Anda di halaman 1dari 52

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses laktasi atau menyusu adalah proses pembentukan ASI yang

melibatkan hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Hormon prolaktin selama

kehamilan akan meningkat akan tetapi ASI belum keluar karena maish terhambat

hormon estrogen yang tinggi. Pada saat melahirkan, hormon estrogen dan

progesteron akan menurun dan hormon prolaktin akan lebih dominan sehingga

terjadi seksresi ASI (Astutik, 2014).


Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktosa dan garam-garam anorganik yang diseksresikanoleh kelenjar mammaeibu,

dan berguna sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). Menyusui bayi sendiri

sudah menjadi budaya, namun prektek pemberian ASI masih jauh dari yang

diharapkan. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama kehidupan

bayi(Wulandari dan Handayani, (2011). ASI diberikan minimal bulan tanpa

makanan pendamping ASI (PASI) inilah yang disebut dengan ASI

ekslusif(Proverawati, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) seacara global, cakupan

pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan di dunia hanya 36% pada tahu

20017-2013(WHO, 2015). Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia,

dibandingkan negara tetangga masih cukup tinggi. Cakupan pemberian ASI

ekslusif secara naional di Indonesia tahun 2017 pada bayi 0-5 bulan

Institut Kesehatan Prima Nusantara


2

yaitu54,0%, sedangkan cakupan pemberian ASI esklusif pada bayi samai 6

bulanyaitu 29,5%. (Kemenkes RI, 2017).


Cakupan pemberian ASI esklusif di Indonesia berdasarkan data Badan

Pusat Statistik (BPS) pada 2016. Hal terebut berarti ada sekitar25,5% kematian

bayi ditiap 1000 kelahiran. Penyebab utama kegagalan pemberian ASI ekslusif

di dunia adalah karena ibu merasa ASI-nya tidak lancar an tidak cuup untuk

memenuhi kebutuhan bayi. Sekitar 35% ibu yang memberikan makanan

tambahan kepada bayi sebelum berusia enam bulan ternyata karena mengalami

Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA). PKA adalah pendapat ibu yang meyakini

bahwa produksi ASInya kurang untuk memenuhi kebutuhan bayinya dan

selanjutnya memberian makanan pendamping ASI dini. Hasil penelitian Huang,

et al, menunjukkan bahwa PKA dipengaruhi oeh tiga faktor, yaitu faktor ibu,

faktor bayi dan laktasi. Dalam penelitian tersebut, terbukti secara signifikan

bahwa faktor ibu seperti status pekerjaan ibu, faktor bayi seperti kebiasaan

menyusui dni, raat gabung, dan dukungan keluarga memengaruhi PKA

(Prabasiwi, dkk, 2015). Masalah yang sering ditimbulkan dari ibu menyusui

adalah produksi ASI yang tidak maksimal, sehingga banyak bayi yang

kebutuhan nutrisinya kurang karena ibu tidk dapat eberikan ASI maksimal yag

sesuai dengan kebutuhan nurisi bayi. Salah satu penyebab produksi ASI tidak

maksimal disebabkan kaena asupan nutrisi ibu yang kurang baik, menu makanan

yang kurang teratur sehingga produksi ASI tidak mencukupi untuk diberikan

pada bayi (Wahyuni, 2012).


Memberikan ASI kepada bayi telah terbukti memilki banyak manfaat,

baik untuk ibu maupun untuk bayinya. Beberapa manfaat bagi bayi yaitu sebagai

perlindungan terhadap infeksi gastrointestinal, menurunkan resiko kematian bayi

Institut Kesehatan Prima Nusantara


3

akibat diare dan infeksi, sumber energi dan nutrisi bagi anak usia 6-23 bulan, serta

mengurangi angka kematian dikalangan anak-anak yang kekurangan gizi.

Sedangkan manfaat pemebrian ASI bagi ibu yaitu mengurangi resiko kanker

payudara, membantu kelancaran produksi ASI sebagai metode alami pencegahan

kehamilan dalam enam bulan pertama setelah kelahiran, dan membantu

mengurangi berat badanlebih dengan cepat setelah kehamilan(WHO, 2016).


Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menuntut adan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mempunyai produktivitas

yang tinggi serta mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing di era

globalisasi(Sringati, 2016). Sumber Daya yang berkualitas perlu dipersiakan

dengan mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh

beberapa faktor salah satu yang terpenting adalah Air Susu Ibu (ASI). ASI

merupakan makanan pertama, utama yang terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah

karena mengandung berbagai zat yang dibutuhkan bayi dalam proses

pertumbuhan dan perkembangannya, serta dapat melindungi bayi dari berbagai

penyakit (Rahayu&Apriningrum, 2014).


ASI juga sangat penting untuk pembangunan kesehatan bayi. Tujuan dari

pembangunan kesehatan salah satunya adalah manurunkan angka kematian bayi.

Salah satu jenis ASI yaitu kolostrum mengandung protein yang kaya antibodi

sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi dan membunuh kuman

dalam jumlah yang tinggi. Hasil Survei Penduduk antar sensus (SUPAS) 2015

menunujukan angka kematan bayi sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup

(Profil Kesehatan Indonesia,2013). Menurut UNICEF, 30.000 kematian bayi di

Indonesia dan 10 juta kematian anak balita didunia setiap tahun bisa dicegah

dengan memberikan ASI ekslusif selama enam bulan sejak segera kelahiran bayi

tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan (Ida, 2012).Menyusui

Institut Kesehatan Prima Nusantara


4

adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui

bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf

pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam

lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidak mudah

(UtamiRoesli,2000).
Pemberian ASI yang baik adalah sesuai kebutuhan bayi istilahnya on

demand, kalau ASI diberikan pada saat anak sudah menangis sebenarnya itu

sudah terlambat karena sudah kelamin. Keberhasilan menyusui harus diawali

dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau

diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda

kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau

tangan di mulut. Ketepatan waktu saja tidak cukup, tak jarang kegagalan dalam

menyusui terjadi. Kegagalan biasanya disebabkan karena tehnik dan posisi yang

kurang tepat bukan karena produksi ASI-nya yang sedikit. Kegagalan teknis

menyusui bisa terjadi karena bayi yang bersangkutan pernah menggunakan dot

(www.tabloidnakita.com).

Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup

faktor-faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi,

praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen

bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode

pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Maribeth

Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai

masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat

sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang

mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu

Institut Kesehatan Prima Nusantara


5

seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi

termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah

orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami,

keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau

tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan

pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui benar (Soetjingsih,1997).

Salah satu uapaya mengatasi masalah produksi ASI yang tidak lancar,

seorang ibu harus melengkapi kebutuhan asupan bergizi, beberapa bahan makanan

tertentu akan dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui salah satu yang

bersumber dari sauran hijau. Kebanyakan sekarang ibu-ibu mengkonsumsi

jantung pisang, namun selain jantung pisang dapat juga mengkonsumsi sayur daun

kacang koro karena merupkan salah satu tanaman yang yang bermanfaat untuk

meningkatkan produksi ASI. Hal ini didasarkan pada kandungan nutrisi pada

sayur kacang koro daintaranya adalah protein. Menurut dr. Ferry SpOG, protein

yang terdapat didalam suatu makanan sangat berperan terhadap pengeluaran

prolaktin, ketika protein dikonsumsi dalam tubuh maka protein akan mengalami

perombakan menjadi asam amnino berupa tirosin dan triptofan yang memiliki

kemampuan plofenol dan dapat mempengaruhi hormon prolaktin untuk

mremproduksi ASI. Waktu bayi mengisap puting payudara ibu, terjadi ransangan

neorohormonal pada puting susu dan areola ibu. Ransangan ini diteruskan ke

hipofisis melalui nervos vagus, kemudian ke lobus anterior. Dari lobus ini akan

mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke pererdaran darah dan pada kelen jar-

kelenjar pembuat ASI (Murtiana, 2011).

Institut Kesehatan Prima Nusantara


6

Menurut WHO dan UNICEF(2012), laporan anak dunia 2011 yaitu dari

jumlah 137,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang

diberikan ASI ekslusif dalam enam bulan pertama. Sementara di negara

berkembang hanya 39% ibu yang memberikan ASI ekslusif. Pemberian ASI

ekslusif selama enam bulan pertama. Sementara di negara berkembang hanya 39%

ibu yang memberikan ASI ekslusif. Pemberian ASI ekslusif dihubungkan dengan

penurunan kasus diare 53,0% dan ISPA 27% (Siallagan, 2013).


Angka Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

menyatakan angka kematian neonatal mengalami penurunan berdasarkan hasil

survey dermografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)2017. “ Semua angka

kematian bayi berdasarkan hasil SDKI 2017 menunujukkan lebih rendah

dibandingkan dengan hasil SDKI 2012”. Angka kematian neonatal mengalami

penurunan yang besar dari 32 per 1000 kelahiran hidup haisl SDKI 1991 menjadi

15 per 1000 kelahiran hidup pada hasil SDKI 2017.


Berdasarkan hasil data Survey pencapaian ASI Ekslusif di Puskesmas

Pelompek Kabupaten Kerinci adalah 63 % dikarenakan desa-desa yang

pencapaiannya masih kurang oleh karna itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian daun kacang koro yang banyak manfaatnya bagi kesehatan terutama

bagi ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Pelompek Kabupaten Kerinci.


Rendahnya pemberian ASI akibat Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA)

merupakan ancaman bagi tumb uh kemb ang anakyang akan berpengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangankualitas SDM secara umum (Depkes, 2011).

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Sayur Kacang Koro (Canavali Gladiata)terhadap Peningkatan

Volume ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Pelompek Kabupaten

Kerinci Tahun 2019 ”.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah adalah apakah ada“Pengaruh Sayur Kacang Koro (Canavalia Gladita)

terhadap peningkatan Volume ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas

Pelompek Kabupaten Kerinci Tahun 2019”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh sayur daun kacang koro (canavalia gladiata)

terhadap peningkatan volume ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Pelompek

kabupaten Kerinci Tahun 2019.


2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui rata-rata volume ASI pretest diberikan sayur kacang

koropada ibu nifas di wilayah kerja Puskemas Pelompek Kabupaten

Kerinci Tahun 2019.


b. Mengetahui rata-rata Volume ASI posttest diberikan sayur kacang koro

pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Pelompek Kabupaten

Kerinci Tahun 2019.


c. Mengetahui pengaruh sayur kacang koro terhadap peningkatan volume

ASI pada ibu nifas..


D. ManfaatPenelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat


1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan

penelitian bagi peneliti selanjutnya.


2. Bagi Peneliti
a. Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan

danwawasan penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah

sebagaipenerapan ilmu yang didapat dengan proses pembelajaran

secara nyata dalam membuat karya tulis ilmiah.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


8

b. Dapat mengetahui tentang pengaruh dari pemberian rebusansayur

kacang koro terhadap peningkatan volume ASI pada ibu nifas di

wilayah kerja Puskesmas Pelompek tahun 2019.

3. Bagi Responden

Menambah pengetahuan ibu tentang pengaruh mengkonsumsi

sayur kacang koro terhadap peningkatan volume ASI sehingga ibu

bisa memberikan ASI ekslusif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. AIR SUSU IBU


1. Pengertian
Air susu ibu adalah nutrisi alamiah yang terbaik bagi bayi. Hal

ini di karenakan ASI mengandung energi dan zat yang dibutuhkan

selama enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).


Pemberian ASI sangat penting karena dapat bermanfaat bagi

bayi dan ibunya. Bagi bayi ASI adalah makanan dengan kandungan gizi

yang sesuai untuk kebutuhan bayi, melindungi dari berbagai infeksi dan

memberikan hubungan kasih sayang yang mendukung semua aspek

perkembangan bayi termasuk kesehatan dan kecerdasan bayi. Bagi ibu,

pemberian ASI secara dapat megurangi perdarahan pada saat

Institut Kesehatan Prima Nusantara


9

persalinan, menunda kesuburan dan dapat meringankan beban ekonomi

(Roesli, 2008).
ASI adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena

mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan

perkembangan untuk bayi serta bermanfaat untuk kecerdasan bayi

tersebut (Depkes 2006).


ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah SWT

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam

melawan serangan penyakit (Yahya, 2005).


ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan

garam-garam organik yang diseksresi oleh kedua belah kelenjar

payudara ibu yang berguna sebagai makanan yang utama bagi bayi

(Soetjiningsih, 1997). Air susu ibu adalah makanan yang ideal untuk

bayi terutama pada bulan-bulan petama, karena mengandung zat gizi

yang diperlukan untuk membuang dan menyediakan energi(Solihin

Pudjiadi, 2000). ASI Ekslusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa

tambahan makanan lainnyaataupun cairan lainnya seperti susu formula,

madu, teh, air putih tanpa tambahan makanan pada apapun seperti

pisang, bubur, biskuit, bubur nasi, dan tim sampai usia 6 bulan (Oetami

Roesli, 2000).Segera setelah persalinan dari payudara keluar

suatucairan yang berwarna kekuningan dan kasarang disebut

Colostrum. Pengeluaran colostrum berlangsung kira-kira 1 minggu

lamanya, dan setelah itu akan keluar cairan ASI biasa yang berwarna

putih colostrum berbeda dengan ASI biasa.


Menurut Roesli (2010) yang dimaksud dengan ASI ekslusif

adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan seperti susu

Institut Kesehatan Prima Nusantara


10

formula, jeruk, madu, air teh, air putih, bubur nasi dan tim, pemberian

ASI saja tanpa pendampin apapun sampai bayi berusia enam bulan akan

mempunyai manfaat yang luar biasa bagi perkembangan dan

pertumbuhan bayi disamping meningkatkan ikatan kasih sayang ibu dan

anak (Astusik, 2014).


2. Proses Produksi AS

Proses laktasi atau menyusui adalah proses pembentukan ASI

yang melibatkan hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Hormon

prolaktin selamakehamilan akan meningkat, tetapi ASI belum keluar

karena masih terhambat hormon estrogen yang tinggi. Dan pada saat

melahirkan, hormon estrogen dan progsteron akan menurun dan hormon

prolaktin akan lebih dominan sehingga terjadi sekresi ASI (Astutik,

2014).

Proses pembentukan ASI dimulai sejak awal kehamilan, ASI

dirpoduksi karena pengaruh hormonal, proses pembentukan ASI dimulai

dari proses terbentuknya laktogen dan hormon produkdi ASI sebagai

berikut :
a. Laktogenesis 1
Pada fase akhir kehamilan, payudara perempuan memasuki fase

pembentukan laktogenesis 1, dimana payudara mulai memproduksi

kolostrum yang berupa cairan kuning kental. Fase ini payudara

perempuan juga membentuk penambahan dan pembesaran lobus

alveolus. Tingkat progesteron yang tinggi dapat menghambat

produksi ASI. Pada fase ini kolostrum yang keluar pada saat hamil

atau sebelum bayi lahir tidak menjadikan masalah sedikit atau

banyaknya ASI yang akan di produksi.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


11

b. Laktogenesis II
Pada saat melahirkan dan plasenta keluar menyebabkan

menurunnya hormon progesteron, estrogen dan human placenta

lactogen (HPL) secara tiba-tiba, akan tetapi kadar homon prolaktin

tetap tinggi yang menyebabkan prduksi ASI yang berlebih dan fase

ini disebut fase lakogenesis II. Apabila payudara diransang, level

prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45

menit, dan kemudian kembali ke level sebelum ransangan tiga jam

kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi di dalam

alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga krluar dalam

ASI itu sendiri. Level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila

produksi ASI lebih


banyak, yaitu sekitar pukul 2pagi hingga pukul 6 pagi, namun level

prolaktin rendah saat payudara trasa penuh.


Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II

dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para

ibu baru merasaab payudara penuh sekitar 2-3 hari stelah

melahirkan. Artinya, produksi ASI sebenarnya tidak lansung

diproduksi setelah melahirkan. Kolostrum yang dikonsumsi oleh

bayi sbelum ASI, mengandung sel darah putih dan antibodi yang

tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya immunoglobulin A

(IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang rentan dan

mencegah kuman memasuk pada bayi. IgA juga mencegah alergi

makanan. Dalam dua minggu setelah melahirkan, kolostrum pelan-

pelan hilang dan tergantikan oleh ASI seutuhnya.


c. Laktogenesis III

Institut Kesehatan Prima Nusantara


12

Pada fase ini, sistem kontrol hormon endokrin mengatur prouksi

ASI selama kehamilan dan bebrapa hari pertama setelah

melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, istem kontrol

autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan,

payudara akan memproduksi ASI dengan banyak. Dengan

demikian, produksi ASI dengan banyak. Dengan demikian,

produksi ASI sangat dipngaruhi seberapa sering dan seberapa baik

bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.


3. Macam-Macam ASI
ASI adalah makanan untuk bayi. Kandungan gizi dari ASI sangat

sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI

dibedakan dalam tiga hal, yaitu :


a. Kolostrum
Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum

merupakan cairan yang berwarna kekuning-kuningan yang pertama

kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tisue debris

dan residual material yang terdapat dalam alveoli dana duktus dari

kelenjar mammae, sebelum dan segera sesudah melahirkan.

Kolostrum diseksresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama

sampai hari keempat pasca persalinan.


Kolostrum berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi pada

bayi, seperti apabila ibu terinfeksi, maka sel adarh puith daa tubuh

membuat perindungan terhadap ibu. Sebagian sel darah putih

menuju payudara dan membentuk antibodi. Antobodi yang

terbentuk, keluar melalui ASI sehingga dapat melindungi bayi.

Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A,

nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi dari ASI matur,

Institut Kesehatan Prima Nusantara


13

dan kolostrum juga mengandung karbohidrat dan lemak yang

rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari

pertama kelahiran.
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dai

hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Meksipun kolostrum

yang keluar sedkit menurut uuran kita, tetapi voum kolostrum yang

ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang

beruisa 1-2 hari. Volume kolostrum 150-300 ml/24 jam.


Adapun zat-zat yang terkandung dalam Colostrum adalah :
 Lebih banyak protein(10% dari ASI biasa)
 lebih banyak immunoglobulin A dan Lactoferin. Juga sel darah

putih yang semuanya memegang peraan penting bagi

perindungan bayi untuk melawan infeksi.


 Lebih banyak mengadung Vitamin A.
 Lebih sedikit mengandung lemak(fat) dan laktose.
 Lebih banyak mengandung Na(Natrium) dan Za(Zincum).
Banyak yang menganggap bahwa colostrum tidak ada faedahnya,

karena hanya merupakan cairan pelancar dan pembersih saluran

ASI, sehingga tidak boleh diberikan kepada bayi. Justru

sebaliknya, colostrum adalah makanan pertama untuk bayi.


b. Air Susu Transisi/ Peralihan
ASI transisi/peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum

sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-

10, berisi karbohidrat dan lemak. Kadar immunoglobulin dan

protein menurun, sedabgkan lemak dan laktosa meningkat.


c. Air Susu Matur
ASI matur disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya. ASI matur ini

tampak berwarna putih kekuning-kuningan. Kandungan pada ASI

matur relatif konstan dan tidak menggumpal bila dipanaskan. Air

susu yang mengalir pertama kali atau 5 menit pertama disebut

Institut Kesehatan Prima Nusantara


14

foremik. Foremik memiliki konistensi lebih encer dan mempunyai

kandungan kadar rendah lemak, dan tinggi laktosa, gula, protein

mineral dan air. Selanjutnya air susu akan berubah menjadi

hindmilk yang kaya akan lmak dan nutrisi. Hindmilk membuat byi

akan lebih cepat kenyang. Volume sir susunya sekitar 300-850 ASI

mature adalah ASI yang disekresi pada hari kesepuluh atau stelah

minggu ketiga sampai minggu keempat dan seterusnya, komposisi

ASI masa ini relatif konstan dan tidak menggumpal saat

dipanaskan(Taufan Nugroho, 2011).


Komposisi ASI tidak konstan atau tidak sama dari waktu ke waktu

dari masa laktasi. Seangkan kadar lemak dan karbohidrat lebih tinggi

dibandingkan kolostrum serta volume ASI peralihan ini lebih tinggi

dibandingkan kolostrum (Soetjningsih, 1997).


4. Kandungan ASI
a. Karbohidrat
Laktosa merupakan kabohidrat utma dalam ASI (98 persen) dan

dengan cepat dapat diurai memnjadi glukosa. Laktosa penting bagi

pertumbuhan otak dan terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam susu

manusia dibandingkan dengan susu mamalia lainnya. Laktosa juga

penting bagi pertumbuhan lactobasilus bifidus jumlah laktosa dalam

ASI juga mengatur volume produksi susu.


b. Lemak
Lemak merupakan sumber energi utama dan manghasilkan kira-kira

setengah sari total seluruh kalori susu. Lipid terutama terdiri dari

butiran-butiran trigliseri, yang mudah dicerna dan merupakan 98

persen dari selutuh lemak susu ibu. Lemak ASI mudah dicerna dan

diserap bayi karena mengandung enzim, sehingga bayi kesulitan

Institut Kesehatan Prima Nusantara


15

menyerap susu formula. ASI terdiri dari asam lemak tak-jenuh rantai

panjang (omega-3, omega-6, DHA dan (asam arakhidonat) yang

mmbentu perkembangan otak dan mata, serta saraf dan sistem

vaskuler.
c. Protein
Protein utama ASI adalah Whey (mudah dicerna), sedangkan protein

utama susu sapi adalah kasein (sukar dicerna). Rasio Whey dan

kasein dalam ASI dalah 60:40, sedangkan dalam susu sapi rasionya

20:80. ASI tentu lebih mudah dicerna dibanding kasein.


ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan susu sapi

mengandung lactoglobulin dan bovine serum albumin yang sering

menyebabkan alergi. Selain itu, pemberian ASI ekslusif dapat

menghindarkan bayi dari alergen karena setelah 6 bulan usus bayi

dari bakteri. Laktoferin membiarka flora normal usus imun usus bayi

dari bakteri patogen. Zat imun lain dalam ASI adalah suatu

kelompok antibodi alami yaitu lysosyme. Protein istmewa lainnya

yang hanya terdapat di ASI adalah taurine yang diperlukan untuk

pertumbuhan otak, susunan saraf, juga penting untuk pertum buhan

retina. Susu sapi tidak mengandung taurine sama sekali.


d. Prebiotik (Oligosakrida)
Probiotik berinteraksi dengan sel-sel epitel usus untuk meransang

sistem kekebelan menurunkan pH usus guna mencegah bakteri-

bakteri patogen agar tidak mnimbulkan infeksi.


e. Zat Besi
Bayi-bayi yang diberi ASI tidak membutuhkan suplemen sebelum

usia 6 bulan karena rendahnya kadar akndungan zat besi dalam ASI

yang terikat oleh lakoferin, yang menyebabkan menjadi lebih

terserap dan dengan demikian mencegah pertumbuhan-pertumbuhan

Institut Kesehatan Prima Nusantara


16

bakteri di dalam usus. Susu formula mengandung kia-kira enam kali

lipat”zat besi bebas’ yang kurang terserap sehingga memacu

perkembangan bakteri dan risiko infeksi.


f. Vitamin Yang Larut Dalam Lemak
ASI mengandung vitamin dan mineral. Konsentrasi vitamin A dan E

ukup bagi bayi. Namun, vitamin D dan K tidak selalu berada dalam

jumlah yang diinginkan. Vitamin D penting untuk pembentukan

tulan, tetapi jumlahnya bergantung pada jumlah pajanan ibu terhadap

sinar matahari. Vitamin K dibutuhkan untuk pembekuan darah.

Kolostrum mempunyai kadar vitamin K rendah dan oleh karena itu

vitamin K diberikan secara rutin pada bayi ketika lahir.

g. Immunoglobulin
Imunoglobulin yang terkandung dalam ASI dalam 3 cara dan tidak

dapat ditiru susu formula.


1) Antibodi yang brasal dari infeksi yang pernah dialami oleh ibu.
2) sIgA (Imunoglobulin A sekretori) yang terdapat dalam saluran

pencernaan.
3) Jaras enteo-mamari dan bronko mamari (gut-associated

lymphatic tisue) GALT dan (Bronchus-assosiated lymphatic

tissue) BALT. Keduanya mendeteksi infeksi dalam lambung

atau saluran nafas ibu dan menghasilkan antibodi (Pollard,

2016).
5. Manfaat ASI
a. Bagi ibu nifas
1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (porst partum ).

Menyusui bayi setelah melahirkan akan menurunkan resiko

perdarahan post partum, karena pada ibu menyusui peningkatan

kadar oksitosin menyebabkan vasontriksi pembuluh darah sehingga

Institut Kesehatan Prima Nusantara


17

perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini menurukan angka

kematian ibu melahirkan.

2) Mengecilkan Rahim

kadar oksitosin ibu yang meningkat akan snagat membantu rahim

kembali ke ukuran sebelum hamil.

3) Mengurangi terjadinya anemia


Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau

anemia karena kekurangan zat besi. Karena menyusui mengurangi

perdarahan.
4) Menjarangkan kehamilan
Selama ibu memberi ASI ekslusif dan belum haid, 98% tidak hamil

pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak hamil

sampau bayi berusia 12 bulan. Hal ini bisa dipakai sebagai KB

alami.
b. Manfaat ASI Bagi bayi
1) ASI sebagai nutrisi
Dengan tata laksana menyusui dengan benar, ASI sebagai makanan

tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal

sampai usia 6 bulan.


2) ASI meningkatkan kecerdasan
ASI mengandung nutrien khusus yaitu taurin, laktosa dan asam

lemak ikatan panjang (DHA, AHA, omega-3, omega-6) yang

diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrien tersebut tidak

ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi. Oleh karena itu

pertumbuhan otak bayi yang dibri ASI ekslusif selama enam bulan

akan optimal.
3) ASI meningkatkan daya tahan tubuh

Institut Kesehatan Prima Nusantara


18

Bayi yang mendapat ASI ekslusif akan lebih sehat dan lebih jarang

sakit, karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan.


4) Melindungi anak dari serangan alergi.
5) Meningkatkan daya penglihatan dan kepribadian bicara.
6) Meningkatkan jalinan kasih sayang
7) Membantu pembentukan rahang yang bagus.
8) Menunjang perkembangan motorik bayi.
9) Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak,

dan diduga mengurangi resiko menderita penaykit jantung.


Keuntungan pemberian ASI( Depkes2005).
 Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
 Bayi tidak sering sakit.
 Mengurangi biaya untuk pemeliharaan ibiu dan bayi.
B. VOLUME ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI

mulai menghasilkna ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak

bayi lahir akan dapat menghasilkan 5-100 ml sehari. Jumlah ini akan

bertambah sampai 400-450 ml pada waktu mencapai usia minggu kedua.

Jumlah tersebut dapat dicapai dengan mneyusui bayinya selama 4-6 bulan

pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi

kebutuhn gizi bayi (Prasetyono, 2009)


Pada bulan-bulan terakhir kehamilan biasanya sudah ada seksresi dari

ASI yang disebut kolostrum, yang dikeluarkan kira-kira 1 minggu setelah

persalinan. Ketika bayi mulai menyusu pertama kali, ASI cukup banyak

tersedia (pada keadaan normal volume ASI pada hari ke-2 kurang lebih 100

cc, dan jumlahnya akan bertambah sampai 500cc sampai pada minggu ke 2.

Yang paling efektif produksi ASI tercapai 10-14 hari setelah persalinan.
Selama beberapa bulan, bayi yang sehat akan mendapakan ASI kurang

lebih 700-800cc perhari. Tapi keadaan ini bagi ibu dan bayi mempunyai

variasi yang besar. Seorang bayi dapat menghabiskan 600cc ASI, bahkan ada

yang hampir 1000cc dalam sehari.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


19

Besarnya payudaratidak ada hubungan dengan volume ASI. Payudara yang

kecil yang tidak bertambah besar selama kehamilan mungkin akan

menghasilkan sedikit air susu. Goncangan emosi akibat kecemasan dan

ketegangan, merupakan faktor penting yang mempengaruhi produksi ASI

selama minggu bpertama atau masa-masa awal laktasi. Beberapa para ibu

yang kurang gizi, produksi air susunya 500-700cc per hari selama 6 bulan

pertama, 400-600 cc per hari pada 6 bulan berikutnya,dan 300-500 cc pada

tahun ke 2. Para ibu yang menderita kekurangan kalori protein (KKP), maka

bayi mereka akan mennderita marasmus pada umur dibawah 6 bulan.

Produksi dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan

akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat

muda (Baskoro, 2008).


C. IBU NIFAS
1. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai sejak plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alay kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlansung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari,

namun secara keseluruhan atau pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini,

Y.2010).
Masa nifas atau puerpurium adalah masa setelah persalnan selesai

sampai 6 minggu atau 42 hari. Asuhan selama peiode nifas perlu

mendapat perhatian karena sekitar 60% angka kematian ibu terjadi pada

periode ini (Martalina D, 2012).


Masa nifas itu merupakan masa yang paling rawan dan selalu

dialami oleh ibu yang habis meahirkan, diaman pada masa ini terjadi

proses pengeluaran darah dari dalam uterus selama sesudah persalinan

dan pada normalnya berlansung selama kurang lebih 6 minggu

Institut Kesehatan Prima Nusantara


20

(Purwoastuti & Walyani, 2015). Pada proses pengeluaran darah ini ada

yang berjalan lancar lancar dan ada juga yang lambat. Yang

mempengaruhi kelancaran pengeluaran darah ini salah satunya adalah

kuatnya kontraksi uterus. Jika uterus mengalami kelambatan atau

kegagalan berkontraksi bisa menyebabkan perdarahan pada ibu

postpartum. Kegagalan uterus berkontraksi ini biasa disebut dengan

atonia uteri(Sukarni & Margareth, 2013). Atona uteri (uterus tidak bisa

mengkerut) merupakan penyebab terjadi nya perdarahan pada saat

meahirkan maupun setelah melahirkan( Sulatri, Maliya,A, &

Susilaningsih, E.Z.2014). Jika halini tidak ditangani dengan cepat dan

tepat dapat berakibat pada kematian ibu.


Presentasi kejadian kematian ibu setelahmelahirkan sekitar 60%

dan hampir dari kejadian itu terjadi pada 24 jam pertama stelah

persalinan yang disebabkan oleh komplikasi pada masa nifas

(Purwoastuti & Walyani, 2015).


Kontraksi uterus merupakan (involusi uterus) meruaan proses yang

paling penting dalam masa post partum. Apabia uterus gagal

berkontraksi dengan baik (atonia uteri) setelah melahirkan dapat

menyebabkan perdarahan pada masa nifas. Penyebab terjadi perdarahan

pada iu post partum(75-80%) adalah karena adanya atonia uteri(Sukani

& Sudarti, 2014). Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi proses

involusi uteri yaiu mobilisasi dini, status gizi, usia , parietas dan

menyusui.
Pada saat menyusui maka akan meransang pengeluaran hormon

oksitosin dan prolaktin. Hormon ini dapat meningkat produksi nya

apabila ada kontak antara ibu dengan bayi. Dalam proses menyusui

Institut Kesehatan Prima Nusantara


21

terjadi kontak mulut bayi dengan puting susu dan proses bayi

menghisap dan menelan ASI. Isapan bayi pada puting susu iilah yang

akan merangsang hipofisis untuk memproduksi hormon oksitosindan

prolaktin. Hormon oksitosin membantu proses involusi uterus dan

mencegah adanya perdarahan pada masa postpartum, sedangkan

hormon prolaktin dikeluarkan ke dalam darah oleh hipofise anterior dan

memacu sel kelejar(alveoli) untuk memproduksi air susu. Jumlah

prolaktin dan susu yang diproduksi berhubungan dengan ransangan

isapan, frekuensi, intensitas, dan lamanya bayi mengisap (Fahrer, 2009).


Pemberian ASI ekslusif belum terlaksana dengan maksimal di

negara kita. Faktor yang mempengaruhi masalah ini ada beberapa hal

yaitu masih kurangnya tenaga konselor ASI. Kegagalan ibu menyusui

segera stelah melahirkan akan berpengaruh pada produksi ASI

(Hayatiningsih, N, & Ambarwati, W. N, 2012). Pemberian ASI melalui

menyusui ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi ibu maupun

bayinya. Bagi bayi ASI mempunyai manfaat yang penting untuk

menunjang pertumbuhan, kesehatan dan kelansungan hidup bayi karena

ASI mengandung banyak gizi dan berfungsi meningkatkan antobodi

untuk bayi (Riskesdas RI, 2013). Sedangkan untuk ibu sendiri

menyusui dapat mengurangi morbilitas dan mortalitas karena proses

menyusui akan meransang kontraksi uterus sehingga mengalami

perdarahanpost partum (Rahayuningsih, F,B. 2015).


Saat uterus berkontraksi akan mengeluarkan eksresi cairan

rahim selama masa nifas berupa lochea. Pengeluaran dapat berlansung

lama dan cepat hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu adanya

Institut Kesehatan Prima Nusantara


22

sisa placenta dalam rahim, endometriosisi, infeksi, dan kontraksi uerus.

Lochea dapat berubah-ubah sesuai tahapan nya, hal ini dikarenakan

adanya proses kontraksi uterus. Pengeluaran lochea yang

lancarmenandakan bahwa kontraksi uterus juga baik. Sehingga

pemantauan terhadap lamanya pengeluaran lochea itu sangat penting

(Wulandari & Handayani, 2011).

2. Perubahan Alat Reproduksi


a) Involusi Uterus
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dmn uterus

kembali kekondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram.

Proses ini dimulai segera setelah plaenta lahir akibat kontrkasi otot-

otot polos uterus.


b) Serviks
Segera setelah post partum bentuk servik agak menganga seperti

corong. Bentuk ini diebabkan oleh korpus uter yang dapat

mangadakan kontraksi , sedangkan serviks uteri idak berkontraksi

sehingga seoah-olah perbatsan antara korps dan servik uteri

terbentuk semacam cincin. Serviks mangalami involusi bersama-

sama uterus. Setelah persalinan osteum eksterna dapat dimasuki 2

hingga 3 jari tangan setlah 6 minggu


c) Vulva dan vagina
Vulva dan vagaina mengalami pnekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam bebrapa

hari petama sedudah proses tersebut, kedua ora ini tetap kendur.

Setelah 3 minggu akan kebali kepada keadaan tidak hamil, rugae

berangsur-angsur muncul da labia akan menonjol.


d) Perineum

Institut Kesehatan Prima Nusantara


23

Segera setelah melahikan, perineum menjadi kedur karena

sebelumnya teregang oleh kepala bayi yang bergerak maju. Pada

postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali dari

sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada

keadaan sebelum melahirkan.


e) Rahim
Setelah mlahirkan rahim akan mengesil seperti sebelum hamil,

rahim seteleh melahirkan teraba keras setinggi 2 jari di bawah

pusar, 2 pekan setelah melahirkan rahim sudah tak teraba, 6 pekan

akan seperti semula. Akan tetapi biasanya perut ibu masih terlihat

buncit dan muncul garis-garis putih coklat berkelok.


f) Perubahan sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah melahirkan,

dikarenakan waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan

yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluara cairan yang

berlebihan pada waktu persalinan kurang makan, haemoroid,

laserasi jalan lahir. Untuk engatasi hal tersebut dapat diberikan

makanan mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup.

(Anggraini, Y. 2010).
3. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Menurut Anggraini, Y ( 2010) pera dan tanggung jawab bidan

dalam masa nifas adalahdengan cara sebagai berikut :


a) Mendukung dan memantau kesehtan fisik ibu dan bayi.
b) Mendukung dan memantau kesehatan Psikologis, emosi, sosial

serta memberikan semangat pada ibu.


c) Membantu ibu dalam menyusui bayinya
d) Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannny sebagaii ibu
e) Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam

perannya sebagai seorang ibu


f) Sebagai promotor hubungan antara ibudan bayi serta keluarga

Institut Kesehatan Prima Nusantara


24

g) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan

rasa aman.

D. KACANG KORO/ KACANG PARANG (CANAVALIA GLADIATA)

1. Karakteristik Kacang Koro


Berasal dari dari Asia atau Afrika. Koro pedang secara luas

ditanam di Asia Selatan dan Asia Tenggara, terutama di India, Srilangka,

Myanmar dan Indo China. Dan kini tersebar di seluruh daerah tropis dan

telah ternaturalisasi di beberapa daerah termasuk juga Indonesia.


Tanaman koro pedang ini merupakan tanaman pemanjat

bertahunan yang tumbuh cepat dan berkayu dengan panjang 3-10 meter,

berdaun tiga,daun berbentuk membundar telur, melancip, berbulu jarang

pada kedua sisinya. Perbungaan tandan diketiak bunga, bunga sering

terkeluk balik berwarna putih, buah polong, berbentuk memita-menjorong,

berwana merah muda, merah coklat, coklat kemerahan hingga hampir

kehitaman dan ada pula yang berwarna putih.


Kacang parang adalah suatu jenis polong-polongan yang ditanam sebagai

bahan pangan. Kacang parang merupakan tumbuhan semak meramat

dengan panjang mencapai 10 meter. Semakin bertambah umur batangnya

yang merambat akan berubah menjadi berkayu. Percabangan tumbuh pada

buku terendah dan beberapa cabang sekunder juga tumbuh, permukaan

batang parang berwarna hijau, bunga berbentuk kupu-kupu berwrna merah

muda, daunya berangkai dan mempnyai 3 hali anak daun, daunnya

tergolong majemuk gasal, berselang-seling, pangkalnya membulat, tepinya

rata, pertulangan nya melengkung berbulu dan berwarn hijau. Kacang

plong memiliki bunga yang tergplong majemuk , tumbuh diketiak daun.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


25

Kacang koro ini memeiliki kandungan nurtisi mirip kedelai , yatu protein

27,4%, lemak 2,9%, karbohidrat 66,1%, serat 8,3%.


Manfaat kacang koro ini adalah memiliki segudang manfaat bagi

kesehatan tubuh. Manfaat kacang koro tersebut berasal dari kandungan

kacang koro, yang sebagian besar adalah protein. Selain itu kacang koro

diperkaya sejumlah nutrisi lainnya seperti serat, mineral, karbohidrat, dan

vitamin B1, fosor,tembaga, kalium, Thiamin, magnesium dan kaya akan

zat besi.
Manfaat kacang koro adalah sebagai berikut :
1. Merawat kesehatan jantung
2. Mengontrol gula darah
3. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
4. Menjaga kesehatan ibu hail
5. Melancarkan sistem pencernaan
6. Membantu diet
7. Mencegah tekanan darah tinggi
8. Meminimalisir resiko kanker
9. Merawat kesehatan kulit
10. Bahan makanan
11. Obat penawar bisa ular.
1. Kandungan Gizi Sayur Kacang Koro
Selain itupucukdaun kacang koro diperkaya sejumlah nutrisi lainnya seperti

srat, mineral, karbohdrat, dan vitamin B1, fosfor,tembaga, kalium, Thiamin,

magnesium dan kaya akan zat besi.

Gambar 2.1. Kacang Koro


SayurKacang koro adalah adalah suatu jenis sayuran yang

ditanam sebagai bahan pangan. Pucuknya ini cukup banyak mengandung

protein, tetapi demikian jumlahnya belum sebanyak kedelai. Nama ilmiah

adalah Canavalia Gladiata.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


26

Kandungan senyawa antioksidan dan flavonoid semakin menambah khasiat

pucuk kacang koro yang bahkan sampai bisa menangkal radikal bebas.

Sebagaimana diketahui, radikal bebas berbahaya bagi tubuh karena menjadi

gerbang masuknya penyakit-penyakit mematikan seperti kanker. Kandungan

sebagian besar adalah protein. Selain itu, pucuk kacang koro juga diperkaya

oleh sejumlah nutrisi lainnya seperti serat, karbohidrat, mineral, zat besi,

magnesium, kalium,fosfor dan vitamin B1. Vitamin B1 ini menurut

beberapa penelitian sangat dibutuhkan untuk menjaga menjaga fungsi syaraf

pusat. Kandungan magnesium, kalium, serat dan protein yang tinggi pada

pucuk kacang koro ini juga memicu pembentukan sel-sel darah putih yang

bermanfaat melawan kuman-kuman yang merugikan tubuh.Kandungan serat

larut dalam pucuk kacang koro dibutuhkan tubuh untuk memproses

pencernaan makanan membuang at sisa lewat BAB.

Daftar tabel 2.1 Kandungan Gizi Pucuk Daun Kacang Koro

Komponen Jumlah
Protein 17 gram
Lemak 7 gram
Karbohidrat 36 gram
Serat 5 gram
Energi 340 kkal
Gula 10 gram
Sodium 300mg
Ca 526
P 350
Fe 17,5
Beta Croten 219
Thiamin 0,88
Kalori 375

Institut Kesehatan Prima Nusantara


27

E. Kerangka Teori

Pada penelitian ini dapat digambarkan kerangka teori yang digunakan sebagai

dasar penellitianpengaruh sayur kacang sayur kacang koro terhadap

peningkatan volume ASI pada ibu nifas.

Sayur Kacang Koro Isapan Bayi

Protein Hipotalamus

Asam Amino

Oksitosin

Tirosin Triptofann
nnn Polifenol

Prolaktin Asi Keluar

Produksi ASI

Kerangka teori rebusan sayur kacang koro terhadap peningkatan volume ASI

(Murtiana, 2011).

Institut Kesehatan Prima Nusantara


28

BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL

A. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai maslah

penting (Sugiono, 2013). Kerangka konsep akan menjelaskan secara pertautan

antar variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan hubungan

antar variabel independen dan dependen ( Sugiono, 2013).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah mencoba untuk melihat pengaruh

pemberian rebusan sayur kacang koro terhadap peningkatan volume ASI sebagai

berikut.

Pretest Intervensi Posttest

Sayur Kacang
Volume ASI Volume ASI
Koro

Gambar . 3.1. Kerangka Konsep


B. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis merupakan pernyataan tentang jawaban sementara terhadap

masalah penelitian, yang disusun berdasarkan teori (Sulistyaningsih, 2012).

Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian

(Notoatmodjo, 2012).

Dalam penelitian ini, peneliti membuat hipotesa sebagai berikut :

Ha: Terdapat pengaruh antara rebusan sayur kacang koro dengan peningkatan

volume ASI pada ibu nifas.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


29

Ho: Tidak terdapat pengaruh antara rebusan sayur kacang koro terhadap

peningkatan volume ASI pada ibu nifas.

C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional dibuat untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian
variabel–variabel diamati teliti perlu sekali variabel–variabel tersebut diberi
batasan atau definisi operasional. Definisi operasional dapat bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel–
variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alatukur
(Notoadmodjo, 2012). Definisi operasional adalah definisi berdasarkan
karakteristik yang diamati (Nursalam, 2013). Definisi operasional dari
penelitian ini akan dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel. 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala


Operasional Ukur Ukur
1 Sayur Pemberian sayur - - - -
kacang kacang kacang koro
koro 200gr, diberikan 1
kali dalam sehari
selama 7 hari.
2 Volume Rata-rata produksi Pompa ASI Gelas ukur Mean Rasio
ASI ASI sebelum manual
sebelum diberikan sayur
kacang koro.

3. Volume Rata-rata produksi Pompa ASI Gelas Ukur Mean Rasio


ASI ASI sebelum dan manual
sesudah sesudah diberikan
sayur kacang koro.
Rata-rata produksi
ASI pretes-postest.

BAB IV

METODE PENELITIAN

Institut Kesehatan Prima Nusantara


30

A. DESAIN PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan yaitu dengan menggunakan penelitian

kuantitatif dengan metode pre eksperimen (pre eksperimental design)

menurut Sugiono (2014), dikatakan pre eksperimen desains dikarenakan

desian ini belum belum mmerupakan eksperimen sungguh-sungguh dan msih

terdapat variabel luar yang belum merupakan eskperimen sungguh-sungguh

dan masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya

variabel devenden

Rancangan yang digunakan adalah rancangan One Group Pretest-

Posttest Desain tanpa adanya kelompok kontrol, tetapi paling tidak sudah

dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan peneliti dapat

menguji perubahan- perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen

(posttest). (Notoatmodjo, 2010). Sehingga penelitian eksperimen dapat

dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yag terkendalikan

(Sugiono,2010).

Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut :

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O2
Keterangan :

O1 : pengukuran volume ASI sebelum diberikan rebusan sayur kacang

koro (Pretest).

O2 : pengukuran volume ASI setelah diberikan rebusan sayur kacang

koro (Posttest) .

Institut Kesehatan Prima Nusantara


31

X : Perlakuan

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokal ynag digunakan untuk

mengambil kasus atau observasi (Notoatmojo, 2010). Penelitian ini

dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Pelompek kabupaten Kerinci.

2. Waktu
Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang digunakan untuk

pelaksanaan penelitian ( Notoatmojo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan

pada Agustus sampai september 2019.

C. Populasi atau Sampel

1. Populasi
Populasi merupakan seluruh objek dengan karakteristik tertentu yang

akan diteliti (Sugiono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Pelompek dengan rata-

rata jumlah ibu nifas hari ke-2 sampai hari ke-8 yaitu 14 dalam 1 bulan

terakhir.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiono, 2013).


Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

purposive sampling yaitu pengambilan smpel sampel yang didasarkan

pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,

berdasarkan ciri-ciri, karakteristik atau sifat populasi yang sudah

diketahui sebelumnya (Notoatmojo, 2012).


Untuk mennetukan jumlah sampel dalam penelitin pra eksperimen

dengan rumus Isaac dan Michael.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


32

Keterangan :

N : besar populasi

n : besar sampel

p : perkiraan proporsi, jika tidak diketahui (50%=0,5)

d : tingkat kepercayaan (95% atau 0,05)

z : nilai standar untuk α=0,05 atau 1,96

q : 1-p (100%-p)

maka,

= 14,22 ≈ 15

s=15 sampel

Sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 15 orang ibu nifas.
Untuk mengambil kemungkinan terjadi drop out, perlu menambah total
sampel 10% persen dari total sampel yaitu 1 orang responden( Sastro &
Ismail, 2001).

Institut Kesehatan Prima Nusantara


33

Dengan demikian, besar sampel minimal sebanyak 15 orang. Jadi jumlah


keseluruhan sampel yaitu 15 orang (Dahlan, 2010).
Kriteria sampel harus memenuhi sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi
Kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi

yang dapat diambil sebagai sampel dan memenuhi syarat sebagai

sampel ( Notoatmojo, 2010). Sampel yang diambil sebanyak 14 orang

ibu nifas.
Kriteria inklusi adalah sebagai berikut :
1) Bersedia menjadi responden dan mengikuti prosedur penelitian

sampai tahap akhir


2) Ibu nifas pada hari pertama sampai hari ke tujuh
3) Ibu nifasdengan gizi yang sama dengan normal
4) Ibu mau mengkonsumsi sayu kacang koro
5) Ibu tidak sedang mengkonsumsi obat pelancar ASI
6) Usia ibu 20-35 tahun(usia produksi)
7) Ibu dan bayi tidak sedang sakit

b. Krteria ekslusi
Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

dijadikan smapel, karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

(Notoatmojo, 2010).
1) Responden memiliki masalah payudara
2) Tidak bersedia menjadi responden
3) Ibu nifas tidak ada di tempat saat penelitian sebanyak 2x

kunjungan
4) Ibu dan bayi mengalami sakit ketika penelitian berlangsung.
D. Etika Penelitian

Setiap penelitian sebiknya diminta ethical clereance, yaitu semacam

persetujuan dari komite etik penelitian disuatu institusi bahwa penelitian yang

Institut Kesehatan Prima Nusantara


34

yang akan dilakukan ini tidak membahayakan responden penelitian.

Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh bertentanan

dengan etik. Apabila komite etik penelitian belum dibentuk disuatu institusi,

maka peneliti tetap harus memenuhi etika penelitian, yaitu menjamin

kerahasiaan responden, menjamin keamanan, adil dan mendapatkan

persetujuan dari responden. Tujuan penelitian ini harus etis dalam artian hak

responden harus dilindungi. Dengan menekankan maslah etik sebagai berikut:

1. Lembar persetujuan (informed consent)


Informed consent merupakan bentuk persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjaid responden. Tujuan informed consent adalah

agar subjek mnegerti maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui

dampaknya jika responden bersedia maka responden harus

menendatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersesdia maka

peneliti harus menghormati hak responden.


2. Salah satu cara untuk menjamin kerahasiaan responden adalah tidak

mencantumkan nama responden dalam pengisian instrumen penelitian

maupun penyajian hasl penelitian. Nama responden diganti dengan

pemebriannomor kode responden.


3. Kerahasiaan (confidentialy)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil peneliti, bbaik informasi maupun maslah-maslah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti.
4. Menjamin keamanan responden
Keamanan responden harus dipenuhi untuk tindak invasif pada tubuh

manusia maupun tindakan yang dapat menginvansi pemikiran responden.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


35

Bila kan melkaukan tindakan invasif pada tubuh manusia, maka tindakan

tersebut harus dijamin tidak akan membayakan atau aman untuk kesehatan

dan keselamatan responden.


5. Bertindak Adil
Bertindak adil diterapkan khususnya untuk penelitian eksperimen yang

memberikan perlakuan berbeda pada tiap responden, misalnya ada

responden yang diberi perlakuan penyuluhan dan ada yang tidak diberi

penyuluhan (Sulistyaningsih, 2012).

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


Pada penelitin ini peneliti mendapatkan surat pengantar peneliti

dari LPPM Institut Kesehatan Prima Nusantara program studi sarjana terapan

kebidanan melakukan survey.


Adapun cara peneliti mengumpulakan data yaitu terdiri dari data primer dan

data sekunder.
1. Data primer
Merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu

atau perseorangan seperti hasil lembaran observasi yang biasa

dilakukan oleh peneliti (Husein Umar, 2013). Instrumen teragi atas dua

bagian:
a. Bagian pertama menanyakan data demografi yaitu nama umur, dan

tempat tinggal. Data demografi tersebut digunakan untuk

mengetahui identitas responden yang akan diteliti terdapat pada

informed consent. Kemudian peneliti menjeaskan secara singkat

tentang maksud penelitian dan manfaat dari pemberian sayur

kacang koro.
b. Bagian kedua adalah ibu nifas oleh kelompok eksperimendi

wilayah kerja Puskesmas Pelompek Kabupaten Kerinci. Sebelum

diberikan perlakuan dengan pemberian rebbusan sayur kacang

Institut Kesehatan Prima Nusantara


36

korodilakukan pretest terlebih dahulu selanjutnya peneliti

memberikan rebusan sayur kacang koro sebanyak 200gr dalam

bentuk rebusan terhadap responden untuk mengetahui peningkatan

produksi ASI. Setelah diberikan rebusan sayur kacang koro,

dilakukan posttest, kemudin dilakukan pencatatan.


2. Data Sekunder
Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan

baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain, misalnya

dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram (Husein Umar, 20130.

Data rata-rata jumlah ibu nifas dalam bulan di wilayah kerja

puskesmas Pelompek Kabupaten Kerinci Tahun 2019.


a. Data Primer
Data primer adalah data atau sumber infomasi yang lansung

diperoeh dari sesorang yang mempunyai wewenangdan

bertanggung jawab terhadap data tersebut ( Notoatmojo, 2010).

Dilakukan dengan instrumen berupa mengisi lembar observasi.

Instrumen terbagi atau dua bagian:


1. Bagian pertama menanyakan data demografi yaitu nama, umur,

dan tempat tinggal. Data demografi tersebut digunakan untuk

mnegetahui identitas responden yang akan diteliti terdapat pada

informed consent. Kemudian peneliti menjelaskan secara

singkat maksud penelitan dan manfaat dari pemberin rebusan

sayur kacang koro.


2. Bagian kedua adalah ibu nifas oleh kelompok eksperimen.

Sebelum diberikan perlakuan dengan rebusan sayur kacang

korodilakukan pretest terlebih dahulu selanjutnya peneliti

memebikan rebusan sayur kacang koro sebanyak 200gr

Institut Kesehatan Prima Nusantara


37

terhadap responden untuk mengetahui penigkatan produksi

ASI. Setelah diberikan rebusan sayur kacang koro, dilakukan

posttest, kemiadilakukan pencatatan. Setelah semua data

terkumpul, barulah peneliti melakukan perhitungan

komputerisasi.
b. Data Sekunder
Adalah data atau smber informasi yang bukan dari tangan pertama

(Notoatmojo, 2012 ). Data sekunder diperoleh selain dari

responden yaitu berupa informasi atau pun datayang didapat dari

bidan atua Puskesmas yang bersangkutan.


Setelah seminar proposal ini, peneliti lansung akan

melakukanpeneltian yaiu dengan meminta surat pengantar

penelitian ke Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Fakultas Kebidanan

Prima Nusantara, lalu peneliti sendiri yang mengantar ke

Puskesmas.
F. Prosedur Pengolahan Data Penelitian
a. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data,

yang dilakukan dengan maksud agar data yang dikumpulkan

memiliki sifat yang jelas. Data diolah dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Editing
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan isi lembar observasi

apakah jawaban yang ada pada lembar observai sudah lengkap,

jelas dan relevan.


2. Coding

Institut Kesehatan Prima Nusantara


38

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Memberi kode

cheklist ada angket sesuia dengan sifat variabel.


3. Entry
Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak kode sesuai

denganpernyataan yang ada.


4. Tabulating
Tabulating adalah mentabulasikansesuia dengan kelompok-

kelompok data yang telah ditentukan. Membuat tabel volume

ASI sebelum mendapatkan perlakuan kemudian diberi kode

dan dimasukkan kedalam tabel.


5. Cleaning
Cleaning adalah pengecekan kembali data yang sudah

ditabulasikan dan dilakukan pmbersihandan data kembali dari

kesalahan saat mentabulasi data (Sulisyaningsih, 2012).


b. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian. Pada umumnya dalam analisa univariat ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi setiap variabel

(Notoatmojo, 2010). Analisa ini memperhatikan rata-rata profusi

ASI sebelum diberikan sayur kacang koro maupun setelah

diberikanrebusan sayur kacang koro.


2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa data yang dilakukan dengan

uji statistik untuk mengetahui pengaruh antara variabel terikat

memakai rumus derjat kemaknaan signifikan 0,05. Adapun analisa

bivariat pada penelitian ini adalah pengaruh sayur kacang koro

terhadap peningkatan volume ASI. Sebelum dilakukan analisa

Institut Kesehatan Prima Nusantara


39

bivariat maka dilakukan analisa uji statistik yang digunakan yaitu

uji Paired t-test. Analisis Paired t-test merupakan prosedur yang

digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu

group. Artinya analisis ini berguna untuk melakukan pengujian

terhadap satu sampel yang mendapatkan satu treatment yang

kemudian akan dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut antara

sebelum dan sesudah treatment.


Menurut Singgih Santoso (2014), pedoman pengambilan keputusan

dalam uji paired t-test berdasarkan nilai signifikan (Sig).


1. Jika nilai sig. (2 tailed) ˂ 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
2. Sebaliknya, jika nila sig. (2 tailed) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


40

BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Ibu yang sedang menyusui pada hari ke 2-10 merupakan salah satu dari

karakteristik responden pada penelitian ini. Ibu menyusui ini harus dengan

status gizi yang sesuai dengan IMT normal, tidak sedang minum pelancar

ASI, berusia 20-35 tahun dan harus dalam keadaan sehat.


B. Analisa Univariat
Analisis ini dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian yang disajikan dalam bentuk

statistik deskriptif meliputi mean, minimal-maximal dan standar deviasi.

Adapun hasil analisa univariat adalah:


1. Rata-rata volume ASI ibu menyusui pre-test sebelum intervensi
Tabel 5.1
Distribusi Rata-Rata Volume ASI Sebelum Intervensi pada ibu Menyusui di

Wilayah Kerja Puskesmas Pelompek Tahun 2019

Std.

N Mean Deviation Minimum Maximum


Pre_test 15 22.07 5.496 15 32

Berdasarkan Tabel 5.1, didapatkan rata-rata volume ASI ibu nifas pre-test

sebelum intervensi rebusan daun kacang koro adalah 22,07 cc dengan standar

deviasi 5,496. Volume ASI minimum adalah 15 cc dan maksimum adalah 32

cc.
2. Rata-rata volume ASI ibu menyusui post-test setelah intervensi

Tabel 5.2

Distribusi Rata-Rata Volume ASI pada Sesudah Intervensi di wilayah

Puskesmas Pelompek Tahun 2019

Institut Kesehatan Prima Nusantara


41

Std.

N Mean Deviation Minimum Maximum


post_test 15 39.13 6.739 30 52

Berdasarkan Tabel 5.2, didapatkan rata-rata volume ASI ibu menyusui

post-test setelah intervensi rebusan daun kacang koro adalah 39,13 cc dengan

standar deviasi 6,739. Volume ASI minimum adalah 30 cc dan maksimum

adalah 52 cc.
C. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh rebusan daun kacang

koro terhadap peningkatan volume ASI pada ibu nifas di wilayah kerja

Puskesmas Pelompek. Sebelumnya dilakukan uji normalitas menggunakan uji

Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas diperoleh bahwa distribusi data Normal.

Hasil analisa bivariat pada penelitian ini adalah:

Tabel 5.3

Uji Normalitas Melalui R Square (r²)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .858a .736 .716 3.593

a. Predictors: (Constant), PRE_TEST

Institut Kesehatan Prima Nusantara


42

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .858a .736 .716 3.593

b. Dependent Variable: POST_TEST

Pada Tabel 5.4, dapat dilihat nilai R Square ( r² ) bernilai 0,736 yang mana

nilai tersebut > 0.5, artinya data berdistribusi Normal, sehingga Penelitian

dapat dilanjutkan.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua sampel berpasangan

( seperti perbandingan antara nilai pre- test dengan post – test ), maka

pengujian hipotesis dilakukan dengan Uji Paired Sample T test. Uji Paired T

Test adalah pengujian yang digunakan untuk membandingkan selisih dua

mean dari dua sampel yang berpasangan dengan asumsi data berdistribusi

normal. Sampel berpasangan berasal dari subjek yang sama. Uji paired

sample T test menunjukkan apakah apakah sampel berpasangan mengalami

perubahan yang bermakna. Hasil uji Paired sampel T Test ditentukan oleh

nilai signifikansi. Nilai ini kemudian menentukan keputusan yang diambil

dalam penelitian.

Tabel 5.4
Data Pengaruh Pemberian Rebusan daun kacang koro Terhadap

Peningkatan Volume ASI Pada Ibu Menyusui di Wilayah Kerja

Puskesmas Pelompek

Pengetahun Mean SD SE P-value n


Pre Test 22.07 5,496 1,419
0,001 15
Post Test 39,13 6,739 1,740

Institut Kesehatan Prima Nusantara


43

Dapat kita lihat dari Tabel 5.4, hasil Paired T Test yang mana rata-rata

Volume ASI sebelum mengkonsumsi rebusan daun kacang koro adalah 22,07

cc dengan standar deviasi 5,496, sedangkan Volume ASI setelah

mengkonsumsi rebusan daun kacang koro adalah 39,13 cc dengan standar

deviasi 6,739, dan perbedaan rata-ratanya adalah 17,06 cc. Hasil uji statistic

diperoleh nilai p = 0,001 hal ini menunjukkan pada data Volume ASI setelah

mengkonsumsi Rebusan daun kacang koro lebih tinggi dibandingkan data

Volume ASI sebelum mengkonsumsi Rebusan daun kacang koro.


Dengan nilai Sig (2-tailed) adalah 0,000 yang mana nilai tersebut < 0.05

sehingga hasil tes awal dan tes akhir mengalami perubahan yang artinya H 0

ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

banyaknya ASI sebelum (pretest) dan sesudah (postest) pemberian rebusan

daun kacang koro. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa ada pengaruh

pemberian rebusan daun kacang koro terhadap banyaknya jumlah ASI pada

ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Pelompek.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


44

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Interpretasi dan Diskusi


1. AnalisaUnivariat
a. Distribusi Rata-Rata Volume ASI pada Kelompok Intervensi

Pretest
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 15 orang responden

distribusi rata volume ASI pada kelompok intervensi sebelum (pretest)

adalah 22,07 cc dan rata volume ASI pada kelompok intervensi setelah

(post test) adalah 39,13 cc.


Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi alamiah yang tebaik bagi bayi.

Hal ini dikarenakan ASI mengandung energi dan zat yang dibutuhkan

selama enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).


ASI adalah larutan lemak dalam larutan protein,laktosa dan garam-

garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjarpayudara ibu

yang berguna sebagia makanan yang utama bagi bayi (Soetjiningsih,

1997).
Kolostrum adalah air susu ibu yang pertama kali keluar. Kolostrum

merupakancairan yang berwarna kekuning-kuningan yang pertama kali

disekresioleh kelenjar mammae yang mengandung tisue debris dan

residual material yang terdapat dalam alveoli dana duktus dari kelenjar

mammae, sebelum dan segera sesudah melahirkan. Kolostrum

disekresikan oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari

keempat pasca persalinan (Taufan Nugroho, 2011).


Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lingga Murtiana

(2011), dimana di dalam peneltian tersebut dijelaskan salah satu faktor

yang menyebabkan penghambat produksi ASI ibu menyusui tersebut

Institut Kesehatan Prima Nusantara


45

yaitu faktor makanan yang bergizi dan psikologis ibu. Dimana hasil

penelitian yang peneliti lakukan sebelum diberikan sayur pucukacang

koro didapatkan volume ASI yaitu 8-20cc.

Menurut asumsi peneliti, salah satu faktor yan membuat volume

ASI ibu kurang karena adanya faktor makanan ibu, faktor psikologis,

dan juga faktor frekuensi menyusui ibu terhadap bayinya berkurang

dikarenakan bayi nya tidak rewel atau bayi nya tidur nyenyak. Ini juga

dijelaskan di dalam teori faktor yang dapat mempengaruhi peningkataan

volume ASI yaitu makanan tambahan selama menyusui yang dapat

memengaruhi penigkatan produksi ASI yaitu makanan tambahan

selama menyusui yang dapat meningkatkan produksi ASI dan apabila

ibu tidak ada makanan tambahan selama menyusui maka ibu nifas lebih

sering mengalami kurang lancarnya produksi ASI.

b. Ditribusi Rata-Rata Volume ASI Posttest Kelompok Intervensi

Dari hasil penelitian yan dilakukan diperoleh hasil bahwa 15 orang

responden, rata-rata volume ASI pada kelompok intervensi posttest

adalah 39,13cc.

Untuk mendukung produksi ASI yang cukup dan agar bayi dan ibu

memiliki status gizi yang baik, maka bahan makanan yang dianjurkan

pada ibu nifas berupa sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan

mineral (maryunani, 2012). Ibu menyusui harus memperhatikanhal-hala

yang dapat meningkatkan kualitas ASI. Salah satu yang dapat dilakukan

oleh ibu nifas yaitu dengan mengkonsumsi sayur–sayuran dan buah-

buahan yang dapat meningkatkan volume ASI seperti mengkonsumsi

Institut Kesehatan Prima Nusantara


46

kacang kedelai, jantung pisang, daun katuk, labu siam, dan kacang

panjang.

Hasil penelitian yang peneliti lakukan setelah diberikan sayur pucuk

kacang koro pada ibu menyusui mengalami peningkatan karena pada

sayur pucuk kacang koroterdapat kandungan nutrisi per 100 gram sayur

pucuk kacang koro: protein 17 gr, lemak 7 gr, karbohidrat 36 gr, serat 5

gr, energi 340 kkal, gula 10 gr, sodium 300gr, Ca 526,P 350, Fe 17,5,

Beta caroten 219, thiamin 0,88, Kalori 375.

Hasil peneltian ini juga juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Elly Wahyuni Dkk tahun 2012 tentang pengaruh

pemberian jantung pisang batu terhadap peningkatan volume ASI di

wilayah Puskesmas Srikuncoro Kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu

Tengah, membuktikan bahwa dari ahsil 15 oang responden yang

diberkan jantung pisang batu mengalami peningkatan.

Menurut asumsi peneliti, selain faktor makanan tambahan bagi ibu

faktor psikologis ibu juga dapat mempengaruhi ASI. Ibu yang sering

mengalami stress, selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri

atau tekanan dari tuntutan peran baru untuk merawat bayinya biasaya

akan gagal dalam menyusui bayinya.

B. Analisa Bivariat
a. Distribusi Rata-Rata Pertest dan Posttest Kelompok Intervensi

Terhadap Peningkatan Volume ASI pada Ibu Nifas

Institut Kesehatan Prima Nusantara


47

Dapat diketahui perbedaan rata-rata produksi ASI sebelum dan

sesudah intervensi adalah 17,08. Uji statistik dengan menggunakan Uji

Paired T-Test didapatkan nilai Sig. (2-Tailed) = 0.0001 Menunjukkan

adanya pengaruh pemberian sayur pucuk kacang koro terhadap produksi

ASI pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Pelompek tahun 2019.

Adanya peningkatan volume ASI karena protein dalam pucuk

sayur kacang koro yang berperan penting dalam proses peningkatan

volume ASI. Hal ini dikarenakan protein yang terdapat dalam suatu

makanan sangat berperan terhadap pengeluaran prolaktin. Menurut

Dr.Ferry SpOG, ketika protein dikonsunmsi dalam tubuh maka protein

akan mengalami perombakan menjadi asam amino berupa tirosin dan

triptofan yang memiliki kemampuan polifenol dan dapat mempengaruhi

ASI (Murtiana, 2011). Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa

peningkatan produksi ASI juga diransang oleh hormon oksitosin.

Peningkatan hormon oksitosin dipengaruhi oleh adanya ransangan akibat

isapan bayi dan olifenol yang ada pada sayur pucuk kacang koroyang akan

membuat ASI mengalir lebih deras dibandingkan dengan sebelum

mengkonsumsi sayur pucuk kacang koro. Oksitosin merupakan hormon

yang berperan untuk mendorong sekresi air susu ibu (milk let down).

Peran oksitosin pada kelenjar susu adalah mendorong kontraksi sel-sel

miopitel yag mengelilingi aveolus dari kelenjar susu, sehingga dengan

berkontraksinya sel-sel miopitel isi dari alveolus menjadi kosong dan

memacu untuk sintesis air susu ibu berikutnya.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


48

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Elly Wahyuni (2012) tentang

pengaruh pemberian jantung pisang batu terhadap peningkatan produksi

ASI pada ibu menyusui yaitu Paired T – Test menunjukkan p value 0,000

(p˂0,05) artinya ada pengaruh pemberian jantung pisag batu terhadap

produksi ASI pada ibu menyusui.

Menurut asumsi peneliti, dari hasilpenelitian didapatkan rata-rata

volume ASI sebelum pemberian sayur pucuk kacang koro.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


49

BAB VII

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang Pengaruh Sayur Pucuk kacang Koro Terhadap

Peningkatan Volume ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Pelompek

Tahun 2019 yang telah dilakukan pada tanggal bulan September

1. Bahwa rata-rata volume ASI pretest diberikan sayur kacang koropada ibu

nifas di wilayah kerja Puskemas Pelompek Kabupaten Kerinci Tahun 2019

adalah 22,07 cc.


2. Bahwa rata-rata Volume ASI posttest diberikan sayur kacang koro pada ibu

nifas di wilayah kerja Puskesmas Pelompek Kabupaten Kerinci Tahun

2019 adalah 39,13 cc.


3. Adanya pengaruh sayur kacang koro terhadap peningkatan volume ASI

pada ibu nifas..


B. SARAN
1. Bagi Instansi Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan

penelitian bagi peneliti selanjutnya.


2. Bagi Peneliti
a. Diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta

pengalaman bagi peneliti dalam melakukanpenelitian.


b. Diharapkan dapat mengetahui tentang pengaruh dari pemberian

rebusan sayur pucuk kacang koro terhadap peningkatan volume ASI

pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Pelompek tahun 2019.


3. Bagi Responden
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan ibu pengetahuan

ibu tentang pengaruh mengkonsumsi sayur pucuk kacang koro terhadap

Institut Kesehatan Prima Nusantara


50

produksi ASI dan menjadi alternatif bagi ibu menyusuiyang mengalami

masalah produksi ASI dengan mengkonsumsinya secara utin sehingga ibu

bisa memberikan ASI esklusif.


4. Bagi Instansi Tempat Penelitian
Diharapkan hasil peneltian ini dapat memperdalam wawasan tentang sayur

pucuk kacang terhadap peningkatan volume ASI pada ibu menyusui dan

memperbanyak wawasan tentang alternatif herbal lainnya dalam

meningkatkan produksi ASI.

Institut Kesehatan Prima Nusantara


51

DAFTAR PUSTAKA

Astutik, Reni Yuli. 2014. Payudara dan laktasi. Jakarta: Salemba Medika

Bahiyatun, 2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta :

EGCDenidya DM. Melahirkan dengan Menynangkan. Jakarta

Dahlan, M.S. 2010. Langkah-Langkah membuat proposal Penelitian

BidangKedokteran dan Kesehatan. Edisi II. Jakarta : Salemba Medika

Kemekes RI. 2017. Presentasi Bayi Baru lahr Mendapat Inisiasi Menuyusui Dini

(IMD) dan Bayi Mendapat ASI Ekslusif Menurut Provinsi Tahun 2016.

Ditjen. Kesehatan Masyarakat

Maryunani, Anik, 2012. Inisiasi Menyusui dini, ASI Ekslusif dan

ManjemenLaktasi. Jakarta : TIM

Notoatmojo, Sokidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rinea

Cipta

Prabasiwi, dkk. 2015. Kesma National Pblic Health Journal, ASI Ekslusif dan

Persepsi Ketidakcukupan ASI, vol.9, no.3. Dari :

journal.fkm.ui.ac.id/kesma/article/view/691. [7 Juli 2018]

Prasetyono, 2009. SI Ekslusif Pengenalan, Praktik dan Kemanfaatannya.

Yogyaarta : Dipa Press

Proverwati, Atikah. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha

Medika

Riordan, Jan. 2000. Buku Saku Menyusui Dini. Jakarta : EGC

Roesli Utami. 2008. Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : Pustaka Bunda

Institut Kesehatan Prima Nusantara


52

Suiono. 2013. Metode Peneltian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kulitatif, dan

R & D. Bandung : Alfabeta

Sulistyaningsih. 2012. ,Metode Penelitian Kebidanan Kuatutatif-Kulitatif.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan ibu nifas. Jakarta : Salemba Medika

Wulndari dan Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan ibu Masa Nifas.

Yogyakarta : Gosyen Publishing

WHO. 2015. Situasi dan Analisis ASI Ekslusif. Jakarta. Pusat Data dan Informasi

Kemenkes RI 2014

WHO. 2016. ASI Ekslusif. Jakarta : WHO 2016

Institut Kesehatan Prima Nusantara

Anda mungkin juga menyukai