Anda di halaman 1dari 12

Tugas Individu

JAWABAN UTS

DI SUSUN OLEH :

DINDA FEBRILIA PUTRI

DOSEN MATA KULIAH : EKA FALENTINA TARIGAN, SST, M.Keb

PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

STIKES MITRA HUSADA MEDAN

2019
Nama : Dinda Febrilia Putri

Npm : 1919002078

Kelas : Sarjana terapan Kelas C

1. Selama proses tumbuh kembang tersebut berlangsung, wanita perlu dilakukan


pemantauan sepanjang daur kehidupan dengan menggunkan pendekatan siklus hidup
(Life Cycle approach). Pendekatan siklus hidup berarti memperhatikan kebutuhan khas
penanganan system reproduksi dan kesinambungan antar siklus hidup tersebut. Oleh
karena wanita mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan pria (wanita mengalami
menstruasi, kehamilan, melahirkan, dan menyusui serta menopause), maka wanita
memerlukan perawatan uyang lebih intensif selama daur kehidupannya.
Adapun dalam siklus kehidupan wanita, yaitu konsepsi, bayi dan anak-anak,
remaja, usia, subur, dan usia lanjut. Tahap pertama dan kedua terutama kesehatan ibu dan
bayi baru lahir, tahap ketiga dengan kesehatan reproduksi remaja. Tahap keempat terkait
dengan keluarga berencana, tahap kelima dengan kesehatan reproduksi usia lanjut.
1. FASE KONSEPSI
Konsepsi adalah Suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur didalam
tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona
pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan
sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma. Konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria
berikut di penuhi:
a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
d. Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi dan
akhirnya membuahi ovum.
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA FASE KONSEPSI
a. Fertilisasi
Fertilisasi merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan
ovum terjadi penyatuan sperma dengan ovum sampai dengan terjadi perubahan fisik dan
kimiawi ovum-sperma sehingga menjadi buah kehamilan.
b. Implantasi (nidasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium.
Blastula diselubungi oleh suatu simpai,disebut trofoblast,yang mampu menghancurkan atau
mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim,jaringan endometrium berada
pada fase sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung nutrisi untuk buah
kehamilan. Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah
masuk kedalam desidua,menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.
Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel sel blastula. Sel sel lebih kecil yang
terletak dekat ruang exoceloma membentuk entoderm dan yolk sac,sedangkan sel sel yang
lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Terbentuklah lempeng
embrional diantara amnion dan yolk sac.
c. Gestasi
Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari
hari pertama menstruasi terakhir. Usia janin sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai
dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu
setelahnya.

2. FASE BAYI DAN BALITA


1. Bayi
Pada bayi lahir cukup bulan, pembentukan genetalia interna sudah selesai jumlah
folikel primordial dalam kedua ovum telah lengkap sebanyak 750.000 butir dan tidak
bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Tuba, uterus, vagina dan getalia eksterna sudah
terbentuk, labia mayora menutupi labia minora, tetapi pada bayi prematur vagina kurang
tertutup dan labia minora lebih kelihatan. Pada minggu pertama dan kedua pada kehidupan
dunia luar, bayi masih mengalami pengaruh estrogen yang sewaktu hamil memasuki tubuh
janin melalui plasenta. Karena itu uterus bayi baru lahir lebih besar dibandingkan dengan
uterus anak kecil. Disamping itu estrogen juga menyebabkan pembengkakan pada payudara
bayi wanita maupun pria pada 10 hari pertama dari kehidupannya, kadang kadang disertai
dengan sekresi cairan seperti air susu.
Perubahan pada bayi lahir cukup bulan adalah sebagai berikut :

a. Pembentukan genetalia interna telah sempurna


b. Folikel pada kedua ovarium telah lengkap
c. Genitalia eksterna telah terbentuk
d. Mingu pertama dan kedua setelah lahir, bayi masih membawa pengaruh estrogen
yang didapat saat dalam kandungan.
Pengertian bayi adalah makluk yang hadir ke dunia dengan sebuah mekanisme bawaan
untuk menyenangkan orang lain, dan hanya meminta balasan berupa kondisi lingkungan
yang tepat, yang memungkinkan bertumbuhkembangnya “ benih sifat pengasih” yang secara
alami telah ada dalam dirinya ( Dalai Lam ).
Bayi mengalami fase petumbuhan dan perkembangan dalam setiap tahapan umurnya :

a. Umur 1-4 bulan


Terjadi pertumbuhan berat badan mencapai 700 – 1000 gram. Perkembangan
motorik kasar ditandai dengan mengangkat kepala saat tengkurap.Perkembangan
motorik halus ditandai dengan upaya memegang obyek. Perkembangan bahasa ditandai
dengan kemampuan bersuara dan tersenyum, tertawa, mengoceh.

