inilah yang paling banyak dan paling teliti untuk dilihat oleh investor dalam
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui PSAK No.01 dalam buku “Standar
kas pada periode yang pendek tidak cukup mampu untuk menunjukkan
antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan
1. Likuiditas perusahaan,
2. Fleksibilitas keuangan,
3. Kemampuan operasional perusahaan, dan
4. Kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode
tertentu.”
Sedangkan menurut IAI yang disampaikan melalui PSAK No.01 tahun 2004
dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan (SAK)” No.1 paragraf 5, tujuan umum
dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktik bisnis
yang sehat. Dengan demikian, seorang investor yang rasional tetap harus
“ 1. Investor
2. Karyawan
3. Pemberi Pinjaman
4. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya
5. Pelanggan
6. Pemerintah
7. Masyarakat.”
Selanjutnya dibawah ini akan diuraikan satu per satu mengenai pengguna
laporan keuangan :
Bab II Tinjauan Pustaka 4
1. Investor
2. Karyawan
kesempatan kerja.
3. Pemberi Pinjaman
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
5. Pelanggan
6. Pemerintah
7. Masyarakat
prinsip-prinsip akuntansi. Oleh karena itu, kita perlu untuk memahami laporan
keuangan tersebut.
“1. Neraca,
2. Laporan Rugi-Laba,
pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal sendiri, dan
Laporan Rugi-
Laba:
Pendap Neraca Akhir:
Neraca Transaksi atan Aset
Awal: dan kejadian Biaya Hutang
As
et
Modal
Hut Laporan Aliran
Kas:
Aktivitas
Operasional
Aktivitas
Investasi
Aktivitas
Pendanaan
Gambar 2.2
Bagan Hubungan Antar Laporan Keuangan
1). Neraca
ekonomis (hutang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut. Neraca
Klasifikasi neraca didasarkan pada tiga blok besar, yaitu aset, hutang, dan
modal sendiri.
Bab II Tinjauan Pustaka 8
Ada tiga elemen pokok dalam laporan rugi-laba, yaitu: (1) Pendapatan
Operasional, (2) Beban Operasional, dan (3) Untung atau Rugi (Gain or
1. Pendapata
n Operasional Perusahaan
2. Hasil dari
Operasional Perusahaan
3. Item-item
4. Efek
5. Laba
bersih
6. Laba per
informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi
Terdapat dua metode penyusunan laporan aliran kas, yakni metode langsung
dan metode tidak langsung. Metode yang biasa digunkan adalah metode
tidak langsung.
sebagai berikut:
1). Neraca
2). Laporan
Laba Rugi
Bab II Tinjauan Pustaka 10
pelaporan.
Irham Fahmi dalam “Analisis Investasi dalam Perspektif Ekonomi & Politik”
Dari pendapat tersebut dapat dimengerti bahwa rasio keuangan dan kinerja
perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Dapat dipahami pula bahwa rasio
masing. Bagi investor penggunaan rasio harus sesuai dengan analisis yang akan
dilakukan. Jika rasio tersebut tidak mempresentasikan tujuan dari analisis yang
akan dilakukan, maka rasio tersebut tidak akan dipergunakan. Analisis rasio
industri.
sebagai berikut:
untuk masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan rasio keuangan juga
relatif terhadap kondisi perusahaan. Oleh karena itu, dengan mengetahui kondisi
Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Irham Fahmi dalam buku “Analisis
3). Analisa rasio akan menghasilkan hasil yang keliru jika informasi
dilakukan.
tersebut,yaitu:
likuiditas yang tidak bagus dalam jangka panjang juga akan mempengaruhi
digunakan adalah rasio lancar dan rasio quick (acid test ratio).
Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat
kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang
lebih produktif. Rasio ini terbagi ke dalam empat macam yaitu: (1) Rata-rata
umur piutang, (2) Perputaran Persediaan, (3) Perputaran Aktiva Tetap, dan
keuntungan dan juga mampu untuk melunasi kembali hutangnya. Rasio ini
rasio yang bisa dihitung yaitu: rasio total hutang terhadap total aset, rasio
Bab II Tinjauan Pustaka 15
coverage.
stabil dan profit. Karena jika kondisi ini mengalami penurunan, hal itu
sahamnya.
