Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL BAHASA INDONESIA

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT THYPOID

DI PUSKESEMAS PURWOKERTO TIMUR 1

Disusun oleh:
Lestariningsih
17.047

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

2017
ABSTRAK

Demam thypoid (Typhoid fever) adalah jenis penyakit yang


berkaitan dengan demam karena adanya infeksi bakteri yang menyebar ke
seluruh tubuh dan mempengaruhi banyak organ. Tanpa pengobatan yang
tepat maka penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan bisa
berakibat fatal. Tujuan penulisan ini untuk mendiskripsikan data menurut
variabel umur, jenis kelamin, pendidikan,menndistribusikan menurut
tempat ( alamat ) dan waktu (bulan, tahun) pada kasus thypoid di
Puskesmas Purwokerto Timur 1. Metode yang digunakan adalah studi di
Puskesmas Purwokerto Timur 1. Pengambilan data yang dilakukan dengan
cara wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan hasil
Surveilans yaitu pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap
semua aspek penyakit tertentu, baik keadaan manapun penyebarannya
dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan
penanggulangan. Demam typhoid yang tersebar di wilayah Purwokerto
Timur dan sekitarnya tidak tergantung iklim. Kebersihan perorangan yang
buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidup
umumnya adalah baik

Kata kunci : thypoid, Surveilans

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
proposal tentang penyakit thypoid dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.

Proposal ini saya susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Saya sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai gejala, etiologi,
pencegahan, dan pengendalian demam thypoid. Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam proposal ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
proposal yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga proposal sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan proposal ini di waktu yang
akan datang.

Semarang, 07 Desember 2017

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK.................................................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................................................. 2
C. Manfaat ........................................................................................................................................... 3
D. Hipotesis.......................................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................................... 4
A. Pengertian Thypoid ......................................................................................................................... 4
B. Penyebab Thypoid........................................................................................................................... 4
C. Tanda Dan Gejala Thypoid .............................................................................................................. 4
D. Penularan Thypoid .......................................................................................................................... 5
E. Pengobatan Thypoid ....................................................................................................................... 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................................................... 6
A. Pengertian Surveilans ..................................................................................................................... 6
B. Tujuan Surveilans ............................................................................................................................ 6
C. Manfaat Surveilans ......................................................................................................................... 6
D. Langkah – langkah Surveilans ......................................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................................... 8
A. Hasil ................................................................................................................................................. 8
B. Pembahasan .................................................................................................................................. 16
BAB V PENUTUP .................................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 20

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam tifoid (Typhoid fever) adalah jenis penyakit yang berkaitan


dengan demam karena adanya infeksi bakteri yang menyebar ke seluruh
tubuh dan mempengaruhi banyak organ. Tanpa pengobatan yang tepat
maka penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan bisa
berakibat fatal. Demam tifoid menyerang penduduk di semua negara.
Seperti penyakit menular lainnya, tifoid banyak ditemukan di negara
berkembang yang higiene pribadi dan sanitasi lingkungannya kurang baik.
Prevalensi kasus bervariasi tergantung dari lokasi, kondisi lingkungan
setempat, dan perilaku masyarakat. Angka insidensi di amerika serikat
tahun 1990 adalah 300 – 500 kasus pertahun dan terus menurun.
Prevalensi di amerika latin sekitar 150 / 100.000 penduduk setiap
tahunnya, sedangkan prevalensi di asia jauh lebih banyak yaitu sekitar
900/ 10.000 penduduk per tahun. Meskipun demam tifoid menyerang
semua umur, namun golongan terbesar tetap pada usia kurang dari 20
tahun. Penyebab dari demam thypoud ini adalah bakteri salmonella typhi.
Salmonella adalah bakteri gram – negatif, tidak berkapsul, mempunyai
flagel, dan tidak membentuk spora. Kuman ini mempunyai tiga antigen
yang penting untuk pemeriksaan laboratorium, yaitu :
 Antigen O ( somatik )
 Antigen H ( flagel )
 Antigen K ( selaput )

1
Bakteri ini akan mati pada pemanasan 570C selama beberapa menit.
Manifestasi klinis demam tifoid tergantung dari virulensi dan daya tahan
tubuh. Suatu percobaan pada manusia dewasa menunjukan bahwa 107
mikroba dapat menyebabkan 50 % sukarelawan menderita sakit, meskipun
1000 mikroba juga dapat menyebabkan penyakit. Masa inkubasinya adalah
10 – 20 hari. Gejala dan tandanya pun bermacam diantaranya demam lebih
dari tujuh hari adalah gejala yang paling menonjol. Demam ini bisa diikuti
oleh gejala tidak khas lainnya seperti diare, anoreksia, atau batuk. Pada
keadaan yang parah bisa disertai gangguan kesadaran. Komplikasi yang
bisa terjadi adalah perforasi usus, perdarahan usus, dan koma. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan adanya salmonella dalam darah melalui kultur.
Karena isolasi salmonella relatif sulit dan lama, maka pemeriksaan
serologi widal untuk mendeteksi antigen O dan H sering digunakan
sebagai alternatif. Titer > 1/40 dianggap positif tifoid. Penularan dari
demam thypoid melalui makanan atau minuman yang tercemar salmonella
typhosa atau salmonella paratyphosa yang terdapat di dalam air, es, debu
maupun benda lainnya. Kuman tifoid dapat berasal dari karier demam
tifoid yang merupakan sumber penularan yang sukar diketahui karena
mereka tidak menunjukan gejala – gejala sakit. Pengobatannya dapat
dilakukan dengan diberikan selama 14 hari, atau sampai 7 hari sesudah
penderita tidak demam lagi. Obat – obatan yang dapat digunakan adalah
kloramfenikol 100 mg/kg/hari dibagi 4 dosis, tiamfenikol, ampisilin,
amoksisilin 100 mg / kg / hari, dibagi 4 dosis dan kotrimoksasol (
sulfametoksasol/ 400 mg + trimetoprim 80 mg ).

B. Tujuan
1) Mendiskripsikan data penyakit thypoid menurut variabel umur, jenis
kelamin, dan pendidikan.
2) Mendistribusikan kasus penyakit thypoid menurut tempat ( alamat ).
3) Mendistribusikan kasus penyakit thypoid menurut waktu ( bulan,
tahun ).

2
C. Manfaat
1) Dapat mendeskripsikan data penyakit thypoid menurut variable umur,
jenis kelamin dan pendidikan
2) Dapat mendistribusikan kasus penyakit thypoid menurut tempat
(alamat)
3) Dapat mendistribusikan kasus penyakit thypoid menurut waktu (
bulan, tahun ).

D. Hipotesis
Demam typhoid yang tersebar di wilayah Purwokerto Timur dan
sekitarnya tidak tergantung iklim. Kebersihan perorangan yang buruk
merupakan sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidup
umumnya adalah baik

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Thypoid
Demam tifoid (Typhoid fever) adalah jenis penyakit yang berkaitan
dengan demam karena adanya infeksi bakteri yang menyebar ke seluruh
tubuh dan mempengaruhi banyak organ. Tanpa pengobatan yang tepat
maka penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan bisa
berakibat fatal.

B. Penyebab Thypoid
Penyebab demam tifoid dalah bakteri salmonella typhi. Salmonella adalah
bakteri gram – negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagel, dan tidak
membentuk spora. Kuman ini mempunyai tiga antigen yang penting untuk
pemeriksaan laboratorium, yaitu :
 Antigen O ( somatik )
 Antigen H ( flagel )
 Antigen K ( selaput )

Bakteri ini akan mati pada pemanasan 570C selama beberapa menit.
Manifestasi klinis demam tifoid tergantung dari virulensi dan daya tahan
tubuh. Suatu percobaan pada manusia dewasa menunjukan bahwa 107
mikroba dapat menyebabkan 50 % sukarelawan menderita sakit, meskipun
1000 mikroba juga dapat menyebabkan penyakit. Masa inkubasinya adalah
10 – 20 hari.

C. Tanda Dan Gejala Thypoid


Demam lebih dari tujuh hari adalah gejala yang paling menonjol. Demam
ini bisa diikuti oleh gejala tidak khas lainnya seperti diare, anoreksia, atau

4
batuk. Pada keadaan yang parah bisa disertai gangguan kesadaran.
Komplikasi yang bisa terjadi adalah perforasi usus, perdarahan usus, dan
koma. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya salmonella dalam darah
melalui kultur. Karena isolasi salmonella relatif sulit dan lama, maka
pemeriksaan serologi widal untuk mendeteksi antigen O dan H sering
digunakan sebagai alternatif. Titer > 1/40 dianggap positif tifoid.

D. Penularan Thypoid
Penularan demam tifoid melalui makanan atau minuman yang tercemar
salmonella typhosa atau salmonella paratyphosa yang terdapat di dalam
air, es, debu maupun benda lainnya. Kuman tifoid dapat berasal dari karier
demam tifoid yang merupakan sumber penularan yang sukar diketahui
karena mereka tidak menunjukan gejala – gejala sakit.

E. Pengobatan Thypoid
Pengobatan diberikan selama 14 hari, atau sampai 7 hari sesudah penderita
tidak demam lagi.
Obat – obatan yang dapat digunakan adalah kloramfenikol 100 mg/kg/hari
dibagi 4 dosis, tiamfenikol, ampisilin, amoksisilin 100 mg / kg / hari,
dibagi 4 dosis dan kotrimoksasol ( sulfametoksasol/ 400 mg + trimetoprim
80 mg ).

5
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pengertian Surveilans
Surveilans adalah pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap
semua aspek penyakit tertentu, baik keadaan manapun penyebarannya
dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan
penanggulangan.

B. Tujuan Surveilans
1. Memantau kecenderungan penyakit
2. Deteksi dan prediksi terjadinya KLB
3. Memantau kemajuan suatu program pemberantasan
4. Menyediakan informasi untuk perencanaan pembangunan pelayanan
kesehatan
5. Pembuatan policy dan kebijakan pemberantasan penyakit

C. Manfaat Surveilans
1. Deteksi Perubahan akut dari penyakit yang terjadi dan distribusinya
2. Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit
3. Identifikasi kelompok risiko tinggi menurut waktu, orang dan tempat
4. Identifikasi faktor risiko dan penyebab lainnya
5. Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi
6. Dapat memonitoring kecenderungan penyakit endemis
7. Mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologinya
8. Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan
pelayanan kesehatan dimasa datang
9. Membantu menetapkan masalah kesehatan prioritas dan prioritas
sasaran program pada tahap perencanaan.

6
D. Langkah – langkah Surveilans
1. Tegakkan diagnosis pasti terhadap penyakit yang dihadapi. Dan kalau
perlu, diagnosis klinik dilengkapi dengan alat bantu diagnosis (
laboratorium, dan lain – lain ).
2. Tentukan penyebab penyakit ( kausal atau risk / keterpaparan ).
3. Pelajari sifat epidemi dengan menggunakan dan menganalisis data
tentang :
- Orang : semua data yang dapat memberikan keterangan yang
berkaitan dengan sifat karakteristik tentang orang.
- Tempat : buatlah peta epidemi dan pelajari penyebaran penyakit
menurut tempat/ lokasi kejadian dalam nilai rate.
- Waktu : gambarkan kurva epidemi berdasarkan waktu kejadian
penyakit dan kematian pada setiap kasus.
4. Kumpulkan data tambahan yang dapat memberikan keterangan seperti
keadaan sanitasi, air minum lingkungan lainnya serta situasi ekologi.
5. Tegakkan hipotesis tentang proses kejadian epidemi dengan
mengarahkan analisis tentang sebab terjadinya epidemi.
6. Uji kebenaran hipotesis dengan suatu kegiatan intervensi dalam
menghadapi epidemi tersebut.
7. Analisis hasil usaha kegiatan / intervensi dan review derajat
keberhasilannya.
8. Analisis seluruh proses epidemi dan susun laporan lengkap disertai
peta kejadian serta kurva epidemi yang ada.
9. Dalam laporan, juga ditentukan sumber epidemi, proses kejadiannya,
waktu mulai kejadian dari sumber yang ada serta program mendatang
mencegah berulangnya kejadian.

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Berdasarkan Jumlah Penderita Berdasarkan Bulan

No. Bulan Frekuensi Prosentase


1 Januari 4 14,30%
2 Februari 1 3,60%
3 Maret 4 14,30%
4 April 1 3,60%
5 Mei 1 3,60%
6 Juni 5 17,80%
7 Juli 3 10,70%
8 Agustus 1 3,60%
9 September 2 7,10%
10 Oktober 3 10,70%
11 November 1 3,60%
12 Desember 2 7,10%
Jumlah 28 100,00%

8
Jumlah Penderita Berdasarkan Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
7,10% 14,30% Juli
Agustus
September
17,80%
Oktober
November
Desember

jumlah penderita berdasarkan bulan


6

2 Frekuensi
1

Keterangan :
Jumlah pasien yang menderita penyakit thypoid di Puskesmas
Purwokerto Timur 1 ada 28 orang dimana pada bulan januari ada 4
pasien, di bulan februari turun menjadi 1 orang, namun naik lagi 4 orang
di bulan maret, bulan april turun kembali menjadi 1 orang. Pada bulan

9
mei sama dengan bulan april, kembali naik menjadi 5 orang pada bulan
juni. Bulan juli turun kembali menjadi 3 orang dan bulan agustus menjadi
1 orang. Bulan september ada 2 orang, oktober naik lagi menjadi 3 orang,
bulan november turun menjadi 1 orang dan naik lagi menjadi 2 orang di
bulan desember.
Pasien yang terbanyak menderita penyakit thypoid di Puskesmas
Purwokerto Timur 1 pada bulan juni.

10
2. Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase


1 Laki- laki 14 50%
2 Perempuan 14 50%
Jumlah 28 100%

JENIS KELAMIN

Laki- laki
50%
50% Perempuan

Jumlah Jenis Kelamin


16
14
12
10
8
Frekuensi
6
4
2
0
Laki- laki Perempuan

Keterangan :

11
Jumlah pasien yang menderita penyakit thypoid di Puskesmas Purwokerto
Timur 1 adalah 28 dimana 14 orang berjenis kelamin laki – laki dengan
prosentase 50 % dan 14 orang berjenis kelamin perempuan dengan
prosentase 50 %.

3. Berdasarkan Tempat (Alamat Penderita)

No. Alamat Penderita Frekuensi Prosentase


1 Arca wina 8 28,60%
2 Berkoh 3 10,70%
3 Pamijen 1 3,60%
4 Purwokerto timur 4 14,30%
5 Ledug 4 14,30%
6 Mersi 5 17,80%
7 Dukuwaluh 3 10,70%
Jumlah 28 100,00%

Alamat penderita

Arca winangun
28,60% Berkoh
17,80 Pamijen
Purwokerto timur
Ledug
14,30% 10,70%
Mersi
Dukuwaluh

12
Alamat penderita
9
8
7
6
5
4
3
2
1 Frekuensi
0

Keterangan :
Jumlah pasien yang menderita penyakit thypoid di Puskesmas
Purwokerto Timur 1 ada 28 orang dimana 8 orang beralamat di arca
winangun (28,60%), 3 orang beralamat di berkoh
(10,70%), 1 orang beralamat di pamijen (3,60%), 4 orang dari
purwokerto timur (14,30%), 4 orang dari ledug (14,30%), 5 orang dari
mersi (17,80%), dan 3 orang beralamat dari dukuwaluh (10,70%).
Pasien yang terbanyak menderita penyakit thypoid di Puskesmas
Purwokerto Timur 1 adalah pasien yang beralamat dari arca winangun.

4. Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan frekuensi Prosentase


1 Belum Sekolah 8 28,60%
2 PAUD 2 7,14%
3 TK 0 0%
4 SD 4 14,28%
5 SMP 5 17,85%
6 SMA 0 0%

13
7 Perguruan Tinggi 4 14,28%
8 Sudah tidak sekolah (Bekerja) 5 17,85%
Jumlah 28 100,00%

Pendidikan
Belum Sekolah

PAUD

TK
28,60% SD
14,28% SMP

SMA

Perguruan Tinggi

Sudah tidak sekolah


(Bekerja)

Pendidikan
9
8
7
6
5
4
3
2
1 frekuensi
0

Keterangan :
Jumlah pasien yang menderita penyakit thypoid di Puskesmas
Purwokerto Timur 1 ada 28 orang dimana yang belum sekolah ada 8
orang (28,60%), yang masih paud ada 2 orang (7,14%), yang sekolah TK

14
tidak ada, yang sekolah SD ada 4 orang (14,28%), yang sekolah SMP ada
5 orang (17,85%). Pasien yang sekolah SMA tidak ada, yang perguruan
tinggi ada 4 orang (14,28%),dan yang sudah tidak sekolah atau bekerja
ada 5 orang (17,85%).
Pasien yang terbanyak menderita penyakit thypoid adalah pasien yang
belum sekolah.
5. Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Prosentase


1 <1 tahun 5 17,85%
2 2-10 tahun 8 28,57%
3 11-20 tahun 7 25%
4 21-30 tahun 4 14,30%
5 31-40 tahun 2 7,14%
6 41-50 tahun 0 0%
7 51- 60 tahun 0 0%
8 61-70 tahun 1 3,57%
9 71-80 tahun 1 3,57%
Jumlah 28 100,00%

Umur
<1 tahun
2-10 tahun
11-20 tahun
21-30 tahun
14,30
31-40 tahun
41-50 tahun
28,57%
51- 60 tahun
25%
61-70 tahun
71-80 tahun

15
Umur
9
8
7
6
5
4
Frekuensi
3
2
1
0
<1 2-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51- 60 61-70 71-80
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun

Keterangan :

Jumlah pasien penyakit thypoid di Puskesmas Purwokerto Timur 1 yang


berusia <1 tahun terdapat 5 orang ( 17,85%), berusia 2-10 tahun ada 8
orang (28,57%), berusia 11-20 tahun ada 7 orang(25%), berusia 21-30
tahun ada 4 orang(14,30%), berusia 31-40 tahun ada 2 orang(7,14%),
berusia berusia 41-60 tidak ada, berusia 61-70 ada 1 orang (3,57%),
berusia 71-80 ada 1 orang (3,57%).
Pasien yang terbanyak menderita penyakit thypoid di Puskesmas
Purwokerto Timur 1 berada di usia 2-10 tahun dengan prosentase 28,57%.

B. Pembahasan
 Dari hasil pengumpulan dokumen untuk kasus thypoid di Puskesmas 1
PurwokertoTimur didapatkan beberapa dokumen kasus thypoid
menurut bulan, jenis kelamin, umur, pendidikan, dan wilayah
penderita.
 Berdasarkan tabel menurut bulan terjadinya penyakit thypoid,
prosentase terbanyak terserang penyakit thypoid pada bulan Juni
dengan prosentase 17,80 % dan dengan frekuensi 5. Sedangkan yang
terendah yaitu pada bulan februari, april,mei, agustus, november

16
dengan prosentase masing-masing sebanyak 3,60% dan dengan
frekuensi masing-masing sebanyak 1.
 Penderita thypoid menurut jenis kelamin dapat dilihat pada grafik.
Frekuensi penderita thypoid baik perempuan maupun laki-laki sama
besar yaitu perempuan 14 dengan prosentase 50% dan laki-laki 14
dengan prosentase 50%.
 Pada tabel penderita penyakit thypoid berdasarkan pendidikan dapat
dilihat bahwa frekuensi tertinggi penderita thypoid adalah 8 pada
penderita yang belum sekolah dan dengan prosentase 28,60%.
Sedangkan yang terendah adalah pendidikan tingkat TK dan SMA
dengan frekuensi masing-masing 0 dan prosentase 0%.
 Menurut umur penderita thypoid frekuensi terbanyak yaitu umur 2-10
tahun dengan frekuensi sebanyak 8 dan prosentase 28,57%. Frekuensi
terendah untuk kategori umur penderita thypoid adalah 41-50 dan 51-
60 tahun dengan frekuensi masing-masing 0 dan prosentase masing-
masing 0%.
 Penyebaran penderita thypoid menurut wilayah di puskesmas 1
Purwokerto adalah daerah Arca Winangun, Berkoh, Pamijen,
Purwokerto Timur, Ledug, Mersi, Dukuhwaluh. Frekuensi daerah
penderita thypoid terbanyak adalah Arca Winangun dengan frekuensi
8 dan prosentase 28,60%. Sementara yang terendah adalah daerah
Pamijen dengan frekuensi 1 dan prosentase 3,60%.

17
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Demam tifoid (Typhoid fever) adalah jenis penyakit yang berkaitan


dengan demam karena adanya infeksi bakteri yang menyebar ke
seluruh tubuh dan mempengaruhi banyak organ
2. Penyebab demam tifoid dalah bakteri salmonella typhi. Salmonella
adalah bakteri gram – negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagel, dan
tidak membentuk spora
3. Berdasarkan hasil data menurut bulan terjadinya penyakit thypoid,
prosentase terbanyak terserang penyakit thypoid pada bulan Juni
dengan prosentase 17,80 % dan dengan frekuensi 5. Sedangkan yang
terendah yaitu pada bulan februari, april,mei, agustus, november
dengan prosentase masing-masing sebanyak 3,60% dan dengan
frekuensi masing-masing sebanyak 1.
4. Penderita thypoid menurut jenis kelamin dapat dilihat pada grafik.
Frekuensi penderita thypoid baik perempuan maupun laki-laki sama
besar yaitu perempuan 14 dengan prosentase 50% dan laki-laki 14
dengan prosentase 50%.
5. Menurut umur penderita thypoid frekuensi terbanyak yaitu umur 2-10
tahun dengan frekuensi sebanyak 8 dan prosentase 28,57%. Frekuensi
terendah untuk kategori umur penderita thypoid adalah 41-50 dan 51-
60 tahun dengan frekuensi masing-masing 0 dan prosentase masing-
masing 0%.
6. Penyebaran penderita thypoid menurut wilayah di puskesmas 1
PurwokertoTimur adalah daerah Arca Winangun, Berkoh, Pamijen,
Purwokerto Timur, Ledug, Mersi, Dukuhwaluh. Frekuensi daerah

18
penderita thypoid terbanyak adalah Arca Winangun dengan frekuensi
8 dan prosentase 28,60%. Sementara yang terendah adalah daerah
Pamijen dengan frekuensi 1 dan prosentase 3,60%.

B. Saran

 Demam thypoid yang tersebar di wilayah Purwokerto Timur dan


sekitarnya tidak tergantung iklim. Kebersihan perorangan yang
buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan
hidup umumnya adalah baik. Dengan kasus demam thypoid, semoga
bisa menjadi acuan pemahaman mengenai dampak dari demam
thypoid dan dapat mengetahui cara pencegahan yang benar.
 Sebagai tenaga kesehatan, kita sebaiknya memberikan penyuluhan
kepada masyarakat terutama pada anak-anak supaya menjaga
kebersihan, baik kebersihan lingkungan, makanan dan minuman
serta kebersihan diri sendiri.

19
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Noor Nasri. 1997. Dasar Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta.

Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta : Sagung Seto.

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan


Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

https://www.jevuska.com/2008/05/10/demam-tifoid-typhoid-fever/

http://epiders.blogspot.co.id/2011/12/tujuan-surveilans-epidemiologi.html

https://srtkksmdw.wordpress.com/tag/surveilans-epidemiologi/

20
21

Anda mungkin juga menyukai