Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Abdullah Nor Abadi (163210042)
1. Alif Faridi Akbar (163210044)
2. Helen Ayu Prameswari (163210057)
3. Mellysa Setyawati (163210063)
4. Siska Novi Yuliani (163210073)
5. Siti Aminah Mikado (163210074)
6. Vindari Afryanti (163210139)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang senantiasa selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pencegahan Epidemi Infeksi dan Pencegahan Infeksi selama
Bencana” yang dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami meminta kritik dan saran yang bersifatmembangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
Cover/Halaman Judul.........................................................................................1
Kata Pengantar....................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................6
1.3 Tujuan....................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Manajemen Penanggulangan Bencana..........................7
2.2 Permasalahan Kesehatan Pasca Bencana..............................................9
2.3 Manajemen Pencegahan Penyakit Menular Pasca Bencana.................10
2.4 Ruang Lingkup Pencegahan Penyakit Menular....................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................19
3.2 Saran......................................................................................................19
Daftar Pustaka.....................................................................................................21
BAB I
3
PENDAHULUAN
Bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis yang dalam keadaan
bencana alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung, dll,
karena terletak pada titik pertemuan dari tiga lempengan besar yaitu lempeng
Eurasian, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia. Selain itu, terdapat 130
gunung api aktif di Indonesia yang terbagi dalam Tipe A, Tipe B, dan Tipe C.
Gunung api yang pernah meletus sekurang‐kurangnya satu kali sesudah tahun
1600 dan masih aktif digolongkan sebagai gunung api tipe A, tipe B adalah
gunung api yang masih aktif tetapi belum pernah meletus sedangkan tipe C adalah
gunung api yang masih di indikasikan sebagai gunung api aktif. Serta terdapat
lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil yang 30% di antaranya melewati kawasan
padat penduduk dan berpotensi terjadinya banjir, banjir bandang dan tanah longsor
pada saat musim penghujan. Selama tahun 2016 terdapat 2.342 kejadian bencana
yang merupakan sebuah rekor baru tertinggi dalam pencatatan kejadian bencana
sejak tahun 2002. Sebagai perbandingan pada tahun 2016 (2.342 bencana), 2015
(1.732 bencana), 2014 (1.967 bencana), 2013 (1.674 bencana), 2012 (1.811).
4
Bencana yang disertai dengan pengungsian sering menimbulkan masalah
bencana antara lain: penyakit menular, kurangnya air bersih, kesulitan makanan
umumnya penyakit menular timbul satu minggu setelah bencana terjadi sebagai
saat dan atau pasca bencana baik di pengungsian maupun pada masyarakat.
Penyakit yang paling utama adalah campak, diare, dan ISPA tetapi malaria, tifoid
dan tipus juga banyak ditemukan di beberapa wilayah. Penyakit menular baik
Kaitan erat antara penyakit infeksi dengan malnutrisi adalah masyarakat yang
yang matang dalam penanggulangannya yang harus segera diberikan baik saat
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
6
perencanaan, penyiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi di setiap tahap
penanggulangan bencana yaitu pra, saat dan pasca bencana. Pada manajemen
yang utama. Itulah yang menjadi pembeda dengan sifat umum manajemen. Selain
itu, waktu untuk bereaksi yang sangat singkat disertai dengan risiko dan
dan kondisi yang tidak pasti, informasi yang selalu berubah dan stres yang tinggi
Pada dasarnya, upaya penanggulangan bencana meliputi tiga tahapan, yakni tahap
pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. Setiap tahapan tersebut dapat
1. Tahap pra bencana, terdiri atas situasi tidak terjadi bencana dengan
masyarakat
b) Kesiapsiagaan Kegiatan ini bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan
kesehatan
c) Pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan
d) Perlindungan terhadap kelompok risiko tinggi kesehatan
3. Tahap pasca bencana dengan kegiatannya adalah rehabilitasi dan rekonstruksi.
membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana secara
penyakit baik penyakit infeksi maupun non infeksi. Penyakit non infeksi yang
timbul misalnya cedera fisik (patah tulang) dan penyakit degeneratif (jantung,
hipertensi, stroke). Sedangkan penyakit infeksi anatar lain penyakit infeksi segera
8
pasca trauma (luka, sepsis), penyakit menular langsung dan penyakit menular
vektor
6. Keterbatasan air bersih baik secara kuantitas maupun kuantitas
7. Kesulitan makanan dan gangguan gizi
8. Ancaman kesehatan tertentu disebabkan ketiadaan immunitas (Cakupan
menular. Pada umumnya penyakit menular timbul satu minggu setelah bencana
penularan pada saat dan atau pasca bencana. Penyakit yang timbul sangat
tergantung dengan jenis bencananya. Penyakit yang paling utama adalah campak,
diare, dan ISPA tetapi malaria, tifoid dan tipus juga banyak ditemukan di beberapa
wilayah.
pelayanan kesehatan khusus yang tidak lagi dibuat dalam skala lokal ataupun
nasional. Pada beberapa tingkatan, hal ini mungkin merupakan waktu yang tepat
untuk mendapatkan dukungan dari pihak luar tetapi biasanya akan menyulitkan di
kemudian hari. Bala bantuan dari pihak luar harus beradaptasi dengan prosedur
9
dan standar lokal. Penting bagi mereka untuk mengenal budaya lokal, pola
Pada saat terjadi bencana perlu adanya mobilisasi SDM kesehatan yang
waktu kurang dari 24 jam yang bertugas melakukan penilaian dampak bencana
dan Tim RHA kembali dengan laporan hasil kegiatan mereka di lapangan.
kebutuhan yang mendesak. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dan
1. Pengendalian penyakit
10
Pengendalian penyakit dilaksanakan dengan pengamatan penyakit
pengendalian penyakit pada saat bencana adalah mencegah kejadian luar biasa
(KLB) penyakit menular potensi wabah, seperti penyakit diare, ISPA, malaria,
Namun selama berada di lokasi pengungsian tersebut masih ada masalah yang
sangat besar.
Pelaksanaan pengendalian vektor yang perlu mendapatkan perhatian di
11
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam pengawasan dan
sarana imunisasi, dan SDM) dan data cakupan imunisasi serta epidemiologi
Vaksin yang paling banyak digunakan dalam kondisi darurat adalah vaksin
kasus jika cakupan imunisasi kurang dari 90%. Polio bukan penyakit
12
seperti diare, typhus, scabies dan penyakit lainnya. Standar minimum
melayani korban bencana dan pengungsian, volume air bersih yang perlu
bersih dan sarana sanitasi telah tersedia, perlu dilakukan upaya pengawasan
sehingga tidak dapat digunakan, maka harus disediakan jamban mobile atau
bilamana tidak dikelola dengan baik seperti munculnya lalat, tikus, bau, serta
faktor risiko yang berhubungan dengan status kesehatan antara lain kualitas
13
kesehatan lingkungan, akses pelayanan kesehatan, dan permasalahan psiko-
pencegahan ke depan.
Surveilans penyakit dan faktor risiko pada umumnya merupakan suatu
tertentu;
d) Mengidentifikasikan daerah risiko tinggi terhadap penyakit tertentu dan
dinas kesehatan provinsi. Hasil kajian analisis data dari proses kegiatan
dan efisien sesuai dengan kebutuhan. Rencana kegiatan korektif ini tentunya
14
bencana yang akhirnya menekan angka kematian akibat penyakit pada pasca
bencana.
Dalam rekomendasi, hendaknya sudah dapat dipisahkan antara kegiatan
yang seharusnya dapat dilakukan daerah dan kegiatan yang perlu dibantu
provinsi maupun pusat. Hal ini bertujuan untuk memulihkan fungsi kegiatan
data antropometri yangmeliputi, berat badan, tinggi badan dan umur untuk
Pneumonia, campak, malaria, angka kematian kasar dan kematian balita. Data
penunjang ini diperoleh dari sumber terkait lainnya. Data ini digunakan untuk
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
bencana, saat bencana dan pasca bencana dimana setiap tahapan mempunyai
infeksi maupun non infeksi dimana penyakit yang timbul sangat bergantung
wabah dan identifikasi faktor risiko di lokasi bencana, upaya promotif dan
pada surveilans yang lebih terfokus pada upaya pemeliharaan atau rehabilitasi
sosial beserta dampak seperti jumlah penyakit, faktor risiko yang berhubungan
16
dengan status kesehatan antara lain kualitas kesehatan lingkungan, akses
3.2 Saran
1. Bagi pemerintah
dengan baik supaya dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang
2. Bagi Masyarakat
17
DAFTAR PUSTAKA
Bencana. Jakarta.
18