Rasio yang terakhir adalah rasio pasar yang mengukur harga pasar relatif
terhadap nilai buku. Sudut pandang ini lebih banyak berdasar pada sudut
Kelima rasio tersebut bertujuan untuk melihat prospek dan risiko perusahaan
pada masa mendatang. Faktor prospek dalam rasio tersebut akan mempengaruhi
menurut Irham Fahmi dalam buku ”Analisis Investasi dalam Perspektif Ekonomi
“ 1. Rasio Likuiditas,
2. Rasio Leverage,
3. Rasio Aktivitas,
4. Rasio Profitabilitas.”
ini:
Rasio Aktivitas atau activity ratio adalah suatu bentuk pengukuran dari
dampak bagi perusahaan. Dengan kata lain, rasio aktivitas mengukur sejauh
selalu berada dalam kondisi yang stabil dan profit. Karena jika kondisi ini
dalam berinvestasi.
Penghitungan Earning Per Share (EPS) yang mengarah ke masa depan ini
mencoba untuk memberikan informasi mengenai Earning Per Share (EPS) yang
mungkin akan diperoleh di masa yang akan datang seandainya konversi dan
“pengandaian” ini didasarkan pada asumsi, maka hasilnya dapat dihitung dengan
beberapa cara. Dengan mengakui bahwa praktek pelaporan itu dapat dilaksanakan
dengan berbagai cara, APB merasa perlu untuk menetapkan pedoman untuk
tercantum pada Opinion Accounting Principles Board (APB) No.15 yang berlaku
PSAK No.56 tentang Earning Per Share (EPS) telah disahkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 10 Desember 1999. Earning Per Share
bahwa:
bersih setelah pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang
beredar.”
Share (EPS) memberikan informasi penting mengenai laba yang diperoleh suatu
perusahaan dari laba bersih yang dibagi dengan jumlah saham yang beredar,
saham. Pengukuran Earning Per Share (EPS) perlu diperhatikan oleh para
kesuksesan perusahaan.
Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan dapat diketahui dari
dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya Earning Per Share (EPS) suatu
perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi-
Earning Per Share (EPS) harus diungkapkan pada wajah perhitungan rugi laba.
Earning Per Share (EPS) diperoleh dari laba bersih dikurangi dividen preferen
(laba tersedia bagi pemegang saham biasa) dibagi dengan rata-rata tertimbang dari
saham biasa yang beredar. Untuk lebih jelasnya, dapat dijabarkan rumus sebagai
berikut:
Bab II Tinjauan Pustaka 20
Jumlah laba bersih seringkali digunakan oleh investor dan kreditor untuk
Keuangan
satu sisi sebagai pengguna laporan keuangan, dan manajemen di sisi lainnya
earning yang jujur dan apa adanya. Hal ini penting sebagai sumber informasi
dibuat sebagus mungkin, dengan berbagai trik dan perilaku khusus. Jika laporan
Bab II Tinjauan Pustaka 21
untuk menggambarkan kondisi perusahaan yang paling terbaru. Seperti yang telah
diketahui bahwa laporan keuangan disusun pada akhir periode (biasanya 1 tahun)
untuk menggambarkan apa yang telah terjadi pada perusahaan pada periode
gambaran sesaat mengenai kondisi pada saat laporan keuangan tersebut dibuat.
2.5 Saham
tersebut. Adapun pengertian saham yang dikemukakan oleh Rusdin dalam buku
Saham merupakan salah satu jenis investasi yang sangat menarik. Hal ini
saham adalah yang paling dikenal masyarakat. Bahkan banyak perusahaan yang
menerbitkan saham, yang digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi,
saham sangat menarik baik bagi sisi investor maupun sisi emiten (perusahaan
Jika perusahaan hanya menerbitkan satu kelas saham, maka saham tersebut
dinamakan dengan saham biasa (common stock). Dalam hal ini setiap lembar
saham biasa memiliki hak-hak yang setara. Untuk memikat investor, suatu
Bab II Tinjauan Pustaka 23
perusahaan mungkin menerbitkan satu atau lebih kelas saham yang memiliki hak-
hak istimewa. Sebagai salah satu contohnya adalah hak istimewa terhadap
dividen. Kelas saham semacam ini dinamakan dengan saham preferen (preferen
stock). Dalam hal ini, saham biasa merupakan jenis saham yang memiliki kaitan
dengan judul penelitian, dan selanjutnya di bawah ini akan diuraikan mengenai
saham biasa.
dilunasi.
e.Hak untuk memiliki saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan terlebih
ekonomi dan lain-lain. Menurut Rusdin dalam buku “Pasar Modal” (2006;69)
Selanjutnya di bawah ini akan diuraikan satu per satu mengenai jenis-jenis
Saham yang mempunyai kualitas atau rangking investasi yang tinggi dan
dividen.
membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya.
Saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro, maupun
biasa adalah:
(karena saham tidak memiliki masa jatuh tempo). Hal ini merupakan
besarnya aliran kas yang akan diperoleh dari investasinya secara pasti.
perusahaan dalam memperoleh sumber dana berupa hutang. Hal ini karena
risiko usaha yang dialihkan kepada pemilik perusahaan akan semakin besar.
Dengan kata lain, risiko usaha yang dihadapi kreditor akan semakin kecil.
perusahaan.
Bab II Tinjauan Pustaka 27
tingkat keuntungan setelah pajak yang cukup tinggi, maka penerbitan saham
Salah satu di bidang investasi yang cukup menarik namun tergolong berisiko
tinggi adalah investasi saham (investasi di pasar modal). Saham perusahaan yang
yang terjadi, baik perubahan di luar negeri maupun di dalam negeri, perubahan di
perubahan yang terjadi dalam industri dan perubahan itu sendiri. Perubahan-
perubahan tersebut dapat berdampak positif yang berarti naiknya kurs saham atau
memiliki sejumlah risiko yang harus dihadapi. Keuntungan dan risiko memiliki
Bagi para spekulator yang menyukai capital gain, maka pasar modal dapat
menjadi tempat yang menarik, sebab investor dapat membeli saham pada saat
harga turun dan menjual kembali saham tersebut pada saat harga naik. Dalam hal
ini spekulator merupakan pihak yang paling jeli dalam melihat kecenderungan
Selanjutnya di bawah ini akan diuraikan satu per satu mengenai keuntungan
1. Keuntungan:
Bab II Tinjauan Pustaka 29
a. Dividen
(RUPS).
Jenis Dividen :
b. Capital Gain
Investor dapat menikmati capital gain, jika harga jual melebihi harga
2. Risiko:
Jika emiten tidak dapat membukukan laba pada tahun berjalan atau
b. Capital Loss
Bab II Tinjauan Pustaka 30
Investor akan mengalami Capital Loss, jika harga beli saham lebih
c. Risiko Likuidasi
diperdagangkan.
investasi.
3. Nilai Intrinsik.”
Bab II Tinjauan Pustaka 31
Selanjutnya di bawah ini akan diuraikan satu per satu mengenai pengertian
1. Nilai Buku
saham (emiten).
2. Nilai Pasar
Adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di
pasar.
3. Nilai Intrinsik
Nilai Intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang
dengan harga pasar saham bersangkutan. Apabila harga pasar saham yang
terbentuk lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong
mahal (overvalued). Dengan demikian dalam situasi seperti ini, sebaiknya investor
apabila harga pasar saham yang terbentuk lebih rendah dari nilai intrinsiknya,
3. Nilai Intrinsik.”
Selanjutnya di bawah ini akan diuraikan satu per satu mengenai pengertian
nilai-nilai tersebut:
1. Nilai Buku
Nilai Buku saham sangat menentukan harga pasar saham yang bersangkutan.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham,
suatu saat.
2. Harga pasar
Harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham.
