PENDAHULUAN
1
saat ini Indonesia masih merupakan pengekspor utama di dunia, namun
posisinya terancam oleh Vietnam.
Areal pengembangan lada tahun 2010 mencapai 186.296 ha dengan
produksi sekitar 84.218 ton yang tersebar di 29 provinsi dan hampir
seluruhnya dikelola oleh rakyat (99,90%) dengan melibatkan sekitar 324 ribu
KK petani di lapangan. Dengan demikian, apabila 1 KK diasumsikan terdiri
dari 5 anggota keluarga maka usaha ladaini mampu menghidupi sejumlah 1,62
juta petani di lapangan. Belum termasuk masyarakat yang terlibat dalam
perdagangan dan industri perladaan. Namun demikian, dalam beberapa tahun
terakhir terjadi pengurangan areal ladayang diakibatkan beberapa faktor antara
lain: (a) kekeringan; (b) serangan penyakit busuk pangkal batang, hama
penggerek batang dan bunga, serta penyakit kuning dan kerdil utamanya di
Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Timur, dan SulawesiTenggara; (c)
konversi areal lada baik untuk tambang maupun komoditi lain seperti kelapa
sawit, karet dan kakao.
Mempertimbangkan kondisi tersebut dan dalam rangka mengatasi
berbagai permasalahan pengembangan lada, salah satu upaya yang dilakukan
adalah rehabilitasi dan perluasan tanaman lada. Upaya ini sangat positif dan
pada umumnyaakan memberikan dampak yang mampu menggairahkan
masyarakat petani. Hal ini sesuai dengan visi pembangunan perkebunan 2010-
2014 yaitu ”Terwujudnya peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
tanaman perkebunan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perkebunan”.
2
3. Mengetahui bagaimana pemasaran perdagangan hasil produksi tanaman
Lada ( Piper nigrum L.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tanaman lada (Piper nigrum Linn) berasal dari daerah Ghat Barat,
India.Demikian juga, tanaman lada yang sekarang banyak ditanam di Indonesia
adakemungkinan berasal dari India. Sebab pada tahun 110 SM – 600 SM banyak
koloniHindu yang datang ke Jawa. Mereka itulah yang diperkirakan membawa
bibit lada keJawa. Pada abad XVI, tanaman lada di Indonesia baru diusahakan
secara kecil-kecilan (Jawa). Tetapi pada abad XVIII, tanaman tersebut telah
diusahakan secara besar-besaran.
Lada adalah termasuk salah satu jenis tanaman yang telah lama
diusahakan.Dan hasilnya pun telah lama pula diperdagangkan dipasaran Eropa.
Sehingga perdagangan lada di Indonesia akhirnya dikenal di seluruh penjuru
dunia. Lada yang dipasarkan ke Eropa tersebut dibawa para pedagang lewat
pusatpusat perdaganganseperti Persia dan Arabia, Timur tengah dan Mesir. Di
muka telah diutarakan, bahwatanaman lada telah lama diusahakan. Hal ini bisa
dibuktikan, bahwa semenjak tahun 372 SM, orang Yunani telah mengenal 2 jenis
lada, yakni lada hitam dan lada panjang atau cabe. Pada tahun 1290 telah diadakan
pula hubungan dagang lada antara Jawa dan Cina.
Laju perdagangan lada Indonesia ini lebih pesat lagi, setelah Colombus
pada1492 bisa menemukan India Barat, di Kepulauan Timur yang banyak
rempah-rempahnya. Dana kemudian disusul Vasco da Gama yang menemukan
jalan baru, lewat ujung Afrika pada tahun 1498.
4
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Ordo : Piperales
Genus : Piper
Indonesia sudah sejak lama dikenal sebagai produsen utama lada dunia
yangdiusahakan secara tradisional. Kontribusi lada Indonesia terhadap produksi
lada dunia pada tahun 2000 sekitar 30,49%. Ini merupakan kontribusi yang
tertinggidibandingkan produksi dari 8 negara produsen lainnya di dunia.
Demikian pulahalnya untuk ekspor, kontribusi ekspor lada Indonesia terhadap
dunia pada tahun2000 sekitar 36,96% yang merupakan pangsa ekspor terbesar
dibandingkan negara produsen lainnya.
Perkembangan harga lada tersebut erat pula kaitannya dengan sifat produk
lada itu sendiri, dengan kata lain terdapat kecenderungan kenaikan harga lada
tidak dapat diikuti oleh kenaikan produksi. Sampai saat ini masih belum ditemui
5
adanya produk/bahan substitusi, dan hasilnya dapat disimpan. Hal ini tentunya
merupakan peluang yang sangat baik bagi negara-negara produsen yang
mempunyai potensi perluasan areal.
a. Indonesia sudah sejak lama dikenal sebagai produsen utama lada dunia
yangdiusahakan secara tradisional. Kontribusi lada Indonesia terhadap
kebutuhan lada dunia berkisar antara 23-36%.
b. Daya saing komoditas lada Indonesia cukup tinggi.
c. Potensi pasar tradisional (dalam negeri) cukup besar yaitu dengan
semakin berkembangnya usaha makanan yang menggunakan bumbu
dari lada sertaminat masyarakat mulai berubah menyukai lada sebagai
rempah untuk penyedap masakan.
d. Konsumsi dunia cenderung meningkat sejalan dengan isu food
savetyterhadap bahan syntetis lain dan tuntutan akan keamanan lada
sebagai bahanrempah untuk pangan semakin menonjol terutama di
negara-negara maju.
e. Areal yang potensial untuk pengembangan lada tersedia cukup luas.
f. Diversifikasi produk melalui pengembangan produk hilir, seperti:
tepung lada,minyak lada dan lada segar dalam kalengan.
g. Lada Indonesia memiliki keunggulan dalam hal spesifik rasa yang
tidak dimiliki oleh negara lain.
h. Pengembangan lada menyerap tenaga kerja cukup besar, dimana
untukmengembangkan tanaman secara intensif satu KK petani hanya
mampu untuk750 pohon atau 0,5 ha.
i. Pengembangan lada dapat dilakukan pada wilayah-wilayah terpencil,
sehingga berperan sebagai pemerataan pembangunan wilayah.
j. Pengembangan tanaman lada mempunyai potensi untuk dikembangkan
bersama-sama dengan tanaman keras lain atau dengan tanaman keras
6
untuk penghijauan. Mengikutsertakan lada dalam usaha penghijauan
tersebut akanlebih mempunyai arti penting dalam rangka perbaikan
ekonomi petani yang berada di daerah kritis, oleh karena masalah
utama daerah tersebut tidakhanya kritis dari segi fisik tetapi juga kritis
dari segi ekonomi.
7
lada. Alternatif strategi atau kebijakan pengembangans istem agribisnis lada
meliputi :
8
Pada tahun 2004, produksi lada Indonesia mencapai 94.371 ton
(DirektoratJenderal Bina Produksi Perkebunan 2006) atau menduduki urutan
kedua dunia setelahVietnam dengan produksi 105.000 ton (Asosiasi Eksportir ada
Indonesia 2004;International Pepper Community 2004).Luas areal dan produksi
lada selama tahun 2000-2005 cenderung meningkat,yaitu dari 150.531 ha pada
tahun 2000 menjadi 211.729 ha pada tahun 2005, dan produksi dari 69.087 ton
pada tahun 2000 menjadi 99.139 ton pada tahun 2005 (Direktorat Jenderal Bina
Produksi Perkebunan 2006).
9
BAB III
PENUTUP
1.3. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Eksportir Lada Indonesia. 2004. Indonesian Country Paper for the 35
Th Exporters Meeting, Yogyakarta, Indonesia, 27 September
2004,International Pepper Community, Jakarta.
11