b. Umur 5-8 bulan


Pada masa ini terjadi pertumbuhan berat badan dua kali lipat berat badan saat
lahir. Perkembangan motorik kasar berupa perubahan aktivitas seperti telungkup,
mengangkat kepala. Perkembangan motorik halus ditandai dengan mengamati benda
menggunakan ibu jari, dan telunjuk untuk memegang. Perkembangan bahasa ditandai
dengan dapat menirukan bunyi atau kata – kata, tertawa, menjerit.

c. Umur 9-12 bulan


Pada masa ini terjadi perubahan berat badan 3 kali lipat dari berat badan lahir.
Perkembangan motorik kasar diawali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri dengan
pegangan, bangkit terus berdiri. Perkembangan motorik halus ditandai dengan mencari
dan meraih benda kecil. Perkembangan bahasa ditandai dengan mengatakan nama bapak
ibu tetapi belum spesifik.

2. Balita
Bayi lima tahun atau sering disingkat sebagai balita merupakan salah satu periode
usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai
dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan.

Perubahan yang sering terjadi pada tahap ini yaitu pengutamaan jenis kelamin,
kurang gizi (malnutrisi).yang khas pada balita adalah perangsangan oleh hormone kelamin
sangat kecil. Pada masa ini alat-alat genitalnya tidak menunjukan pertumbuhan yang berarti
hingga pada permulaan pubertas tetapi pengaruh hipofisis sangat terlihat pada pertumbuhan
badanya. Pada masa ini sudah Nampak perbedaan antara perempuan dan laki-laki terutama
pada tingkah lakunya yang juga ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan.

Faktor yang mempengaruhi :

a. Faktor dalam
a) Hal-hal yang diwariskan dari orang tua, misalnya bentuk tubuh
b) Kemampuan intelektual
c) Keadaan hormonal tubuh
d) Emosi dan sifat
b. Faktor luar
a) Keluarga
b) Gizi
c) Budaya setempat
3. FASE ANAK-ANAK

Masa kanak kanak adalah saat umur 1 tahun sampai 6 tahun,walaupun ada yang
menyebut hingga 12 tahun.

1. Perkembangan Ovarium
Sebenarnya pada masa kanak-kanak ovarium tidak diam. Folikel terus tumbuh dan
mencapai stadium antrum. Dengan USG ukuran folikel sebesar 2- 15 mm. Proses atresia
membantu meningkatkan sisa folikel membentuk stroma, sehingga besar ovarium mencapai
10 kali lipat. Fungsi ovarium tidak tibutuhkan sampai masa pubertas.Hingga enam tahun
volume ovarium masih tetap sebesar 1- 2 cm3. Peningkatan volume dimulai setelah umur 6
tahun. Pada masa prapubertas dan pubertas (7-10 tahun) volume 1,2 – 2,3 cm3, pada
pascamenarke volume rata-rata 8 cm3. Uterus neonatus perkembang dengan mengalami
perubahan histologi endometrium, vaskularisasi uterus, serta pembesaran seluruh organ
genetalia.

2. Sekresi hormon
Hipotalamus, glandula pituitari anterior, dan gonad dari fetus, neonatus, bayi, kanak-
kanan semuanya mampu menyekresi hormon dengan konsentrasi sama dengan dewasa.
Bahkan,selama kehidupan fetus, terutama pertengahan kehamilan, konsentrasi serum FSH
dan LH mencapai batas lebih tinggi atau sama dengan konsentrasi dewasa. Akan
tetapi,kemudian menurun setelah pertengahan kehamilan, melahirkan, masa kanak-kanak dan
meningkat lagi pada masa dewasa
4. FASE REMAJA
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Antara kedua masa ini tidak ada batasan yang terlihat, akan tetapi pada masa pubertas
diawali dengan berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium berfungsi dengan
mantap dan teratur. Pada masa ini terjadi perubahan organ-organ fisik secara cepat dan
perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaannya dan terjadi kematangan
seksual atau alat-alat reproduksi.
Tahapan pubertas/remaja
a. Masa remaja awal (10-12 tahun)
 Merasa lebih dekat dengan teman sebaya
 Merasa ingin bebas
 Lebih banyak memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka berkhayal
b. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
 Ingin mencari identitas diri
 Ada keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis
 Timbul perasaan cinta yang mendalam
 Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang
 Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
c. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
 Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
 Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
 Memiliki citra terhadap dirinya
 Dapat mewujudkan perasaan cinta
 Memiliki kemampuan berpikir abstrak
5. FASE DEWASA
Masa Reproduksi adalah masa pada perempuan umur 15 – 46 tahun. Selama masa
reproduksi akan terjadi maturasi folikel yang khas, termasuk ovulasi dan pembentukan
korpus luteum. Proses ini terjadi akibat interaksi hipotalamus – hipofisis – gonad diman
melibatkan folikel dan korpus luteum, hormon steroid, gonadotropin hipofisis dasn faktor
autokrin ataupun parakrin bersatu untuk menimbulkan ovulasi. Proses fertilisasi dan kesiapan
ovarium untuk menyediakan hormon, memerlukan pengaturan endokrin, autokrin,
parakrin/intrakrin,neuron, dan sistem imun. Secara detail dibicarakan pada bab lain.
Faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa dewasa

a. Perkembangan organ reproduksi


b. Tanggapan seksual
c. Kedewasaan psikologis

6. FASE USIA LANJUT


Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua
(senium). Penurunan produksi hormon estrogen menimbulkan berbagai keluhan pada seorang
wanita, sedangkan penurunan fertilitas sangat bergantung pada usia wanita tersebut, dan
jarang menimbulkan keluhan yang berarti. Menopause merupakan kejadian sesaat yaitu
perdarahan haid yang terakhir. Klimakterik yaitu fase peralihan antara pramenopause dan
pascamenopause. Disebut pascamenopause bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai
menuu ke senium. Senium adalah pascamenopause lanjut, yaitu setelah usia 65 tahun.
Fase – fase dalam klimakterium
1) Pramenopause
Pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulaiya fase klimakterium. Fase ini
ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang
dan jumlah darah haid yang relatif banyak, kadang- kadang disertai nyeri haid
(dismenorea).Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang
memendek, kadar estrogen yang tinggi, kadar FSH juga biasaya tinggi, tetapi dapat juga
ditemukan kadar FSH yang normal. Akibat kadar FSH yang tiggi ini dapat terjadi
perangsangan ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga kadang- kadang
dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.
2) Perimenopause
Perimenopause adalah fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Fase ini
ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur.
3) Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak
tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen pun berkurang dan tidak terjadi haid
lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Oleh karena itu, menopause diartikan
sebagai haid alami terakhir, dan hal ini tidak terjadi bila wanita menggunakan kontrasepsi
hormonal pada usia perimenopause.
4) Pascamenopause
Pascamenopause adalah fase dimana ovariumsudah tidak berfungsi sama sekali. Kadar
estradiol berada antara 20–30 pg/ml dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat.
Peningkatan hormon gonadotropin ini disebabkan oleh terhentinya produksi Inhibin
akibat tidak tersedianya folikel dalam jumlah yang cukup. Pada usia reproduksi folikel
memproduksi Inhibin dalam jumlah yang cukup dan Inhibin inilah yang menekan sekresi
FSH, bukan sekresi LH.
Faktor- faktor yang mempengaruhi menopause
1. Umur Saat Haid Pertama Kali (Menarche)
Menarche biasanya terjadi pada usia 12 tahun di negara – negara maju, menunjukkan
bahwa seorang wanita telah memasuki usia subur. Menurut Liewellyn dan Jones (2005)
menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalami menarche
dianggap sudah masanya melakukan tugas – tugas sebagai seorang wanita.
2. Paritas
Beberapa penelitian menemukan bahwa semakin sering seseorang melahirkan maka
semakin tua atau semakin lama merekamemasuki menopause. Penelitian yang dilakukan
Beth Israel DeaconessCentre di Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih
melahirkan diatas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause lebih tua.
3. Faktor Psikis
Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi
perkrmbangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian, mereka akan
mengalami masa menopause lebih muda dibandingkan mereka yang menikah dan tidak
bekerja/bekerja atau tidak menikah dan tidak bekerja. Selain fisik, perubahan psikis juga
sempat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause,
termasuk pengetahuannya tentang menopause. Pengetahuan yang cukup akan membantu
mereka memahami dan mempersiapkan dirinya mempersiapkan diri dengan baik.
4. Pemakaian alat kontrasepsi
Pemakaian alat kontrasepsi ini, khususnya kontrasepsi hormonal. Hal ini bisa terjadi
karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak
memproduksi sel telur. Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama
atau tua memasuki masa/usia menopause.
5. Merokok
Ada dugaan bahwa wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause
6. Nutrisi
Wanita yang kesehatan dan asupan gizinya baik cenderung akan lebih lambat memasuki
masa menopause.

2. a. Indikator kespro wanita dinegara Indonesia,wanita masih kurang pendidikan ,


terkadang diakalangan bawah wanita cukup sekolah sampai dengan SMA, lalu setelah
umur 18 th wanita sudah dinikahkan. Masih kurangnya pengetahuan kespro wanita.
b. Perbedaan kesetaraan gender, dimana terkadang yang laki-laki lebih diutamakan
daripada wanita. Dari segi pendidikan , Karen alelaki lebih kuat daripada wanita jadi
lelaki lebih ditinggikan sekolahnya, karna ia akan menjadi tulang punggung keluarga.
c. Upaya kesetaraan gender, untuk tidak lagi menimbulkan kejahatan pada wanita, seperti
perdagangan wanita.
d. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan wanita sepanjang daur kehidupan, pantau
wanita tentang kesurunnya , dan meningkatkan lagi upaya tentang kesehatan wanita.
3. Pathway kanker serviks
4. Analisis masalah kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi dalam arti luas meliputi seluruh proses, fungsi, dan sistem
reproduksi pada seluruh tahapan kehidupan manusia. Secara lebih khusus, studi
kesehatan mempelajari bagaimana individu dapat terbebas dari berbagai gangguan
kesehatan yang disebabkan olehproses atau bekerjanya fungsi dan system reproduksi.
Manusia (terutama pada kurunusia reproduksi) secara naluriah mempunyai dorongan
seksual (sexual drives), lalu muncul hasrat mencari pasangan (sexual partnership). Dari
situ muncul aktivitas seksual (sexual acts) berikut akibatnya, yaitu mengalami kehamilan
dan melahirkan. Jika dorongan seksual membuat individu berpotensi melakukan
hubungan seksual, kesuburan(fertilitas) menentukan apakah individu mempunyai
kemampuan untuk member keturunan atau tidak. Dalam hal ini individu dapat mengalami
gangguan kesehatan reproduksi berupa ketidakmampuan melakukan hubungan seksual
(impotensi) dan ketidakmampuan memberi keturunan (infertilitas). Perilaku seksual tidak
seluruhnya didasari niat untuk mendapatkan keturunan. Dalam banyak kasus wanita
danpasangannya berusaha menghindari risiko tersebut, antara lain dengan menggunakan
kontrasepsi. Akan tetapi, tidak seluruh upaya pencegahankehamilanberhasil. Kegagalan
dalam pemakaian kontra¬ sepsi dapat menimbulkan masalah kesehatan reproduksi lain,
yaitu kehamilan yang tidak dikehendaki. Menghadapi masalah ini, alternative pemecahan
yang dapat diambil oleh wanita dan pasangannya ada dua, diteruskan sampai melahirkan
atau diakhiri (aborsi disengaja).

Analisis Keluarga Berencana


Terdapat beberapa kendala dan faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan
pelaksanaan Program KB selama ini, dan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi
kesuksesan Program KB dan dibahas dalam penelitian ini adalah tentang kualitas
pelayanan. Kualitas pelayanan yang diberikan untuk pelaksanaan Program KB masih
kurang konsisten, sering terjadi penurunan kualitas pelayanan sehingga mengakibatkan
kekecawaan untuk masyarakat yang berdampak pada buruknya hasil capaian yang
ditargetkan.Berkaitan dengan masalah diatas, maka diperlukan solusi dan jalan keluar
agar kendala-kendala yang selama ini terjadi dapat diantisipasi dan tidak terulang
kembali.
5. Bidan memberikan penyuluhan kepadan pasaangan usia subur yang infertile, memberi
masukkan terhadap makanan yang harus dikonsumsi, dan mengajak PUS untuk
memeriksakan kesehatannya, serta memberikan ketenangan psikologis.

Anda mungkin juga menyukai