Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

TRAUMA THORAX
DI RUANG 12 HCU
RS SAIFUL ANWAR MALANG

PERIODE TANGGAL 27 OKTOBER – 1 NOVEMBER 2019

Oleh:

NAMA : APRIHIDAYATUL UMU


NIM : 172303101069

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI TELAH DISAHKAN PADA


TANGGAL ................................. 2019

MAHASISWA

APRIHIDAYATUL UMU
NIM. 172303101069

MENGETAHUI,
PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMI

....................................................... Ns. ANGGIA ASTUTI, S. Kep., M. Kep


NIP. .............................................. NIP. ..............................................

ii
I. KONSEP DASAR

2.1. Definisi
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis
akibat gangguan emosional yang hebat (Nugroho, 2015).
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan
oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura
paru-paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun
tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan (Rendy, 2012).
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax
yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari
cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat
menyebabkan keadaan gawat thorax akut.Trauma thoraks diklasifikasikan
dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang
mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit
diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancu
(Sudoyo, 2010)
Dari berberapa definisi diatas dapat didefinisikan trauma thoraks
adalah trauma yang mengenai dinding toraks yang secara langsung maupun
tidak langsung berpengaruh pada pada organ didalamnya, baik sebagai akibat
dari suatu trauma tumpul maupun oleh sebab trauma tajam.
2.2. Etiologi
Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul
65% dan trauma tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014). Penyebab trauma toraks
tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor (63-78%) (Saaiq, et al.,
2010). Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact)
yang berbeda, yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan terguling
(Sudoyo, 2010).
Oleh karena itu harus dipertimbangkan untuk mendapatkan riwayat
yang lengkap karena setiap orang memiliki pola trauma yang berbeda.
Penyebab trauma toraks oleh karena trauma tajam dibedakan menjadi 3
berdasarkan tingkat energinya, yaitu berenergi rendah seperti trauma tusuk,

3
berenergi sedang seperti tembakan pistol, dan berenergi tinggi seperti pada
tembakan senjata militer. Penyebab trauma toraks yang lain adalah adanya
tekanan yang berlebihan pada paru-paru yang bisa menyebabkan
Pneumotoraks seperti pada aktivitas menyelam (Hudak, 2011).
Trauma toraks dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang kosta dan
sternum, rongga pleura saluran nafas intratoraks dan parenkim paru.
Kerusakan ini dapat terjadi tunggal ataupun kombinasi tergantung dari
mekanisme cedera (Sudoyo, 2010).
2.3. Patofisiologi
Utuhnya suatu dinding Toraks sangat diperlukan untuk sebuah
ventilasipernapasan yang normal. Pengembangan dinding toraks ke arah luar
oleh otot -otot pernapasan diikuti dengan turunnya diafragma menghasilkan
tekanan negative dari intratoraks. Proses ini menyebabkan masuknya udara
pasif ke paru – paru selama inspirasi. Trauma toraks mempengaruhi strukur -
struktur yang berbedadari dinding toraks dan rongga toraks. Toraks dibagi
kedalam 4 komponen, yaitudinding dada, rongga pleura, parenkim paru, dan
mediastinum.Dalam dindingdada termasuk tulang - tulang dada dan otot -
otot yang terkait (Sudoyo, 2009).
Rongga pleura berada diantara pleura viseral dan parietal dan dapat
terisi oleh darah ataupunudara yang menyertai suatu trauma toraks. Parenkim
paru termasuk paru – parudan jalan nafas yang berhubungan, dan mungkin
dapat mengalami kontusio, laserasi, hematoma dan pneumokel.Mediastinum
termasuk jantung, aorta/pembuluh darah besar dari toraks, cabang
trakeobronkial dan esofagus. Secara normal toraks bertanggung jawab untuk
fungsi vital fisiologi kardiopulmonerdalam menghantarkan oksigenasi darah
untuk metabolisme jaringan pada tubuh. Gangguan pada aliran udara dan
darah, salah satunya maupun kombinasi keduanya dapat timbul akibat dari
cedera toraks (Sudoyo, 2009).
Secara klinis penyebab dari trauma toraks bergantung juga pada
beberapa faktor, antara lain mekanisme dari cedera, luas dan lokasi dari

4
cedera, cedera lain yang terkait, dan penyakit - penyakit komorbid yang
mendasari. Pasien – pasien trauma toraks cenderung akan memburuk sebagai
akibat dari efek pada fungsi respirasinya dan secara sekunder akan
berhubungan dengan disfungsi jantung (Sudoyo, 2009).

5
Trauma tajam
atau tumpul

Thoraks

Cedera jaringan lunak,


cedera/hilangnya
kontinuitas struktur

Perdarahan jaringan
interstitium, pendarahan intra
alveolar, kolaps arteri dan arteri-
arteri kecil, hingga tahanan
perifer pembulh darah paru
meningkat.

Reabsorbsi darah oleh


pleura tidak memadai/tidak
optimal

Akumulasi cairan
Ekspansi paru Hemathoraks dalam kavum pleura

Gangguan Merangsang reseptor Pemasangan WSD


ventilasi nyeri pada pleura viseralis
dan parietalis
Thorakdrains
Ketidakefektifan bergeser
pola nafas
Diskontinuitas jaringan
Merangsang reseptor
nyeri pada periver kulit
Edema
Nyeri akut
tracheal/faringeal,
peningkatan
produksi secret dan Resiko infeksi
penurunan Ketidakefektifan kerusakan integritas
kemampuan batuk bersihan jalan kulit
efektif napas
6
Pathway

7
2.4. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala pada pasien trauma thorax menurut Hudak,
(2009) yaitu :
1. Temponade jantung
a. Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus
jantung
b. Gelisah
c. Pucat, keringan dinginPeninggian TVJ (9Tekanan Vena Jugularis)
d. Pekak jantung melebar
e. Bunyi jantung melemah
f. Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure
g. ECG terdapat low Voltage seluruh lead
h. Perikardiosentesis kuluar darah (FKUI:2005)
2. Hematothorax
a. Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD
b. Gangguan pernapasan (FKUI:2005)
3. Pneumothoraks
a. Nyeri dada mendadak dan sesak napas
b. Gagal pernapasan dengan sianosis
c. Kolaps sirkulasi
d. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara
napas yang terdapat jauh atau tidak terdengar sama sekali
e. Pada auskultasi terdengar bunyi klik

2.5. Komplikasi
Trauma toraks memiliki beberapa komplikasi seperti pneumonia 20%,
pneumotoraks 5%, hematotoraks 2%, empyema 2%, dan kontusio pulmonum
20%. Dimana 50-60% pasien dengan kontusio pulmonum yang berat
akanmenjadi ARDS. Walaupun angka kematian ARDS menurun dalam
decadeterakhir, ARDS masih merupakan salah satu komplikasi trauma toraks
yang sangat serius dengan angka kematian 20-43% (Nugroho, 2015).
- Kontusio dan hematoma dinding toraks adalah bentuk trauma toraks
yangpaling sering terjadi.Sebagai akibat dari trauma tumpul dinding
toraks,perdarahan masif dapat terjadi karena robekan pada pembuluh

8
darah pada kulit,subkutan, otot dan pembuluh darah interkosta.

9
- Fraktur kosta terjadi karena adanya gaya tumpul secara langsung
maupuntidak langsung. Gejala yang spesifik pada fraktur kosta adalah
nyeri, yang meningkat pada saat batuk, bernafas dalam atau pada saat
bergerak.
- Flail chest adalah suatu kondisi medis dimana kosta - kosta yang
berdekatan patah baik unilateral maupun bilateral dan terjadi pada
daerah kostokondral.
- Fraktur sternum terjadi karena trauma tumpul yang sangat berat sering
kalidisertai dengan fraktur kosta multipel.
- Kontusio parenkim paru adalah manifestasi trauma tumpul toraks yang
palingumum terjadi.
- Pneumotoraks adalah adanya udara pada rongga pleura. Pneumotoraks
pada trauma tumpul toraksterjadi karena pada saat terjadinya kompresi
dada tiba - tiba menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan
intraalveolar yang dapat menyebabkan rupture alveolus..Gejala yang
paling umum pada Pneumotoraks adalah nyeri yang diikuti oleh dispneu
2.6. Penatalaksanaan
Manajemen awal untuk pasien trauma toraks tidak berbeda dengan
pasien trauma lainnya dan meliputi ABCDE, yaitu A: airway patency with
care ofcervical spine, B: Breathing adequacy, C: Circulatory support, D:
Disabilityassessment, dan E: Exposure without causing hypothermia
(Nugroho, 2015).

