Pengantar Endidikan
Pengantar Endidikan
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengantar Pendidikan yang dibina oleh Ibu Sukamti
Disusun oleh:
Kelompok 2 Offering AC05
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sejarah Pendidikan” dengan tepat waktu. Makalah ini berisikan tentang landasan sejarah
pendidikan di dunia dan sejarah pendidikan di Indonesia. Makalah ini juga membahas
implikasi landasan sejarah pendidikan terhadap pendidikan di masa kini.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai
asal-usul sejarah pendidikan di dunia dan di Indonesia. Kami menyadari bahwa makalah yang
kami buat belum sempurna, oleh karena itu kami menerima kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui landasan sejarah pendidikan dunia dan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu Belanda juga mendirikan sejumlah perguruan tinggi di pulau Jawa,
seperti antara lain :
School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) – Sekolah kedokteran
di Batavia.
Nederland-Indische Artsen School (NIAS) – Sekolah kedokteran di Surabaya.
Rechts Hoge School – Sekolah hukum di Batavia.
De Technische Hoges School (THS) – Sekolah teknik di Bandung.
Seiring berjalannya waktu, banyak bermunculan gerakan – gerakan dalam
bidang kependidikan di Indonesia yang dilakukan dari berbagai kalangan sebagai
bentuk reaksi terhadap sistem pengajaran kolonial Belanda. Berikut adalah beberapa
gerakan yang terjadi pada masa tersebut :
a. Pergerakan Budi Utomo
Banyak tokoh dan masyarakat dari kalangan terpelajar bangsa Indonesia
merasakan kemiskinan bangsa baik lahir maupun batin, sehingga hal ini membuat
mereka untuk berusaha mempertinggi derajat bangsa. Pengambil prakarsa ialah
Dr. Wahidin Sudirohusudo dengan berkeliling Pulau Jawa dan menemui orang
- orang terkemuka untuk membicarakan berbagai kemungkinan mengadakan
“Studiefonds”, yang bisa memberi kesempatan kepada para pemuda terpelajar
untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi dan kelak dapat bergerak
untuk kemajuan bangsa.
Yayasan dan gerakan Dr.Wahidin Sudirohusudo ini diterima baik oleh para
siswa STPOVIA (Sekolah Dokter Jawa), antara lain oleh Dr. Sutomo, Dr.
Gunawan Mangunkusomo, Dr. Suradji, dll. Perkumpulan ini didirikan pada
tanggal 20 Mei 1908 dalam lingkungan STOVIA, dan diberi nama Budi Utomo.
Gerakan Budi Utomo selalu memperjuangkan perluasan pendidikan dan
pengajaran bagi masyarakat Indonesia. Tujuan didirikan sekolah - sekolah yaitu
untuk menghidupkan rasa kebangsaan, dan kecintaan pada kebudayaan sendiri,
mempelajari kesenian sendiri, memelihara bahasa sendiri, mempelajari
kesusastraan sendiri dan lain sebagainya.
b . Pergerakan Muhammadiyah
Pendiri gerakan Muhammadiyah adalah Kyai Ahmad Dahlan (1868 – 1925).
Kyai Haji Ahmad Dahlan dikenal sebagai seorang ulama adalah tegas, bercita –
cita untuk memperbaiki masyarakat Indonesia berlandaskan agama Islam. Usaha -
usahanya ditujukan kepada perbaikan kehidupan rakyat dengan cara memperbaiki
hidup beragama (Abudin, 2004).
Jadi pergerakan Muhammadiyah melakukan fokus perbaikan pada
kehidupan beragama dengan amal - amal pendidikan dan sosial, sehingga dapat
terbentuk masyarakat dan manusia muslimin yang bermoral berdasarkan Al-
Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman agama luas dan bersifat positif sehingga
dapat membantu persoalan masyarakat dengan pengetahuannya.
c. Perguruan Nasional Taman Siswa
Pendirinya adalah Ki Hajar Dewantara yang memiliki nama kecil Raden Mas
Suwardi Suryaningrat, merupakan bangsawan Yogyakarta dan seorang putra dari
Pangeran Ario Suryaningrat atau cucu Pakualan III. Meskipun seorang bangsawan,
beliau selalu bergaul dengan anak - anak rakyat jelata.
Taman Siswa didirikan pada tahun 1922 dengan sistem berupa “Non -Cooperation”
dan “Self - help” atau “Zelf - Bedruipings System”, yakni sikap menolak kerjasama
pemerintahan kolonial Belanda dan memilih bersandar pada kemampuan sendiri,
dengan tujuan membangun perekonomian rakyat yang berdasar pada koorperasi serta
pendidikan kebangsaan.
B. Masa Kolonial Jepang
Setelah masa kependudukan Belanda berakhir, Jepang mengambil alih
pemerintahan dan mengkolonisasi Indonesia dengan mengadakan perubahan besar –
besaran salah satunya pada sistem pendidikan di Indonesia. Jepang menghapus dualisme
pendidikan Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama rata, yakni
dengan mendirikan hanya satu jenis sekolah rendah dan untuk seluruh golongan
dimasyarakat (Hasan, 1996).
Selain itu, pemakaian Bahasa Inggris dan Belanda dilarang, namun Bahasa
Indonesia diizinkan dan diintruksikan untuk dipakai secara luas di berbagai lembaga
formal maupun dalam pergaulan sehari – hari, sehingga hal ini juga mempermudah
perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka karena memudahkan dalam menyampaikan
teks proklamasi (Djumhur, 1976).
Sistem pendidikan pada masa penjajahan Jepang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pendidikan Sekolah Rakyat/ sekolah rendah, lama studi 6 tahun dan merupakan
Sekolah Pertama (SR) dari konversi Sekolah Dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi
pada masa Belanda.
2. Pendidikan Lanjutan, terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah
Pertama) dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) dengan lama studi
masing – masing 3 tahun.
3. Sekolah guru ada tiga jenis yakni Sjootoo Sihan Gakoo dengan lama studi 2
tahun, Guutoo Sihan Gakko yakni sekolah guru menengah 4 tahun dan Kooto
Sihan Gakko, yaitu sekolah tinggi guru 6 tahun.
Pendidikan dengan sistem yang diterapkan oleh Jepang ini mempunyai
progresivitas dan lebih dinamis, tetapi dinamika pendidikan yang terjadi bukan
ditekankan pada mental disiplin tetapi lebih kepada physical training atau pelatihan fisik.
Hal ini dikarenakan demokratisasi pendidikan Jepang memiliki tujuan politis, bukan
untuk memajukan bangsa namun untuk mendidik anak – anak agar dapat menunjang
kepentingan perang Jepang dalam melawan sekutu.
2.2.2 Masa Pembangunan
2.2.3 Masa Reformasi
DAFTAR PUSTAKA
Abudin, Nata. Prof. DR.M.A. 2004. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Rajawali Press.
Hasan, S. H., Helius S., Drs. Kosoh S. 1996. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta :
Depdiknas.
Mudyahardjo, Redja. 2012. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Pidarta, Made. 2009. Landasan Pendidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rifa’i, Muhammad. 2011. Sejarah Pendidikan Nasional dari Masa Klasik Hingga Modern.
Jogjakartav: AR-RUZZ MEDIA.
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakartav: LaksBang
Mediatama Yogyakarta.
Suardi. 2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta Barat : PT INDEKS.