zat besi,
pusat. Kandungan magnesium, kalium, serat dan protein yang tinggi pada
pucuk kacang koro ini juga memicu pembentukan sel-sel darah putih yang
Komponen Jumlah
Protein 17 gram
Lemak 7 gram
Karbohidrat 36 gram
Serat 5 gram
Energi 340 kkal
Gula 10 gram
Sodium 300mg
Ca 526
P 350
Fe 17,5
Beta Croten 219
Thiamin 0,88
Kalori 375
E. Kerangka Teori
Pada penelitian ini dapat digambarkan kerangka teori yang digunakan sebagai
Protein Hipotalamus
Asam Amino
Oksitosin
Tirosin Triptofann
nnn Polifenol
Produksi ASI
Kerangka teori rebusan sayur kacang koro terhadap peningkatan volume ASI
(Murtiana, 2011).
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL
A. KERANGKA KONSEP
antar variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan hubungan
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah mencoba untuk melihat pengaruh
pemberian rebusan sayur kacang koro terhadap peningkatan volume ASI sebagai
berikut.
Sayur Kacang
Volume ASI Volume ASI
Koro
(Notoatmodjo, 2012).
Ha: Terdapat pengaruh antara rebusan sayur kacang koro dengan peningkatan
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara rebusan sayur kacang koro terhadap
C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional dibuat untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian
variabel–variabel diamati teliti perlu sekali variabel–variabel tersebut diberi
batasan atau definisi operasional. Definisi operasional dapat bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel–
variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alatukur
(Notoadmodjo, 2012). Definisi operasional adalah definisi berdasarkan
karakteristik yang diamati (Nursalam, 2013). Definisi operasional dari
penelitian ini akan dijelaskan pada tabel berikut:
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
dan masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel devenden
Posttest Desain tanpa adanya kelompok kontrol, tetapi paling tidak sudah
(Sugiono,2010).
O1 X O2
Keterangan :
koro (Pretest).
koro (Posttest) .
X : Perlakuan
1. Tempat
2. Waktu
Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang digunakan untuk
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh objek dengan karakteristik tertentu yang
rata jumlah ibu nifas hari ke-2 sampai hari ke-8 yaitu 14 dalam 1 bulan
terakhir.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
Keterangan :
N : besar populasi
n : besar sampel
q : 1-p (100%-p)
maka,
= 14,22 ≈ 15
s=15 sampel
Sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 15 orang ibu nifas.
Untuk mengambil kemungkinan terjadi drop out, perlu menambah total
sampel 10% persen dari total sampel yaitu 1 orang responden( Sastro &
Ismail, 2001).
a. Kriteria inklusi
Kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi
ibu nifas.
Kriteria inklusi adalah sebagai berikut :
1) Bersedia menjadi responden dan mengikuti prosedur penelitian
b. Krteria ekslusi
Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
(Notoatmojo, 2010).
1) Responden memiliki masalah payudara
2) Tidak bersedia menjadi responden
3) Ibu nifas tidak ada di tempat saat penelitian sebanyak 2x
kunjungan
4) Ibu dan bayi mengalami sakit ketika penelitian berlangsung.
D. Etika Penelitian
persetujuan dari komite etik penelitian disuatu institusi bahwa penelitian yang
dengan etik. Apabila komite etik penelitian belum dibentuk disuatu institusi,
persetujuan dari responden. Tujuan penelitian ini harus etis dalam artian hak
oleh peneliti.
4. Menjamin keamanan responden
Keamanan responden harus dipenuhi untuk tindak invasif pada tubuh
Bila kan melkaukan tindakan invasif pada tubuh manusia, maka tindakan
tersebut harus dijamin tidak akan membayakan atau aman untuk kesehatan
responden yang diberi perlakuan penyuluhan dan ada yang tidak diberi
dari LPPM Institut Kesehatan Prima Nusantara program studi sarjana terapan
data sekunder.
1. Data primer
Merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu
dilakukan oleh peneliti (Husein Umar, 2013). Instrumen teragi atas dua
bagian:
a. Bagian pertama menanyakan data demografi yaitu nama umur, dan
kacang koro.
b. Bagian kedua adalah ibu nifas oleh kelompok eksperimendi
baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain, misalnya
komputerisasi.
b. Data Sekunder
Adalah data atau smber informasi yang bukan dari tangan pertama
Puskesmas.
F. Prosedur Pengolahan Data Penelitian
a. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data,
sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan isi lembar observasi
ditolak.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Ibu yang sedang menyusui pada hari ke 2-10 merupakan salah satu dari
karakteristik responden pada penelitian ini. Ibu menyusui ini harus dengan
status gizi yang sesuai dengan IMT normal, tidak sedang minum pelancar
Std.
Berdasarkan Tabel 5.1, didapatkan rata-rata volume ASI ibu nifas pre-test
sebelum intervensi rebusan daun kacang koro adalah 22,07 cc dengan standar
cc.
2. Rata-rata volume ASI ibu menyusui post-test setelah intervensi
Tabel 5.2
Std.
post-test setelah intervensi rebusan daun kacang koro adalah 39,13 cc dengan
adalah 52 cc.
C. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh rebusan daun kacang
koro terhadap peningkatan volume ASI pada ibu nifas di wilayah kerja
Tabel 5.3
Model Summaryb
Model Summaryb
Pada Tabel 5.4, dapat dilihat nilai R Square ( r² ) bernilai 0,736 yang mana
nilai tersebut > 0.5, artinya data berdistribusi Normal, sehingga Penelitian
dapat dilanjutkan.
( seperti perbandingan antara nilai pre- test dengan post – test ), maka
pengujian hipotesis dilakukan dengan Uji Paired Sample T test. Uji Paired T
mean dari dua sampel yang berpasangan dengan asumsi data berdistribusi
normal. Sampel berpasangan berasal dari subjek yang sama. Uji paired
perubahan yang bermakna. Hasil uji Paired sampel T Test ditentukan oleh
dalam penelitian.
Tabel 5.4
Data Pengaruh Pemberian Rebusan daun kacang koro Terhadap
Puskesmas Pelompek
Dapat kita lihat dari Tabel 5.4, hasil Paired T Test yang mana rata-rata
Volume ASI sebelum mengkonsumsi rebusan daun kacang koro adalah 22,07
deviasi 6,739, dan perbedaan rata-ratanya adalah 17,06 cc. Hasil uji statistic
diperoleh nilai p = 0,001 hal ini menunjukkan pada data Volume ASI setelah
sehingga hasil tes awal dan tes akhir mengalami perubahan yang artinya H 0
daun kacang koro. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa ada pengaruh
pemberian rebusan daun kacang koro terhadap banyaknya jumlah ASI pada
BAB VI
PEMBAHASAN
Pretest
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 15 orang responden
adalah 22,07 cc dan rata volume ASI pada kelompok intervensi setelah
Hal ini dikarenakan ASI mengandung energi dan zat yang dibutuhkan
1997).
Kolostrum adalah air susu ibu yang pertama kali keluar. Kolostrum
residual material yang terdapat dalam alveoli dana duktus dari kelenjar
yaitu faktor makanan yang bergizi dan psikologis ibu. Dimana hasil
ASI ibu kurang karena adanya faktor makanan ibu, faktor psikologis,
dikarenakan bayi nya tidak rewel atau bayi nya tidur nyenyak. Ini juga
ibu tidak ada makanan tambahan selama menyusui maka ibu nifas lebih
adalah 39,13cc.
Untuk mendukung produksi ASI yang cukup dan agar bayi dan ibu
memiliki status gizi yang baik, maka bahan makanan yang dianjurkan
pada ibu nifas berupa sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
yang dapat meningkatkan kualitas ASI. Salah satu yang dapat dilakukan
kacang kedelai, jantung pisang, daun katuk, labu siam, dan kacang
panjang.
sayur pucuk kacang koroterdapat kandungan nutrisi per 100 gram sayur
pucuk kacang koro: protein 17 gr, lemak 7 gr, karbohidrat 36 gr, serat 5
gr, energi 340 kkal, gula 10 gr, sodium 300gr, Ca 526,P 350, Fe 17,5,
faktor psikologis ibu juga dapat mempengaruhi ASI. Ibu yang sering
atau tekanan dari tuntutan peran baru untuk merawat bayinya biasaya
B. Analisa Bivariat
a. Distribusi Rata-Rata Pertest dan Posttest Kelompok Intervensi
ASI pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Pelompek tahun 2019.
volume ASI. Hal ini dikarenakan protein yang terdapat dalam suatu
isapan bayi dan olifenol yang ada pada sayur pucuk kacang koroyang akan
yang berperan untuk mendorong sekresi air susu ibu (milk let down).
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Elly Wahyuni (2012) tentang
ASI pada ibu menyusui yaitu Paired T – Test menunjukkan p value 0,000
BAB VII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian tentang Pengaruh Sayur Pucuk kacang Koro Terhadap
Peningkatan Volume ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Pelompek
1. Bahwa rata-rata volume ASI pretest diberikan sayur kacang koropada ibu
pucuk kacang terhadap peningkatan volume ASI pada ibu menyusui dan
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, Reni Yuli. 2014. Payudara dan laktasi. Jakarta: Salemba Medika
Kemekes RI. 2017. Presentasi Bayi Baru lahr Mendapat Inisiasi Menuyusui Dini
(IMD) dan Bayi Mendapat ASI Ekslusif Menurut Provinsi Tahun 2016.
Cipta
Prabasiwi, dkk. 2015. Kesma National Pblic Health Journal, ASI Ekslusif dan
Proverwati, Atikah. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha
Medika
Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan ibu nifas. Jakarta : Salemba Medika
WHO. 2015. Situasi dan Analisis ASI Ekslusif. Jakarta. Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI 2014