Pemeriksaan primary survey dan pemeriksaan dada secara keseluruhan


harus dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menangani
kondisi yang mengancam nyawa dengan segera, seperti obstruksi jalan napas,
tension Pneumotoraks, pneuomotoraks terbuka yang masif, hemotoraks
masif, tamponade perikardial, dan flail chest yang besar (Nugroho, 2015).
Apnea, syok berat, dan ventilasi yang inadekuat merupakan indikasi utama
untuk intubasi endotrakeal darurat.Resusitasi cairan intravena merupakan
terapiutama dalam menangani syok hemorhagik.Manajemen nyeri yang efektif
merupakan salah satu hal yang sangat penting pada pasien trauma toraks.

10
Ventilator harus digunakan pada pasien dengan
hipoksemia, hiperkarbia, dan takipnea berat atau ancaman
gagal napas (Hudak, 2011).
Pasien dengan tanda klinis tension Pneumotoraks
harus segera menjalani dekompresi dengan torakosentesis
jarum dilanjutkan dengan torakostomi tube. Foto toraks
harus dihindari pada pasien - pasien ini karena diagnosis
dapat ditegakkan secara klinis dan pemeriksaan x - ray
hanya akan menunda pelaksanaan tindakan medis yang
harus segera dilakukan (Hudak, 2011).

11
II. KONSEP KEPERAWATAN

Pengkajian :
Point yang penting dalam riwayat keperawatan :

1. Umur : Sering terjadi usia 18 - 30 tahun.


2. Alergi terhadap obat, makanan tertentu.
3. Pengobatan terakhir.
4. Pengalaman pembedahan.
5. Riwayat penyakit dahulu.
6. Riwayat penyakit sekarang.
7. Dan Keluhan.
Pemeriksaan Fisik :
1. Sistem Pernapasan :
 Sesak napas
 Nyeri, batuk-batuk.
 Terdapat retraksi klavikula/dada.
 Pengambangan paru tidak simetris.
 Fremitus menurun dibandingkan dengan sisi yang lain.
 Pada perkusi ditemukan Adanya suara sonor/hipersonor/timpani, hematotraks (redup)
 Pada asukultasi suara nafas menurun, bising napas yang berkurang/menghilang.
 Pekak dengan batas seperti garis miring/tidak jelas.
 Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
 Gerakan dada tidak sama waktu bernapas.

2. Sistem Kardiovaskuler :
 Nyeri dada meningkat karena pernapasan dan batuk.
 Takhikardia, lemah
 Pucat, Hb turun /normal.
 Hipotensi.

3. Sistem Persyarafan :
 Tidak ada kelainan.

4. Sistem Perkemihan.
 Tidak ada kelainan.

12
5. Sistem Pencernaan :
 Tidak ada kelainan.

6. Sistem Muskuloskeletal - Integumen.


 Kemampuan sendi terbatas.
 Ada luka bekas tusukan benda tajam.
 Terdapat kelemahan.
 Kulit pucat, sianosis, berkeringat, atau adanya kripitasi sub kutan.

7. Sistem Endokrine :
 Terjadi peningkatan metabolisme.
 Kelemahan.

8. Sistem Sosial / Interaksi.


 Tidak ada hambatan.

9. Spiritual :
 Ansietas, gelisah, bingung, pingsan.

10. Pemeriksaan Diagnostik :


 Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara/cairan pada area pleural.
 Pa Co2 kadang-kadang menurun.
 Pa O2 normal / menurun.
 Saturasi O2 menurun (biasanya).
 Hb mungkin menurun (kehilangan darah).
 Toraksentesis : menyatakan darah/cairan,

3.1. Diagnosa keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan secret yang


berlebih, gumpalan darah yang menghalangi pernapasan

13
2. Gangguan pola napas, dispneu berhubungan dengan
penurunan kemampuan paru
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan terjadi sumbatan dan
suplai oksigen turun dalam jaringan
5. Nyeri dada berhubungan dengan bengkak, jejas dan infark paru-paru
3.2. Tindakan keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawata (Noc) (Nic)
n
1 Ketidakefektifan  Status - Pastikan kebutuhan
bersihan jalan napas pernapasan : oral/suction
berhubungan dengan pertukaran gas - Auskultasi suara
secret yang berlebih,  Airway status napas sebelum dan
gumpalan darah Kriteria hasil : sesudah suction
yang menghalangi  Suara napas - Berikan oksigen
pernapasan bersih, tidak ada menggunakan nasal
Definisi : sianosis, mampu kanul
Ketidakmampuan bernapas dengan - Monitor status napas
untuk membersihkan mudah dan oksigen
sekresi atau  Menunjukan - Buka jalan napas
obstruksi dari jalan napas yang gunakan tekhnik chin
saluran pernapasan pasten (irama lift
untuk napas dalam - Posisikan pasien
mempertahankan rentang normal, untuk
kebersihan jalan tidak ada suara memaksimalkan
napas napas abnormal) ventilasikeluarkan
 Mampu secret dengan cara

14
mengidentifikasi suction
dan mencegah - Monitor respirasi
faktor yang dan status oksigen
menghambat
jalan napas
2 Gangguan pola  Respiratory Airway Management
napas, dispneu Status : - Buka jalan nafas,
berhubungan dengan ventilation gunakan teknik chin
penurunan  Respiratory lift atau jaw thrust
kemampuan paru Status : airway bila perlu
patency - Posisikan pasien
Definisi : Inspirasi  Vital Sign untuk
dan / ekspirasi yang Status memaksimalkan
tidak memberi Kriteria Hasil : ventilasi
ventilasi  Mendemonstrasi - Lakukan fisioterapi
kan batuk dada jika perlu
efektif dan suara - Keluarkan secret
napas yang dengan batuk atau
bersih, tidak ada suction
sianosis dan - Auskultasi suara
dyspneu nafas, catat adanya
(mampu suara tambahan
mengeluarkan - Atur intake untuk
sputum, mampu cairan
bernafas dngan mengoptimalkan
mudah, tidak keseimbangan
ada pursed lips) - Monitor respirasi
 Menunjukkan dan status O2.
jalan nafas yang Respiratory Monitoring
paten (klien - Monitoring rata-
tidak merasa rata,kedalaman,
tercekik, irama irama dan usaha

15
napas, frekuansi respirasi
pernafasan - Catat gerakan dada,
dalam, rentang amati kesimetrisan,
normal, tidak penggunaan otot
ada suara nafas tambahan, retraksi
abnormal) otot supraclavicular
 Tanda tanda dan intercostals
vital dalam - Monitor suara nafas
rentang normal seperti dengkur
(tekanan darah, - Auskultasi suara
nadi, nafas, catat area
pernafasan) penurunan/tidak
adanya ventilasi dan
suara tambahan

Auskultasi suara paru


setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya.
3 Gangguan  Respiratory Airway Management
pertukaran gas Status : Gas - Buka jalan nafas,
berhubungan dengan exchange gunakan teknik chin
ketidakseimbangan  Respiratory lift atau jaw thrust
ventilasi dan perfusi Status : bila perlu
ventilation - Posisikan pasien
Definisi: kelebihan  Vital Sign untuk
atau defisit pada Status memaksimalkan
oksigenasi dan/atau Kriteria Hasil : ventilasi
eliminasi karbon  Mendemonstrasi - Lakukan fisioterapi
dioksida pada kan peningkatan dada jika perlu
membran alveolar- ventilasi dan - Keluarkan secret
kapiler. oksigenasi yang dengan batuk atau
adekuat suction

