Anda di halaman 1dari 3

Newburn (1982) menjelaskan bagaimana proses karies terjadi dalam hubungan dengan

substrat dan mikroorganisme di dalam plak. Fase pertama adalah proses penempelan Streptokokus
di pelikel, yaitu antara glikoprotein di pelikel dengan banyaknya Streptokokus yang menempel
dan terjadi sintesis ekstraseluler glukan dengan mediator sel-sel lain. Streptokokus bertambah
banyak dan sukrosa juga menjadi padat. Metabolisme glukan oleh Streptokokus melalui enzim
glikosiltransferase menghasilkan energi dan asam laktat. Energi ini diperlukan oleh
mikroorganisme. Energi serta asam laktat akan terus terbentuk selama ada sukrosa. Selain itu
sukrosa dapat masuk ke dalam sel mikroorganisme melaluin difusi sukrosa (yang diubah menjadi
glukosa dan fruktosa) dengan sistem fosfattransferase oleh fosfofenol piruvat (PEP).
Asam yang dibentuk dari hasil glikolisis akan mengakibatkan larutnya email gigi, sehingga
terjadi proses dekalsifikasi email atau karies gigi. Penyakit karies gigi dimulai dengan terjadinya
demineralisasi pada lapisan email. Enamel sebagian besar terdiri dari hidroksiapatit (Ca10(PO4)6
(OH)2) atau Fluoroapatit (Ca10(PO4)6)F2), kedua unsur tersebut dalam suasana asam akan larut. Ion
H+ akan bereaksi dengan gugus PO4-. Kecepatan pelarutan enamel dipengaruhi oleh derajat
keasaman (pH), konsentrasi asam, waktu larut, dan kehadiran ion sejenis kalsium dan fosfat.
Adapun pengaruh pH terhadap lajun reaksi menunjukkan, bahwa semakin kecil atau semakin asam
media, maka makin tinggi laju reaksi pelepasan ion kalsium dari enamel gigi. Reaksi kimia
pelepasan ion kalsium dari enamel gigi dalam suasana ditunjukkan dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
Ca10(PO4)6F2- Ca10(PO)6F2 + 2nH+ N Ca2+ + Ca10 – n H20 – 2n(PO4)6F2
Padat Terlarut Terlepas Padat
Beberapa karbohidrat pada makanan misalnya sukrosa dan glukosa dapat difermentasi oleh
bakteri tertentu dapat membentuk asam sehingga pH plak menurun hingga dibawah pH 5 dalam
waktu 1-3 menit. Penurunan pH secara kontinu dapat mengakibatkan demineralisasi permukaan
email gigi dan proses karies dimulai. Semakin mendekati pulpa, karies menimbulkan perubahan
dalam bentuk dentin reaksioner dan pulpitis dan berakibat terjadinya kematian jaringan pulpa.
Jaringan pulpa yang mati dan terinfeksi ini selanjutnya akan menyebabkan perubahan di jaringan
periapeks.
Proses demineralisasi yang terjadi diimbangi dengan proses remineralisasi yang
merupakan proses kebalikan dari demineralisasi. Proses ini terjadi bila pH kembali menjadi normal
dan adanya cukup Ca2+ dan PO43- pada rongga mulut. pH dapat menjadi netral karena adanya
kemampuan buffer dari Ca2+ dan PO43-. Proses remineralisasi juga dapat dipercepat dengan
kehadiran fluoride menjadi (Ca10(PO4)6F2) (Suwelo, 1992).
Ca10(PO4)6 (OH)2 + F Ca10(PO4)6 (OHF)
Ketika pH turun, ion asam akan bereaksi dengan phosphate pada saliva maupun plak
sampai pH kritis dari hidroksiapatit dibawah pH 5,5. Bila pH turun lagi, maka ion asam akan
bereaksi lebih lanjut dengan phosphate yang berada pada kristal hidroksiapatit. Ketika pH turun
dibawah pH kritis dari fluoride yaitu 4,5 maka fluorapatite akan terurai. Bila pH kembali menjadi
normal, reakis yang berkebalikan akan terjadi (Kusumawardani, Banun dan Dwi Merry
Christiarini Robin, 2019) .

Proses Penjalaran Penyakit Jaringan Keras Gigi

Proses penjalaran penyakit terdiri dari beberapa tahap, diuraikan sebagai berikut:
1) Karies gigi diawali oleh terjadinya white spot pada email karena hilangnya kalsium. Asam
menyebabkan terjadinya demineralisasi email. Pada tahap ini gigi masih dapat terjadi
proses remineraliasi yang dibantu oleh mineral dari saliva dan fluoride
2) Apabila demineralisasi lebih besar daripada proses remineralisasi maka kesi akan
berlanjut. Permukaan email gigi akan mengalami kerusakan email berbentuk kavitas yang
bersifat permanen
3) Apabila tidak dilakukan perawatan karies akan berlanjut ke dentin. Ketika subsurface email
terkikis maka permukaan akan collaps dan terbentuk kavitas. Pada karies ini bias dilakukan
restorasi dan pembersihan kavitas
4) Apabila terus berlanjut maka akan terjadi kerusakan pulpa. Bakyteri akan menginvasi dan
menginfeksi pulpa. Pembuluh darah dan saraf akan mati karena infeksi. Perawatan saluran
akar merupakan cara untuk memperbaiki gigi
5) Apabila infeksi menyebar maka akan terbentuk abses di sekitar apeks. Infeksi di daerah
tersebut juga merusak tulang pendukung di sekitar gigi. Pasien akan mengeluh sakit yang
memanjang terutama pada malam hari
6) Apabila infeksi tidak dapat dihentikan meskipun dengan perawatan saluran akar maka gigi
akan tanggal atau perlu dilakukan ekstraksi.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawardani, Banun dan Dwi Merry Christmarini Robin. 2019. Penyakit Dentomaksilofasial.
Malang: Intimedia.
Suwelo, Ismu Suharsono. 1992. Karies Gigi Pada Anak Dengan Pelbagai Faktor Etiologi: Kajian
Pada Anak Usia Sekolah. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai