LABORATORIUM PENGUJIAN
BP2MHP SEMARANG
1. Acuan
SNI 01-2354.4-2006 Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk
perikanan
Prinsip
Senyawa nitrogen dilepaskan dari jaringan daging melalui destruksi menggunakan asam sulfat
pekat dengan bantuan panas pada suhu 410OC selama ± 2 jam (sampai diperoleh larutan jernih) di
mana senyawa nitrogen terikat oleh sulfat membentuk ammonium sulfat. Selanjutnya ammonium
sulfat diubah menjadi garam basa NH4OH dengan penambahan NaOH. NH4OH didestilasi
menggunakan panas uap untuk memisahkan senyawa amoniak. Amoniak ditangkap oleh asam
borat membentuk ammonium borat dan selanjutnya dilakukan titrasi dengan asam klorida.
Penetapan jumlah nitrogen dihitung secara stokiometri dan kadar protein diperoleh dengan
mengalikan jumlah nitrogen dengan faktor konversi.
Sampel
Tepung Ikan
2. Peralatan
Neraca Analitik merk : OHAUS kapasitas : 210 g pembacaan terkecil : 0,0001
Contoh
diblender
ditimbang ± 2 g
Diamkan 10 menit
dengan :
VA : ml HCl untuk titrasi contoh
VB : ml HCl untuk titrasi blangko
N : Normalitas HCl standar yang digunakan.
14,007 : Berat atom nitrogen.
6,25 : Faktor konversi protein untuk ikan
W : Berat contoh (g)
Kadar protein dinyatakan dalam satuan g/100 g contoh (%).
7. Mengenali semua sumber KP & menggambarkan kontribusinya terhadap hasil akhir dengan
cause and effect diagram / Diagram Tulang Ikan
Volume Masa
Suhu
Kalibrasi Kalibrasi
Repeatabilitas Repeatabilitas
Kalibrasi Presisi
Masa Atom
Normalitas
8. Mengelompokkan sumber KP kedalam tipe A atau B dan hitung KP baku setiap sumber
(komponen) tersebut
Dari diagram sebab akibat tersebut terlihat bahwa sumber-sumber ketidakpastian berasal dari peralatan
gelas dan timbangan yang digunakan dalam pengujian protein, karena itu kedua peralatan tersebut
harus dikalibrasi. Adapun evaluasi masing-masing ketidakpastian adalah sebagai berikut:
a) Ketidakpastian kalibrasi
U 0,07
Ukal = = = 0,03211 . . . . . . . . Tipe B
k 2,18
2 2
Uvol = U kal U suhu = (0,03211) 2 (0,006062) 2 = 0,06860 ml
U 0,00131
U masa= = = 0,000587 . . . . . . . . Tipe B
k 2,23
9) Ketidakpastian presisi
SD 0,1430
U presisi= = = 0,0452 . . . . . . . . Tipe A
n 10
Ketidakpastian Ketidakpastian
Nilai
Sumber Ketidakpastian Lambang Satuan baku baku relatif
X U U/X
Vol titrasi contoh VA ml 58,6 0,066691947 0,001138
Vol titrasi blangko VB ml 0,5
Normalitas HCl N N 0,205 0,00612543 0,029880
Berat atom nitrogen. BA 14,0067 0,0002 0,000014
Pipet ukur ml 25 0,045866277 0,001835
Pipet ukur ml 5 0,026721144 0,005344
Gelas ukur ml 100 0,068600714 0,000686
Gelas ukur ml 25 0,052852429 0,002114
Faktor konversi protein 6,25
untuk ikan
Berat contoh g 2,0054 0,000587 0,000293
Presisi 0,045220202 0,045220
2 2 2
U protein U U U
A B C (U presisi ) 2
X protein A B C
Faktor cakupan dinyatakan 2 pada tingkat kepercayaan 95%, maka ketidakpastian bentangan
dinyatakan sebagai:
11. Pelaporan
Berikut ini perbandingan faktor-faktor yang memiliki kontribusi ketidakpastian pengujian protein dalam
tepung ikan metode total nitrogen
0,0500
0,0450
0,0400
0,0350
0,0300
0,0250
0,0200
0,0150
0,0100
0,0050
0,0000
l
an
C
n.
ur
ur
i
ko
h
h
ku
ku
is
H
to
ge
to
ik
uk
uk
es
ng
tu
tu
on
on
as
k
tro
Pr
la
as
tu
pe
pe
tc
l it
ic
a
ib
ni
un
el
el
a
Pi
Pi
ra
as
m
as
Be
it r
or
to
it r
ei
lt
ta
ot
lt
Vo
pr
Vo
ra
Be
si
er
nv
ko
or
kt
Fa
1. Nilai ketidakpastian 5,663 % atau 10,91 % dari nilai benarnya (51,91%) dalam kategori baik
2. Berdasarkan faktor-faktor ketidakpastian pengujian protein maka dapat disimpulkan bahwa
ketidakpastian presisi dan normalitas HCl mempengaruhi secara signifikan terhadap
ketidakpastian bentangan. Sedangkan ketidakpastian neraca dan volumetric tidak
mempengaruhi secara signifikan
3. Evaluasi ketidakpastian ini hanya berlaku selama tidak ada perubahan data sumber (sertifikat
kalibrasi)