16
 Memelihara - Auskultasi suara
kebersihan paru nafas, catat adanya
paru dan bebas suara tambahan
dari tanda tanda - Atur intake untuk
distress cairan
pernafasan mengoptimalkan
 Mendemonstras keseimbangan
ikan batuk - Monitor respirasi
efektif dan dan status O2.
suara nafas Respiratory Monitoring
yang bersih, - Monitoring rata-
tidak ada rata,kedalaman,
sianosis dan irama dan usaha
dyspneu respirasi
(mampu - Catat gerakan dada,
mengeluarkan amati kesimetrisan,
sputum, mampu penggunaan otot
bernafas dengan tambahan, retraksi
mudah, tidak otot supraclavicular
ada pursed lips) dan intercostals
 Tanda tanda - Monitor suara nafas
vital dalam seperti dengkur
rentang normal. - Auskultasi suara
nafas, catat area
penurunan/tidak
adanya ventilasi dan
suara tambahan
- Auskultasi suara
paru setelah tindakan
untuk mengetahui
hasilnya.

17
4 Gangguan perfusi  Energy activity therapy
jaringan conservation - Kolaborasikan
berhubungan dengan  Activity dengan tenaga medis
suplai oksigen dalam tolerance dalam merencanakan
jaringan.  Self care : program terapi yang
ADLs tepat
Definisi : Kriteria hasil : - Bantu klien untuk
Ketidakcukupan  Berpartisipasi mengidentifikasi
energi psikologis dalam aktivitas aktivitas yang
atau fisiologis untuk fisik tanpa mampu dilakukan
melanjutkan atau disertai - Bantu untuk memilih
menyelesaikan peningkatan aktivitas konsisten
aktifitas kehidupan tekanan darah, yang sesuai dengan
sehari-hari yang nadi dan RR kemampuan fisik,
harus atau yang  Mampu psikologi dan sosial
ingin dilakukan. melakukan - Bantu untuk
aktivitas sehari- mendapatkan alat
hari (ADLs) bantuan aktivitas
secara mandiri seperti kusi roda,
 Tanda-tanda krek
vital normal - Bantu untuk
 Energy membuat jadwal
psikomotor latihan diwaktu
 Level luang
kelemahan - Bantu
 Manpu pasien/keluarga
berpindah : untuk
denangan atau mengidentifikasi
tanpa bantuan kekurangan dalam
alat beraktivitas.
 Status
kardiopulmonari

18
adekuat
 Sirkulasi status
baik

5 Nyeri dada Pain level Pain management


berhubungan dengan Pain control - Lakukan pengkajian
infark paru-paru . Comfort level nyeri secara
Kriteria hasil : komprehensif
Definisi:  Mampu termasuk lokasi,
pengalaman sensori mengontrol karakteristik, durasi,
dan emosional yang nyeri (tahu frekuensi, kualitas
tidak menyenangkan penyebab nyeri, dan faktor presipitasi
yang muncul akibat mampu - Observasi reaksi
kerusakan jaringan mengguanakan nonverbal dari
yang aktual atau tehnik ketidaknyamanan
potensial atau nonfarmakologi - Gunakan tehnik
digambarkan dalam untuk komunikasi
hal kerusakan mengurangi teraupetik untuk
sedimikian rupa nyeri, mencari mengetahui
bantuan) pengalaman nyeri
 Melaporkan pasien
bahwa nyeri - Kaji kultur yang
berkurang mempengaruhi
dengan respon nyeri
menggunakan - Evaluasi
manajemen pengalaman nyeri
nyeri masa lampau
 Mampu - Evaluasi bersama
mengenali nyeri pasien dan tim
(skala, kesehatan lain
intensitas, tentang
frekuensi dan ketidakefektifan

19
tanda nyeri) kontrol nyeri masa
 Menyatakan lampau
rasa nyaman Analgesic administration
setelah nyeri - Tentukan lokasi,
berkurang karakteristik,
kualitas dan derajat
nyeri sebelum
pemberian obat
- Cek intruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
- Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
- Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan dosis
optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur.

20
DAFTAR PUSTAKA

Aru W, Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi
V. Jakarta: Interna Publishing

Hudak dan Gallo. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik.


Edisi
- VIII Jakarta: EGC

Nugroho, T. Putri, B.T, & Kirana, D.P. (2015). Teori asuhan


keperawatana gawat darurat. Padang : Medical book

Nurarif, A.H, dan Kusuma, H. (2015). APLIKASI Asuhan


keperawatan berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC-
NOC , jilid 1. jogjakarta : penerbit buka Mediaction.

Patriani. (2012). Asuhan Keperawatan pada pasien trauma dada.


http://asuhan- keperawatan-patriani.pdf.com/2008/07/askep-
trauma-dada.html. Diakses pada tanggal 02 Januari 2019

Rendy , M.C, & Th, M. (2012). Asuhan keperawatan medikal bedah


penyakit dalam . yogjakarta : Nuha medika

21

Anda mungkin juga menyukai

  • KECEPATAN MEMUKUL
    KECEPATAN MEMUKUL
    Dokumen27 halaman
    KECEPATAN MEMUKUL
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • LP Adhf+cvp
    LP Adhf+cvp
    Dokumen19 halaman
    LP Adhf+cvp
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • New c5
    New c5
    Dokumen48 halaman
    New c5
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Sap DM
    Sap DM
    Dokumen11 halaman
    Sap DM
    Rosyidatur Rohmah
    Belum ada peringkat
  • Sap R.12
    Sap R.12
    Dokumen11 halaman
    Sap R.12
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Eksperimen
    Tugas Eksperimen
    Dokumen2 halaman
    Tugas Eksperimen
    Di La
    Belum ada peringkat
  • Faizah - 051 - Efek Pestisida
    Faizah - 051 - Efek Pestisida
    Dokumen2 halaman
    Faizah - 051 - Efek Pestisida
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen11 halaman
    PPT
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • LP Trauma Thorax Fix
    LP Trauma Thorax Fix
    Dokumen21 halaman
    LP Trauma Thorax Fix
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • New
    New
    Dokumen1 halaman
    New
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Cover PKM
    Cover PKM
    Dokumen5 halaman
    Cover PKM
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • P
    P
    Dokumen11 halaman
    P
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • 17 HNP
    17 HNP
    Dokumen18 halaman
    17 HNP
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • LP Trauma Thorax Fix
    LP Trauma Thorax Fix
    Dokumen21 halaman
    LP Trauma Thorax Fix
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Cover PKM
    Cover PKM
    Dokumen5 halaman
    Cover PKM
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • P
    P
    Dokumen11 halaman
    P
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • LP Combustio (r.16)
    LP Combustio (r.16)
    Dokumen23 halaman
    LP Combustio (r.16)
    Nunung
    Belum ada peringkat
  • Tugas Eksperimen
    Tugas Eksperimen
    Dokumen2 halaman
    Tugas Eksperimen
    Di La
    Belum ada peringkat
  • Fore and and Aft Carry
    Fore and and Aft Carry
    Dokumen13 halaman
    Fore and and Aft Carry
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Surat Keterangan
    Surat Keterangan
    Dokumen1 halaman
    Surat Keterangan
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Cover PKM
    Cover PKM
    Dokumen5 halaman
    Cover PKM
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Arista Maisyaroh.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
    Arista Maisyaroh.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
    Dokumen23 halaman
    Arista Maisyaroh.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • 26S Sah
    26S Sah
    Dokumen18 halaman
    26S Sah
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Tanggap Bencana Tsunami
    Tanggap Bencana Tsunami
    Dokumen10 halaman
    Tanggap Bencana Tsunami
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • LP 2 Minggu
    LP 2 Minggu
    Dokumen28 halaman
    LP 2 Minggu
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Sap R.12
    Sap R.12
    Dokumen11 halaman
    Sap R.12
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Arista Maisyaroh.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
    Arista Maisyaroh.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
    Dokumen23 halaman
    Arista Maisyaroh.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • ALGORITMA-ABSENT
    ALGORITMA-ABSENT
    Dokumen2 halaman
    ALGORITMA-ABSENT
    Saviramega Andriani
    Belum ada peringkat
  • LP 2 Minggu
    LP 2 Minggu
    Dokumen28 halaman
    LP 2 Minggu
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat
  • Kisah Robi yang Berjuang Menjadi Perawat
    Kisah Robi yang Berjuang Menjadi Perawat
    Dokumen3 halaman
    Kisah Robi yang Berjuang Menjadi Perawat
    Faizah Shofiya
    Belum ada peringkat