Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL

TENTANG HIV/AIDS DENGAN SIKAP TERHADAP


PROVIDER INITIATED TEST AND COUNSELLING
(PITC) DI PUSKESMAS SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Siti Yuriah
1810104364

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
ii
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL
TENTANG HIV/AIDS DENGAN SIKAP TERHADAP
PROVIDER INITIATED TEST AND COUNSELLING
(PITC) DI PUSKESMAS SLEMAN
YOGYAKARTA
Siti Yuriah, Mei Muhartati
Email: siti.yuriah.xia313@gmail.com

Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan


tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome merupakan kumpulan
gejala penyakit yang mengakibatkan menurunnya sistem kekebalan tubuh. HIV dan
AIDS menjadi permasalahan kesehatan masyarakat global, apabila tidak segera
mendapatkan penanganan memberikan dampak komplikasi seperti TBC, meningitis
kriptokokus, infeksi bakteri, limfoma, sarkoma kaposi hingga kematian. Infeksi HIV
pada ibu hamil dapat menularkan kepada bayinya. Puskesmas Sleman Yogyakarta
terdaftar penderita 2 ibu hamil positif HIV pada 2018 yang terdeteksi dari hasil tes PITC.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil
dengan sikap terhadap PITC di Puskesmas Sleman Yogyakarta. Penelitian
menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah
populasi 312 dengan sampel 76 responden ibu hamil yang sudah melakukan
pemeriksaan PITC. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Quota Sampling
pada semua ibu hamil. Pengolahan data dengan analisa bivariat menggunakan Kendall
Tau. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara hubungan tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang HIV/AIDS dengan sikap terhadap PITC di Puskesmas
Sleman Yogyakarta dengan p value (0,001) dan r koefisien korelasi sebesar 0,360
menunjukkan hubungan keeratan rendah. Sebagian besar responden memiliki tingkat
pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS dan mempunyai sikap baik terhadap PITC.
Diharapkan bidan mampu meyakinkan ibu hamil untuk mejalani skrining HIV/AIDS dan
meningkatkan promosi tentang HIV/AIDS.

Human Immunodeficiency Virus is a virus that attacks the human immune system.
Whereas Acquired Immunodeficiency Syndrome is a collection of symptoms of a
disease that results in a decrease in the immune system. HIV and AIDS is a global public
health problem, if it is not immediately treated, it will have complications such as
tuberculosis, cryptococcal meningitis, bacterial infections, lymphomas, Kaposi's sarcoma
to death. HIV infection in pregnant women can spread to their babies. Sleman
Yogyakarta Public Health Center registered patients with 2 HIV positive pregnant
women in 2018 which were detected from the results of the PITC test. This study aims to
determine the relationship of the level of knowledge of pregnant women with attitudes
towards PITC in Sleman Yogyakarta Puskesmas. Research using quantitative methods
with Cross Sectional approach. Total population of 312 with a sample of 76 pregnant
women respondents who had conducted a PITC examination. The sampling technique
was done by Quota Sampling on all pregnant women. Data processing by bivariate
analysis using Kendall Tau. The results showed that there was a significant relationship
between the level of knowledge of pregnant women about HIV / AIDS with attitudes
toward PITC in Sleman Yogyakarta Puskesmas with p value (0.001) and r correlation
coefficient of 0.360 indicating a low closeness relationship. Most respondents have a
good level of knowledge about HIV / AIDS and have a good attitude towards PITC. It is
hoped that midwives will be able to convince pregnant women to undergo HIV / AIDS
screening and increase promotion of HIV / AIDS.

iii
PENDAHULUAN Insiden tersebut masih di bawah angka

Human Immunodeficiency global, namun berada di atas angka rata-

Virus (HIV) merupakan virus yang rata wilayah Asia Tenggara (0,08 per

menyerang sistem kekebalan tubuh 1000 penduduk). Bahkan menempati

manusia. Sedangkan Acquired urutan tertinggi ketiga ODHA di wilayah

Immunodeficiency Syndrome (AIDS) Asia Pasifik setelah India dan China.

merupakan kumpulan gejala penyakit Kematian karena AIDS juga dilaporkan

yang dapat mengakibatkan meningkat 68% di tahun 2016. Kondisi

menurunnya sistem kekebalan tubuh ini menjadi tantangan berat Indonesia

yang disebabkan oleh virus HIV untuk mencapai tujuan SDGs di tahun

(InfoDatin, 2016).1 2030 (WHO, 2018).3

HIV dan AIDS masih Daerah Istimewa Yogyakarta

menjadi permasalahan kesehatan (DIY) menempati urutan ke-9 sebagai

masyarakat secara global. Masalah provinsi dengan penderita HIV-AIDS.

kesehatan tersebut apabila tidak segera Pada tahun 2016 berjumlah 4.317 kasus

mendapatkan penanganan dapat HIV dan meningkat pada tahun 2017

memberikan dampak komplikasi yaitu 5.412 kasus. Jumlah kumulatif

seperti TBC, meningitis kriptokokus, HIV/AIDS di Kabupaten Sleman tahun

infeksi bakteri, limfoma, sarkoma 2016 sebesar 1220 kasus (868 kasus HIV

kaposi hingga kematian (WHO, 2018). dan 352 kasus AIDS). Kabupaten

Walaupun insiden HIV menurun dari Sleman menempati posisi tertinggi

0,40 per 1000 penduduk menjadi 0,26 dibandingkan kabupaten lainnya di DIY

per 1000 penduduk di tahun 2016, (Dinkes DIY, 2017).4

namun kecenderungannya masih Risiko seorang ibu menularkan

memprihatinkan. Hingga akhir tahun HIV kepada bayinya diperkirakan 5-10%

2017, WHO melaporkan terdapat selama kehamilan, 10-20% selama

sekitar 36,9 juta orang dengan persalinan dan 5-20% melalui

HIV/AIDS (ODHA), 940.000 kematian menyusui. Jika tanpa intervensi

karena HIV dan 1,8 juta orang pencegahan, tingkat penularan HIV dari

terinfeksi baru akibat HIV (UNAIDS, ibu ke anak bervariasi apabila tidak

2018).2 menyusui 15%-30% dan 30%-45%

Di Indonesia, insiden HIV dengan menyusui berkepanjangan

mencapai 0,19 per 1000 penduduk. (WHO, 2014). 5


Provider Initiated Test and

1
Counselling (PITC) adalah program Data Dinkes Sleman
pencegahan penularan dari ibu menunjukkan dari 25 Puskesmas di
pengidap HIV ke bayi yang kabupaten Sleman, Puskesmas Sleman
dikandungnya dengan cara mendeteksi dan Puskesmas Pakem menempati
dini melalui konseling dan tes HIV. urutan terbanyak dengan 2 penderita ibu
PITC dan Tes HIV Sukarela hamil yang positif HIV (Dinkes Sleman,
dilaksanakan dilayanan kesehatan 2018). Dari hasil studi pendahuluan pada
dasar salah satunya di Puskesmas, tanggal 20 Desember 2018 di Puskesmas
dilakukan di poliklinik KIA/KB dengan Sleman dengan teknik wawancara
sasaran ibu hamil (Depkes R1, 2016).6 didapatkan 8 ibu hamil yang saat itu
Program layanan pencegahan datang untuk memeriksakan kehamilan
penularan HIV dari ibu ke anak (PITC) rutin, tujuh ibu hamil mengatakan sudah
ditawarkan kepada setiap ibu hamil melakukan tes HIV, karena ada
yang datang ke fasilitas pelayanan penawaran dari petugas kesehatan, ibu
kesehatan yang terintegrasi di layanan mengatakan menerima untuk melakukan
kesehatan ibu dan anak (KIA), sesuai pemeriksaan HIV dengan alasan untuk
dengan kebijakan Permenkes RI mendeteksi penyakit agar cepat
Nomor 52 Tahun 2017 tentang ditangani apabila terdeteksi penyakit
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan HIV dan satu ibu hamil mengatakan
Hepatitis B dari Ibu ke Anak dengan tidak pernah tes HIV karena ibu
membuat kebijakan dalam pelayanan beranggapan bahwa kehamilannya
promotif, preventif, kuratif, dan normal saja. Dari uraian diatas peneliti
rehabilitatif (Permenkes RI, 2017). tertarik untuk melakukan penelitian
Sesuai Permenkes Nomor 97 tahun dengan judul hubungan tingkat
2014 dalam pasal 10-11 tentang pengetahuan ibu hamil dengan sikap
pedoman pencegahan penularan HIV tentang PITC di Puskesmas Sleman
dari ibu ke anak, bahwa wewenang Yogyakarta.
bidan dalam pencegahan HIV adalah
BAHAN DAN METODE
menganjurkan mendeteksi dini adanya
Penelitian ini menggunakan
virus HIV dengan memberikan
rancangan penelitian kuantitatif dengan
konseling tentang penyakit menular
pendekatan cross sectional survey.
dan merujuk jika hasil test HIV positif
Populasi dalam penelitian ini adalah 312
khususnya ibu hamil (Permenkes RI,
responden dengan sampel 76 responden
2014).7

2
ibu hamil yang sudah melakukan Puskesmas Sleman Yogyakarta
berdasarkan Pendidikan
pemeriksaan PITC. Metode
Presentase
Pendidikan Frekuensi
pengambilan sampel menggunakan %
SD/Sederajat 13 17,1 %
quota sampling. Penelitian ini
SMP/Sederajat 17 22,7 %
dilakukan di Puskesmas Sleman SMA/Sederajat 34 44,7 %
Perguruan
Yogyakarta pada bulan Desember 12 15,8 %
Tinggi/Sederajat
2018 - Juni 2019. Alat ukur penelitian Total 76 100%
ini menggunakan pengisian kuesioner. (Sumber: Data Primer Puskesmas
Sleman, diolah 2019)
Analisa data penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan analisa Bivariat. mengenai pendidikan responden yang
terdapat pada tabel 4.2 dapat diketahui
HASIL
bahwa responden dalam penelitian ini
1. Analisis Univariat
mayoritas berpendidikan SMA yaitu 34
a. Karakteristik Responden
orang (44,7%).
1) Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur 3) Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur
Karakteristik Ibu Hamil di Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Puskesmas Sleman Yogyakarta Karakteristik Ibu Hamil di
berdasarkan Umur Puskesmas Sleman Yogyakarta
Umur Frekuensi Presentase berdasarkan Pekerjaan
(%) Pekerjaan Frekuensi Presentase %
< 20 tahun 5 6,6 Tidak
2 0-35 tahun 62 81,6 35 46,1
Bekerja
> 35 tahun 9 11,8 Bekerja 41 53,9
Jumlah 76 100 Jumlah 76 100
(Sumber: Data Primer Puskesmas (Sumber: Data Primer Puskesmas
Sleman, diolah 2019)
Berdasarkan hasil penelitian Sleman, diolah 2019)
mengenai umur responden yang Berdasarkan hasil penelitian
terdapat pada tabel 4.1 dapat diketahui mengenai pekerjaan responden yang
bahwa umur responden dalam terdapat pada tabel 4.3 dapat diketahui
penelitian ini mayoritas berumur 20-35 bahwa pekerjaan responden dalam
tahun berjumlah 62 responden (81,6%). penelitian ini mayoritas bekerja yaitu
berjumlah 41 responden (53,9%).
2) Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur b. Tingkat Tingkat Pengetahuan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Tentang HIV/AIDS
Karakteristik Ibu Hamil di

3
di Puskesmas Sleman Tingkat Sikap Terhadap PITC Total
Pengeta Baik Cukup Kurang
Yogyakarta
huan F % F % F % F %
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Hamil
Tentang HIV/AIDS di Puskesmas Tentan
Sleman Yogyakarta g
Pengetahuan Frekuensi Presentase HIV/AI
% DS
Baik 37 48,7% Baik 23 30,3 14 18,4 0 0 37 48,7
Cukup 25 32,9% Cukup 15 19,7 9 11,8 1 1,3 25 32,9
Kurang 14 18,4% Kurang 0 0 12 15,8 2 2,6 14 18,4
Jumlah 76 100% Jumlah 38 50,0 35 46,1 3 3,9 76 100
(Sumber: Data Primer Puskesmas (Sumber: Data Primer Puskesmas
Sleman, diolah 2019) Sleman, diolah 2019)
Berdasarkan tabel 4.4 pada Berdasarkan hasil analisis bivariat
variabel pengetahuan menunjukkan untuk mengetahui hubungan tingkat
bahwa pengetahuan ibu hamil tentang pengetahuan ibu hamil tentang
HIV/AIDS mayoritas baik yaitu HIV/AIDS dengan sikap terhadap PITC
berjumlah 37 responden (48,7%). pada tabel 4.6 terlihat bahwa 37
responden menunjukan tingkat
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap
Ibu Hamil Terhadap PITC di pengetahuan baik tentang HIV/AIDS, 23
Puskesmas Sleman Yogyakarta responden (30,3%) dengan pengetahuan
Sikap Frekuensi Presentase %
Baik 38 50,0% baik dan sikap yang baik, dan 14
Cukup 35 46,1% responden (18,5%) dengan pengetahuan
Kurang 3 3,9%
Jumlah 76 100% baik dan sikap yang cukup. Hasil analisis
(Sumber: Data Primer Puskesmas Kendall Tau bahwa p value 0,001 atau p
Sleman, diolah 2019) value < 0,05 maka Ho ditolak Ha
diterima yang berarti terdapat hubungan
2. Analisis Bivariat signifikan antara tingkat pengetahuan
ibu hamil tentang HIV/AIDS dengan
Tabel 4.6 Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang sikap terhadap PITC di Puskesmas
HIV/AIDS dengan Sikap
Sleman Yogyakarta. Hasil nilai koefisien
Terhadap PITC di Puskesmas
Sleman Yogyakarta korelasi sebesar 0,360 pada uji ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan
keeratan rendah (Arikunto, 2013).

4
PEMBAHASAN seseorang. Hasil penelitian
1. Karakteristik Responden menunjukkan bahwa responden
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar dengan kategori baik
ditinjau dari umur responden dapat disebabkan karena responden
sebagian besar reponden berumur paling banyak berpendidikan SMA.
20 – 35 tahun, umur tersebut Pendidikan SMA/SMK merupakan
tegolong reproduktif, hubungan pendidikan menengah tinggi
sosial responden yang masih muda (secondary education) yaitu memiliki
akan memperlancar proses interaksi pendidikan yang tinggi. Pendidikan
sosial karena tidak terhambat oleh mempengaruhi proses belajar,
kesehatan yang mulai menurun, semakin tinggi pendidikan seseorang,
sehingga informasi kesehatan maka semakin mudah orang tersebut
khususnya tentang HIV/AIDS dapat memperoleh informasi, baik dari
diperoleh dengan mudah. Menurut orang lain maupun media massa.
Kumalasari (2014) semakin cukup Semakin banyak informasi yang
umur akan mempengaruhi tingkat masuk, semakin banyak pula
kematangan dan kekuatan seseorang pengetahuan ibu tentang kesehatan.
akan lebih matang dalam berfikir Hal ini didukung oleh hasil penelitian
dan bekerja. Pengetahuan juga akan Mwamwenda (2015) yang
dipengaruhi dari pengalaman, baik menyimpulkan adanya hubungan
pengalaman langsung maupun antara tingkat pendidikan dengan
pengalaman orang lain.8 pengetahuan tentang HIV/AIDS.
Ditinjau dari pendidikan Semakain tinggi tingkat pendidikan
responden, sebagian besar seseorang maka semakin baik
berpendidikan SMA/Sederajat yaitu pengetahuannya tentang HIV/AIDS.9
34 responden (44,7%), pendidikan Ditinjau dari pekerjaan
SD/Sederajat sebanyak 13 responden sebagian besar ibu bekerja
responden (17,1%), berpendidikan sebanyak 41 responden (53,9%).
SMP/Sederajat sebanyak 17 Pekerjaan merupakan kegiatan yang
responden (22,7%), dan dilakukan dalam kehidupan sehari-
berpendidikan PT/Sederajat hari artinya makin cocok jenis
sebanyak 12 responden (15,8%). pekerjaan yang diemban, makin
Pendidikan seseorang akan tinggi pula kepuasan yang diperoleh.
mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan dan Dewi (2011) ibu

5
yang tidak bekerja atau sebagai ibu pertama tingkat pendidikan.
rumah tangga terdapat keterbatasan Pendidikan adalah upaya untuk
dalam mempunyai sosialisasi dan memberikan pengetahuan, sehingga
interaksi dibandingkan dengan ibu terjadi pemahaman perilaku positif
yang bekerja. Sehingga ibu hamil yang meningkat. Semakin tinggi
yang bekerja akan sangat mudah pendidikan, seseorang akan semakin
dalam mendapatkan informasi, mudah menerima hal-hal baru dan
sosialisasi dan interaksi kepada mudah menyesuaikan dengan hal
lingkungan sekitar yang membuat tersebut. Yang kedua adalah
pengetahuan ibu hamil bertambah.10 informasi, seseorang yang
mempunyai sumber informasi yang
2. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
lebih banyak akan mempunyai
Tentang HIV/AIDS Terhadap
pengetahuan yang luas. Hal yang
PITC di Puskesmas Sleman
mempengaruhi pengetahuan yang
Yogyakarta
ketiga adalah budaya, budaya sangat
Berdasarkan hasil penelitian,
berpengaruh karena informasi yang
tingkat pengetahuan ibu hamil
baru akan disaring dan dipilih sesuai
tentang HIV/AIDS di Puskesmas
dengan budaya yang ada. Yang
Sleman Yogyakarta banyak ibu
keempat pengalaman, berkaitan
hamil yang memiliki pengetahuan
dengan umur individu semakin tua
baik yang berjumlah 37 responden
umur seseorang akan semakin
(48,7%). Data tersebut juga
bertambah banyak pengalaman.
menunjukkan bahwa sebagian besar
Kemudian yang kelima adalah sosial
responden telah mendapatkan
ekonomi, lingkungan sosial akan
informasi tentang HIV/AIDS, dapat
mendukung tingginya pengetahuan,
diketahui melalui kenyataan
sedangkan ekonomi berkaitan dengan
(mendengar sendiri), serta melalui
pendidikan seseorang, jika tingkat
surat kabar/koran, TV, leafleat,
ekonomi baik maka tingkat
penyuluhan langsung personal dan
pendidikan juga akan tinggi sehingga
dengan ditambah oleh konseling
pengetahuan akan tinggi juga.11
oleh tenaga kesehatan. Menurut
(Notoatmodjo, 2010) ada beberapa 3. Sikap Ibu Hamil Terhadap PITC
hal yang mempengaruhi di Puskesmas Sleman Yogyakarta
pengetahuan seseorang yaitu Berdasarkan hasil yang

6
telah dianalisis menunjukkan pengetahuan.13
bahwa kebanyakan ibu hamil Hal ini didukung oleh penelitian
memiliki sikap baik tentang Taha (2016) didapatkan hasil bahwa
HIV/AIDS terhadap PITC yaitu pengetahuan berkorelasi positif
sebanyak 38 responden (50,0%), terhadap sikap. Hal ini membuktikan
diikuti dengan kategori cukup pentingnya pendidikan untuk
sebanyak 35 responden (46,1%) dan meningkatkan pengetahuan seseorang
kurang sebanyak 3 responden yang pada akhirnya akan
(3,9%). membentuk sikap orang tersebut.14
Aspek kognitif terbentuk
4. Hubungan tingkat pengetahuan ibu
dari pengetahuan, kepercayaan/
hamil tentang HIV/AIDS dengan
pikiran yang didasarkan pada
sikap terhadap Provider Initiated
informasi yang berhubungan
Test and Counselling (PITC)
dengan obyek yang diterima,
Hasil penelitian menunjukkan
selanjutnya diproses menghasilkan
bahwa ibu hamil berpengetahuan
suatu keputusan untuk bertindak.
baik bersikap baik yaitu sebanyak 23
Komponen kognitif berisi
responden (62,2%) dan pengetahuan
kepercayaan seseorang mengenai
baik bersikap cukup yaitu sebanyak
apa yang berlaku atau apa yang
14 responden (37,8%). Pengetahuan
benar bagi obyek sikap.
cukup bersikap baik 15 (60,0%),
Kepercayaan datang dari apa yang
pengetahuan cukup bersikap cukup
telah dilihat atau apa yang telah
sebanyak 9 responden (36,0%), dan
diketahui (Azwar, 2016).12
pengetahuan cukup bersikap kurang
Hal tersebut sesuai dengan
sebanyak 1 (4,0%). Pengetahuan
pendapat (Walgito, 2007) bahwa
kurang bersikap cukup sebanyak 12
pengetahuan memegang peranan
responden (85,7%) dan pengetahuan
penting dalam pembentukan sikap
kurang bersikap kurang 2 responden
utuh. Pengetahuan merupakan hasil
(14,3%). Sebagian besar responden
dari tahu, dan hal ini terjadi
berpengetahuan baik dengan sikap
setelah orang melakukan
baik dalam melakukan tes HIV/AIDS
penginderaan terhadap suatu objek
pada kehamilannya.
tertentu, individu mempunyai
Dari uji statistik menggunakan
dorongan untuk mengerti, dengan
Kendall Tau didapatkan bahwa p
pengalamannya untuk memperoleh

7
value = 0,001 < 0,05 Ho ditolak Ha tertentu atau masih sulit untuk
diterima yang berarti terdapat dijangkau. Dengan demikian maka
hubungan pengetahuan ibu hamil dilakukan koreksi Continuity
tentang HIV/AIDS dengan sikap Correction dengan X2 hitung (7,240
terhadap PITC di Sleman > 3,841) artinya ada perbedaan sikap
Yogyakarta yang memiliki nilai ibu hamil antara yang memiliki
korelasi 0,360 dengan keeratan pengetahuan baik dan cukup dengan
hubungan rendah. pengetahuan kurang. Dengan kata
Penelitian ini relevan dengan lain ada hubungan antara
hasil penelitian (Titik, 2011) pengetahuan ibuhamil tentang
menunjukkan bahwa sebanyak 21 HIV/AIDS dan VCT dengan sikap
(75,0%) ibu hamil yang terhadap konseling dan tes HIV/AIDS
pengetahuan tentang HIV/AIDS secara sukarela di Puskesmas
dan VCT nya baik dan mereka Karangdoro Semarang.15
merasa setuju terhadap konseling Menurut (Rosidah, 2009)
dan tes HIV/AIDS secara sukarela pengetahuan, keyakinan, dan faktor
di Puskesmas Karangdoro demografi serta faktor pendukung
Semarang. Sebaliknya 12 (70,6%) yang lain juga dapat mempengaruhi
ibu hamil yang memiliki seseorang untuk bersikap. Dengan ini
pengetahuan kurang tentang sudah dapat terbaca bahwa sikap yang
HIV/AIDS dan VCT lebih baik dapat terbentuk dari pengetahuan
cenderung sikap tidak setuju atau yang baik. Adanya semua ini dapat
kurang terhadap konseling dan tes tercapai karena peran serta dari
HIV/AIDS secara sukarela di berbagai pihak untuk mendukung
Puskesmas Karangdoro Semarang. semua program untuk kesehatan ibu
Hal tersebut dapat ditunjukkan hamil khususnya, agar kesehatan baik
dengan adanya hubungan antara ibu ibu hamil ataupun janin yang
hamil yang mengetahui bahwa dikandung sehat dan tidak tertular
HIV/AIDS dapat menular pada virus HIV/AIDS. Adanya hubungan
bayinya maka perlu melakukan antara ibu hamil yang mengetahui
konseling dan tes HIV/AIDS. bahwa HIV/AIDS dapat menular pada
Selain itu tempat pelayanan bayinya maka ia perlu melakukan
konseling dan tes ini masih konseling dan tes HIV/AIDS dengan
terbatas pada tempat-tempat sikap positif.16

8
Menurut penelitian (Sitorus, 2. Tingkat pengetahuan ibu hamil
2013) tingkat pengetahuan PITC tentang HIV/AIDS sebagian besar
dari sampel yang semula rendah berpengetahuan baik sebanyak 37
dapat ditingkatkan hingga menjadi responden (48,7%).
baik melalui penyuluhan, sosialisasi, 3. Sikap ibu hamil terhadap PITC
dan promosi. Sikap dan perilaku sebagian besar dengan kategori baik
pasien terhadap PITC juga diubah sebanyak 38 responden (50,0%).
melalui penyuluhan, namun 4. Terdapat hubungan tingkat
perubahan tersebut tidak dapat pengetahuan ibu hamil tentang
menciptakan sikap dan perilaku HIV/AIDS dengan sikap terhadap
yang baik bagi sebagian besar PITC di Puskesmas Sleman yang
sampel. Penyebab utama hal ini signifikan secara statistik dengan
adalah perasaan takut tehadap nilai P-Value 0,001 < 0,05.
stigma, diskriminasi dan 5. Terdapat keeratan hubungan tingkat
kemungkinan dikucilkan oleh pengetahuan ibu hamil tentang
masyarakat sekitar apabila HIV/AIDS dengan sikap terhadap
seseorang melakukan tes infeksi PITC di Puskesmas Sleman
HIV. Selain itu, seseorang yang Yogyakarta dengan nilai koefisien
melakukan tes PITC juga seringkali korelasi 0,360 menunjukkan
ditunjuk memiliki riwayat keeratan rendah.
promiskuitas atau positif menderita
SARAN
penyakit AIDS.17
Berdasarkan dari kesimpulan
KESIMPULAN hasil penelitian tersebut dapat ditemukan
Berdasarkan hasil analisis data beberapa saran sebagai berikut :
yang telah dilakukan, maka kesimpulan 1. Bagi Universitas ‘Aisyiyah
yang diperoleh adalah sebagai berikut : Yogyakarta
1. Sebagian besar responden berumur Hasil penelitian ini dapat
20-35 tahun yaitu sebanyak 62 digunakan sebagai tambahan
responden (81,6%), sebagian besar pengetahuan dan referensi bagi
berpendidikan SMA/Sederajat pembaca di perpustakaan.
sebanyak 34 responden (44,7%) dan 2. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)
sebagian besar responden bekerja Bagi bidan diharapkan
sebanyak 41 responden (53,9%). pentingnya memberikan konseling

9
tentang tes HIV/AIDS (PITC), DAFTAR PUSTAKA
1. InfoDatin. (2016). Situasi dan
meyakinkan ibu hamil untuk
Analisis HIV AIDS.
mejalani skrining HIV/AIDS dan http://www.depkes.go.id/resources/dow
nload/pusdatin/infodatin/Infodatin%20
meningkatkan promosi tentang AIDS.pdf. (Diakses pada 01
HIV/AIDS karena informasi bagi Desember 2018, pukul 15.00 WIB).
2. UNAIDS. (2018). State Of The
ibu hamil sangat penting terhadap Epidemic.
untuk kebutuhan ibu hamil. http://www.unaids.org/sites/default/files
/media_asset/unaids-data-2018_en.pdf.
3. Bagi Puskesmas Sleman (Diakses pada 01 Desember 2018,
Diharapkan dapat pukul 19.00 WIB).
3. WHO. (2018). Monitoring Health
mengoptimalkan program For the SDGs.
pelayanan khususnya program https://apps.who.int/iris/bitstream/ha
ndle/10665/272596/9789241565585
PITC di ruang KIA, dapat -eng.pdf. (Diakses pada 01
memberikan promosi kesehatan Desember 2018, pukul 19.30 WIB).
4. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa
terkait tentang HIV/AIDS pada ibu Yogyakarta. (2017). Profil
hamil sehingga dapat menekan Kesehatan Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2016.
angka kejadian tertularnya HIV Yogyakarta: Dinkes DIY.
kepada bayi yang dikandungnya. 5. WHO. 2014. Human
Immunodeficiency Virus
Serta semua bidan atau petugas HIV/AIDS: WHO.
kesehatan perlu dilakukan PITC http://www.who.int/features/qa/71/e
n. (Diakses pada 01 Desember 2018,
untuk mengantisipasi terjadinya pukul 19.30 WIB).
penularan HIV antara petugas 6. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. (2016). Situasi dan
kesehatan dengan ibu hamil. Analisis HIV AIDS. Departemen
4. Bagi Ibu Hamil Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Diharapkan ibu hamil 7. Permenkes RI. (2014). Peraturan
mengetahui pentingnya Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Pedoman Pencegahan
pencegahan sejak dini resiko Penularan HIV dari Ibu ke Anak.
penyakit HIV/AIDS dan deteksi Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
dini penyakit HIV/AIDS melalui 8. Kumalasari. (2014). Kesehatan
program PITC sehingga mampu Reproduksi untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Keperawatan.
menurunkan angka kejadian Jakarta : Salemba Medika.
tertularnya HIV pada ibu hamil 9. Mwamwenda, T.S. (2015).
Education Level And HIV/AIDS
dengan bayi yang dikandungnya. Knowledge In Kenya. Jounal Of
AIDS And HIV Research. Vol. 6
(20). P: 28-32. ISSN: 2141-2359.

10
10. Wawan dan Dewi. (2011). Teori
dan Pengukuran Pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
11. Notoatmodjo. (2010). Perilaku
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta : Rineka Cipta.
12. Azwar, S. (2016). Sikap Manusia
Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
13. Walgito, B. (2007). Piskologi
Sosial: Suatu Pengantar.
Yogyakarta: Andi Offset.
14. Taha. (2016). Public Knowledge
and Attitudes Regarding The Use
of Antibiotics and Resistence
Fidings From A Cross-Sectional
Study Among Palestinian Adults.
Zooneses and Public Health.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub
med/26752329. (Diakses pada 02
Desember 2018, pukul 20.00
WIB).
15. Titik. (2011). Hubungan Antara
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
HIV/AIDS dan VCT dengan Sikap
Terhadap Konseling dan Tes
HIV/AIDS Secara Sukarela di
Puskesmas Karangdoro. Skripsi.
Semarang.
16. Rosidah. (2009). Manajamen
Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
17. Sitorus .(2013). Pengelolaan dan
Manajemen Laboratorium Kimia.
Medan: Graha Ilmu.

11
12

Anda mungkin juga menyukai