Anda di halaman 1dari 11

LTM PBL ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM

MEILINDA TRI RATNASARI

Mahasiswa Program Studi S1 Ekstensi Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

*Email: meilindatrir@gmail.com

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM

Kejang demam adalah kejang yang disebabkan kenaikan suhu tubuh lebih dari 38,40°c
tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit akut pada anak berusia
di atas 1 bulan tanpa riwayat kejang sebelumnya (IDAI, 2009). Kejang demam selama ini
merupakan tipe kejang yang umumnya sering ditemukan pada anak-anak terutama pada
usia balita. Di Amerika Serikat, Amerika Selatan, dan Eropa Barat sekitar 2-5% anak-anak
menderita kejang demam di bawah usia 5 tahun ( Hockenberry, 2015)

Kejang demam pada anak membutuhkan penanganan yang tepat dan segera untuk
mencegah terjadinya kejang berulang. Pencegahan infeksi, demam, dan cedera menjadi
fokus utama dalam pemberian asuhan keperawatan kejang demam pada anak (Sara,
2002; Wong, 2009). Edukasi parental merupakan hal penting untuk diberikan karena
mayoritas orang tua umumnya percaya bahwa kejang demam adalah peristiwa yang
mengancam jiwa, dan sebagian orang tua tidak tahu apa yang harus dilakukan selama
episode kejang demam (Kayserili et al., 2008). Untuk itu dalam LTM kali ini akan di bahas
mengenai bagaimana pengkajian dan menentukan masalah keperawatan dengan kasus
kejang demam.

Kasus :

Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun BB 14kg. anak dibawa ke puskesmas oleh ibunya.
Anak memiliki riwayat demam 39 Drajat C dalam 24 jam terakhir dan sudah mengalami
kejang tonik klonik dua kali pada hari yang sama. Saat dilakukan pengkajian di puskesmas
keadaan anak baik suhu 38,5 C. dari pengkajian lanjutan diperoleh data bahwa anak baru
kali ini mengalami kejang. Saat anak kejang ibu mengaku panik karena hanya berdua
dengan anaknya saat itu. Ibu segera berlari ke luar untuk mencari pertolongan dan
meninggalkan anak yang kejang dilantai.
A. PENGKAJIAN
Data yang diperoleh dari pengkajian klien dengan kejang demam meliputi:

DATA SUBYEKTIF

1. Identitas Klien
a. Nama : An. M
b. Umur : 3 th
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Berat Badan : 14 Kg
e. Tinggi Badan : 89 cm
f. Alamat : pondok cina
g. Agama : Islam
h. Suku : jawa
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. Y
b. Umur : 33 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Hubungan

3. Keluhan Utama : Demam


4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien An. M datang ke Puskesma dengan keluhan kejang dan demam. Anak
memiliki riwayat demam 39 Drajat C dalam 24 jam terakhir dan sudah mengalami
kejang tonik klonik dua kali pada hari yang sama. Saat dilakukan pengkajian di
puskesmas keadaan anak baik suhu 38,5 C, N: 128x/menit, RR: 30x/menit.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan An.M pernah sakit pilek dan batuk. Keluarga pasien hanya
membawa ke bidan atau dokter saat An. M sakit. Sebelumnya pasien belum pernah
mengalami kejang.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah mengalami kejang.
Keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti asma, DM,
hipertensi maupun penyakit menular seperti HIV/AIDS , TBC, Hepatitis dll.
d. Riwayat Kehamilan
Anak laki-laki dari ibu G2 P2 A0. Ibu pasien mengatakan saat hamil ibu pasien
mengalami mual muntah tetapi hanya pada trimester I dan biasanya hanya pada
pagi hari. Pada Trimester ke III ibu mengalami nyeri punggung dan tulang
belakang. Ibu pasien tidak pernah jatuh saat hamil pasien mengatakan rutin
memeriksakan kehamilannya ke dokter kandungan yang dekat dari rumahnya dan
melakukan imunisasi TT di dokter tersebut. Selama hamil ibu pasien mengatakan
hanya mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter dan tidak pernah
mengkonsumsi jamu tradisional
e. Riwayat Persalinan
Ibu pasien mengatakan An. M lahir secara normal dan spontan dibantu oleh bidan.
Tidak ada kelainan bawaan dan tidak mempunyai gangguan selama proses
persalinan. Pasien lahir pada usia kehamilan 38 minggu, setelah lahir pasien
langsung menangis, BBL : 3100 gram, PB:48 cm.
f. Riwayat Imunisasi
Pasien sudah mendapat imunisasi lengkap : hepatitis, campak, BCG, Polio I, II, III
dan DPT I, II, III
g. Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu pasien mengatakan pasien tidak mengalami keterlambatan dalam proses
tumbuh kembang. Perkembangan motorik kasar : pasien mampu merangkak,
duduk, latian berjalan, Motorik halus : mencorat-coret

5. Pola nutrisi
Ibu pasien mengatakan An. M nafsu makannya baik, An. M senang minum susu
formula, air putih dan the, makan 3x/hari dan tidak terlalu suka dengan sayur
6. Pola Eliminasi
BAB 1x sehari warna kuning konsistensi lembek berbau khas, BAK 6-7x perhari
warna kuning jernih berbau khas.
7. Pola Aktivitas / Latihan
pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuannya dengan aktif.
8. Pola Istirahat / tidur
Pasien tidur ± 9-10 jam sehari, tidur siang ± 2 jam
9. Pola Perseptif Kognitif
Sebelum sakit : pasien dapat melihat dengan normal dan bisa mendengarkan dengan
jelas, menengok bila dipanggil, dalam pengecapan klien tidak ada masalah pasien
bisa mengecap makanan dengan baik.
10. Pola Konsep Diri
Ibu pasien mengatakan sangat khawatir dan cemas, terutama saat anaknya rewel
dan demamnya naik serta kejang. Ibu pasien juga mengatakan khawatir kalau
anaknya kejang kembali

DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik
TTV
Nadi : 128 x/menit
Suhu : 38,5˚C
RR : 30 x/menit
BB : 14 Kg
TB : 89 cm
Kepala : mesocephal, tidak ada benjolan maupun edema, rambut bersih dan
berwarna hitam, ubun ubun sudah keras dan menyatu, tidak ada tanda-tanda TIK
Mata : konjungtiva anemis, sklera anikterik, reflex pupil positif dan
penglihatan normal
Hidung : tidak ada polip, tidak terlihat pernafasan cuping hidung,
Mulut : Membran mukosa bibir tampak pucat, tidak ada kandidiasis pada lidah
maupun rongga mulut,lidah dapat bergerak bebas
Telinga : normal, bersih
Leher : Leher tampak simetris, tidak teraba adanya massa dan tidak ada pembesaran
kelenjar limfe. Tidak ada kesulitan untuk menelan makanan atau minuman.
Paru
Inspeksi : tidak terdapat tarikan dinding dada ke dalam, dada simetris
Palpasi : vocal fremitus seimbang sinistra-dextra, pengembangan paru
simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada ronkhi
Jantung
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : tidak terdapat pembesaran jantung, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 dan S2 bunyi reguler, tidak ada suara tambahan
Abdomen
Inspeksi : bentuk cembung, tidak ascites, tidak ada benjolan
Auskultasi : bising usus 30 x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, cubitan perut kembali cepat
Perkusi : timpani
Genetalia : normal
Ekstremitas :
Atas : akral hangat, CRT < 2 detik dan tidak ada gangguan gerak
Bawah : tidak ada gangguan gerak.
Kulit : turgor kulit elastis
B. ANALISA DATA

ANALISA MASALAH ETIOLOGI DIAGNOSA


Data Subjektif : Peningkatan laju Di Hipertermia
metabolisme
- Ibu klien mengatakan
klien mempunyai
riwayat demam 39 C
24 jam terakhir

- Ibu Klien mengatakan


saat demam 39 C
klien kejang 2 kali
dirumah
Data Objektif :

- Suhu saat ini 38,5 ˚C

- Kulit teraba hangat


- Kulit tampak
kemerahan

Data Subjektif :
Risiko defisien
- Ibu pasien mengatakan Gangguan mekanisme
volume cairan
pengaturan
klien mempunyai
riwayat demam 39 C
24 jam terakhir

- Ibu klien mengatakan


pasien BAK normal
Data Obyektif :
- Mata anak tidak
terlihat cekung

- Bibir terlihat kering

- Turgor kulit masih


baik

- BB saat ini 14 Kg

- Suhu saat ini 38,5 C


Data Subjektif : Gangguan Fungsi Risiko Cedera
Kognitif
- Ibu klien mengatakan
klien sudah mengalami
kejang tonik klonik
dua kali pada hari yang
sama

- Saat anak kejang ibu


mengaku panik karena
hanya berdua dengan
anaknya saat itu. Ibu
segera berlari ke luar
untuk mencari
pertolongan dan
meninggalkan anak
yang kejang dilantai.

Data objektif :

- Anak terlihat menangis


aktif dan tidak mau
lepas dari ibunya

- Ibu mengatakan anak


pertama kali anaknya
mengalami kejang

- Suhu tubuh anak saat


ini 38,5 C
ORANG TUA
ANALISA MASALAH ETIOLOGI DIAGNOSA
Data Subjektif : Ancaman pada status Ansietas
terkini
- Anak memiliki riwayat
demam 39 Drajat C
dalam 24 jam terakhir
dan sudah mengalami
kejang tonik klonik dua
kali pada hari yang
sama
- Ibu klien mengatakan
anak baru kali ini
mengalami kejang
- Ibu klien mengatakan
Saat anak kejang ibu
mengaku panik karena
hanya berdua dengan
anaknya saat itu. Ibu
segera berlari ke luar
untuk mencari
pertolongan dan
meninggalkan anak
yang kejang dilantai.
Data Objektif :
- Raut wajah ibu terlihat
panik
- Ibu menanyakan hal-hal
mengenai anaknya
berulang kali
Data subjektif : Kurang informasi Defisien pengetahuan
- Ibu klien mengatakan
anak baru kali ini
mengalami kejang
- Ibu klien mengatakan
saat kejang ibu berlari
ke luar untuk mencari
pertolongan dan
meninggalkan anak
yang kejang dilantai
Data objektif :
- Ibu menanyakan hal-hal
mengenai anaknya
berulang kali

C. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul Pada Kasus Kejang Demam Pada
Anak Menurut NANDA 2018-2020 :
Untuk Anak :

1. Hipertermia berhubungan dengan Peningkatan laju metabolism


2. Risiko defisien volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
pengaturan
3. Risiko Cedera berubungan dengan gangguan fungsi kognitif

Untuk Orang tua :

1. Ansietas berhubungan dengan Ancaman pada status terkini


2. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Refrensi :
- Bowden, V. R & Greenberg, C. S. (2010). Children and their families : the
continuum of care. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins
- Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2015). Wong’s nursing care of infants and
children, 10th ed. Missouri : Elsevier
- Herdman,T.Heather. (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC.
- IDAI. (2009). Kejang Demam Pada Anak. Jakarta: IDAI.
- Kayserili, E., et al, 2008. Parental Knowledge and Practices Regarding Febrile Convulsion
in Turkish Children. Turkish Journal Medicine Science, 38(4): 343-350.
- Wong, D, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai