Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN

“Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendidikan Jurnal Bereputasi”


Kerjasama Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan, Program Studi S-2 Pendidikan Luar Biasa
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ISPI Wilayah Jawa Tengah
Surakarta, 21 November 2015
ISBN: 978-979-3456-52-2

UPAYA MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR


(MELOMPAT) ANAK MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI PADA
KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH PALAOSAN TAHUN PELAJARAN
2015-2016

Efri Febriani
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini,Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP PGRI Madiun,
efrifebriani@gmail.com

ABSTRAK
Pada dasarnya setiap anak memiliki tingkat perkembangan yang baik. Dunia anak adalah
dunia bermain, dari mulai bangun sampai tidur sampai tidur kembali yang ada dalam pikiran anak
adalah bermain. Semua jenis permainan baik untuk perkembangan anak. Hal itu apabila permainan
tersebut dilakukan dengan pengelolaan yang baik dan diarahkan untuk tujuan-tujuan positif. Sehingga
tujuan pendidikan anak tercapai, khususnya dalam menumbuhkan kreativitas, daya imajinasi, dan
proses sosialisasi dalam diri anak. Berdasarkan pada latar belakang yang telah disampaikan di atas,
masalah yang dihadapi di TK Al-Hidayah Plaosan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah
dengan permainan lompat tali dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar (melompat) pada
anak kelompok B TK Al-Hidayah Plaosan Magetan Tahun Pelajaran 2015-2016?”
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan motorik kasar (melompat)
anak melalui permainan lompat tali. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah anak kelompok B
di TK Al-Hidayah Plaosan Tahun 2015/2016. Penelitian disini menggunakan metode deskritif kualitatif
yaitu menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa teknik permainan lompat tali dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar
pada siswa TK Al-Hidayah Plaosan Tahun 2015-1016.

Kata Kunci: Perkembangan Motorik, Permainan

PENDAHULUAN
Pada dasarnya setiap anak memiliki dibandingkan tubuh orang dewasa. Di TK
tingkat perkembangan yang baik. Dunia anak motorik kasar anak harus lebih ditingkatkan
adalah dunia bermain, dari mulai bangun dengan cara bermain. Melalui kegiatan
sampai tidur sampai tidur kembali yang ada bermain anak dapat belajar tentang diri
dalam pikiran anak adalah bermain. Maka mereka sendiri, orang lain dan lingkungannya.
wajar apabila bermain merupakan salah satu Di TK Al-Hidayah Plaosan per-
prinsip dasar dalam pendidikan anak usia dini. kembangan motorik kasar anak masih kurang,
Taman Kanak-Kanak (TK) harus membimbing faktanya anak belum dapat mengontrol gerak
dan mengawasi anak dalam melakukan setiap tubuh atau mengkoordinasikan seluruh
gerakan yang dilakukan oleh anak dalam anggota tubuhnya secara terampil karena
bermain sehingga semua aspek per- kurangnya latihan fisik dalam berlari,
kembangan dapat berkembang secara melompat, berjalan pada garis lurus, berjalan
optimal. mundur dengan tumit, menendang bola, dan
Usia peserta didik TK adalah usia melakukan permainan dengan ketangkasan
ideal untuk mempelajari keterampilan motorik, dan kelincahan dalam permainan lompat tali.
dikarenakan tubuh peserta didik lebih lentur Guru tidak pernah melatih anak untuk

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNS & ISPI JAWA TENGAH 2015 35


PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendidikan Jurnal Bereputasi”
Kerjasama Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan, Program Studi S-2 Pendidikan Luar Biasa
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ISPI Wilayah Jawa Tengah
Surakarta, 21 November 2015
ISBN: 978-979-3456-52-2

melakukan gerakan motorik kasar secara dapat menutupi keingintahuan mereka akan
bertahap, karena anak tidak perlu mengasah bagaimana rasanya melompat.
gerakan-gerakan fisik motorik namun hanya
METODE PENELITIAN
melakukan kegiatan membaca dan menulis
Penelitian ini juga termasuk penelitian
saja.
deskritif kualitatif sebab menggambarkan
Dengan menggunakan permainan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterap-
tradisional lompat tali dapat melatih ke- kan dan bagaimana hasil yang diinginkan
mampuan anak menggerakkan tubuh, melatih dapat dicapai, yaitu meningkatkan per-
ketangkasan dan kelincahan anakdalam kembangan motorik kasar anak melalui
permainan, meningkatkan kemampuan permainan lompat tali di TK Al-Hidayah
komunikasi dan melepaskan emosi anak. Plaosan.
Selain itu anak akan terlihat aktif dalam Dengan cara ini diharapkan data yang
pembelajaran pengembangan fisik motorik dan subyektif mungkin didapat demi kevalitan data
mempunyai minat dan motivasi untuk yang diperlukan. Sehingga penelitian ini
melakukan permainan tersebut dengan hati dilaksanakan berimplikasi terhadap peningkat-
yang menyenangkan. an motorik kasar anak melalui permainan
Tujuan penelitian ini adalah bahwa tradisonal. Dalam pelaksanakan penelitian
upaya meningkatkan motorik kasar anak dapat selalu diadakan pengamatan juga data hasil
menggunakan permainan tradisional karena penelitian. Guru sangat dituntut pada tahap ini,
permainan tradisional sangatlah bermanfaat karena peran guru dalam melakasanakan
bagi anak. Oleh karena itu, timbul dorongan penlitian tidak hanya sebagai pengajar tetapi
peneliti untuk meneliti “Upaya Meningkatkan sekaligus sebagai peneliti.
Perkembangan Motorik Kasar (Melompat)
Anak Melalui Permainan Tradisional Lompat Rancangan Penelitian
Tali Pada Kelompok B di TK Al-Hidayah Penelitian ini menggunkan penelitian
Plaosan. Kualitatif. Rancangan penelitian tindakan kelas
ini terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,
Permainan Lompat Tali tindakan, observasi, dan refleksi. Jika pada
Permainan Lompat Tali (Lompat Karet) siklus pertama belum didapatkan perkembang-
Permainan lompat tali adalah permainan yang an motorik kasar (melompat) dengan baik,
menyerupai tali yang disusun dari karet maka dilanjutkan pada siklus ke 2 dan
gelang, ini merupakan permainan yang seterusnya sampai tujuan tercapai. Aspek
terbilang sangat populer sekitar tahun 70-an yang diamati dalam setiap siklusnya adalah
sampai 80-an, menjadi favorit saat keluar main kegiatan peserta didik saat mengikuti
di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. permainan lompat tali untuk menin gkatkan
Menurut Harsono (1988:45) Permainan perkembangan motorik kasar (melompat) anak
lompat tali adalah permainan melompat di TK Al-Hidayah Plaosan.
dengan haling rintang berupa tali yang terbuat
dari karet yang dirajut menjadi panjang. 777 Teknik Pengumpulan Data
Permainan lompat tali diberikan pada siswa Dalam penelitian ini peneliti meng-
dengan tujuan meningkatkan kemampuan gunakan observasi, dokumentasi, dan wawan-
kerja dari otot tungkai, dimana otot tungkai cara. Peneliti mengamati, menndokumentasi-
tersebut akan mengalami perubahan akibat kan dan melakukan wawncara pada saat anak
permainan yang diberikan. Lebih lanjut melakukan permainan lompat tali.
menurut Anggaini Sudono, lompat tali/skipping
sudah bisa dimainkan semenjak anak usia dini
Instrumen Penelitian
(TK). Jadi sekitar 4-5 tahun karena motorik
Ada beberapa instrument observasi
kasar mereka telah siap. Apalagi bermain tali
yang digunakan untuk mengumpulkan data

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNS & ISPI JAWA TENGAH 2015 36


PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendidikan Jurnal Bereputasi”
Kerjasama Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan, Program Studi S-2 Pendidikan Luar Biasa
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ISPI Wilayah Jawa Tengah
Surakarta, 21 November 2015
ISBN: 978-979-3456-52-2

anatara lain dengan angket, wawancara dan 13,33% dalam kategori Belum Ber-
observasi. Melalui observasi ini peneliti dapat kembang (BB).
mengetahui secara langsung keaktifan siswa b. Kekuatan Tubuh Anak
dalam mengikuti permainan lompat tali di TK Hasil persentase rata-rata
Al-Hidayah Plaosan. pada aspek kekuatan tubuh anak,
terdapat 28,33% dalam kategori
Berkembang Sangat Baik (BSB), ada
Analisis Data
18,34% dalam kategori Berkembang
Data yang dikumpulkan dalam
Sesuai Harapan (BSH), ada 33,33%
penelitian ini berupa angka-angka. Data
dalam kategori Mulai Berkembang
tersebut diperoleh dari (Sumber Arikunto,
(MB), dan 20,00% dalam kategori
2006)
Belum Berkembang (BB).
P = F/N x 100%
c. Kelincahan
Keterangan: Hasil persentase rata-rata
P= Presentase pada aspek kelincahan, terdapat
F= Frekuensi Jawaban 38,33% dalam kategori Berkembang
N= Jumlah jawaban yang direspon Sangat Baik (BSB), ada 25,83%
dalam kategori Berkembang Sesuai
HASIL DAN PEMBAHASAN Harapan (BSH), ada 24,16% dalam
kategori Mulai Berkembang (MB), dan
Proses analisis data sebagai hasil dari
ada 11,67% dalam kategori Belum
penelitian, meliputi keseimbangan, kekuatan
Berkembang (BB).
tubuh anak, dan kelincahan.

Siklus I Siklus II
Peneliti melakukan perencanaan Adapun hasil pengamatan untuk
permainan sebagai tujuan untuk meningkatkan dalam melatih keseimbanganadalah setelah
perkembangan motorik kasar anak(melompat). dilakukannya pengamatan kembali, terdapat
Peneliti juga menyiapkan media permainan, (90%) pada kategori berkembang sangat baik,
mempersiapkan observer, dan mempersipkan jumlah ini menunjukkan adanya peningkatan
penilaian. kemampuan pemahaman anak tentang
Kegiatan pada tahap pelaksanaan melompat tali yang benar sehingga mereka
siklus 1 adalah: anak diajak untuk berbaris dapat melakukannya dengan baik. Terdapat
diluar kemudian bermain lompat tali. Guru (10%) untuk kategori berkembang sesuai
menjelaskan cara permainannya dan harapan, hal ini dikarenakan kondisi
mempraktekkan terlebih dahulu. kebugaran tubuh anak sehingga mereka
Pengamatan dilaksanakan oleh kurang kosentrasi dlam menjaga 779
peneliti dan guru kelas sebagai kolaborator. keseimbangan tubuh saat melompat akibatnya
Pengumpulan data pada penelitian ini mereka menyentuh tali saat melompat.
dilakukan dengan mengobservasi ketika anak Sedangkan pada kategori mulai berkembang
bermain lompat tali meliputi keseimbangan, dan kategori belum berkembang, tidak
kekuatan tubuh anak, dan kelincahan. terdapat anak. Hal ini membuktikan bahwa
a. Keseimbangan setelah dilakukannya pengulangan, kese-
Hasil persentase rata-rata imbangan tubuh anak ketika bermain lompat
pada aspek keseimbangan, terdapat tali, berkembang sesuai dengan yang diharap-
58,33% dalam kategori Berkembang kan.
Sangat Baik (BSB), ada 18,33% Kekuatan Tubuh Anak, setelah di-
dalam kategori Berkembang Sesuai lakukannya pengulangan dan setelah
Harapan (BSH), ada 10,00% dalam dilakukan pengulangan, terdapat (80%) pada
kategori Mulai Berkembang (MB), dan kategori berkembang sangat baik, jumlah ini

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNS & ISPI JAWA TENGAH 2015 37


PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendidikan Jurnal Bereputasi”
Kerjasama Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan, Program Studi S-2 Pendidikan Luar Biasa
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ISPI Wilayah Jawa Tengah
Surakarta, 21 November 2015
ISBN: 978-979-3456-52-2

menunjukkan peningkatan karena anak-anak ada suatu peningkatan yang baik dalam
sudah memahami cara menggunakan perkembangan motorik kasar (melompat) anak
kekuatan tubuh mereka untuk melompat tali melalui permainan lompat tali. Sehingga dapat
tanpa menyentuh tali tersebut. Terdapat (20%) digaris bawahi bahwa teknik permainan lompat
pada kategori berkembang sesuai harapan, tali dapat meningkatkan perkembangan
karena anak bisa melompati tali setinggi motorik kasar anak pada siswa TK Al-Hidayah
pinggang anak tapi masih menyentuh tali Plaosan Tahun 2015-1016.
tersebut. Sedangkan pada kategori mulai 1) Bagi Kepala RA Bertanggung jawab dalam
berkembang dan kategori belum berkembang, hal memperhatikan penyediaan sarana
tidak terdapat anak. Oleh karena itu, perlu dan prasarana, sehingga pembelajaran
adanya pengulangan dan latihan sehingga dalam upaya melatih kemampuan motorik
anak dapat meningkatkan kekuatan tubuh kasar pada anak melalui kegiatan bermain
mereka ketika melompat tali sehingga dapat dapat terfasilitasi dengan baik. Selain itu
berkembang sesuai yang diharapkan. kegiatan bermain juga menjadi lebih
Kelincahan,setelah adanya pengulangan dan bervariatif, dengan adanya sarana dan
pembelajaran yang dapat melibatkan anak prasarana yang memadai.
secara langsung agar dapat diketahui sejauh 2) Bagi Guru dapat menggunakan bermain
mana anak dapat memahami pembelajaran lompat tali, sebagai cara dalam
yang diberikan khusunya aspek kelincahan. mengembangkan kemampuan motorik
Adapun hasil yang diperoleh terdapat (70%) kasar pada anak. Karena dengan bermain
untuk kategori berkembang sangat baik, lompat tali yang dilakukan dalam
karena kondisi fisik anak dalam keadaan penelitian ini, terbukti dapat melatih
bugar dan telah melakukan latihan lompat tali kemampuan motorik kasar pada anak
secara intensif sehingga kelincahan anak kelompok B.
dalam melompat sudah cukup baik. Terdapat 3) Bagi anak agar lebih giat dalam melatih
(20%) pada kategori berkembang sesuai 781 kemampuan motorik kasar anak terutama
harapan, karena masih ada anak yang melompat tali.
tergangggu kosentrasinya sehingga dalam
melompat tali ia tidak dapat menggunakan
waktu 20 detik untuk melakukakan beberapa
lompatan tali. Terdapat (5%) pada kategori DAFTAR PUSTAKA
mulai berkembang dan terdapat (5%) pada
kategori belum berkembang, ini karena kondisi Arikunto, Suharsini, 2006. Prosedur Penelitian.
fisik anak yang tidak mendukung sehingga Jakarta:PT. Rineka Cipta.
tidak terjadi perubahan dalam kelincahan
Harsono, 1988. Permainan Lompat Tali.
melompat tali.
Jakarta: Grasindo.
SIMPULAN DAN SARAN Santrock, J. W. 2002. Life-span Development
Setelah membuat penelitian di TK Al- (Perkembangan Masa Hidup). Edisi ke-
Hidayah Plaosan. Setelah dilaksanakan 5. Jakarta: Erlangga.
pengembangan melalui siklus I dan siklus II,

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNS & ISPI JAWA TENGAH 2015 38


PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendidikan Jurnal Bereputasi”
Kerjasama Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan, Program Studi S-2 Pendidikan Luar Biasa
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ISPI Wilayah Jawa Tengah
Surakarta, 21 November 2015
ISBN: 978-979-3456-52-2

ANALISIS PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TERHADAP


PERKEMBANGAN KOMUNIKASI ANAK USIA 4 – 5 TAHUN DI PAUD
MELATI 1 TAHUN AJARAN 2015/2016

Anik Yuliarti
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, FIP, IKIP PGRI Madiun
e-mail: hasnna_rilova@yahoo.com

ABSTRAK

Bermain merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan, sebab anak
memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan aktivitas yang dilakukan. Pembelajaran
anak usia dini awalnya menggunakan model klasikal dimana guru lebih berperan aktif dalam proses
pembelajaran dan anak hanya sebagai pendengar atau penerima informasi sehingga anak tidak bisa
atau kurang mengembangkan daya fikir dan imajinasinya karena anak tidak ada kesempatan atau
tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan dirinya sendiri. Namun dengan adanya
pembelajaran sentra peran diharapkan pembelajaran ini anak harus memerankan suatu tokoh
tertentu dengan tema dan kegiatan yang direncanakan oleh guru. Dengan pembelajaran sentra
diharapkan pembelajaran dapat lebih bermakna bagi bagi anak itu sendiri karena anak akan berperan
aktif untuk memerankan kegiatan yang akan dilakukan sehingga anak dapat mengembangkan
imajinasinya, dan belajar mengendalikan emosi selain itu dengan kegiatan bermain peran anak dapat
mengembangkan aspek bahasa dalam komunikasi tentunya. Dimana anak dengan bermain peran
akan melakukan komunikasi antara lawan mainnya dengan begitu akan menambah kosa kata yang
dimiliki anak dan membantu anak lebih lancar dalam berkomunikasi.

Kata kunci: bermain, komunikasi, anak usia dini.

PENDAHULUAN
Perkembangan (development) me- memungkinkan kita untuk berkomunikasi satu
rupakan proses bertambahnya kemampuan sama lain. Tahap Perkembangan bahasa di
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang tahun pertama kehidupan disebut fase
bersifat lebih kompleks dengan pola yang pralinguistik atau prabahasa. Di atas usia tiga
teratur dan dapat diramalkan, hal ini atau empat tahun, anak belajar menyusun
merupakan hasil dari proses pematangan. kata-kata untuk membentuk kalimat
Peristiwa perkembangan ini biasanya sederhana kemudian diikuti kalimat gabungan
berkaitan dengan masalah psikologis seperti yang masuk akal karena anak telah belajar
kemampuan gerak kasar dan halus, konstruksi tata bahasa yang tepat. Antara lima
intelektual, sosial dan emosional. Per- sampai tujuh tahun, sebagian besar anak telah
kembangan seorang anak juga dipengaruhi terampil menyampaikan pemikiran dan
oleh berbagai faktor seperti: Faktor dalam diri gagasan mereka secara lisan. Pada usia ini
(internal), Faktor lingkungan (eksternal) anak umumnya sudah menguasai 14.000 kata
MacWhinney, 1999 (Allen, 2010:30) atau lebih, yang mungkin dapat berkembang
mengatakan perkembangan berbahasa yang menja dua atau tiga kali lipat selama fase
normal bersifat teratur, bertahap dan anak menengah, tergantung pada lingkungan
bergantung pada kematangan dan kesempat- berbahasa anak.
an belajar. Bahasa seringkali didefinisikan Semua anak usia dini tanpa me-
sebagai sebuah sistem simbol, secara lisan, mandang usia mereka belajar dengan sangat
tertulis dan dengan menggunakan gerak tubuh baik melalui bermain (Phelps, 2005: P:1).
(seperti melambaikan tangan untuk me- Dalam bermain, anak membuat pilihan,
manggil, gemetaran karena ketakutan), yang memecahkan masalah, berkomunikasi, dan

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNS & ISPI JAWA TENGAH 2015 39


PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
“Meretas Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendidikan Jurnal Bereputasi”
Kerjasama Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan, Program Studi S-2 Pendidikan Luar Biasa
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ISPI Wilayah Jawa Tengah
Surakarta, 21 November 2015
ISBN: 978-979-3456-52-2

bernegosiasi. Mereka menciptakan peristiwa dengan teman lebih banyak, agresi menurun,
khayalan, melatih keterampilan fisik, sosial, empati lebih banyak, lebih imajinatif, rentang
dan kognitif. Saat bermain anak dapat perhatian lebih panjang, kemampuan
mengekspresikan dan melatih emosi dari perhatian lebih besar, dan kinerja tugas-tugas
pengalaman dan kejadian yang mereka temui percakapan lebih banyak. (Wolfgang, Bea
setiap hari. Melalui main bersama dan Mackender, and Mary E. Wolfgang, 1981, p. 7-
mengambil peran berbeda, anak me- 8).
ngembangkan kemampuan melihat sesuatu Maka dapat disimpulkan bahwa
dari sudut pandang orang lain dan terlibat dengan menggunakan kegiatan bermain peran
dalam perilaku pemimpin atau pengikut – menjadi sebuah milieum yang tak tertandingi
perilaku yang akan diperlukannya saat bergaul dalam mendukung perkembangan berbagai
ketika dewasa. aspek terutama dalam perkembangan bahasa
Sentra bisa diartikan sebagai suatu atau komunikasi dan belajar anak. Ini juga
wadah yang disiapkan guru bagi kegiatan alasan mengapa anak usia dini memerlukan
bermain anak. Melalui serangkaian kegiatan waktu main lebih besar dalam sepanjang
main tersebut, guru mengalirkan materi harinya karena dengan bermain peran anak
pembelajaran yang telah disusun. Rangkaian akan belajar untuk mengekspresikan emosi,
kegiatan itu harus saling berkaitan dan saling bahasa atau komunikasi kreatifitasnya. Jika
mendukung untuk mencapai tujuan belajar anak belajar dengan bermain, maka ia akan
harian dan tujuan belajar pada semua sentra memiliki ketahanan belajar lebih baik jika
dalam satu hari harus sama. Setiap sentra dibandingkan dengan yang sering dilakukan
mengacu pada tujuan pembelajaran yang dengan kegiatan belajar seperti biasanya.
telah direncanakan guru. Kegiatan sentra Dengan melihat kondisi tersebut hendaknya
dijalankan dengan tema-tema belajar yang dilakukan pengelolaan terhadap kegiatan
telah ditentukan dan akan berganti dalam bermain anak dengan baik, tujuannya adalah
periode tertentu. Setiap sentra juga secara agar kegiatan bermain dapat diarahkan untuk
terpadu membangun anak dengan mem- mengembangkan kemampuan anak.
berikan kesempatan kepada anak untuk
melakukan tiga (3) jenis main, yaitu main
sensorimotor, main peran, dan main DAFTAR PUSTAKA
pembangunan.
Dhieni, Nurbiana.dkk. 2009. Metode
Main peran merupakan pengalaman
Pengembangan Bahasa. Jakarta:
penting yang mendukung perkembangan anak
Universitas Terbuka.
secara keseluruhan; kognisi, sosial, emosi,dan
Majid, Abdul.2013. Strategi Pembelajaran.
bahasa. Smilansky dan peneliti lain (1990)
Bandung: Remaja Rosdakarya.
seperti dikuti Phelps mengembangkan sebuah
Modul. 2009. Direktorat Jenderal Pendidikan
alat penilaian main peran dan menggunakan
Non Formal dan Informal Program
alat ini untuk mengamati anak-anak. Ia
Pendidikan dan Pengembangan anak
menemukan bahwa kemampuan anak
usia Dini. Madiun: Dinas Pendidikan
bermain peran berkaitan langsung dengan
Kabupaten Madiun.
pengungkapan kata-kata yang lebih baik, kosa
http://www.wisdomhypnotherapy.com/kunci-
kata yang lebih kaya, pemahaman bahasa
sukses-komunikasi-%E2%80%9
lebih tinggi, strategi pemecahan masalah lebih
Cbawah-sadar%E2%80%9D (1 maret
baik, lebih ingin tahu, kemampuan melihat
2012)
sudut pandang orang lain lebih baik,
http://pratanti.wordpress.com/2007/08/18/%E2
kemampuan intelektual lebih tinggi, bermain
%80%9 (1 maret 2012)

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNS & ISPI JAWA TENGAH 2015 40

Anda mungkin juga menyukai