3. Nilai intrinsik
harga pasar dan nilai intrinsik sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
membeli atau menjual saham. Dalam penelitian ini, harga saham yang digunakan
Desember 2004, maka sejak tanggal 3 Januari 2005 minimal harga saham yang
berlaku dalam sistem perdagangan BEJ adalah Rp 25. Dengan demikian, di BEJ
Salah satu tujuan dari adanya penilaian adalah untuk mengidentifikasi efek
yang salah harga (mispriced), apakah harga saham yang terbentuk terlalu tinggi
atau bahkan terlalu rendah. Untuk itu ada dua pendekatan yang dapat
dipergunakan, yaitu:
emiten maupun administratur bursa efek. Dalam analisis ini dinyatakan bahwa
saham memiliki nilai intrinsik tertentu (nilai yang seharusnya). Analisis ini
nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-
perekonomian makro.
Bab II Tinjauan Pustaka 34
Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh
kinerja perusahaan, dan kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi
industri dan perekonomian secara umum. Hal ini karena perusahaan berada dalam
sendiri dari waktu-waktu. Pendekatan ini beranggapan bahwa harga suatu saham
akan ditentukan oleh supply dan demand terhadap saham tersebut. Sehingga
f. Pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di
masa mendatang.
mendatang.”
risiko dan pertumbuhan earning dalam menentukan barometer dari supply dan
demand. Namun demikian, pendekatan ini lebih mudah dan cepat dibanding
saham.
Pergerakan harga di pasar saham sangat sulit untuk ditebak, hal ini
merupakan suatu analisis yang wajar sehingga para pakar pasar modal
mengatakan bahwa harga suatu saham pada suatu saat telah mencerminkan segala
sesuatu yang diketahui tentang saham tersebut pada saat tersebut. Tetapi meskipun
demikian, pergerakan harga saham merupakan sesuatu yang dapat dianalisis dan
dihitung. Menurut Aditya Kesuma dalam “Pengaruh Earning Per Share (EPS)
Secara umum pergerakan harga saham ditentukan oleh supply dan demand
atas saham tersebut. Ketika demand meningkat, maka harga saham pun akan naik,
begitupun sebaliknya. Fakta yang terlihat adalah investor yang berlaku secara
capital gain akan melakukan pembelian saham pada saat harga turun dan menjual
pada saat harga naik. Tetapi ada pula investor yang membeli saham pada saat
harga sedang naik, maka setelah periode penjualan dan pada saat suku bunga
Para investor dapat memantau pergerakan atau posisi harga saham melalui
tertera pada sistem ini bersifat real time, artinya sama persis waktunya
Melihat pergerakan saham melalui situs Web Bursa atau fasilitas Internet
melalui beberapa situs Internet, baik yang disediakan Bursa Efek, maupun
situs-situs lainnya. Pergerakan harga saham yang terdapat pada fasilitas ini
umumnya tidak bersifat real time, artinya terdapat delay atau telat beberapa
Melihat Perubahan saham melalui surat kabar. Posisi harga suatu saham
Indonesia, Kompas, dan beberapa surat kabar lainnya. Tetapi perlu diingat
bahwa posisi harga saham yang tertera di surat kabar adalah harga
Salah satu penyebab Earning Per Share (EPS) sangat populer adalah karena
adanya anggapan bahwa Earning Per Share (EPS) mengandung informasi yang
penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen dan tingkat harga
saham di kemudian hari. Besarnya Earning Per Share (EPS) yang diharapkan
Bab II Tinjauan Pustaka 38
informasi laba yang dalam hal ini diwakili oleh Earning Per Share (EPS) sebagai
besar informasi laba yang diwakili oleh Earning Per Share (EPS), maka semakin
besar pengaruhnya tehadap saham. Oleh karena itu para investor biasanya tertarik
dengan angka Earning Per Share (EPS) yang dilaporkan perusahaan. Dengan
Per Share (EPS) memiliki hubungan yang erat dengan harga saham, serta
yang berhak diperoleh investor dalam bentuk dividen dan capital gain.
(EPS) Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham” (2006;21) menyatakan
bahwa keterikatan antara Earning Per Share (EPS) dengan harga saham adalah
sebagai berikut: