Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

EKONOMI LINGKUNGAN
(SPSPL 6252)

ANALISIS KELAYAKAN BANK SAMPAH DI DESA SARDONOHARJO


KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA

Program Studi Ilmu Lingkungan


Program Magister Pengelolaan Lingkungan

Oleh:
Anisa Wigati 18/437690/PMU/09831
Lintang Nurullah 18/437698/PMU/09839
Novandi R 18/435095/PMU/09606
Nugraha Alfiqri 18/437702/PMU/09843

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Rini Widiati, M.S.

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ADJAH MADA

YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persampahan merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan saat ini,


karena didalam semua aspek kehidupan selalu menghasilkan sampah. Sampah akan
terus bertambah seiring dengan banyaknya aktivitas manusia yang disertai semakin
besarnya jumlah penduduk di Indonesia. Sampai saat ini, paradigma pengolahan
sampah yang digunakan adalah kumpul-angkut-buang dan andalan utama sebuah
kota dalam menyelesaikan masalah sampahnya adalah pemusnahan dengan
landfilling pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Berdasarkan komposisinya, sampah perkotaan sebagiaan besar tergolong
sampah organik. Sampah yang tergolong organik bisa mencapai 70% dari total
sapah, dan sekitar 28% adalah sampah non-organik. Sisanya sekitar 2% tergolong
B3 yang perlu dikelola tersendiri. Sehingga untuk mengurangi atau meminimalkan
sampah diperlukan suatu pengolahan, agar hal-hal negatif bagi kehidupan yang di
timbulkan oleh sampah dapat dihindari. Adapun alasan dalam mengelola sampah
adalah:
1. Perlindungan kesehatan masyarakat
2. Perlindungan pencemaran lingkungan
3. Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan kota
4. Perlindungan sosial-budaya masyarakat
Daerah perkotaan yang jumlah penduduk semakin besar dan kepadatan
semakin tinggi, sampah tidak lagi dapat diolah oleh alam. Karakteristik sampah
menjadi beragam dan volume sampah meningkat dengan cepat. Sampah yang
dihasilkan juga beragam, baik sampah yang bersifat organik maupun anorganik.
Sampah organik cenderung dapat diuraikan oleh mikroba, sedangkan sampah
anorganik cenderung tidak dapat diuraikan oleh mikroba. Pengelolaan sampah
sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan sampah ini.
Pengelolaan sampah secara umum meliputi: Pewadahan, pengumpulan,
pemidahan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir. Pengelolaan
sampah dalam Undang Undang Nomor 18 tahun 2008 dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pengurangan sampah
sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendaur
ulang sampah dan/atau pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan pengelolaan
sampah dengan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengelolaan dan pemprosesan akhir. Salah satu solusi untuk
mengatasi permasalahan sampah, yaitu bank sampah. Bank sampah adalah suatu
sistem pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat
untuk berperan serta aktif didalamnya. Sistem ini akan menampung, memilah, dan
menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapat
keuntungan ekonomi dari menabung sampah. Oleh karena itu, pada makalah ini
akan dibahas mengenai analisis investasi kelayakan usaha bank sampah.

1.2. Tujuan

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka tujuan dari dilakukannya


studi kelayakan ini adalah menganalisis kelayakan usaha bank sampah secara aspek
non finansial dan aspek finansial.
BAB II
GAMBARAN UMUMBANK SAMPAH

Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam


yang berbentuk padat (UU No.18 Tetang pengolahan sampah,2008). Paradigma
sebagian masyarakat sampai saat ini sampah merupakan barang yang tidak bisa
digunakan kembali. Sangga,dkk (2017) membuktikan bahwa 60% karyawan tidak
memiliki pengetahuan terhadap mengolah sampah dan sisanya mempunyai
pengetahuan. Manajemen pengelolaan sampah jika dilakukan dengan baik dan
kemauan yang keras akan memberikan efek positif dalam aspek ekonomi, budaya,
lingkungan,dsb. Bank sampah merupakan salah satu cara dalam mengolah sampah
yang jika dikembangkan dengan serius akan menjadi bisnis menguntungkan.
Analisis finansial dan non finansial (aspek teknis, pasar,sosial,dan lingkungan)
dilakukan guna mencari tahu apakah sampah layak atau tidak dijadikan sebuah
bisnis.

2.1 Gambaran Umum Lokasi Bank Sampah


Lokasi penempatan proyek menjadi salah satu faktor kunci dalam
keberhasilan suatu usaha/bisnis. Faktor-faktor lain yang diperhitungkan dalam
penempatan lokasi proyek adalah kondisi lokasi proyek. Bank sampah merupakan
tempat dimana kumpulan sampah non-organik dikumpulkan yang dikemudian
dijual kembali yang meengakibatkan membutuhkan lahan yang cukup besar untuk
tempat penyimpanan sementara.
Lokasi proyek bank sampah ini ditempatkan di Desa Sardonoharjo,
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pertumbuhan penduduk di Desa Sardonoharjo sedang bertumbuh pesat karena
adanya bangunan-bangunan perguruan tinggi. Pada saat pertumbuhan penduduk
semakin tinggi maka akan muncul permasalahan sampah. Permasalahan sampah ini
menjadi potensi proyek yang bisa dijalankan yaitu bank sampah. Faktor
pertumbuhan penduduk, faktor lahan, dan akses jalan juga menjadi penyebab lokasi
proyek ini dijalankan di Desa Sardonoharjo. Desa Sardonoharjo berada pada
koordinat 07,7238 LS dan 110,4006 BT dan berada pada ketinggian 267 mdpl (BPS
Kab Sleman,2017).

Sumber : TIM KKN-PPM Unit 57-Sardonoharjo 2011


Gambar 2.1 Peta Desa Sardonoharjo

2.1.1 Kondisi sosial dan Lingkungan


Total penduduk di Desa Sardonoharjo sebanyak 26.053 orang dengan total
KK 6.441 (BPS Kab Sleman,2017). Luas lahan di Desa Sardonoharjo sebesar 938
Ha dengan rincian 449 Ha sawah, 158,31 lahan pertanian bukan sawah, dan sisanya
merupakan lahan bukan pertanian (330,69 ha). Lahan bukan pertanian ini
melainkan bangunan-bangunan seperti perumahan, hotel, perkantoran, lahan
kosong,dll (BPS Kab Sleman,2017).

2.1.2 Karakteristik dan Jumlah Sampah


Perkiraan jumlah sampah yang dihasilkan oleh nasabah Desa Sardonoharjo
dapat dihitung melalui timbulan sampah. Jumlah sampah yang dihasilkan manusia
perhari diperkirakan sebesar 0,17 Kg/org/hari. Estimasi nasabah adalah 100 KK
(1KK=4 orang), maka jumlah timbulan sampah 100 KK dalam 1 tahun adalah
sebesar 24.480 Kg/KK/tahun. Namun dari total sampah yang dihasilkan dari 100
KK, pihak Bank Sampah hanya menerima beberapa jenis sampah dengan masing-
masing komposisi sampah dari sampah total sebagai berikut:
Tabel 2.1 Timbulan Sampah
Sampah
Jenis Sampah Total Sampah
Komposisi 100 KK
Sampah (Kg/KK/bulan) (Kg/100KK/Tahun)
(Kg/100KK/bulan)
logam 0,50% 0,102 10,2 122,4
kaca 0,60% 0,1224 12,24 146,88
kertas 5% 1,02 102 1224
plastik 15,20% 3,1008 310,08 3720,96
Total 5214,24

2.2 Profil Bank Sampah


Bank Sampah Sardonoharjo merupakan bank sampah yang didirikan di
Desa Sardonoharjo,Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Bank
sampah ini sendiri terinspirasi dari Bank sampah yang telah berdiri lebih awal yaitu
Bank Sampah Handayani Sleman. Bank sampah ini memiliki penggerak dan
karyawan yang diambil dari ibu-ibu sekitar Desa Sardonoharjo. Bank Sampah
Sardonoharjo juga memiliki Visi dan Misi yang menjadi tujuan dasar dan pedoman
dari berdirinya bank sampah ini adalah sebagai berikut:
a. Visi dan Misi
Visi: Mewujudkan Masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dan menjadi
pelopor pengolahan sampah berbasis masyarakat di Desa
Sardonoharjo,Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Misi:
1. Memberikan pencerahan kepada masyarakat sekitar desa kimpulan tentang
pentingnya mengelola sampah dari pada membuangnya.
2. Memberikan pendidikan tentang pengelolahan sampah yang baik dan
benar
3. Memanfaatkan sampah untuk merubah prilaku masyarakat agar bisa
diolah dan bernilai ekonomi.
4. Membangun dan mengembangkan bank sampah yang sehat dan
berkembang dengan mutu pelayanan yang baik dan professional.
5. Mencari inovasi baru dalam upaya meingkatkan produk daur ulang dalam
hal bentuk, daya tarik, dan keindahan.

b. Jumlah Pekerja
Jumlah Pekerja pada Bank Sampah Sardonoharjo berjumlah 4 orang, Untuk
Jumlah Pekerja yang ada di Bank sampah ini keseluruhan berjumlah 6 orang
yang menjadi penanggung jawab dalam setiap bidangnya, adapun 6 orang
tersebut meliputi Penanggung jawab administrasi, Penanggung jawab
Keuangan/Bendahara, Penanggung jawab Pengolahan. Adapun rincian pekerja
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Jumlah Pekerja Bank Sampah Sardonoharjo
Pekerjaan Jumlah
Admin 1 Orang
Bendahara 1 Orang
Bagian Pengolahan 4 Orang

c. Jumlah Nasabah
Jumlah Nasabah sebanyak 100 KK dengan perkiraan 1 KK terdiri dari 4 orang.

d. Produk Turunan
Produk turunan dari pengolahan 40% sampah plastik pada Bank Sampah
Sardonoharjo diolah menjadi tas ransel daur ulang. Tas ransel daur ulang ini
berbahan dasar cacahan plastik. Harga jual tas ransel daur ulang adalah Rp
250.000, berikut gambar tas ransel daur ulang:

Ukuran P x L x T = 46 cm x 34 cm x 16 cm

Berat = 1.200 gram

Warna = merah, hijau, kuning, hitam, oren

Gambar 2.2 Produk Turunan Bank Sampah Sardonoharjo

2.3 Kegiatan Bank Sampah


a. Peralatan
Pelaksanaan kegiatan Bank Sampah akan berjalan dengan baik apabila
tersedia peralam yang mendukungPeralatan yang diperlukan dalam perlasksanaan
Bank Sampah ini dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Peralatan yang Diperlukan dalam Kegiatan Bank Sampah

Jumlah
No Peralatan Gambar
(Unit)

Pealatan Investasi

1 Timbangan Dacin 50 Kg 1

2 Odner Folio 2
3 Odner Kwitansi 3

4 Buku Kas 2

5 Map 8

6 ATK 1

7 Pengki Sampah 1

8 Sapu lidi 2

Peralatan Sekali Pakai

1 Perlengkapan Produksi Tas 1

2 Sarung Tangan 1

3 Tali Rafiah 2

4 Karung 3
5 Buku Tamu 1

6 Buku Nota 1

b. Prosedur Bank Sampah


Bank sampah yang didirikan di Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman ini hanya fokus mengolah sampah anorgik saja. Sampah diantar
langsung oleh masyarakat, baik yang sudah dipilah sebelumnya maupun yang
belum dipilah sebelumnya. Sampah dikumpulkan dan diantar menggunakan karung
yang telah diberikan oleh Bank Sampah sebelumnya. Jangka waktu dan jumlah
minimal sampah yang diantar oleh masyarakat tidak ditentukan, sehingga
masyarakat dapat mengatarnya setiap waktu pada jam kerja Bank Sampah. Tahapan
prosedur kegiatan pada Bank Sampah ini adalah:
1) Masyarakat yang ingin menjadi nasabah di Bank Sampah harus mendaftarkan
diri ke Bank Sampah.
2) Nasabah akan diberikan karung sebagai penampung sampah dan buku
tabungan yang harus dibawa setiap akan menabung sampah.
3) Masyarakat membawa sampah kemudian diterima dan dikumpukan oleh Bank
Sampah.
4) Setiap nasabah yang menabungkan sampahnya ke bank sampah dapat
menyetorkan ke bank sampah setiap hari, namun penimbangan dan pencatatan
dilakukan setiap hari sabtu. Nasabah pada umumnya diharapkan untuk dapat
menabung secara rutin setiap bulannya.
5) Apabila sampah yang ditabungkan nasabah masih dalam bentuk sampah
campuran yang belum dipilah, maka sampah harus dipilah dan dibersihkan oleh
Bank Sampah.
6) Sampah dibagi menjadi dua, yaitu sampah yang dijual ke pengepul dan sampah
berupa plastik yang akan dijadikan kerajinan oleh Bank Sampah.
7) Sampah yang tidak dioleh lagi oleh Bank Sampah dijual ke Pengepul yang
datang ke Bank Sampah untuk mengambil sampah yang telah siap dijual.
Penjualan sampah ke pengepul dilakukan setiap dua minggu sekali jika
tabungan nasabah sudah menumpuk dan paling lambat satu bulan sekali.
8) Sampahan organik dari nasabah bank sampah yang tidak dijual kepada
pengepul akan dijadikan bahan baku untuk membuat produk daur ulang.
9) Tas yang telah diproduksi kemudian dijual.
10) Selain kegiatan pengelolaan sampah yang diantar olehnasabah, Bank Sampah
juga melakukan pelatihan-pelatihan mengenai bank sampah dan produk yang
berasal dari sampah. Selain itu juga Bank Sampah melakukan sosialisasi
kepada warga yang memiliki keinginan untuk membangun bank sampah di
lingkungan mereka.

Gambar 2.3 Diagaram Alir Prosedur Pengolahan di Bank Sampah


c. Tabungan Bank Sampah
Masyarakat datang mengantar sampah dengan membawa buku tabungan
yang telah diberikan kemudian buku tabungan tersebut dicatat oleh pihak Bank
Sampah. Sampah yang ditabung omasyarakat akan ditimbang dan dihargai dengan
harga yang telah ditetapkan oleh bank sampah. Nominal uang yang akan menjadi
saldo tabungan nasabah adalah hasil penjualan sampah ke bank sampah setelah
dikurangi biaya administrasi. Biaya administari ini sebesar 5% sebagai biaya
administrasi untuk operasional bank sampah. Tabungan nasabah tersebut dapat
diambil apabila saldo nasabah sudah mencapai minimal Rp 500.000,00. Nasabah
juga tidak bisa mengambil semua saldo tabungan yang ada. Nasabah minimal harus
menyisakan Rp. 50.000,00 di dalam saldo tabungannya. Tabungan ini sangat
bermanfaat karena dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan nasabah sewaktu-
waktu. Harga pembuatan 1 buku tabungan nasabah ini adalah Rp 2.250.

Gambar 2.4 Model Tabungan Bank Sampah Sardonoharjo


2.4 Aspek Teknis
Pada perencanaan usaha ini terdapat beberapa aspek teknis usaha, yaitu:
a. Modal
Pada perencanaan ini, digunakan modal usaha sebesar Rp. 80.000.000 yang
berasal dari pemilik Bank Sampah Sardonoharjo.

b. Harga Sampah Pengepul


Pada usaha ini logam, kaca, kertas, dan hanya sekitar 60% sampah plastik
yang dijual ke pengepul. Berikut harga jual sampah pada pengepul:

Tabel 2.4 Harga Sampah

Harga Jual Sampah


No Klasifikasi Sampah Kode
(Rp/Kg)

1 Logam LG 10.500
2 Kaca KC 500
3 Kertas KT 2.000
4 Plastik PT 2.200

c. Produksi Produk Turunan


Barang produksi berupa tas ransel dapat diproduksi dalam 1 bulan sebanyak
31 buah dengan estimasi pengerjaan untuk 1 buah tas selama 2 hari. Untuk
menghasilkan 1 buah tas, dibutuhkan 1 Kg sampah cacahan. Sehingga
diperkirakan 1 tahun Bank Sampah Sardonoharjo menghasilkan 372 buah
tas ransel.Keuntungan yang diperoleh pada penjualan tas ini berkisar ± Rp
100.000 dengan harga modal ± Rp 150.000.

d. Kerusakan Produk
Apabila terjadi kecacatan pada produk, maka dilakukan perbaikan
sebagaimana biaya perbaikan sudah dimasukkan pada harga modal.
Pemasukkan biaya perbaikan ini dilakukan untuk mencegah dan antisipasi
apabila terjadi kecacatan pada produk turunan, yaitu tas ransel daur ulang.
BAB III
ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

Kajian terhadap aspek kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui


apakah investasi yang ditanamkan dapat memberikan manfaat yang optimal. Jangka
waktu investasi usaha ini adalah selama 5 (lima) tahun. Hasil kelayakan usaha bank
sampah akan dilihat dari kriteria-kriteria kelayakan finansial yang meliputi NPVdan
rasio B/C.

3.1 Komponen Arus Penerimaan (Inflow)


Sumber penerimaan yang diterima oleh bank sampah berasal dari penjualan
sampah ke pengepul, administrasi nasabah, dan nilai sisa dari barang-barang
investasi yang tidak habis dalam satu tahun. Berikut total penerimaan bank sampah
selama 1 tahun:
Tabel 3.1 Arus Penerimaan (Inflow)
No Sumber Penerimaan Jumlah (Rp)
1 Penjualan Sampah 8.718.307
2 Administrasi Nasbah 396.821
3 Nilai Sisa 324.500
4 Penjualan Produk Turunan 93.000.000
Total 102.439.628

1. Penjualan Sampah
Bank sampah telah menerima sampah anorganik dari 100 KK nasabah yang
tinggal di Desa Sardonoharjo. Selama 1 tahun sampah yang ditabung oleh nasabah
adalah sebanyak 5.214,24 Kg. Sehingga rata-rata tabungan sampah per nasabah
adalah sebanyak 52,1424 Kg/nasabah/tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa
masyarakat yang memiliki kesadaran untuk mengelola dan mengumpulkan sampah
masih sangat sedikit. Total penjualan sampah kepada pengepul dalam satu tahun
dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Total Penjualan Sampah ke Pengepul

Total
Harga Jual Harga
Jumlah
No Klasifikasi Sampah Kode Sampah Penjualan
Sampah (Kg)
(Rp) Sampah
(Rp)
1 Logam LG 122,4 10.500 1.285.200
2 Kaca KC 146,88 500 73.440
3 Kertas KT 1.224 2.000 2.448.000
4 Plastik PT 2.232,576 2.200 4.911.667
Total 8.718.307

Berdasarkan Tabel 3.2 total penjualan sampah selama 1 tahun adalah sebesar
Rp 8.718.307 yang dihasilkan dari penjualan sampah anorganik sebanyak
3.725,856 kg/tahun. Tabel 3.2 menunjukkan bahwa sampah jenis plastik
merupakan jenis sampah yang memiliki penjualan paling tinggi diantara jenis
sampah lainnya. Hal ini dikarenakan berkembangnya industri dan perubahan gaya
hidup masyarakat mengarah pada konsumerisme menyebabkan plastik telah
menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat saat ini. Sampah plastik yang dijual ke
pengepul sebanyak 60% dari total sampah plastik yang ditabung. Karena 40% lagi
akan diolah menjadi produk turunan berupa tas.
Sampah seperti yang disebutkan di atas harus dikelola dengan baik agar tidak
menyebabkan turunnya kualitas lingkungan karena akan menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat dan lingkungan. Sampah anorganik tersebut membutuhkan
waktu yang sangat lama untuk terurai. Pemanfaatan sampah yang dilakukan bank
sampah akan membantu dalam mengatasi penurunan kualitas lingkungan karena
berkurangnya sampah yang ada di lingkungan. Peningkatan kesadaran masyarakat
dan kepedulian terhadap lingkungan sangat dibutuhkan dalam upaya mengurangi
jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat.

2. Administrasi Nasabah
Administrasi nasabah diperoleh dari 5% tabungan uang nasabah dalam satu
tahun. Perhitungan administrasi nasabah yang menabung di bank sampah dijelaskan
sebagai berikut.
Tabel 3.3Administrasi Nasabah
Tabungan Uang Nasabah Biaya Administrasi (%) Total Administrasi
(Rp) (a) (b) (Rp/Tahun) (c=a*b)
7.936.416 5 396.821
Total 396.821

Berdasarkan Tabel 3.3 total administrasi nasabah selama 1 tahun adalah


sebesar Rp 396.821 total penerimaan dari administrasi nasabah tersebut akan
digunakan untuk keperluan pengelolaan bank sampah . Sehingga 1 kk nasabah
membayar biaya administrasi sebesar Rp 3.968.

3. Nilai Sisa (Salvage Value)


Nilai sisa merupakan nilai dari barang investasi bank sampah yang tidak habis
dalam satu tahun. Nilai sisa dari barang investasi bank sampah yang telah
digunakan selama 1 tahun adalah sebesar Rp 324.500. Jumlah tersebut didapat dari
barang investasi yang memiliki nilai sisa pada akhir tahun kegiatan bank sampah,
yaitu timbangan dacin, odner folio, dan odner kwitansi. Perhitungan nilai sisa
tersebut dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 3.4Nilai Sisa
Sisa
Umue Harga Nilai sisa Total Nilai
Komponen Umur Jumlah
Teknis Satuan tahun ke 1 Sisa
No Biaya Teknis (unit)
(tahun) (Rp) (Rp/tahun) (Rp/Tahun)
(a) (tahun) (f)
(b) (d) (e=c/b*d) (g=e*f)
(c)
Timbangan
1 5 4 350.000 280.000 1 280.000
Dacin 50 Kg
Odner
2 2 1 17.000 8.500 3 25.500
Kwitansi
3 Odner Folio 2 1 19.000 9.500 2 19.000
Total 324.500

Berdasarkan Tabel 3.4 timbangan dacin memiliki umur teknis terlama


sehingga memiliki nilai sisa tertinggi diantara barang investasi lainnya meskipun
jumlahnya hanya satu unit. Total nilai sisa di akhir tahun pertama adalah sebesar
Rp 324.500.
4. Penjualan Produk Turunan
Tidak semua jenis sampah anorganik dapat dijual sehingga 40% dari jumlah
tabungan sampah plastik perlu dilakukan daur ulang agar dapat dijual sebagai
produk turunan. Salah satu produk yang dipasarkan oleh Bank Sampah adalah
produk tas. Produksi tas yang dilakukan Bank Sampah Sardonoharjo adalah
sebanyak 372 buah selama 1 tahun, sehingga setiap bulan Bank Sampah
menghasilkan 31 buah tas. Setiap proses produksi selalu melibatkan tenaga kerja
untuk menghasilkan barang jadi. Oleh karena itu faktor tenaga kerja begitu penting
dalam pencapaian tujuan produksi (Ruauw et al. 2012).
Estimasi jumlah tas yang dapat di produksi bank sampah dalam satu tahun
dilakukan dengan mengalikan ketersediaan bahan baku tas dalam satu tahun setelah
mengalami penyusutan dan banyaknya tas yang dapat dihasilkan dari setiap kg
bahan baku. Berdasarkan proses pembuatan produk tas, hasil perhitungan estimasi
produksi tas dalam satu tahun dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5Penjualan Produk Turunan


No Komponen Biaya Jumlah
1 Sampah Plastik (Kg/Tahun) (a) 1.488,384
2 Penyusutan Menjadi Bahan Baku (%) (b) 25
3 Bahan Baku (Kg/Tahun) (c=a*b) 372,096
4 Jumlah Bahan Baku per tas (Kg) (d) 1
5 Produksi Tas (unit/tahun) (c/d) 372

Berdasarkan Tabel 3.5 banyaknya tas yang dapat di produksi oleh Bank
Sampah Sardonoharjo adalah sebanyak 372 tas per tahun. Harga jual yang
ditetapkan oleh bank sampah untuk produk tas tersebut adalah sebesar Rp 250.000
per unit tas sehingga tambahan manfaat yang akan diterima bank sampah dalam
satu tahun adalah sebesar Rp 93.024.000 dengan asumsi semua tas terjual. Harga
tersebut merupakan harga yang telah ditetapkan oleh Bank Sampah Sardonoharjo.
Harga tersebut juga tidak berbeda jauh dengan harga yang ada di pasaran. Selama
ini produk tas yang di produksi oleh Bank Sampah Sardonoharjo dipasarkan kepada
masyarakat di sekitar bank sampah dan melalui pameran.

3.2 Komponen Arus Pengeluaran (Outflow)


Biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan bank sampah akan
mengakibatkan pengurangan pada aliran cash flow, seperti investasi, reinvestasi,
dan biaya operasional kegiatan. Biaya investasi dikeluarkan pada awal mendirikan
usaha, biaya reinvestasi dikeluarkan saat umur ekonomis barang investasi sudah
habis, sedangkan biaya operasional dikeluarkan selama kegiatan berlangsung.
Berikut total pengeluaran bank sampah selama 1 tahun:
Tabel 3.6 Arus Pengeluaran (Outflow)
No Biaya Pengeluaran Jumlah (Rp)
1 Biaya Investasi 10.573.600
2 Biaya Tetap 54.128.500
3 Biaya Variabel 10.011.416
Total 74.713.516

1. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan pada awal pendirian
usaha dengan umur teknis lebih dari satu tahun. Barang yang telah habis masa
pakainya akan dibeli kembali sehingga mengalami reinvestasi. Rincian biaya
investasi yang digunakan bank sampah beserta umur ekonominya dapat dilihat pada
table berikut:
Tabel 3.7 Total Barang Investasi

Jumlah Total Biaya


Komponen Harga Satuan Umur Teknis
No (unit) (Rp/Investasi)
Biaya (a) (Rp) (c) (tahun) (e)
(b) (d-b*c)

1. Timbangan Dacin 1 350.000 350.000 5


50 kg
2. Odner Folio 2 19.000 38.000 2
3. Odner Kwitansi 3 17.000 51.000 2
4. Buku Kas 1 12.000 12.000 1
Pengelola
5. Buku Kas 1 12.000 12.000 1
Nasabah
6. Map 8 4.000 32.000 1
7. ATK 1 78.600 78.600 1
Total 573.600

Tabel 3.8 Biaya Investasi


Komponen Biaya
No Jumlah (Rp)
1 Sewa Gudang 10.000.000
2 Barang Investasi 573.600
Total 10.573.600

Berdasarkan Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa umur ekonomis barang investasi
yang ada di bank sampah berbeda-beda. Barang investasi yang memiliki umur
teknis terlama adalah timbangan dacin 50 kg yaitu lima tahun, kemudian odner folio
dan odner kwitansi yang memiliki umur teknis dua tahun. Barang investasi lainnya,,
yaitu buku kas pengelola, buku kas nasabah, map, hekter, dan cutter memiliki umur
teknis satu tahun. Hal tersebut mengakibatkan seluruh barang investasi diatas harus
di reinvestasi setelah umur teknisnya habis dimulai dari awal pembelian, sedangkan
sisanya harus di reinvestasi setiap tahun.

2. Biaya Operasional (Biaya Tetap dan Biaya Variabel)


Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh bank
sampah dalam kegiatan pengelolaan sampah selama setahun. Biaya operasional
tersebut terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable (variable cost).
Biaya-biaya tersebut dikeluarkan agar bank sampah dapat terus berjalan dan
berkelanjutan. Berikut ini merupakan penejlasan dari biaya tetap dan biaya variable
yang ada di bank sampah:

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)


Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh Bank
Sampah Sardonoharjo dalam kegiatan pengelolaan sampah selama 1 tahun. Biaya
operasional tersebut terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel
cost). Biaya-biaya tersebut dikelurkan agar bank sampah dapat terus berjalan dan
berkelanjutan.

Berdasarkan Tabel 3.9 terdapat empat jenis biaya tetap yang dikeluarkan bank
sampah selama satu tahun. Biaya peralatan kerja digunakan mendukung kegiatan
bank sampah dalam memilah dan menyortir, biaya buku tamu dan nota digunakan
untuk mencatat absensi saat bank sampah dikunjungi oleh perorangan atau instansi
tertentu, dan buku nota digunakan sebagai bukti pengeluaran,serta upah pekerja.
Jumlah biaya tetap Bank Sampah Sardonoharjo selama 1 tahun adalah sebesar Rp
54.128.500.
Tabel 3.9 Biaya Tetap
Jumlah
Komponen Biaya Biaya Satuan Biaya
No Jumlah
Per Bulan (Rp) Pertahun
(Rp)
1 Upah Pekerja
Admin 1 Orang 600.000 7.200.000
Bendahara 1 Orang 700.000 8.400.000
Bagian
4 Orang 800.000 38.400.000
Pengolahan
2 Biaya Tetap Barang
Pengki Sampah 2 Unit 10.000
Sapu Lidi 2 Unit 24.000
Sarung Tangan 2 Lusin 58.500
Buku Tamu 1 Unit 15.000
Buku Nota 1 Unit 21.000
Total 54.128.500

b. Biaya Variabel (Variabel Cost)


Biaya variabel adalah biaya yang selalu dikeluarkan dan jumlahnya tidak tetap
sesuai dengan banyaknya jumlah sampah yang dikelola selama kegiatan
pengelolaan sampah berlangsung. Komponen biaya yang termasuk dalam biaya
variabel adalah insentif pengelola, tabungan nasabah, print, tali rafiah, karung, isi
cutter dan buku tabungan nasabah. Perincian biaya variabel Bank Sampah
Sardonoharjo dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Biaya Variabel


No Komponen Biaya Total Biaya (Rp/tahun)
1 Tabungan Nasabah 7.936.416
2 Print, fotokopi, dan scan 500.000
3 Tali rafiah 100.000
4 Karung 650.000
5 Perlengkapan Produksi Tas 600.000
6 Buku Tabungan Nasabah 225.000
Total 10.011.416

Berdasarkan Tabel 3.10 pengeluaran tertinggi dari komponen biaya variabel adalah
pembayaran tabungan kepada nasabah atas sampah yang telah disetorkans elama
satu tahun yaitu sebesar Rp 7.936.416. Tabungan Nasabah selama setahun dapat
dilihat pada Tabel 3.11 sebagi berikut.

Tabel 3.11 Total Penerimaan Sampah dari Nasabah

Harga Jual Total Harga


Klasifikasi Jumlah Sampah
No Kode Sampah Penjualan
Sampah (Kg)
(Rp/Kg) Sampah (Rp)
1 Logam LG 122,4 9.000 1.101.600
2 Kaca KC 146,88 200 29.376
3 Kertas KT 1.224 1.000 1.224.000
4 Plastik PT 3.720,96 1.500 5.581.440
Total 7.936.416

Total biaya variabel yang dikeluarkan Bank Sampah selama 1 tahun adalah
sebesar Rp 10.011.416.

3.3 Kriteria Kelayakan Investasi Usaha Bank Sampah


Analisis kelayakan secara finansial menggunakan analisis pendapatan dengan
kriteria NPV, B/C ratiodan IRR. Hasil perhitungan kelayakan investasi ini diperoleh
dari hasil pengurangan komponen cashoutflow terhadap cashinflow. Komponen
cashinflow terdiri dari penjualan sampah, administrasi nasabah, nilai sisa, dan
penjualan produk turunan. Komponen cashoutflow terdiri dari biaya investasi dan
biaya operasional (biaya tetap dan variabel).
Tabel 3.12 Cashflow Usaha
Periode Tahun ke -
Uraian
1 2 3 4 5
Cash Inflow:
Penjualan
8.718.307 8.718.307 8.718.307 8.718.307 8.718.307
Sampah
Administrasi
396.821 396.821 396.821 396.821 396.821
Nasbah
Penjualan
93.000.000 93.000.000 93.000.000 93.000.000 93.000.000
Produk Turunan
Nilai Sisa 324.500 210.000 184.500 70.000 44.500
Total Inflow 102.439.628 102.325.128 103.049.628 102.935.128 104.159.628

Cash Outflow:

Biaya Investasi 10.573.600 10.134.600 10.223.600 10.134.600 10.223.600


Biaya Tetap 54.128.500 54.128.500 54.128.500 54.128.500 54.128.500
Biaya Variabel 10.011.416 10.011.416 10.011.416 10.011.416 10.011.416
Total Outflow 74.713.516 74.274.516 74.363.516 74.274.516 74.363.516

Net Cashflow 27.726.112 28.050.612 28.686.112 28.660.612 29.796.112

Tabel 3.13 Present Value Usaha


Discount Factor (df) 6
Tahun ke - Net Cashflow (Rp) PV Cashflow (Rp)
%
1 27.726.112 0,9434 26.156.814
2 28.050.612 0,89 24.965.045
3 28.686.112 0,8396 24.084.860
4 28.660.612 0,7921 22.702.071
5 29.796.112 0,7473 22.266.634
NPV 120.175.424
Tabel 3.14.B/C Ratio Usaha
Cash
Tahun Cash Inflow Discount PV Benefit
Outflow PV Cost (Rp)
ke - (Rp) Factor (df) 6 % (Rp)
(Rp)
1 74.713.516 102.439.628 0,9434 70.484.731 96.641.545
2 74.274.516 102.325.128 0,89 66.104.319 91.069.364
3 74.363.516 103.049.628 0,8396 62.435.608 86.520.468
4 74.274.516 102.935.128 0,7921 58.832.844 81.534.915
5 74.363.516 104.159.628 0,7473 55.571.856 77.838.490
Total 313.429.358 433.604.782
B/C Ratio 1,38
Tingkat Kelayakan Layak

Net Present Value (NPV) bernilai positif yaitu 120.175.424, artinya usaha
Bank Sampah Sardonoharjo menurut nilai sekarang akan menghasilkan keuntungan
sebesar Rp 120.175.424 dalam jangka waktu lima tahun. Nilai B/C yang dihasilkan
lebih besar dari satu yaitu 1,38, artinya setiap pengeluaran sekarang sebesar Rp. 1
akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp. 1,38, sehingga usaha ini dinyatakan
layak.

Internal rate of return (IRR) adalah tingkat discout rate yang menyamakan
PV of cashflow dengan PV of investment atau tingkat diskon rate yang
menghasilkan NPV sama dengan nol. Jika hasil perhitungan IRR lebih besar dari
discount factor, maka dapat dikatakan investasi yang akan dilakukan layak untuk
dilakukan. Jika sama dengan discount factor, dikatakan investasi yang ditanamkan
akan balik modal, sedangkan jika IRR lebih kecil dari discount factor maka
investasi yang ditanamkan tidak layak. Perhitungan IRR dapat dilakukan sebagai
berikut.
Tabel 3.15 Internal Rate of Return (IRR)

PV Cashflow Bunga 15 % Bunga 16 %


Tahun
(Rp) Df PV Cost (Rp) Df PV Cost (Rp)
1 26.156.814 0,8696 22.745.966 0,8621 22.549.789
2 24.965.045 0,7561 18.876.070 0,7432 18.554.021
3 24.084.860 0,6575 15.835.795 0,6407 15.431.170
4 22.702.071 0,5718 12.981.044 0,5523 12.538.354
5 22.266.634 0,4972 11.070.971 0,4761 10.601.145
Total PV Cost 81.509.846 79.674.479
Total Investasi 80.000.000 80.000.000
C1 1.509.846 C2 -325.521

Berdasarkan Tabel 3.15 maka diperoleh NPV Positif (P1) adalah 15 % dan
NPV Negatif (P2) adalah 16 % dan C1 adalah 1.509.846 sedangkan C2 adalah -
325.521. Jika dimasukkan ke dalam rumus adalah sebagai berikut:
𝐏𝟐 − 𝐏𝟏
𝐈𝐑𝐑 = 𝐏𝟏 − 𝐂𝟏 𝐱
𝐂𝟐 − 𝐂𝟏
𝟏𝟔% − 𝟏𝟓%
𝐈𝐑𝐑 = 𝟏𝟓% − 𝟏. 𝟓𝟎𝟗. 𝟖𝟒𝟔 𝐱
−𝟑𝟐𝟓. 𝟓𝟐 − 𝟏. 𝟓𝟎𝟗. 𝟖𝟒𝟔
𝐈𝐑𝐑 = 𝟏𝟓 % + 𝟎, 𝟖𝟐% = 𝟏𝟓, 𝟖𝟐%

Jika IRR > Df, yaitu 15,82% > 6 %. Maka usaha ini layak untuk dilanjutkan.
BAB IV
KESIMPULAN

Bank Sampah Sardonoharjo memiliki potensi yang sangat tinggi


dalampengelolaan sampah. Selain itu, sampah jenis plastik yang diperoleh dapat
bertambah nilai ekonominya dengan pengolahan menjadi tas ransel daur ulang.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan analisis secara aspek non finansial
dan finansial agar diketahui layak atau tidak usaha Bank Sampah Sardonoharjo.
Berdasarkan hasil analisis aspek finansial didapatkan NPV bernilai positif
yaitu 120.175.424, yang artinya usaha Bank Sampah Sardonoharjo menurut nilai
sekarang akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 120.175.424 dalam jangka
waktu lima tahun. Nilai B/C yang dihasilkan lebih besar dari satu yaitu 1,36, artinya
setiap pengeluaran sekarang sebesar Rp 1 akan memberikan manfaat bersih sebesar
Rp1,38. Selain itu, pada perhitungan IRR diperoleh IRR lebih besar dari Df
sehingga usaha Bank Sampah Sardonoharjo dikatakan layak dan dapat dilanjutkan.
Nilai IRR yaitu 15,82 % lebih besar dari nilai Df yaitu 6%. Berdasarkan aspek-
aspek diatas dapat disimpulkan bahwa usaha Bank Sampah Sardonoharjo layak
untuk dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai